Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Umar Fahmi Achmadi
616.006 ACH m
Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asep Roni; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Budi Hartono, Yasep Setiakarnawijaya
Abstrak: Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia.WHO mengestimasi rata-rata kasus untuk pemeriksaan dahak didapatkan BTA positif 115 per 100.000 tahun 2003. Jumlah kasus baru TB Paru BTA positif sebesar 194.780 orang tahun 2011, untuk kabupaten Bogor tahun 2010 sebanyak 3.869 orang dan Kecamatan Cisarua 18 orang.
 
Manajemen penyakit Tuberkulosis berbasis wilayah dilaksanakan dengan manajemen kasus dan manajemen faktor risiko secara simultan, paripurna, terencana dan terintegrasi. Penelitian ini mengenai analisis manajemen penyakit TB berbasis Wilayah di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor tahun 2012.
 
Kerangka konsep penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen penyakit berbasis wilayah dengan memadukan manajemen kasus dengan manajemen faktor risiko. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa UPT Puskesmas Cisarua telah melaksanakan manajemen kasus pada penanggulangan penyakit Tuberkulosis melalui program DOTS, namun upaya penanggulangan faktor risiko belum optimal. Tidak ada Klinik Sanitasi sebagai suatu wahana masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
 

Tuberculosis is a chronic infectious disease remains a public health problem in the world including Indonesia.WHO estimating the average case for smear-positive sputum specimens obtained 115 per 100,000 in 2003. Number of new cases of smear-positive pulmonary TB 194 780 people in 2011, to the district of Bogor in 2010 and as many as 3,869 people Cisarua District 18.
 
Tuberculosis disease management implemented region-based case management and management of risk factors simultaneously, complete, well-planned and integrated. This study analyzes the management of TB disease in the sub region based Cisarua Bogor regency in 2012.
 
The conceptual framework of this study using area-based disease management approach to integrating case management with risk factor management. This research was conducted with qualitative methods. The results showed that the UPT Puskesmas Cisarua been implementing case management on tuberculosis control through DOTS programs, but the reduction of risk factors is not optimal. No Sanitation Clinic as a vehicle for communities to address environmental health issues.
Read More
S-7949
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Khodijah Parinduri; Pembimbing: Pujiyanti; Penguji: Ede Surya Darmawan, Wachyu Sulistiadi, Punto Dewo, Putri Permatasari
Abstrak: Pada tahun 2015 kematian akibat PTM sebanyak 68% dan diproyeksikan di tahun 2030 meningkat menjadi 74%. Indonesia tahun 2013 berdasarkan data Riskesdas menunjukkan bahwa 69,6% dari diabetes melitus dan 63,2% dari hipertensi masih belum terdiagnosis. Upaya proaktif pemerintah ialah melalui pelaksanaan Posbindu PTM dimana menunjukkan jumlah kunjungan yang sangat berbeda di wilayah binaan Puskesmas Pasir Mulya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lebih dalam gambaran manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM dan faktor yang menentukan hasil evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), telaah dokumen dan observasi di dua Posbindu PTM dengan kunjungan tertinggi dan terendah pada masyarakat dengan karakteristik yang hampir sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen SDM menjadi faktor yang memberikan banyak kontribusi dalam pelaksanaan Posbindu PTM, kemudian komunikasi dan inovasi perlu didukung oleh kemitraan. Pelaksanaan Posbindu PTM didukung oleh optimalisasi faktor-faktor manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi yang saling berkaitan dalam meningkatkan keberhasilan pelaksanaan. Kata kunci: Manajemen; Penyakit Tidak Menular; Posbindu PTM By 2015 the deaths due to PTM are 68% and projected in 2030 to increase to 74%. Indonesia in 2013 based on Riskesdas data shows that 69.6% of diabetes mellitus and 63.2% of hypertension are still undiagnosed. The government's proactive efforts are through the implementation of Posbindu PTM which shows a very different number of visits in the target area of the Pasir Mulya Public Health Center. The purpose of this study is to know more in the description of management, communication, partnership and innovation in the implementation of Posbindu PTM and the factors that determine the results of the evaluation of the implementation of Posbindu PTM. This study is a qualitative study with in- depth interviews, focus group discussions (FGD), document review and observation at two Posbindu PTM with the highest and lowest visits to people with similar characteristics. The results of this study indicate that human resource management is a contributing factor in the implementation of Posbindu PTM, communication and innovation need to be supported by partnership. The implementation of Posbindu PTM is supported by the optimization of management, communication, partnership and innovation factors that are interrelated in improving the successful implementation. Keywords: Management; Non Communicable Diseases; Posbindu PTM
Read More
T-5016
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Renatha Gloria Sudyat; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Atik Nurwahyuni, Sri Luviyanti
Abstrak: Program promotif preventif penyakit kronis atau program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) atau manajemen penyakit kronis adalah salah satu program asuransi kesehatan sosial untuk mendukung dan mewujudkan perilaku hidup sehat terkendali dalam masyarakat yang memiliki penyakit kronis dan demi terciptanya Universal Health Coverage (UHC), program promotif preventif penyakit kronis harus dirasakan oleh seluruh masyarakat dengan memberikan jaminan kesehatan yang menyeluruh/terintegrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review dari jurnal, text book, dan website dalam negeri maupun luar negeri. Hasil penelitan menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang kompeten, fasilitas yang mencukupi, pendanaan yang baik dan mencukupi, kebijakan yang ada dan diterapkan dengan baik, perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan program yang terkoordinasi dengan baik dapat membuat tercapainya tujuan program tersebut, di samping adanya hambatan yang terjadi. Oleh karena itu, badan penyelenggara dan FKTP harus membuat strategi untuk mengatasi hambatan yang ada. Adapun pelajaran yang kita dapat dari negara lain adalah Indonesia harus memiliki sistem pendanaan yang lebih kuat dan terkoordinasi, memperkuat dasar program promotif preventif penyakit kronis asuransi kesehatan sosial. Kesimpulannya, penyelenggaraan Prolanis di Indonesia masih kurang baik, target Prolanis belum tercapai. Negara lain pun masih memiliki kekurangan, tetapi saran penulis untuk BPJS Kesehatan dan FKTP harus mempelajari kelebihan dari sistem yang sudah baik di negara lain dan mencontoh beberapa strateginya. Kata kunci : Prolanis BPJS Kesehatan, manajemen penyakit kronis, asuransi kesehatan soaial, sumber daya, pembiayaan/pendanaan, kebijakan. Chronic promotive and preventive program or chronic disease management program (Prolanis) is one of the social health insurance programs that supports the realization of healthy living behavior in a controlled society with chronic diseases and for the creation of Universal Health Coverage (UHC), a promotive program prevention of chronic diseases must be felt by the whole community by providing comprehensive/integrated health insurance. The research method used is literature review from journals, text books, and websites in the country and abroad. The results of the research show that competent human resources, adequate facilities, good and sufficient funding, existing and wellimplemented policies, planning, organizing, and implementing a well-coordinated program can make achievement of the program's objectives, in addition to obstacles that happened. Therefore the organizing body and FKTP must make a strategy to overcome existing obstacles. As for the lessons we have learned from other countries, Indonesia must have a stronger and coordinated funding system, strengthening the basis of a preventive chronic health disease preventive health insurance program. In conclusion, the implementation of Prolanis in Indonesia is still not good, the Prolanis target has not been reached. Other countries still have shortcomings, but the writer's suggestion for BPJS Health and FKTP must study the advantages of a good system in another country and follow some of its strategies. Keywords: Prolanis BPJS Kesehatan, chronic disease management, social health insurance, resources, financing / funding, policies.
Read More
S-10396
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heniwati; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Pujiyanto, Kurniasari, Khudori, Lemi Kurniawan
Abstrak: Selain tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi, pembiayaan penyakitkatastropik (gagal ginjal, kardiovaskular, kanker, thalassemia dan hemophilia)yang menyerap biaya sangat tinggi harus menjadi perhatian serius. Penelitianbertujuan untuk menganalisis biaya penyakit katastropik berdasarkan karakteristikpeserta. Jenis penelitian kuantitatif analitik menggunakan data klaim di BPJSKesehatan berupa data peserta dan biaya tahun 2014 berjumlah 309.301 klaim.Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan bermakna rata-rata biaya penyakitkatastropik menurut length of stay, kelas perawatan dan kelas rumah sakit. Upayapromotif, preventif serta manajemen penyakit penderita perlu ditingkatkan untukmencapai efektivitas dan efisiensi biaya pelayanan kesehatan dalam menjaminkeberlangsungan program jaminan kesehatan nasional.Kata kunci:Penyakit katastropik, biaya fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, karakteristikpeserta, upaya promotif, preventif dan manajemen penyakit
In addition to morbidity and mortality are high, financing catastrophic diseases(kidney failure, cardiovascular disease, cancer, thalassemia and hemophilia) thatabsorb very high cost should be a serious concern. The study aims to analyze thecost of catastrophic diseases based on the characteristics of participants.Quantitative research analytical uses claims data in the form of data BPJSparticipants and costs in 2014 amounted to 309 301 claims. The analysis showedsignificant difference in the average cost of catastrophic illness according tolength of stay, classes and class hospital care. Promotive, preventive and diseasemanagement of patients need to be improved to achieve cost effectiveness andefficiency of health care in ensuring the sustainability of national health insuranceprogram.Key words:Catastrophic diseases, hospital expenses, characteristic of participant, promotive,preventive and disease management.
Read More
T-4575
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive