Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ira Putri Lan Lubis; Pembimbing: Laila Fitria, Bambang Wispriyono; Penguji: Abdur Rahman, Sonny P. Warouw, Didi Purnama
Abstrak: Merkuri merupakan polutan global yang banyak ditemukan baik alam maupunhasil kegiatan manusia. Salah satu sumber pencemaran terbesar merkuri berasaldari pertambangan emas skala kecil (PESK) yang dilakukan oleh masyarakat.Mekanisme yang tepat dari efek toksik Hg masih belum jelas, namunmalondialdehide (MDA) merupakan salah satu biomarker utama yang digunakanuntuk mengetahui kejadian stres oksidatif akibat pajanan merkuri. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis kejadian stres oksidatif melalui pengukuran MDAplasma darah pada masyarakat yang terpajan merkuri. Metode penelitian inimenggunakan desain cross sectional, pemilihan sampel menggunakan sistemrandom sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 69 responden yangterdiri dari 18 laki-laki dan 51 perempuan. Pengukuran kadar total merkuri darahmenggunakan alat ICP-MS dan pemeriksaan kadar Malondialdehide denganmenggunakan TBARS. Usia, jenis kelamin, pekerjaan, status merokok danaktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar merkuri dalam darah masyarakat adalah 11,09 μg/L dan kadar MDAadalah 0,419±0,130 nmol/ml. Berdasarkan uji statistik, kadar merkuri dalam darahmanunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan terhadap peningkatan kadarMDA setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan, status merokok danaktivitas fisik. Namun, orang dengan kadar merkuri dalam darah >5,8 μg/Lmemiliki risiko 1,27 kali lebih tinggi untuk mengalami stres oksidatif (dengankadar MDA >0,419 nmol/ml) dibanding orang dengan kadar merkuri darah < 5,8μg/L. Untuk penelitian berikutnya disarankan dengan mengukur biomarker stresoksidatif lainnya seperti Superoxyde dismutase (SOD) dan 8-hydroxy-2-deoxyguanosine (8-OHDG).
Read More
T-4774
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chiranjeev Dash ... [et al.]
AJE Vol.178, No.4
Oxford : Oxford University Press, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurusysyarifah Aliyyah; Promotor: Haryoto Kusnoputranto; Kopromotor: Bambang Wispriyono, Laila Fitria; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Umar Fahmi Achmadi, Mukono; Syafruddin
Abstrak:

Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang cukup serius karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal dan penyakit lainnya. Wilayah di DKI Jakarta dengan prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan diagnosis dokter yaitu Kota Jakarta Pusat sebesar 12,16%. Partikulat meter organik dan komponen partikulat meter dapat memicu proinflammatory effects pada paru-paru karena kemampuannya mengakibatkan stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model pengaruh pajanan PM2,5 di udara ambien terhadap kejadian hipertensi melalui stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada penduduk dewasa (18-65 tahun) di Kota Jakarta Pusat dengan disain studi hybrid cross sectional ecology. Pengumpulan data secara cluster random sampling dengan analisis data dilakukan melalui pemodelan regresi logistik multilevel dan cox regresi proporsional hazard.
Hasil analisis menunjukkan terdapat asosiasi antara PM2,5 di udara ambien dengan biomarker stress oksidatif (IOR PM2,5: 2,185173-2,185176) dan dengan biomarker sitokin inflamasi (IOR PM2,5: 1,21-1,91). Pemodelan multivariat dengan cox regresi proporsional hazard menunjukkan bahwa variabel umur dan indeks massa tubuh merupakan confounder hubungan antara stress oksidatif dengan hipertensi dan antara sitokin inflamasi dengan hipertensi dengan nilai Rasio Prevalens adjusted (95% CI) masing-masing sebesar 1,19 (0,69-2,03) dan 0,99 (0,58-1,72). Dapat disimpulkan bahwa variabel konsentrasi PM2,5 di udara ambien memiliki peran terhadap terjadinya hipertensi, stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat.


Hypertension is a serious medical condition that can increase the risk of heart, brain, kidney and other diseases. The area in DKI Jakarta with the highest prevalence of hypertension based on doctor diagnosis is Central Jakarta city about 12.16%. Organic particulate matters and particulate matter components can trigger proinflammatory efects in the lung due to their ability to cause oxidative stress. This study aims to develop a model of the Influence of PM2,5 Exposure in Ambient Air on Hypertension Occurrence through Oxidative Stress and Inflammatory Cytokines among residents in Central Jakarta. The study was conducted among adult residents (age 18-65 years) in Central Jakarta with hybrid cross sectional study design. Data collected using cluster random sampling with data analysis carried out through multilevel logistic regression modeling and cox proportional hazard regression. Results show there is an association between PM2.5 in ambient air with oxidative stress biomarkers (IOR PM2.5: 2.185173-2.185176) and with inflammatory cytokine biomarkers (IOR PM2.5: 1.21-1.91). Multivariate modeling with Cox regression proportional hazard shows that age and body mass index are confounders of the relationship between oxidative stress with hypertension and between inflammatory cytokines with hypertension with an adjusted prevalence ratio (95% CI) value of 1.19 (0.69-2.03) and 0.99 (0.58-1.72). It can conclude that concentration of PM2.5 in ambient air has a role on hypertension, oxidative stress and inflammatory cytokine among residents in Central Jakarta.

Read More
D-519
Depok : FKM-UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lulu Rakhmatsani; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Laila Fitria, Ririn Arminsih Wulandari, Aria Kusuma, Hari Rudijanto Indro Wardono
Abstrak: Tesis ini membahas hubungan konsentrasi paparan PM2,5 dan kadar MDA sebagai biomarker stres oksidatif di lingkungan sebuah pabrik semen. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada Mei-Juni 2024. Hasil penelitian bahwa konsentrasi PM2,5 dari 10 titik seluruhnya melebihi baku mutu; hasil pemeriksaan kadar MDA urin bervariasi; tidak ada hubungan yang signifikan antara paparan konsentrasi PM2,5 dengan kadar MDA urin; tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik inidividu dengan kadar MDA urin; namun terdapat hubungan signifikan antara konsentrasi PM2,5 dan radius dengan p value 0,000; terdapat hubungan signifikan antara konsentrasi PM2,5 dan waktu sampling dengan p value 0,000; dan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar MDA dan radius dengan p value 0,000. Kesimpulan penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara paparan PM2,5 dengan kadar MDA, tidak ada hubungan antara karakteristik individu dengan kadar MDA.
This thesis discusses the relationship between PM2.5 exposure concentrations and MDA levels as biomarkers of oxidative stress in the environment of a cement factory. This research is a quantitative study with a cross-sectional design conducted in May-June 2024. The results of the research show that the PM2.5 concentration from all 10 points exceeds the quality standard; urine MDA level examination results vary; there was no significant relationship between exposure to PM2.5 concentrations and urinary MDA levels; there was no significant relationship between individual characteristics and urinary MDA levels; However, there is a significant relationship between PM2..5 concentration and radius with a p value of 0.000; there is a significant relationship between PM2.5 concentration and sampling time with a p value of 0.000; and there is a significant relationship between MDA levels and radius with a p value of 0.000. The research conclusion shows that there is no relationship between PM2.5 exposure and MDA levels, there is no relationship between individual characteristics and MDA levels.
Read More
T-7007
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syafran Arrazy; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Bambang Wispriyono, Abdur Rahman, Sonny P. Warouw, Didi Purnama
Abstrak: Benzene dapat secara enzimatik meningkatkan pembentukan Reactive OxygenSpecies (ROS) yang mempengaruhi sel-sel dan berakibat kerusakan oksidatif.Malondialdehyde (MDA) merupakan produk akhir peroksidasi lemak dan menjadisalah satu indikator stres oksidatif akibat radikal bebas. S-phenylmercapturic acid(SPMA) menjadi parameter pajanan benzene pada manusia. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis asosiasi SPMA terhadap MDA pada pekerja sepatu.Metode penelitian menggunakan desain studi analitik cross-sectional. Pemilihansampel mengunakan cluster satu tingkat terhadap industri informal. Jumlahsampel dalam penelitian ini 64 pekerja. Hasil penelitian menunjukkan rata-ratakonsentrasi SPMA adalah 24.63 μg/g kreatinin atau 20 responden (31.2%)memiliki konsentrasi SPMA urin di atas nilai biological exposure index (BEI)(>25 μg/g kreatinin), dan rerata kadar MDA serum pekerja adalah 10.186 μmol/L.Berdasarkan uji statistik, diketahui ada hubungan signifikan pada konsentrasiSPMA terhadap peningkatan MDA setelah dikontrol dengan faktor umur, lamakerja, status merokok, kebiasaan alkohol, kebiasaan olahraga dan kebiasaanmakan sayur dan buah (R2 : 0.133, p-value : 0.039). Studi ini menunjukkan bahwapaparan benzene memberikan efek merugikan pada stres oksidatif pekerja selainoleh umur pekerja.Kata kunci: Benzene; Industri skala kecil; Malondialdehyde; Stres Oksidatif;S-phenylmercapturic acid;
Benzene can be enzymatically increasing the formation of Reactive OxygenSpecies (ROS) that affect the cells and cause oxidative damage. Malondialdehyde(MDA) is the end product of lipid peroxidation and is one indicator of oxidativestress caused by free radicals. S-phenylmercapturic acid (SPMA) be the parameterof benzene exposure in humans. This study aimed to analyze the associationSPMA against MDA in shoe workers. The research method uses design analyticcross-sectional study. Selection of the sample using one level cluster to informalindustry. The samples in this study are 64 workers. The results showed thatmedian levels concentration of SPMA is 10.24 mg/g creatinine or 20 respondents(31.2%) had a concentration of SPMA urine above the value of biologicalexposure index (BEI) (> 25 mg / g creatinine), and median levels of serum MDAworkers are 6.38 μmol/L. Based on statistical test, we know that have a significantassociation for concentration of SPMA to increase MDA after controlling by age,length of employment, smoking status, alcohol habits, exercise habits and habit ofeating vegetables and fruits (R2: 0133, p-value: 0.039). This study shows thatexposure to benzene giving adverse effects on oxidative stress in addition toworkers by age workers.Keywords: Benzene; Small Scale Industry; Malondialdehyde; Oxidative Stress;S-phenylmercapturic acid;
Read More
T-4740
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuli Subiakto; Promotor: Ratna Djuwita; Kopromotor: Nurhayati A. Prihartono, Mohamad Sadikin; Penguji: Purwantyastuti, Sabarinah B. Prasetya, Meily Kurniawidjaja, Carmen M. Siagian, Wawan Mulyawan
Abstrak: Dengan Vitamin E 200 mg Terhadap Penurunan Stres Oksidatif Dan Peningkatan Antioksidan Pada Teknisi Awaak Pesawat Terbang Militer. Stres oksidatif merupakan kondisi patologis tubuh yang disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan antara oksidan dengan antioksidan tubuh, yang menghasilkan radikal bebas yang dapat mengakibatkan kerusakan sel secara dini. Radikal bebas akan berikatan bahan penyusun sel meliputi lemak, protein dan DNA akibatnya sel mengalami kerusakan, sehingga sel tidak dapat beregenerasi yang berdampak timbulnya penyakit degeneratif. Teknisi awak pesawat terbang militer sebagai personel khusus dalam melakukan pekerjaan bersinggungan langsung dengan bahan-bahan oksidan, sehingga berisiko tinggi mengalami stres oksidatif. Vitamin C dan vitamin E merupakan antioksidan non enzim dari luar luar tubuh yang memiliki peran menghambat stres oksidatif, sehingga stres oksidatif tidak terjadi. Desain penelitian studi eksperimental dengan intervensi (intervention study) dengan randomized double blind controled trial. Besar sampel 206 orang terbagi dua kelompok yaitu kelompok intervensi besar sampel 103 orang diberikan suplemen kombinasi vitamin C 500 mg dengan vitamin E 200 mg dan kelompok kontrol besar sampel 103 orang diberikan placebo selama 40 hari tanpa putus. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden, pola dan jumlah konsumsi vitamin C, vitamin E dan nutrien makanan, yang diperoleh dari food frequecy questionnaire (FFQ) dan 24 jam recall, pemeriksaan stres oksidatif berdasarkan pemeriksaan kadar malondialdehyde (MDA) dan antioksidan berdasarkan pemeriksaan kadar glutathione (GSH) dalam serum darah pada pre dan post intervensi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan stres oksidatif pada kelompok yang mendapatkan suplemen kombinasi vitamin C 500 mg dengan vitamin E 200 mg dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mendapatkan placebo, secara bermakna dengan p value 0,04 dengan besar efek - 0,089 nmol/mL, selang kepercayaan 95% (-0,17875 – 0,00095). Tidak terjadi peningkatan antioksidan pada kelompok yang mendapatkan suplemen kombinasi vitamin C 500 mg dengan vitamin E 200 mg dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mendapatkan placebo, secara tidak bermakna dengan p value 0,81 dengan besar efek -0,019 ug/mL, selang kepercayaan 95% (-0,140 – 0,180). Kata kunci : Suplemen Kombinasi Vitamin C dan Vitamin E, Stres Oksidatif, Antioksidan, Teknisi Awak Pesawat Terbang Milite
 

500 mg with Vitamin E 200 mg to Decrease Oxidative Stress and Increase Antioxidant on Technician Crew Military Aircraft. Oxidative stress is pathological condition body that is caused by imbalance between oxidants with antioxidants body, which produces free radicals that can lead cell damage early. Free radical will bind building blocks cell covering of fat, protein and DNA will result damage cell, so cell can not regenerate that affect onset of degenerative diseases. Technicians crew military aircraft as specialized personnel with activity job direct contact with material oxidant, thus high risk of oxidative stress. Vitamin C and vitamin E are antioxidant enzyme exogen outside body which has role inhibiting oxidative stress, so oxidative stress does not occur. The design study experimental studies with intervention randomized double blind controled trial. Sample size 206 people divided into two groups are intervention group with sample size 103 people are given supplements combination vitamin C 500 mg with vitamin E 200 mg and control group with sample size 103 people are given placebo for 40 days without break. Data collected include are characteristics of respondent, pattern and amount of consumption of vitamin C, vitamin E and nutrient food, derived from food frequecy questionnaire (FFQ) and 24-hour recall, examination of oxidative stress by checking levels malondialdehyde (MDA) and examination of antioxidant by checking levels glutathione (GSH) in blood serum in pre and post intervention. The results showed decrease oxidative stress in group intervention who are received suplement combination vitamin C 500 mg with vitamin E 200 mg compared with control group who are received placebo, are significant with p value 0.04 with effects size -0.089 nmol/mL, confidence interval 95 % (-0.17875 - 0.00095). No increase antioxidants in group intervention who are received supplement combination vitamin C 500 mg with vitamin E 200 mg compared with control group who are received placebo, are not significant with p value 0.81 with effects size -0.019 ug/mL, 95% confidence interval ( -0.140 - 0.180).
Read More
D-350
Depok : FKM-UI, 2016
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive