Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nur Fita Amalia; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Yvonne M. Indrawani, Roji Suherman
S-6665
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Terania Alfarisa; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Evi Martha, Triani Posma Rohana
Abstrak:

Latar Belakang. Wilayah Depok menduduki posisi lokasi fokus stunting, salah satunya di Kelurahan Sawangan. Berdasarkan pengolahan data awal, diketahui prevalensi stunting meningkat dari 6,29% menjadi 7,29% dan menduduki peringkat ke-2 se kota Depok.
Tujuan. Mengetahui Gambaran Pola Asuh Ibu balita stunting (0-59 bulan) di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Sawangan Depok Tahun 2024.
Metode. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui wawancara mendalam secara tatap muka dan observasi. Sampel dipilih secara purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dengan 6 informan utama yang memiliki balita stunting 0-59 bulan, informan keluarga, serta informan kunci terdiri dari, Tenaga Pelaksana Gizi, Bidan, Ketua kader dan kader posyandu.
Hasil. Hasil penelitian terhadap informan utama dengan balita stunting menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya, memberikan makan dengan frekuensi yang kurang, variasi makanan tidak beragam karena anak banyak diberikan camilan. Selain itu, ibu dengan anak stunting juga mendapatkan dukungan psikososial yang rendah serta rendahnya partisipasi ke Posyandu.
Kesimpulan. Terdapat faktor pola asuh yang mempengaruhi naiknya prevalesi stunting di wilayah Puskesmas Sawangan .


Background. The Depok area occupies a stunting focus location, one of which is Sawangan Village. Based on preliminary data collection, it is known that the prevalence of stunting has increased from 6.29% to 7.29% and is ranked 2nd in Depok City. Objective. Find out the description of parenting patterns for mothers of stunted toddlers (0-59 months) in the UPTD work area of the Sawangan Community Health Center, Depok in 2024. Method. Qualitative research with a case study approach through in-depth face-to-face interviews and observations. The sample was selected using purposive sampling according to the inclusion and exclusion criteria with 6 main informants who had stunted toddlers aged 0-59 months, family informants, and key informants consisting of nutrition workers, midwives, cadre heads and posyandu cadres. Results. The results of research on key informants with stunted toddlers show that the majority of mothers do not give exclusive breast milk to their children, provide food with less frequency, the variety of food is not diverse because the children are given lots of snacks. Apart from that, mothers with stunted children also receive low psychosocial support and low participation in Posyandu. Conclusion. There are parenting style factors that influence the increase in stunting prevalence in the Sawangan Community Health Center area.

Read More
S-11808
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indriyani; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Pudjo Hartono
S-6700
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwitya Dian Pratiwi; Pembimbing: Helda; Penguji: Yovsyah, Hidayat Nur Gazali Djajuli
Abstrak: Gizi kurang adalah salah satu penyebab kematian pada balita sekitar 45% dari kasus kematian balita di dunia. Pola asuh merupakan sikap dan perilaku orang tua terhadap anaknya, rencana penjadwalan pemberian makan serta penyajianya kepada anak adalah merupakan salah satu dari pola asuh. Pola asuh orang tua yang kurang merupakan faktor ekternal terjadinya gizi kurang pada balita. Di RSUD Kramat Jati status gizi kurang pada balita memiliki presentase 35%. Studi cross sectional bertujuan untuk melihat hubungan pola asuh orang tua terhadap status gizi kurang pada balita. Pengambilan data dilakukan secara langsung pada bulan April-Juni 2023 pada seluruh balita yang berkunjung ke poliklinik RSUD Kramat Jati dengan jumlah sampel 374 responden. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan status gizi kurang. Pola asuh kurang baik pada balita yang memiliki gizi kurang baik mempunyai resiko 2,031 kali dibandingkan pada balita dengan status gizi normal (PR;2,031; CI 95%:1,338–3,083;nilai-p 0.018). Hasil analisis regresi logistik hubungan pola asuh orang tua dengan status gizi kurang pada balita setelah dikontrol oleh variabel kovariat: usia ibu, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, pendapatan keluarga, sanitasi lingkungan, jenis kelamin, dan penyakit infeksi pada balita menunjukan balita dengan pola asuh kurang baik mempunyai risiko 2,080 kali mengalami status gizi kurang dibandingkan dengan balita yang mempunyai status gizi normal (PR:2,080;CI 95%:1,359 – 3,182; nilai-p:0,001).
Malnutrition is one of the causes of death in toddlers, around 45% of under-five deaths in the world. Parenting patterns are the attitudes and behavior of parents towards their children, the plan for scheduling feeding and serving it to children is one of the parenting patterns. Poor parenting patterns are an external factor in the occurrence of malnutrition in toddlers. At Kramat Jati Regional Hospital, the percentage of malnutrition among toddlers is 35%. This cross-sectional study aims to see the relationship between parental parenting patterns and malnutrition status in toddlers. Data collection was carried out directly in April-June 2023 on all toddlers who visited the Kramat Jati Regional Hospital polyclinic with a sample size of 374 respondents. The results of statistical tests show that there is a relationship between parenting patterns and malnutrition status. Poor parenting patterns for toddlers who have poor nutrition have a risk of 2.031 times compared to toddlers with normal nutritional status (PR; 2.031; 95% CI: 1.338–3.083; p-value 0.018). The results of the logistic regression analysis of the relationship between parenting patterns and malnutrition status in toddlers after being controlled by covariate variables: mother's age, mother's last education, mother's job, father's job, family income, environmental sanitation, gender, and infectious diseases in toddlers show that those with poor parenting patterns have a 2.080 times risk of experiencing malnutrition compared to toddlers who have normal nutritional status (PR: 2.080; 95% CI: 1.359 – 3.182; p-value: 0.001).
Read More
T-6905
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Musyarrafah Hamdani; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Evi Martha, Sabarinah Prasetyo, Budi Wayuni, Setia Peranata
Abstrak:

ABSTRAK Nama Program Studi Judul : : : Musyarrafah Hamdani Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Implementasi Budaya Siri’ dalam Pengasuhan Anak di Keluarga Suku Bugis dan Makassar Berkaitan dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Sekolah di Makassar, Sulawesi Selatan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku tahun 2013 menunjukkan Makassar (6.9%) menempati posisi ketiga pada data proporsi remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah berdasarkan kota. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana implementasi siri’ dalam pengasuhan anak di keluarga masyarakat suku Bugis dan Makassar berkaitan dengan perilaku seks pranikah pada remaja sekolah di Makassar. Pendekatan kualitatif desain etnografi dengan life history approach sebagai metode penelitian melalui wawancara dan observasi. Melalui internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi orang tua telah menerapkan siri’ dalam mengasuh anaknya yang dimulai saat anak memasuki masa pubertas. Orang tua menanamkan secara tersirat dengan nasihat ‘jaga diri dan nama baik keluarga’ yang ditujukan kepada perilaku seks pranikah. Usaha remaja menjaga siri’ keluarga merupakan penahan mereka melakukan seks pranikah. Diharapkan adanya pengarusutamaan siri’ dalam pencegahan perilaku seks pranikah pada remaja oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar dengan materi siri’ dalam ajaran Muatan Lokal. Begitupun dengan orang tua senantiasa menanamkan siri’ kepada anaknya dimulai sejak masih kanak-kanak. Kata Kunci: budaya bugis-makassar; pengasuhan anak; perilaku seks pranikah; remaja; siri’


ABSTRACT Nama Program Studi Judul : : : Musyarrafah Hamdani Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Implementasi Budaya Siri’ dalam Pengasuhan Anak di Keluarga Suku Bugis dan Makassar Berkaitan dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Sekolah di Makassar, Sulawesi Selatan Integrated Surveys of Biological and Behavior in 2013 showed that Makassar (6.9%) ranked third on of adolescents who had premarital sexual intercourse according to the city. The study aimed to explore the implementation of Siri’ in parenting of Buginese and Makassar ethnic families related to adolescents’ premarital sex behavior in Makassar. Qualitative approach that used ethnography with life history approach as a research method through in-depth interviews and participant observation. Through nternalization, socialization, and enculturation, the parents had implemented siri’ in raising their children since the child entered the period of puberty. Parents instilled siri’ implicitly through advice ‘protect yourself and the good name of the family’ aimed to prevent premarital sex behavior. Adolescents take care of siri’ family to be a barrier in premarital sex. Siri’ mainstreaming should be held to prevent school adolescents to engage in premarital sexual behaviors, particularly the Provincial Education Board of Makassar is expected to involve siri’ as material in Local Content “Muatan Lokal” subject. As well parents should instill the values of siri’ to their children, since their children as a child. Keywords: adolescents; buginese and makassar culture; parenting; premarital sex behavior; siri’

Read More
T-5045
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lia Permata Br Karo; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Evi Martha, Nesya Rivka Qurrotun Aini
Abstrak:
Stunting sering kali dikaitkan dengan ketidakmampuan daya beli karena kondisi ekonomi yang kurang mampu. Namun menurut data yang ditemukan oleh peneliti, sebesar 46 balita dari 50 balita yang mengalami stunting di Kelurahan Depok Jaya berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Tujuan penelitian yakni mengetahui gambaran pola asuh ibu berstatus ekonomi menengah ke atas pada balita stunting di Puskesmas Depok Jaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam kepada informan utama, yakni 10 ibu balita, informan kunci yakni TPG, bidan, ketua kader dan kader, informan keluarga yakni 10 pengasuh/keluarga terdekat ibu balita. Pengambilan data secara luring. Hasil penelitian yaitu beberapa tidak IMD dan ASI eksklusif 6 bulan. Beberapa memberikan MPASI pertama kepada anak dalam bentuk bubur instan pabrikan, frekuensi pemberian sumber protein hewani hanya sebanyak 1-2 kali seminggu dengan porsi yang tidak sesuai dengan anjuran WHO, belum memperkenalkan karbohidrat atau protein hewani pada balita saat pertama kali MPASI, anak tidak menyukai sayuran berwarna hijau, dan jadwal pemberian MPASI yang tidak teratur setiap harinya. Beberapa balita diberikan cemilan tanpa mempertimbangkan kandungan nutrisi dan bahaya gula. Beberapa kondisi yang mengalihkan perhatian anak saat makan adalah ajakan main dari kakaknya atau diajak main oleh anak tetangga secara tiba-tiba, suara gawai, dan kedatangan tamu atau kehadiran orang asing. Beberapa tidak mengukur berat dan tinggi badan anak ke posyandu saat masa pandemi Covid-19, hingga dengan sengaja tidak datang ke posyandu secara rutin karena malas dan denial dengan kondisi anaknya yang dinyatakan stunting. Beberapa jarang berinteraksi dengan anak karena sibuk bekerja dan merawat anaknya paling kecil, jarang membawa anak main dan bersosialisasi keluar rumah, dan jarang membelikan mainan. Saran yaitu puskesmas dapat membuat sasaran promosi yang difokuskan kepada keluarga terdekat ibu balita agar dapat berperan aktif dalam mendukung pemberian makan dan pemeliharaan kesehatan balita, meningkatkan pengetahuan kader posyandu dengan recall info stunting untuk mencegah pemberian informasi yang kurang tepat pada ibu balita saat kegiatan posyandu selanjutnya, merancang penyuluhan rutin stunting pada ibu balita tanpa memandang status kesehatan balita.


Stunting is often associated with a lack of purchasing power due to poor economic conditions. However, according to data found by researchers, 46 of the 50 toddlers who experienced stunting in Depok Jaya Village came from families with a middle to upper economic level. The aim of the research is to find out the description of the parenting patterns of mothers with middle to upper economic status for stunted toddlers at the Depok Jaya Community Health Center. This research uses a qualitative approach. Data collection techniques were in-depth interviews with main informants, namely 10 mothers of toddlers, key informants namely TPG, midwives, cadre heads and cadres, family informants namely 10 caregivers/closest family of mothers of toddlers. Offline data collection. The results of the study were that some did not have IMD and exclusive breastfeeding for 6 months. Some give their first MPASI to children in the form of manufactured instant porridge, the frequency of giving animal protein sources is only 1-2 times a week with portions that are not in accordance with WHO recommendations, they have not introduced carbohydrates or animal protein to toddlers when they first give MPASI, children do not like vegetables green, and an irregular MPASI feeding schedule every day. Some toddlers are given snacks without considering the nutritional content and dangers of sugar. Some conditions that divert a child's attention while eating are an invitation to play from an older sibling or a neighbor's child suddenly inviting him to play, the sound of a device, and the arrival of guests or the presence of strangers. Some did not measure their children's weight and height at the posyandu during the Covid-19 pandemic, and deliberately did not come to the posyandu regularly because they were lazy and in denial about their child's condition being declared stunted. Some rarely interact with their children because they are busy working and looking after their youngest children, rarely take their children to play and socialize outside the house, and rarely buy them toys. Suggestions are that community health centers can create promotional targets that are focused on the closest families of mothers of toddlers so that they can play an active role in supporting the feeding and health care of toddlers, increase the knowledge of posyandu cadres by recalling stunting information to prevent providing inappropriate information to mothers of toddlers at the next posyandu, design routine stunting education for mothers of toddlers regardless of the toddler's health status.
Read More
S-11499
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irene Frimiyanti; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penmguji: Sandra Fikawati, Yvonne M. Indrawani, Dodik Briawan, Anies Irawati
T-3448
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Serena Ade Sonya Pakpahan; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dien Anshari, Mona Lisa
Abstrak: Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara self-esteem dan pola asuh orang tua terhadap depresi pada siswa SMA di Jakarta Selatan tahun 2023. Penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional berdasarkan data sekunder dari Survei Perilaku Remaja tahun 2023. Sampel terdiri dari 866 siswa kelas 10 dan 11 dari SMAN 38 dan SMAN 90 Jakarta Selatan yang diambil secara total sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa self-esteem rendah (p < 0.001; OR = 7.35, CI 95%: 5.07–10.64) dan pola asuh negatif (p < 0.001; OR = 2.91, CI 95%: 2.16–3.91) memiliki hubungan signifikan dengan tingkat depresi siswa. Analisis stratifikasi berdasarkan jenis kelamin mengungkapkan bahwa self-esteem rendah memiliki hubungan yang lebih kuat terhadap depresi pada siswa laki-laki (OR = 9.71, CI 95%: 5.90–16.00, p < 0.001) dibandingkan siswa perempuan (OR = 5.81, CI 95%: 3.81–8.84, p < 0.001). Pola asuh negatif juga ditemukan memiliki dampak yang konsisten pada kedua jenis kelamin, meskipun variasinya lebih kecil. Penelitian ini merekomendasikan sekolah untuk menyediakan pelatihan bagi guru dan konselor dalam mendeteksi tanda awal depresi pada siswa, serta mengadakan layanan konseling yang mendukung siswa dengan self-esteem rendah dan pengalaman pola asuh negatif. Penting untuk mengadakan seminar terkait kesehatan mental dan pola asuh positif bagi orang tua, serta mendorong penelitian lanjutan dengan pendekatan longitudinal dan eksplorasi variabel lain yang relevan.
This study aims to analyze the relationship between self-esteem, parenting styles, and socioeconomic status on depression among high school students in South Jakarta in 2023. The study employed a quantitative design with a cross-sectional approach using secondary data from the 2023 Adolescent Behavior Survey. The sample consisted of 866 10th- and 11th-grade students from SMAN 38 and SMAN 90 Jakarta, selected through total sampling. The analysis showed that low self-esteem (p < 0.001; OR = 7.35, CI 95%: 5.07–10.64) and negative parenting styles (p < 0.001; OR = 2.91, CI 95%: 2.16–3.91) were significantly associated with depression levels. Stratified analysis by gender revealed that low self-esteem had a stronger association with depression among male students (OR = 9.71, CI 95%: 5.90–16.00, p < 0.001) compared to female students (OR = 5.81, CI 95%: 3.81–8.84, p < 0.001). Negative parenting styles were consistently associated with depression in both genders, though the variation was smaller. This study recommends that schools provide training for teachers and counselors to detect early signs of depression in students and establish counseling services to support students with low self-esteem and negative parenting experiences. Additionally, it is essential to organize seminars on mental health and positive parenting for parents and to encourage further research using longitudinal approaches and exploration of other relevant variables
Read More
S-11856
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhia Fairuz Auza; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dian Ayubi, Dian Rosdiana
Abstrak:
Latar belakang: Terdapat peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia berdasarkan perbandingan data Riskesdas 2016 dan Riskesdas 2018. Jika dibandingkan dengan data pada tahun 2016, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan terdapat peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia sebesar 0,3% dengan perokok usia 10-18 tahun mencapai 9,1%. Beberapa faktor yang melatarbelakangi terbentuknya perilaku merokk pada siswa adalah harga diri, tekanan dalam pertemanan, dan pola asuh negatif. Metode: Studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri, tekanan dalam pertemanan, dan pola asuh negatif dengan perilaku merokok melalui Angket Perilaku Remaja Siswa Sekolah Menengah di DKI Jakarta pada bulan November 2023. Penelitian melibatkan 160 responden dari kelas 10 dan 11 di SMAN 38 dan SMAN 90 Jakarta yang diambil secara stratified proportional random sampling. Hasil: Tidak ada hubungan yang siginifikan antara harga diri (p-value 0,725) dan pola asuh negatif (p-value 0,713) dengan perilaku merokok. Namun, ada hubungan yang signifikan antara tekanan dalam pertemanan (p-value 0,004) dengan perilaku merokok. Kesimpulan: Disarankan bagi SMAN 38 dan SMAN 90 untuk dapat meningkatkan pengawasan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekolah.

Background: There is an increase in the number of teenage smokers in Indonesia based on a comparison of Basic Health Research of the year 2016 and 2018. When compared with 2016 data, the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) shows that there is an increase in the number of teenage smokers in Indonesia by 0.3% with smokers aged 10 -18 years reached 9.1%. Several factors behind the formation of smoking behavior in students are self-esteem, peer pressure, and negative parenting patterns. Method: A cross-sectional approach which aims to determine the relationship between self-esteem, peer pressure, and negative parenting patterns with smoking behavior through the Adolescent Behavior Questionnaire for Middle School Students in DKI Jakarta in November 2023. The research involved 160 respondents from grades 10 and 11 at SMAN 38 and SMAN 90 Jakarta using stratified proportional random sampling. Results: There is no significant relationship between self-esteem (p-value 0,725) and negative parenting patterns (p-value 0,713) and smoking behavior. However, there is a significant relationship between peer pressure (p-value 0,004) and smoking behavior. Conclusion: It is recommended for SMAN 38 and SMAN 90 to increase supervision of the implementation of No-Smoking Areas (KTR) in schools.
Read More
S-11531
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive