Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Adik Tri Wahyuningsih; Pembimbing: Siti Arifah Pudjonarti; Penguji: Endang L. Achadi, Zainal Abidin
S-8313
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gadis Rizky Zakiyah; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Mury Kuswari
Abstrak:
Alat ukur persen lemak tubuh yang akurat dinilai mahal dan memiliki rosedur yang sulit, sehingga dibutuhkan alternatif lain untuk menilai persen Lemak tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran Antropometri yang paling akurat dalam mendeteksi kasus overweight dengan Menggunakan bia sebagai golden standard. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-mei 2017 pada remaja di sma al-azhar 3 jakarta usia 14-17 tahun dengan Jumlah sampel sebesar 107 laki-laki dan 71 perempuan. Desain studi yang Digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan imt/u memiliki Nilai koefisien korelasi paling tinggi pada kedua jenis kelamin (r=0,88). Validitas Yang paling baik dalam mendeteksi kasus overweight juga ditunjukkan oleh Pengukuran imt/u pada kedua jenis kelamin, dengan cut-off points pada laki-laki Sebesar +0,77 sd (se:86,6%; sp:85,0%; npp:89%; npn: 81%; lr+:5,77; lr-:0,16). Pada perempuan memiliki cut-off points imt/u sebesar +0,09 sd (se:93,1%; sp:95,0%; npp:95%; npn:96%; lr+:13,80; lr-:0,05).
Kata kunci: Persen lemak tubuh, bia, overweight, remaja, imt/u
Accurate instruments to measure percent body fat are expensive and haved ifficult procedures, so another alternative to measure percent body fat are Needed. This study aims to obtain the most accurate anthropometric measurement in evaluating overweight with bia as a golden standard. This study was conducted in april-may 2017 and the respondents are adolescent in senior high school student of al-azhar 3 jakarta (14-17 years old) with a total number of respondents were 107 boys and 71 girls. This study is a cross sectional design. The results showed that bmi/age had the highest coefficient correlation value in both sexes (r=0,88). In addition, bmi/age also had the best validity in detecting overweight in both sexes, with a cut-off points +0,77 sd (se:86,6%; sp:85,0%; Ppv:89%; npv: 81%; lr+:5,77; lr-:0,16) in boys and +0,09 sd (se:93,1%; Sp:95,0%; ppv:95%; npv:96%; lr+:13,80; lr-:0,05) in girls.
Keywords: Percent body fat, bia, overweight, adolescent, bmi/age
Read More
Kata kunci: Persen lemak tubuh, bia, overweight, remaja, imt/u
Accurate instruments to measure percent body fat are expensive and haved ifficult procedures, so another alternative to measure percent body fat are Needed. This study aims to obtain the most accurate anthropometric measurement in evaluating overweight with bia as a golden standard. This study was conducted in april-may 2017 and the respondents are adolescent in senior high school student of al-azhar 3 jakarta (14-17 years old) with a total number of respondents were 107 boys and 71 girls. This study is a cross sectional design. The results showed that bmi/age had the highest coefficient correlation value in both sexes (r=0,88). In addition, bmi/age also had the best validity in detecting overweight in both sexes, with a cut-off points +0,77 sd (se:86,6%; sp:85,0%; Ppv:89%; npv: 81%; lr+:5,77; lr-:0,16) in boys and +0,09 sd (se:93,1%; Sp:95,0%; ppv:95%; npv:96%; lr+:13,80; lr-:0,05) in girls.
Keywords: Percent body fat, bia, overweight, adolescent, bmi/age
S-9496
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rahmi Dwi Septi; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Agus Joko Susanto
Abstrak:
Obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada 83 orang karyawan laki- laki bagian produksi di PT. Semen Padang Sumatera Barat pada bulan April- Mei 2017. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh, lingkar perut, dan pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 50,6% responden mengalami obesitas sentral. Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara IMT, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, dan asupan serat dengan obesitas sentral. Kata Kunci: Obesitas sentral, IMT, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, asupan energi dan zat gizi Abdominal obesity is one of the risk factors for various health problems such as cardiovascular disease. This study was conducted to assess the association of risk factors for abdominal obesity. This study used cross-sectional study design on 83 male employees at PT. Semen Padang Sumatera Barat in April-May 2017. Data collection was done by measuring body weight, height, percent body fat, abdominal circumference, and filling questionnaire. The results showed 50.6% of respondents had abdominal obesity. Based on bivariate analysis known that there were a significant relationship between BMI, percent body fat, physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, and fiber intake with abdominal obesity. Key words: Abdominal obesity, BMI, percent body fat, physical activity, energy and nutrient intake
Read More
S-9401
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Novia Dwi Prabandari; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Agus Triwinarto
Abstrak:
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di dunia maupun Indonesia. Pada tahun 2002, PPOK menduduki peringkat ke5 sebagai penyebab kematian di dunia, dan diperkirakan pada tahun 2030 PPOK akan menempati peringkat ke-3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian serta faktor risiko kejadian PPOK pada penduduk usia ≥ 30 tahun di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian sekunder menggunakan data Riskesdas 2013 dengan desain cross sectional. Analisis data menggunakan chi-square. Hasil analisis univariat diperoleh proporsi PPOK berdasarkan gejala pada penduduk usia ≥ 30 tahun di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 50,5 %. Berdasarkan analisis bivariat faktor individu dan lingkungan, yang menjadi faktor risiko seseorang mendapat PPOK adalah kelompok umur produktif (PR= 1,427; 95% CI= 1,243-1,638), berjenis kelamin perempuan (PR=1,093; 95% CI= 0,845-0,990), memiliki riwayat infeksi pernafasan (PR=1,213; 95% CI= 1,058-1,390), menggunakan obat nyamuk bakar (PR= 1,384; 95% CI= 1,258-1,522) dan melakukan penanganan sampah dengan cara dibakar (PR= 1,312; 95% CI= 1,212-1,420). Kata kunci : PPOK, COPD, lingkungan, penyakit paru, faktor risiko
Read More
S-9239
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
