Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Salma Muazaroh; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Mieke Savitri, Nurwirah Verliyanti
Abstrak:
Peningkatan perilaku berisiko pada pria dengan status menikah yang membeli seks dapat meningkatkan risiko penularan HIV pada ibu hamil dan anak. Meski fasilitas kesehatan primer dan beberapa rumah sakit di Jakarta Selatan telah menyediakan layanan PPIA, namun tidak semua ibu hamil menjalani tes HIV sehingga angka penularan HIV pada anak masih terjadi. Fenomena ibu hamil yang saat ini lebih banyak mengunjungi fasyankes swasta dan lemahnya sistem integrasi antara Puskesmas dengan fasyankes swasta mempengaruhi cakupan skrining HIV pada K1 ibu hamil.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui analisis implementasi PPIA, serta variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi PPIA pada 4 Puskesmas Kecamatan di Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, studi dokumentasi dan wawancara mendalam kepada tiga kelompok informan yakni 5 orang pemangku kepentingan, 1 orang bidan dari BPM, serta 9 ibu hamil. Data PPIA yang dianalisis berlangsung pada rentang waktu Januari hingga Agustus 2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi PPIA di Jakarta Selatan tahun 2019 tidak tercapai. Adapun variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi PPIA di Jakarta Selatan ialah rendahnya cakupan skrining HIV pada K1 ibu hamil pada ibu yang berkunjung di luar FKTP Publik, lemahnya pencatatan dan pelaporan, serta rendahnya dukungan pemerintah terhadap sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Perlu dilakukan lebih banyak sosialisasi dan peningkatan strategi cakupan PPIA agar penularan HIV pada pasangan berisiko tinggi dan penularan HIV dari ibu terinfeksi ke anak dapat tereliminasi.
Read More
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui analisis implementasi PPIA, serta variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi PPIA pada 4 Puskesmas Kecamatan di Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, studi dokumentasi dan wawancara mendalam kepada tiga kelompok informan yakni 5 orang pemangku kepentingan, 1 orang bidan dari BPM, serta 9 ibu hamil. Data PPIA yang dianalisis berlangsung pada rentang waktu Januari hingga Agustus 2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi PPIA di Jakarta Selatan tahun 2019 tidak tercapai. Adapun variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi PPIA di Jakarta Selatan ialah rendahnya cakupan skrining HIV pada K1 ibu hamil pada ibu yang berkunjung di luar FKTP Publik, lemahnya pencatatan dan pelaporan, serta rendahnya dukungan pemerintah terhadap sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Perlu dilakukan lebih banyak sosialisasi dan peningkatan strategi cakupan PPIA agar penularan HIV pada pasangan berisiko tinggi dan penularan HIV dari ibu terinfeksi ke anak dapat tereliminasi.
S-10250
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mira Miranti Puspitasari; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Anhari Achadi, Pujiyanto, Enny Ekasari, Yuliandi
Abstrak:
Upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) pada ibu hamil merupakan kegiatan essensial pada layanan antenatal, dengan integrasi akan lebih efektif untuk meningkatkan jangkauan ibu hamil melakukan skrining HIV yang bertujuan mencegah penularan secara vertikal dari ibu ke anak. Analisis Implementasi integrasi ditujukan untuk melihat pelaksanaan skrining HIV pada ibu hamil yang terintegrasi dalam layanan antenatal terpadu di Kota Depok Tahun 2017.
Metode pada penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengambilan data WM, FGD dan telaah dokumen dilihat dari komunikasi, sumber daya, disposisi,sikap pelaksana, struktur birokrasi dan lingkungan sosial.
Hasil dari penelitian didapatkan aspek komunikasi dalam bentuk sosialisasi mengenai program dan pedoman pelaksanaan belum optimal dijalankan hal ini berpengaruh kepada aspek lainnya yaitu ketersediaan sumber daya baik fasilitas, dana maupun SDM masih terbatas dan berfokus pada layanan di Puskesmas, struktur birokrasi berupa SOP dan fragmentasi koordinasi antar bidang yang terlibat belum terintegrasi, lingkungan sosial berupa dukungan masyarakat, dukungan layanan kesehatan swasta yang belum optimal dan adanya stigma negatif mempengaruhi implementasi integrasi PPIA ke layanan antenatal. Disisi lain disposisi berupa sikap pelaksana dan sumber daya berupa kewenangan sudah sesuai dengan pedoman.
Kesimpulan didapatkan bahwa implementasi integrasi layanan PPIA ke layanan antenatal belum optimal hal ini didukung konseling pra-tes dan pasca tes belum efektif, cakupan skrining HIV bumil masih rendah, mekanisme rujukan yang belum berjalan dengan baik dan proses pencatatan dan pelaporan serta monitoring evaluasi yang belum terintegrasi. Direkomendasikan melakukan koordinasi efektif agar dapat melakukan pemetaan tentang apa yang sudah dilakukan sehingga akan dapat dibuat road map perencanaan dan regulasi agar proses komunikasi kepada semua pelaksana dan advokasi kepada stake holder dilakukan dengan efektif yang akan berpengaruh kepada ketersediaan sumber daya, disposisi, pembentukan struktur birokrasi dan lingkungan sosial yang mendukung implementasi kebijakan.
Keyword: Implementasi, PPIA, skrining HIV ibu hamil, antenatal
Prevention of mother to child HIV transmission (PMCT) in pregnant women is an essential activity in antenatal care, so that the existence of integration would be more effective to increase coverage of pregnant women do HIV screening aimed at preventing the transmission vertically from mother to child. In areas with concentrated HIV epidemic status and expanded, mandatory HIV tests and counseling is offered and became part of antenatal care and laboratory examination time labor for all pregnant women. The analysis of integrated implementation is aimed at seeing the implementation of HIV screening of pregnant women that is integrated with antenatal care in Depok city ,2017.
Method in this research is qualitative data develop techniques with WM, FGD and review the document by using the views of communication, resources, disposition of the attitude of the implementor, the bureaucratic structure and the social environment.
Result of the research, communication aspects of the obtained in the form of socialization about the program and implementation of the guidelines have not been optimally run. it is influential to other aspects, such availability of good facility resources, funds or human resources is still limited and focuses on public health centre, bureaucratic structure in form of SOP and coordination field fragmentation involved has not yet been integrated, the social environment in the form of community support, private health service support that is not optimal and the existence of negative stigma affect the implementation of the integration of the PMTCT to antenatal care. Disposition be implementor attitude and resources in the form of authority is in compliance with the guidelines but is not supported by the availability of resources raises the indifference of the executor.
The conclusions obtained that the implementation of the Integration PMTCT to antenatal care has not been optimal. Recommended effective coordination in order to do perform the mapping of what is already done so will can be made road map planning and regulation in order to make the communication process to managing and advocating to all stake holders is done effectively that will affect the availability of resources, establishment of a bureaucratic structure, disposition and social environment which supports the implementation of the policy.
Keyword :implementation, PMTCT, HIV screening of pregnant women, antenatal care
Read More
Metode pada penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengambilan data WM, FGD dan telaah dokumen dilihat dari komunikasi, sumber daya, disposisi,sikap pelaksana, struktur birokrasi dan lingkungan sosial.
Hasil dari penelitian didapatkan aspek komunikasi dalam bentuk sosialisasi mengenai program dan pedoman pelaksanaan belum optimal dijalankan hal ini berpengaruh kepada aspek lainnya yaitu ketersediaan sumber daya baik fasilitas, dana maupun SDM masih terbatas dan berfokus pada layanan di Puskesmas, struktur birokrasi berupa SOP dan fragmentasi koordinasi antar bidang yang terlibat belum terintegrasi, lingkungan sosial berupa dukungan masyarakat, dukungan layanan kesehatan swasta yang belum optimal dan adanya stigma negatif mempengaruhi implementasi integrasi PPIA ke layanan antenatal. Disisi lain disposisi berupa sikap pelaksana dan sumber daya berupa kewenangan sudah sesuai dengan pedoman.
Kesimpulan didapatkan bahwa implementasi integrasi layanan PPIA ke layanan antenatal belum optimal hal ini didukung konseling pra-tes dan pasca tes belum efektif, cakupan skrining HIV bumil masih rendah, mekanisme rujukan yang belum berjalan dengan baik dan proses pencatatan dan pelaporan serta monitoring evaluasi yang belum terintegrasi. Direkomendasikan melakukan koordinasi efektif agar dapat melakukan pemetaan tentang apa yang sudah dilakukan sehingga akan dapat dibuat road map perencanaan dan regulasi agar proses komunikasi kepada semua pelaksana dan advokasi kepada stake holder dilakukan dengan efektif yang akan berpengaruh kepada ketersediaan sumber daya, disposisi, pembentukan struktur birokrasi dan lingkungan sosial yang mendukung implementasi kebijakan.
Keyword: Implementasi, PPIA, skrining HIV ibu hamil, antenatal
Prevention of mother to child HIV transmission (PMCT) in pregnant women is an essential activity in antenatal care, so that the existence of integration would be more effective to increase coverage of pregnant women do HIV screening aimed at preventing the transmission vertically from mother to child. In areas with concentrated HIV epidemic status and expanded, mandatory HIV tests and counseling is offered and became part of antenatal care and laboratory examination time labor for all pregnant women. The analysis of integrated implementation is aimed at seeing the implementation of HIV screening of pregnant women that is integrated with antenatal care in Depok city ,2017.
Method in this research is qualitative data develop techniques with WM, FGD and review the document by using the views of communication, resources, disposition of the attitude of the implementor, the bureaucratic structure and the social environment.
Result of the research, communication aspects of the obtained in the form of socialization about the program and implementation of the guidelines have not been optimally run. it is influential to other aspects, such availability of good facility resources, funds or human resources is still limited and focuses on public health centre, bureaucratic structure in form of SOP and coordination field fragmentation involved has not yet been integrated, the social environment in the form of community support, private health service support that is not optimal and the existence of negative stigma affect the implementation of the integration of the PMTCT to antenatal care. Disposition be implementor attitude and resources in the form of authority is in compliance with the guidelines but is not supported by the availability of resources raises the indifference of the executor.
The conclusions obtained that the implementation of the Integration PMTCT to antenatal care has not been optimal. Recommended effective coordination in order to do perform the mapping of what is already done so will can be made road map planning and regulation in order to make the communication process to managing and advocating to all stake holders is done effectively that will affect the availability of resources, establishment of a bureaucratic structure, disposition and social environment which supports the implementation of the policy.
Keyword :implementation, PMTCT, HIV screening of pregnant women, antenatal care
T-5122
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Masyrifah Susiyanti; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Evi Martha, Dadan Erwandi, Ars Agustiningsih, Endah Sri Lestari
Abstrak:
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal disebutkan bahwa setiap orang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil,TB, IMS dll) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar. Rencana aksi nasional program PPIA 2013-2017, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan merencanakan agar pada tahun 2017 100% puskesmas diseluruh Indonesia bisa melaksanakan program PPIA prong 1 dan prong 2 sedangkan prong 3 dan prong 4 dikembangkan di puskesmas dengan sarana dan prasarana khusus, yang dilengkapi jejaring ke semua puskesmas dalam wilayah kabupaten/kota yang berkaitan. Skrining HIV pada ibu hamil merupakan upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi. Cakupan pelayanan skrining HIV pada ibu hamil di Kota Cimahi tahun 2016 masih rendah yaitu sebesar 12,54% dari target 100%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggali lebih dalam hambatan dan kendala mengenai program PPIA khususnya skrining HIV ibu hamil di Dinas Kesehatan Kota Cimahi tahun 2018. Penelitian ini dilaksanakan di 13 Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kota Cimahi dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dilaksanakan dengan cara Focus Group Disccusion (FGD) dan wawancara mendalam dengan merekam suara informan menggunakan alat perekam suara. Informan terdiri dari 13 Bidan Pengelola KIA Puskesmas, 3 ibu hamil, 4 Kepala Puskesmas, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Cimahi dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi. Penelitian ini menunjukan hambatan dan kendala implementasi skiring HIV pada ibu hamil dikarenakan belum semua fasilitas kesehatan memberikan layanan skrining HIV, kurangnya SDM terutama petugas laboratorium, Belum ada SOP dan alur pelayanan PPIA, Bidan Praktek Mandiri (BPM) belum semua melaksanakan skrining HIV pada ibu hamil, media informasi khusus Skrining HIV bumil belum ada. Dinas Kesehatan Kota Cimahi diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi dan koordinasi dengan rumah sakit, lintas sektor dan IBI tentang skrining HIV ibu hamil, meningkatkan pelatihan program PPIA dan melakukan monitoring dan evaluasi Kata kunci : Ibu Hamil, implementasi, kualitatif, skrining HIV, Based on Minister of Health Regulation No. 43 of 2016 on Minimum Service Standards it is mentioned that everyone at risk of HIV infection (pregnant women, tuberculosis, STIs etc.) gets standard HIV testing. The national action plan of PPIA 2013-2017 program, the government through the Ministry of Health plans that by 2017 100% of puskesmas throughout Indonesia can implement the prong 1 and prong 2 PPIA programs while prong 3 and prong 4 are developed at puskesmas with special facilities and infrastructure, to all puskesmas within the relevant district / municipality. HIV screening of pregnant women is an effort to prevent mother-to-child transmission of HIV The coverage of HIV screening services in pregnant women in Kota Cimahi is still low at 12.54% of the target of 100%. This study aims to find out and explore deeper obstacles and obstacles regarding the PPIA program, especially HIV screening of pregnant women in the City Health Office Cimahi 2018. This research dilaksanakan di 13 Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kota Cimahi dengan uses qualitative approach and data collection is done by Focus Group Disccusion (FGD) and in-depth interview by recording informant voice using voice recorder. The informants consisted of 13 midwives of KIA Puskesmas management, 3 pregnant women, 4 Head of Puskesmas, Head of P2P Department of Health City of Cimahi and Head of Cimahi City Health Office. This study shows obstacles and obstacles to HIV skill implementation in pregnant women because not all health facilities provide HIV screening services, lack of human resources, especially laboratory staff, No SOP and service flow of PPIA, Bidan Praktek Mandiri (BPM) has not all conducted HIV screening in pregnant women , special information media HIV HIV Screening does not exist yet. Cimahi City Health Office is expected to improve socialization and coordination with hospitals, cross-sectors and IBI on HIV screening of pregnant women, improve training of PPIA program and conduct monitoring and evaluation. Keywords: Qualitative, implementation, HIV screening, pregnant women
Read More
T-5126
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
