Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Herni Yunita; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Mury Kuswari
Abstrak: Mempengaruhi performa dan kesehatan. Studi menunjukkan masih rendahnya kebugaran kardiorespiratori pada anggota pasukan Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh High-intensity Interal Training HIIT terhadap peningkatan nilai estimasi VO2max menggunakan desain studi kuasi eksperimental pada 21 orang Anggota Pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI tahun 2018. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok HIIT n= 7 dan kelompok kontrol n=14.
 
Subjek pada kelompok intervensi diberikan intervensi berupa HIIT Focus T25 Workout ndash; Cardio dan kelompok kontrol melakukan lari dan paket pemanasan dengan durasi 25 menit selama 2 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. Data diperoleh dari pengukuran berat badan, tinggi badan, IMT, dan nilai estimasi VO2max melalui 20-m shuttle run test. Data dianalisis menggunakan uji T dependen dan uji T independen.
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai estimasi VO2max pada kelompok intervensi setelah dilakukan HIIT sebesar 0,61 mL/kg/menit, namun tidak signifikan secara statistik p-value = 0,129. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi penurunan sebesar 0,24 mL/kg/menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa HIIT belum dapat memberikan peningkatan nilai estimasi VO2max yang signifikan.
 

Cardiorespiratory fitness is one of the components of physical fitness that will affect performance and health. Previous study showed that members of Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia has low cardiorespiratory fitness. This study was conducted to determine the effect of High intensity Interval Training HIIT on improving the estimated value of VO2max. This study used quasi experimental design on 21 members of Marching Band Madah Bahana UI in 2018.
 
Subjects were divided into 2 groups, HIIT group n 7 and control group n 14. The HIIT group were given HIIT Focus T25 Workout Cardio and the control group performed running and warm up packages for 2 weeks, 3x per week 25 minute session. Collected data were body weight, height, BMI, estimated value of VO2max through 20 m shuttle run test. The data were analyzed using dependen t test and independent t test.
 
Result of this study showed that there was an increase of estimated value of VO2max in HIIT group 0,61 mL kg min after HIIT, but not statistically significant p value 1,29. And there was a decrease of estimated value of VO2max in control group 0,24 mL kg min, but not statistically significant p value 0,432. It can be concluded that HIIT has not been able to provide significant increase in estimated value of VO2max.
Read More
S-9787
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aria Novita Sari; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Sandra Fikawati, Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Alsuhendra, Luluk Hadiyanto
Abstrak: Latar belakang: Nilai volume oksigen maksimal (vo2max) merupakan penilaian yang digunakan untuk melihat asupan oksigen maksimal selama berolahraga. Atlet yang memiliki nilai vo2max rendah akan sulit bersaing dengan atlet yang memiliki nilai vo2max tinggi karena semakin rendah nilai vo2max akan semakin mudah lelah. Banyak faktor yang berhubungan dengan nilai vo2max, seperti usia, jenis kelamin, status gizi, asupan gizi, frekuensi makan, hingga gaya hidup seperti kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai prediksi vo2max pada atlet remaja di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan di Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan design cross sectional. Sampel yang digunakan adalah atlet remaja di bawah bimbingan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, yang juga merupakan siswa SKO Ragunan. Responden berasal dari olahraga bulutangkis, sepakbola, voli, basket, tenis meja, taekwondo, pencak silat, gulat, panahan, atletik, loncat indah, dan angkat besi. Bleep test digunakan untuk mendapatkan prediksi nilai vo2max. Nilai persen lemak tubuh didapatkan melalui alat bio implemendarce analysis (BIA). Hasil: Rata-rata nilai vo2max atlet remaja di SKO Ragunan 45,12±8,19 ml/kg/menit. Diketahui variabel yang berhubungan dengan nilai vo2max adalah persen lemak tubuh (p 0,0005, r -0,71), asupan energi harian (p 0,04, r 0,21), dan jenis kelamin (p 0,0005). Setelah mengoreksi variabel usia, jenis kelamin, persen lemak tubuh, dan frekuensi makan, hasilnya variabel jenis aktivitas fisik dinilai memiliki pengaruh paling besar terhadap nilai vo2max (p 0,0005). Kesimpulan: Mengombinasikan aktivitas fisik aerobik dan anaerobik untuk latihan harian dapat meningkatkan nilai vo2max pada atlet remaja.
Read More
T-5569
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wita Mailani; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Asih Setiarini, Mury Kuswari
Abstrak: Kebugaran kardiorespiratori yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebugaran kardiorespiratori berdasarkan status gizi (IMT/U), persen lemak tubuh, aktivitas fisik, kebiasaan sarapan, asupan gizi makro dan asupan zat gizi mikro pada siswa SMAN 39 Jakarta sebelum dan setelah dikontrol jenis kelamin. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Penelitian ini melibatkan 131 siswa kelas 10 dan 11 di SMAN 39 Jakarta. Pengukuran asupan makanan dilihat menggunakan food recall 1x24 jam, aktivitas fisik dengan PAQ-A, IMT/U diukur menggunakan antropometri, persen lemak tubuh diukur menggunakan BIA dan kebiasaan sarapan dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 61,8% siswa dikatakan tidak bugar. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara IMT/U, persen lemak tubuh dan aktivitas fisik berdasarkan jenis kelamin pada status kebugaran kardiorespiratori siswa SMAN 39 Jakarta. Sementara itu, terdapat juga perbedaan status kebugaran kardiorespiratori berdasarkan asupan Vitamin B2 pada siswa SMAN 39 Jakarta
Read More
S-10064
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aridianti Nisa Karima; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Ahmad Syafiq, Nur Fitranto
S-9192
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Masako Christina; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Mulyadi Sadeli
S-11564
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Narita Putri; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Triyanti, Mury Kuswari
Abstrak: Nilai estimasi VO2Max, kapasitas maksimum oksigen yang dapat digunakan didalam tubuh per menit, merupakan indikator terbaik untuk menentukan tingkatkebugaran kardiorespiratori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rata-ratanilai estimasi VO2Max pada mahasiswa S1 Reguler Rumpun Ilmu Kesehatan UIserta hubungannya dengan jenis kelamin, aktivitas fisik, indeks massa tubuh(IMT), persen lemak tubuh, asupan gizi makro dan mikro, kualitas tidur, sertatingkat stres. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan totalsampel 122. Pengukuran nilai estimasi VO2Max dilakukan dengan metode QueensCollege Step Test dan didapatkan hasil rata-rata 38,9±6,9 mL/kg/menit (43,9±7,9mL/kg/menit pada laki-laki dan 35,4±2,8 mL/kg/menit pada perempuan; p value <0,05). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan nilai estimasiVO2Max secara bermakna berdasarkan jenis kelamin. Hasil bivariat jugamenunjukkan adanya hubungan secara bermakna dengan pola positif antaravariabel aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupankarbohidrat, vitamin B1, B2, dan Fe. Hubungan bermakna dengan pola negatifditemukan pada variabel persen lemak tubuh.Kata kunci: VO2Max, Queens College Step Test, mahasiswa.
Read More
S-9213
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Silvia Ayu Wulandari; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Triyanti, Ni Putu Dewi Arini
Abstrak:
Kebugaran kardiorespiratori merupakan kapasitas sistem kardiovaskuler dan pernapasan secara keseluruhan serta kemampuan untuk melakukan latihan dalam jangka waktu yang lama. Kebugaran kardiorespiratori dapat diukur dengan nilai VO2max, yaitu volume maksimum oksigen yang dapat diserap oleh tubuh manusia selama berolahraga pada ketinggian permukaan laut. Kebugaran yang rendah pada masa remaja dapat meningkatkan risiko kardiometabolik, penyakit kardiovaskular dini, prestasi akademik yang buruk, dan masalah kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kebugaran kardiorespiratori pada remaja siswa SMA Negeri 1 Kota Tangerang tahun 2024 dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kebugaran kardiorespiratori. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu tingkat kebugaran kardiorespiratori. Sementara itu, variabel independen dalam penelitian ini, yaitu jenis kelamin, ekstrakurikuler olahraga, aktivitas fisik, status gizi (IMT/U dan persentase lemak tubuh), asupan gizi makro (energi, karbohidrat, protein, dan lemak), kualitas tidur, stres akademik, dan frekuensi konsumsi SSBs. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei tahun 2024 kepada 105 siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 1 Kota Tangerang yang telah memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data kebugaran kardiorespiratori diambil dengan metode Queen’s College Step Test, sedangkan pengumpulan data variabel lainnya menggunakan beberapa kuesioner, wawancara dengan food recall, serta pengukuran antropometri. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 46,7% siswa tergolong tidak bugar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, asupan karbohidrat, dan stres akademik dengan tingkat kebugaran kardiorespiratori (p-value < 0,05). Oleh karena itu, diperlukan layanan konseling di sekolah untuk mengatasi stres siswa dan pemberian edukasi gizi untuk siswa berupa pemenuhan karbohidrat sesuai ajuran.

Cardiorespiratory fitness is the capacity of the cardiovascular and respiratory systems as a whole and the ability to perform prolonged exercise. Cardiorespiratory fitness can be measured by VO2max, which is the maximum volume of oxygen that can be absorbed by the human body during exercise at sea level. Low fitness during adolescence can increase the risk of cardiometabolic issues, early cardiovascular disease, poor academic performance, and mental health problems. This study aims to describe the level of cardiorespiratory fitness among high school students at SMA Negeri 1 Kota Tangerang in 2024 and analyze the factors associated with the level of cardiorespiratory fitness. The dependent variable in this study is the level of cardiorespiratory fitness. Meanwhile, the independent variables include gender, sports extracurricular activities, physical activity, nutritional status (BMI-for-age and body fat percentage), macronutrient intake (energy, carbohydrates, protein, and fat), sleep quality, academic stress, and frequency of SSBs consumption. This study is a quantitative study using a cross-sectional study design. The data was collected in May 2024 with 105 students from grades X and XI of SMA Negeri 1 Kota Tangerang who met the inclusion criteria. The cardiorespiratory fitness data was collected using the Queen's College Step Test method, while the other variables were collected using several questionnaires, interviews with food recall, and anthropometric measurements. The obtained data were then analyzed univariately and bivariately using the chi-square test. The results of this study show that 46,7% of students are categorized as unfit. The study results also indicate a significant relationship between gender, carbohydrate intake, and academic stress with the level of cardiorespiratory fitness (p-value < 0.05). Therefore, counseling services are needed in schools to address student stress and provide nutritional education to students regarding appropriate carbohydrate intake.
Read More
S-11737
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dessy Pratiwi; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Mury Kuswari
Abstrak: Pengukuran VO2max secara langsung merupakan pengukuran terbaik kebugaran kardiorespiratori tetapi metode ini tidak efisien, perlu keakhlian dan ruang laboratorium khusus, serta melelahkan. Pengukuran VO2max submaksimal dinilai lebih mudah, sederhana, tidak melelahkan, dan tanpa risiko. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengukuran lain yang lebih sederhana namun akurat dalam mengukur VO2max dengan Bruce Treadmill Test sebagai acuan. Dilaksanakan pada bulan April 2019 dengan responden 32 mahasiswi tingkat 1 Program Studi S1 Gizi Universitas Indonesia, penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Variabel dependen yang diukur adalah VO2maxBruce, sementara variabel independen meliputi VO2maxQCST, VO2maxRFWTKline, dan VO2maxRFWTDolgener. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VO2maxQCST, VO2maxRFWTDolgener, VO2maxRFWTKline berturut-turut memiliki nilai koefisien validitas (-0,15), (0,17) dan (0,19). VO2maxQCST yang tidak valid dapat disebabkan karena ketidaksesuaian tinggi balok kayu dengan panjang tungkai orang Indonesia. Hasil lain, VO2maxRFWTDolgener memiliki selisih rata-rata dengan VO2maxBruce lebih sedikit dibandingkan dengan VO2maxRFWTKline
Read More
S-9948
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suci Trisnasari; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Mury Kuswari
Abstrak: Nilai VO2max dianggap sebagai indikator terbaik untuk mengukur daya tahan kardiorespiratori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, status gizi, konsumsi zat gizi, dan aktivitas fisik terhadap nilai estimasi VO2max pada mahasiswa FKM UI peserta latin olahraga di FKM UI tahun 2015. Penelitian dilakukan dengan desain studi cross-sectional dengan sampel 100 mahasiswa FKM UI peserta latihan rutin olahraga, dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2015. Data yang akan dikumpulkan antara lain nilai estimasi VO2max dengan 20-m shuttle run, jenis kelamin dengan pengisian kuesioner, status gizi dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan persen lemak tubuh, konsumsi zat gizi dengan wawancara kuesioner food recall 3x24, aktivitas fisik dengan pengisian kuesioner aktivitas fisik GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire). Analisis statistik menggunakan uji t-independen. Rata-rata nilai estimasi VO2max mahasiswa FKM peserta latin olahraga di FKM UI tahun 2015 adalah 34,23 ± 3,31 mL/kg/menit.
 
 
Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel jenis kelamin, IMT, persen lemak tubuh, dan asupan protein bermakna secara signifikan dengan nilai estimasi VO2max. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik agar tercapainya target yang sedang dituju. Faktor dominan terhadap nilai estimasi VO2max pada mahasiswa FKM UI peserta latihan rutin olahraga di FKM UI tahun 2015 adalah IMT, setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, persen lemak tubuh dan asupan magnesium.
 

 
VO2max value is regarded as the best indicator to measure cardiorespiratory endurance. This study was conducted to determine the relationship between gender, nutritional status, nutrient intake, and physical activity on the estimated value of VO2max among FKM UI`s the training sport student participants in FKM UI 2015. The study design was cross-sectional study with 100 samples of students FKM UI participants the training sport, conducted in April-May 2015. Data were collected include the estimated value of VO2max with 20-m shuttle run test, gender with the questionnaires, nutritional status determined by measuring weight, height, and percent body fat, nutrient intake was collected by questionnaire interview 3x24 food recall, physical activity were taken with the physical activity questionnaire GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire). Statistical analysis using independent t-test. The average value of the estimated VO2max FKM UI`s the training sport student participants in FKM UI 2015 was 34.23 ± 3.31 mL/kg/min.
 
 
Results of bivariate analysis showed the variables of gender, BMI, percent body fat, and protein intake was significantly associated with the estimated value of VO2max. Based on these results, it is expected the change for better in order to achieve the target that is being aimed. The dominant factor of the estimated value of VO2max at FKM UI student participants in the exercise routine FKM UI 2015 is BMI, once controlled by the variable gender, percent body fat and the intake of magnesium.
Read More
S-8853
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nisa Fadlila Maharani; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Anna Fitriani
Abstrak:
Kebugaran kardiovaskular merupakan salah satu komponen dari kebugaran fisik yang umumnya diukur dengan nilai VO2max. Ketidakbugaran yang terjadi pada remaja dapat berisiko untuk menimbulkan penyakit tidak menular di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebugaran kardiovaskular berdasarkan nilai VO2max-nya serta faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut pada remaja. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 180 remaja kelas 10 dan 11 pada seluruh SMAN di Kota Depok yang berjumlah 15 sekolah. Variabel independen yang diteliti meliputi jenis moda transportasi yang digunakan siswa, tingkat aktivitas fisik, IMT/U, lemak tubuh, jenis kelamin, asupan energi, asupan makronutrien (karbohidrat, protein, lemak), dan kualitas tidur. Nilai VO2max diukur dengan melakukan tes kebugaran Queen’s College Step Test, jenis moda transportasi yang digunakan siswa diukur dengan menggunakan kuesioner, tingkat aktivitas fisik diukur dengan menggunakan kuesioner PAQ-A (Physical Activity Questionnaire-Adolescent), nilai IMT/U diukur dengan melakukan pengukuran antropometri (berat dan tinggi badan), lemak tubuh diukur dengan menggunakan alat BIA (Omron HBF 302), jenis kelamin didapatkan dari kuesioner identitas responden, asupan energi dan asupan makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) diukur dengan menggunakan kuesioner SQ-FFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire), dan kualitas tidur diukur dengan menggunakan kuesioner PSQI (Pittsburg Sleep Quality Index). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 41,7% remaja siswa SMAN di Kota Depok memiliki nilai VO2max yang tidak bugar. Selain itu, ditemukan adanya hubungan signifikan antara jenis moda transportasi yang digunakan, tingkat aktivitas fisik, status gizi berdasarkan nilai IMT/U, dan lemak tubuh dengan nilai VO2max (p-value<0,05). Oleh karena itu, remaja siswa disarankan untuk lebih terlibat dalam kegiatan yang dapat meningkatkan kebugaran fisik.

Cardiovascular fitness is one component of physical fitness that is generally measured by VO2max values. Lack of fitness that occurs in adolescents can risk causing non-communicable diseases in the future. This study aims to determine the description of cardiovascular fitness based on VO2max values and the factors that influence these values in adolescents. The study design used in this research was cross-sectional with a sample size of 180 adolescents in grades 10 and 11 from all 15 high schools in Depok City. The independent variables studied included the type of transportation mode used by students, level of physical activity, BMI for Age, body fat, gender, energy intake, macronutrient intake (carbohydrates, protein, fat), and sleep quality. VO2max values were measured by performing the Queen's College Step Test fitness test, the type of transportation mode used by students was measured using a questionnaire, the level of physical activity was measured using the PAQ-A (Physical Activity Questionnaire Adolescent), BMI for Age values were measured by anthropometric measurements (weight and height), body fat was measured using a BIA device (Omron HBF 302), gender was obtained from the respondent's identity questionnaire, energy intake and macronutrient intake (carbohydrates, protein, fat) were measured using the SQ-FFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire), and sleep quality was measured using the PSQI (Pittsburg Sleep Quality Index) questionnaire. The results of this study indicate that 41.7% of high school adolescent students in Depok City have unfit VO2max values. In addition, a significant relationship was found between the type of transportation mode used, level of physical activity, nutritional status based on BMI for Age values, and body fat with VO2max values (p-value <0.05). Therefore, adolescent students are advised to be more involved in activities that can improve physical fitness.
Read More
S-11655
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive