Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dinar Ayu Saraswati; Pembimbing: Bambang Sutrisna; Penguji: Yovsyah, Pipi Hikmawati
Abstrak: Kesehatan jiwa merupakan salah satu komponen yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Mahasiswa adalah salah satu sumber daya manusia yang rentan mengalami gangguan kesehatan jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase dan proporsi dari faktor sosiodemografi, faktor biologis, dan faktor sosiokultural pada klien mahasiswa Badan Konseling Mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi Case-series. Sampel penelitian ini adalah seluruh klien mahasiswa BKM UI yang melakukan konseling di tahun 2013-2014 dan didiagnosis mengalami gangguan kesehatan jiwa dan memiliki catatan konseling lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan, selama tahun 2013-2014, sebanyak 449 klien mengalami gangguan kesehatan jiwa, 49,4% klien berasal dari fakultas yang mempelajari ilmu pengetahuan sosial, 113 klien merupakan mahasiswa tahun akademik 2010, dan 90,87% dilatarbelakangi oleh faktor sosiokultural. Kata kunci : Karakteristik, Mahasiswa, Gangguan Kesehatan Jiwa
Mental health is one of components that determine the quality of human resources. University or college student is one of human resources that susceptible with mental illness or disorder. This study aims to know the percentage and proportion of client Badan Konseling Mahasiswa Universitas Indonesia with mental disorder in three aspects : sociodemography, biologic and sociocultural factors. This study is a case-series study and sample in this study was all student who came to BKM UI within 2013-2014 and have complete variable data research. The result showed that within 2013 and 2014, there was 449 clients with mental disorder at BKM UI, 49,4% clients are from social studies, 25,2% clients are students academic year 2010, and 90,87% cases are affected by sociocultural factors. Keywords: Characteristic, College Student, Mental Disorder
Read More
S-8922
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Aulia Rizky; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Sandra Fikawati, Fajrinayanti
Abstrak: Penggunaan layanan Online Food Delivery (OFD) yang kurang terkendali dapat menyebabkan peningkatan asupan makanan dan berpengaruh terhadap kejadian status gizi berlebih/obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan proporsi status gizi berdasarkan penggunaan layanan OFD pada mahasiswa nonkesehatan UI. Penelitian ini melibatkan 136 responden dengan desain studi cross-sectional dan data diambil melalui pengukuran antropometri, pengisian Google Form, dan wawancara. Analisis data yang dilakukan adalah univariat, bivariat (chi-square), dan multivariat (regresi logistik ganda). Hasil menunjukkan perbedaan proporsi status gizi yang signifikan berdasarkan durasi loyalitas konsumen, uang saku, dan asupan energi. Setelah dikontrol oleh aktivitas fisik dan asupan energi, ditemukan perbedaan proporsi status gizi berdasarkan preferensi makanan dengan hubungan negatif (p-value = 0,039; OR = 0,213; 95% CI = 0,49—0,93). Asupan energi merupakan faktor dominan dalam pengaruh preferensi makanan terhadap status gizi (OR= 9,605). Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempertimbangkan aspek lain terkait penggunaan OFD dan status gizi. Mahasiswa nonkesehatan UI disarankan memperhatikan pesan gizi seimbang dalam pemilihan makanan saat menggunakan OFD untuk menghindari risiko status gizi berlebih atau obesitas.
The uncontrolled use of Online Food Delivery (OFD) services can lead to increased food intake and the occurrence of excessive nutritional status or obesity. This study aims to examine the differences in the proportion of nutritional status based on the use of OFD services among non-health students at UI. The study involved 136 respondents using a cross-sectional study design, and data were collected through anthropometric measurements, Google Form, and interviews. The data were analyzed using univariate, bivariate (chi-square), and multivariate (multiple logistic regression). The results showed significant differences in the proportion of nutritional status based on the duration of consumer loyalty, allowance, and energy intake. After controlling for physical activity and energy intake, there were differences in the proportion of nutritional status based on food preferences with a negative relationship (p-value = 0.039; OR = 0.213; 95% CI = 0.49—0.93). Energy intake was the dominant factor influencing the relationship between food preferences and nutritional status (OR = 9.605). Further research is needed to consider other aspects of OFD services and nutritional status. Non-health students at UI are advised to pay attention to balanced nutrition when selecting food through OFD to avoid the risk of excessive nutritional status or obesity.
Read More
S-11270
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiara Verdinawati; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Evi Martha, Bayu Aji
S-7888
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizka Kharisma Putri; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Ayu Dewi Sartika, Tiara Lutfie
S-8375
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jesslyn Metta Santi; Pembimbing: Nurul Dina Rahmawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Khoirul Anwar
Abstrak: Fast food adalah jenis makanan yang sudah diolah atau dimasak dalam waktu singkat dan disajikan cepat atas dasar pesanan, dalam kondisi yang masih panas, dan dapat dibawa pergi untuk dikonsumsi di jalan. Fast food ditandai dengan kandungan gizi yang tidak seimbang, dimana sebagian besar mengandung kalori, lemak, gula dan garam yang relatif tinggi, tetapi kandungan serat rendah. Saat ini, industri fast food telah berkembang pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dapat mempengaruhi pola makan remaja akibat peningkatan frekuensi konsumsi fast food. Remaja sedang mengalami perubahan dalam pola gaya hidup, seperti perilaku makan yang berubah dan pilihan makanan yang dikonsumsi cenderung tidak sehat, yaitu makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak. Dibuktikan dari WHO (2020) yang menyatakan bahwa 80% remaja di seluruh dunia sering mengonsumsi fast food dan Nilsen (2009) menyatakan 69% masyarakat Indonesia sering mengonsumsi fast food. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi fast food pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia angkatan 2023. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional yang melibatkan 151 responden. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret – April 2024 dengan metode simple random sampling. Hasil penelitian menujukkan bahwa 76,2% responden mengonsumsi fast food dengan frekuensi sering (≥ 3 kali/minggu). Hasil analisis uji bivariat menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara uang saku untuk membeli fast food (p-value 0,007; OR 3,111), emotional eating (p-value 0,025; OR 3,821), jarak kampus ke gerai fast food (p-value 0,002; OR 3,600), promosi fast food (p-value 0,042; OR 2,445), dan paparan media sosial instagram (p-value <0,001; OR 28,8) dengan konsumsi fast food. Namun, tidak terdapat perbedaan signifikan antara jenis kelamin (p-value 0,370), uang saku keseluruhan (p-value 0,331), pengetahuan gizi dan fast food (p-value 1,000), peer group (p-value 0,344), online food delivery (p-value 1,000), dan jarak tempat tinggal ke gerai fast food (p-value 0,685). Setelah mengetahui hasil penelitian, diharapkan mahasiswa dapat mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan membatasi penggunaan media sosial dan pengaruh iklan serta promosi fast food.
Fast food is a type of food that has been processed or cooked in a short time and that is served quickly on order basis, in a still hot condition, and can be taken away to be eaten in the street. Fast food is characterized by unbalanced nutritional intake, which is mostly high in calories, fat, sugar and salt, but low in fiber. Currently, the fast food industry has grown rapidly around the world, including in Indonesia. This may affect adolescents' diet due to increased frequency of fast food consumption. Adolescents are experiencing changes in lifestyle patterns such as changing dietary behavior and food choices that are consumed which are often unhealthy, such as foods that contain high amounts of sugar, salt, and fat. Evidenced by WHO (2020) which states that 80% of adolescents around the world often consume fast food and Nilsen (2009) states that 69% of people in Indonesia often consume fast food. This study aims to determine factors related to fast food consumption among students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia class of 2023. This research was conducted using a cross-sectional method involving 151 respondents. Data collection was carried out from Maret – April 2024 using the simple random sampling. The results showed that 76,2% of respondents consumed fast food frequently (≥ 3 times/week). The results of the bivariate test analysis showed that there is a significant difference between pocket money to buy fast food (p-value 0,007; OR 3,111), emotional eating (p-value 0,025; OR 3,821), campus distance to fast food outlets (p-value 0,002; OR 3,600), fast food promotion (p-value 0,042; OR 2,445), dan of social media instagram exposure (p-value <0,001; OR 28,8) dengan konsumsi fast. However, it is no significant difference between gender (p-value 0,370), total pocket money (p-value 0,331), nutrition and fast food knowledge (p-value 1,000), peer group (p-value 0,344), online food delivery (p-value 1,000), dan residential distance to fast food outlets (p-value 0,685). After knowing the research results, it is hoped that college students can eat healthier foods and limit the use of social media and the influence of advertisements and fast food promotions.
Read More
S-11729
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Aulia; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Sada Rasmada
Abstrak: Sugar Sweetened Beverages (SSBs) merupakan cairan yang dimaniskan dengan berbagai bentuk gula tambahan seperti corn syrup, dekstrosa, fruktosa, glukosa, sukrosa, madu dan gula yang secara alami terdapat di dalam bahan pangan namun telah dipekatkan, jika dikonsumsi secara berlebihan maka akan menyebabkan kejadian obesitas dan mengakibatkan faktor risiko lain seperti penyakit tidak menular yaitu diabetes dan penyakit kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan proporsi konsumsi Sugar Sweetened Beverages (SSBs) berdasarkan konsumsi fast food, screen time, karakteristik individu, karakteristik lingkungan pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 185 orang. Data diambil melalui pengisian kuesioner online secara mandiri oleh responden. Data akan dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 61,6% mahasiswa Universitas Indonesia mengonsumsi SSB dalam tingkat tingi (≥ 200 kkal). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara ketersediaan SSBs p-value 0,045 dan odds ratio OR 2,057 (1,068-3,963), pengaruh media sosial p-value 0,025 dan odds ratio OR 2,273 (1,159-4,457), konsumsi fast food p-value 0,049 dan odds ratio OR 0,514 (0,277-0,954), dan screen time p-value 0,044 dan odds ratio OR 1,986 (1,066-3,699) terhadap konsumsi SSBs. Peneliti menyarankan konsumen untuk memperhatikan konsumsi SSBs dan memilih alternatif lain agar tidak mengonsumsi SSBs berlebihan saat melakukan kegiatan luar bersama dengan teman maupun keluarga. Produsen SSBs disarankan untuk mencantumkan label gizi pangan terkait jumlah gula yang ada di produk SSBs terutama SSBs yang berbentuk warlaba. Peneliti juga menyarankan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat mencantumkan infromasi nilai gizi dalam bentuk traffic light atau penggunaan warna yang berbeda untuk membedakan kandungan zat gizi yang rendah, sedang dan juga tinggi seperti warna hijau untuk kandungan zat gizi yang rendah, warna kuning untuk kandungan zat gizi yang sedang dan warna hijau untuk kandungan zat gizi yang tinggi
Sugar Sweetened Beverages (SSBs) are liquids that are sweetened with various forms of added sugar such as corn syrup, dextrose, fructose, glucose, sucrose, honey, and sugar which are naturally found in foodstuffs but have been concentrated, if it consumes in excess, it will cause an obesity and lead to other risk factors such as infectious diseases diabetes and cardiovascular disease. The purpose of this study is to determine the differences in the proportion of consumption of Sugar Sweetened Beverages (SSBs) based on consumption of fast food, screen time, individual characteristics, environmental characteristics among the students at University of Indonesia in 2023. This study used a cross-sectional study design with a sample size of 185 respondents. Data was collected by filling online questionnaires independently by respondents. Data will be analyzed univariately and bivariate. The results showed that 61.6% of University of Indonesia students consumed high levels of SSB (≥ 200 kcal). The results of the bivariate analysis showed that there was a significant proportion difference between the availability of SSBs p-value 0.045 and odds ratio OR 2.057 (1.068-3.963), social media influence p-value 0.025 and odds ratio OR 2.273 (1.159-4.457), consumption of fast-food p -value 0.049 and odds ratio OR 0.514 (0.277-0.954), and screen time p-value 0.044 and odds ratio OR 1.986 (1.066-3.699) for consumption of SSBs. Researchers suggest consumers to pay attention to consumption of SSBs and choose other alternatives to avoid heavy consumption of SSBs when doing outdoor activities with friends or family. SSBs producers are advised to put food nutrition labels related to the amount of sugar in SSBs products, especially SSBs in the form of franchises. Researchers also suggest that the Food and Drug Monitoring Agency (BPOM) can put nutritional value information in the form of traffic lights or the use of different colors to distinguish low, medium, and high nutrient content such as green for low nutrient content, yellow for medium nutrient content and green for high nutrient content.
Read More
S-11237
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anisa Rafni Rahmadani; Pembimbing: Siti Arifah Pudjonarti; Penguji: Sandra Fikawati, Sylviana Marcella
S-9475
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nabila Azmi; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Ahmad Syafiq, Widjaja Lukito
Abstrak: ABSTRACT
 
 
Kecenderungan perilaku makan menyimpang merupakan gangguan mental yang ditandai dengan membatasi makanan dan mengontrol berat badan akibat ketakutan seseorang untuk menjadi gemuk. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang juga memiliki resiko terjadinya kecenderungan perilaku makan menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi RIK UI angkatan 2013 tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dilkumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari 176 mahasiswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85,2% responden memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang. Terdapat hubungan signifikan antara citra tubuh (P value= 0,040), pengaruh teman (P value = 0,021), dan keterpaparan media massa (P value = 0,023) terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi RIK UI angkatan 2013 tahun 2014. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa keterpaparan media massa merupakan faktor paling dominan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswi RIK UI angkatan 2013 tahun 2014 (P value= 0,04). Mahasiswi yang terpapar media massa memiliki peluang mengalami perilaku makan menyimpang 3,15 kali lebih besar dibandingkan responden yang tidak terpapar media massa setelah dikontrol dengan variabel citra tubuh dan pengaruh teman.
 

 
ABSTRACT
 
 
Eating disorders tendency are mental disorders that is signed with restraint eating and weight control because of fear of becoming fat. College student is one of group who also has a risk of eating disorders tendency. Objective in this study is to determine the dominant factor in determining the frequency of eating disorders tendency in college students in the Health Science University of Indonesia batch 2013 at 2014. The research method is quantitative cross-sectional design. The data was collected by questionnaire of 176 college students. Result showed that 85.2% of respondents had eating disorders tendency. There is a significant difference in the proportion of body image (P value= 0.040), peer influence (P value = 0.021), and mass media exposure (P value = 0.023). The result of multivariate test show that mass media exposure is a dominant factor against eating disorders tendency in college students in the Health Science University of Indonesia batch 2013 at 2014 (P value= 0.04). College student who is exposed to the mass media have eating disorders tendency 3.15 greater than respondent who aren’t exposed with mass media after controlled with variable body image and peer influence.
Read More
S-8446
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dearesty Melinda Setyorini; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Mardewi
Abstrak: Penggunaan jasa online food delivery (OFD) yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko terjadinya status gizi lebih karena pemilihan jenis dan jumlah makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan proporsi frekuensi penggunaan jasa OFD berdasarkan faktor risikonya, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, tingkat stres, dan tingkat semester kuliah pada mahasiswa Nonkesehatan Universitas Indonesia tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dan menggunakan data sekunder yang diambil pada bulan Maret-April 2021 dengan jumlah responden sebanyak 136 mahasiswa. Hasil analisis univariat menunjukkan sebanyak 11,8% mahasiswa menggunakan jasa OFD dalam frekuensi yang sering. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan tidak terdapat perbedaan proporsi frekuensi penggunan jasa OFD yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, tingkat stres, dan tingkat semester kuliah (p-value >0,05). Selain itu, terdapat kecenderungan bahwa frekuensi penggunaan jasa OFD yang sering lebih banyak terjadi pada mahasiswa perempuan, termasuk dalam usia dewasa, beraktivitas fisik cukup, memiliki tingkat stres yang tinggi, dan belum semester akhir.
Uncontrolled use of online food delivery (OFD) services can increase the risk of overnutrition due to the selection of the type and amount of food that does not suit the consumer needs. This study aims to describe and determine the proportion differences in the frequency of using OFD services based on risk factors, such as gender, age, physical activity, stress level, and college semester level among Nonmedical Students at University of Indonesia in 2021. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design and using secondary data taken in March-April 2021 with 136 students as the respondents. The results of the univariate analysis showed that 11,8% of students used OFD services frequently. Bivariate analysis using the chi-square test showed that there is no significant proportion differences in the frequency of using OFD services based on gender, age, physical activity, stress level, and college semester level (p-value >0,05). In addition, there is a tendency that the frequency of using OFD services frequently is higher among female students, are included in adult age, have sufficient physical activity, have high levels of stress, and are not yet in their final semester.
Read More
S-11362
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiara Amelia; Promotor: Evi Martha; Kopromotor: Ade Iva Murty; Penguji: Besral, Bagus Takwin, Dien Anshari, Tiara Anindhita, Irmasnyah
Abstrak: Mahasiswa sebagai pengguna media sosial tertinggi memiliki prevalensi gangguan media sosial cukup tinggi yaitu 50% pada mahasiswa di Turki (2020), 24,9% pada responden di Indonesia (2020), 60% pada mahasiswa di Baghdad (2020). Prevalensi pada mahasiswa baru UI sebesar 24,3% (Angkatan 2021) lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa lama sebesar 17,3% (Angkatan 2018-2020). Mahasiswa angkatan baru lebih rentan terhadap gangguan media sosial. Oleh karenanya diperlukan adanya model intervensi preventif untuk merespons tren meningkatnya prevalensi gangguan media sosial. Tujuan studi ialah merancang dan mengetahui efek model intervensi daring “Sehat Bermedia Sosial” (SBS) terhadap skor gangguan media sosial pengetahuan, sikap, durasi penggunaan media sosial, jumlah akun aktif, need to belong, dan regulasi diri pada mahasiswa Universitas Indonesia. Metodologi: Pelaksanaan semua tahapan pengembangan model dilakukan daring dan meliputi studi pendahuluan (n=201); studi survey (n=339) untuk mendapatkan data skor GMS pada mahasiswa; mendesain, menguji coba dan melaksanakan tahapan model; dan studi quasi experiment (n=74) untuk mengetahui efek model. Hasil: Pemberian intervensi model “SBS” efektif meningkatkan skor pengetahuan CBT (13,7%) dan regulasi diri (14,5%). Kemudian, pemberian intervensi efektif menurunkan skor gangguan media sosial (19%), durasi waktu penggunaan media sosial (10%). Namun, belum efektif menurunkan NTB karena terjadi kenaikan NTB sebesar 4% dan belum efektif meningkatkan sikap penggunaan media sosial dan menurunkan jumlah akun sosial media karena tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan: Model sebagai upaya preventif telah berhasil memberikan efek intervensi utamanya pada penurunan gangguan media sosial. Rekomendasi: Melakukan upaya sosialisasi model “Sehat Bermedia Sosial” agar diadopsi dan diterapkan pada universitas atau institusi Pendidikan setara lainnya dan implementasi model mampu mengatasi kendala terbatasnya ruang, waktu dan kendala geografis selama terdapat jaringan internet.
College student as the highest social media users have a fairly high prevalence of social media disorder (SMD): namely 50% among college students in Turkey (2020), 24.9% among respondents in Indonesia (2020), 60% among college students in Baghdad (2020). The prevalence among new UI students is 24.3% (Class of 2021) higher than that of old students at 17.3% (Class of 2018-2020). New students are more vulnerable to social media interference. Therefore, there is a need for a preventive intervention model to respond to the trend of increasing prevalence of social media disorders. Purpose: The aim of the study is to design and determine the effect of the "Sehat Bermedia Sosial" online intervention model on social media disorder scores, knowledge, attitudes, duration of social media use, number of active accounts, need to belong, and self-regulation among Universitas Indonesia students. Methodology: All stages of model development were carried out online and included a preliminary study (n=201); survey study (n=339) to obtain SMD score data for students; designing, testing, and implementing model stages; and a quasi-experimental study (n=74) to determine the model effect. Results: Providing the "SBS" model intervention was effective in increasing CBT knowledge scores (13.7%) and self-regulation (14.5%). Then, the providing effective interventions reduced the score of social media disruption (19%), the duration of social media use (10%). However, it has not been effective in reducing NTB because there has been an increase in NTB by 4%. And it has not been effective in increasing attitudes in using social media and reducing the number of social media accounts because it is not statistically meaningful. Conclusion: The model as a preventive effort has succeeded in providing its main effect on social media disorders. Recommendation: Make efforts to socialize the "Sehat Bermedia Sosial" model so that it is adopted and applied to universities or other equivalent educational institutions and the implementation of the model can overcome the constraints of limited space, time and geographical constraints as long as internet networks available.
Read More
D-548
Depok : FKM UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive