Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 261 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sugini; Pembimbing: Sudarto R.
S-200
Jakarta : FKM UI, 1984
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anwar Hasan, Purnawan Junadi, Sandi Ilyanto
LP 361.1 HAS s
Jakarta : Bappenas, 2001
Laporan Penelitian   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reihan Zulkarnaen; Pembimbing: Trisari Anggondowati; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Nurfi Afriansyah
Abstrak: Indikator Konsumsi Telur, Ikan atau Daging (TID) adalah salah satu indikator Infants and Young Child Feeding WHO dan UNICEF sebagai salah satu cara untuk mencegah dan menanggulangi permasalahan gizi anak, seperti stunting. Penelitian ini dijalankan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi TID pada anak usia 6-23 bulan. Pemanfaatan data sekunder SDKI 2017 dilakukan dalam penelitian ini. Desain studi yang digunakan adalah desain studi potong lintang atau cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase anak usia 6-23 bulan yang memenuhi konsumsi TID adalah sebesar 71,7%. Dari sekian variabel, terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara usia anak (PR = 3,34; 95% CI: 2,96-3,75), akses ibu terhadap internet (PR = 1,19; 95%CI: 1,06-1,34), kepemilikan buku KIA (PR = 0,74; 95% CI: 0,59-0,95), ibu berpendidikan rendah (PR = 1,65; 95% CI: 1,29-2,13) dan menengah (PR = 1,36; 95%CI: 1,09-1,70), ayah berpendidikan rendah (PR = 1,65; 95% CI: 1,27-2,13) dan menengah (PR = 1,28; 95% CI: 1,01-1,619), status bekerja ibu (PR = 1,32; 95%CI: 1,16-1,45), rumah tangga paling miskin (PR=1,86; 95%CI: 1,40-2,47), rumah tangga miskin (PR = 1,74; 95%CI: 1,32-2,31), rumah tangga menengah (PR = 1,67; 95%CI: 1,26-2,22), rumah tangga kaya (PR = 1,39; 95%CI: 1,05-1,83), dan kepemilikan kulkas (PR = 1,28; 95% CI: 1,14-1,44) terhadap ketidaktercapaian konsumsi TID. Informasi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi TID ini dapat menjadi dasar informasi terkini mengenai indikator konsumsi TID.
Egg and/or Flesh Food Consumption is one of WHO and UNICEF's Infants and Young Child Feeding indicators as a way to prevent and overcome child nutrition problems, such as stunting. This research was carried out to determine the factors that influence EFF consumption in children aged 6-23 months. The 2017 IDHS secondary data was utilized in this research. The study design used was a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The research results showed that the percentage of children aged 6-23 months who met EFF consumption was 71.7%. Of the variables, there is a statistically significant relationship between child age (PR = 3.34; 95% CI: 2.96-3.75), mother's access to the internet (PR = 1.19; 95% CI: 1, 06-1.34), ownership of KIA book (PR = 0.74; 95% CI: 0.59-0.95), mother with low (PR = 1.65; 95% CI: 1.29-2, 13) and middle (PR = 1.36; 95%CI: 1.09-1.70) education, low (PR = 1.65; 95%CI: 1.27-2.13) and middle (PR = 1.28; 95% CI: 1.01-1.619) education, mother's working status (PR = 1.32; 95% CI: 1.16-1.45), poorest household (PR = 1.86; 95%CI: 1.40-2.47), poor households (PR = 1.74; 95%CI: 1.32-2.31), middle class households (PR = 1.67; 95%CI: 1.26-2.22), rich households (PR = 1.39; 95%CI: 1.05-1.83), and refrigerator ownership (PR = 1.28; 95%CI: 1.14- 1.44) towards non-achievement of EFF consumption. Information regarding factors that influence EFF consumption can be the basis for current information regarding EFF consumption indicators.
Read More
S-11789
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
media medika indonesia
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
KIM (Katalog Induk Majalah)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Iha Nursolihah; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Martya Rahmaniati, Toha Muhaimin, Wisnu Trianggono, Anissa Rizkianti
Abstrak: ABSTRAK Nama : Iha Nursolihah Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul : Faktor Penentu Keguguran di Indonesia Pembimbing : Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, M. Sc. Keguguran adalah masalah kesehatan reproduksi penyebab mortalitas dan morbiditas wanita di seluruh dunia. Di dunia, terjadi 208 juta kehamilan dengan 52 juta diantaranya mengalami keguguran. Di Indonesia, keguguran menjadi penyebab kelima terbesar kematian ibu, setelah perdarahan, hipertensi, infeksi, dan partus lama. Beberapa cakupan dalam indikator kesehatan ibu mendapatkan adanya perbedaan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatahui faktor maternal yang mempengaruhi keguguran di Indonesia berdasarkan wilayah tempat tinggal. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain crossectional study. Sumber data dalam penelitian ini adalah data mencakup seluruh wilayah di Indonesia yang didapatkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Hasil penelitian mendapatkan bahwa usia dan paritas berpengaruh terhadap kejadian keguguran di wilayah perkotaan dan perdesaan, faktor lain yang berpengaruh di perkotaan adalah adanya infeksi menular seksual dan pekerjaan, sedangkan di perdesaan adalah jarak kehamilan. Risiko abortus tidak berhubungan bermakna dengan merokok, K1 ideal, kualitas ANC, Konsumsi TTD, dan kontrasepsi. Kata kunci: Keguguran, Wilayah, Indonesia ABSTRACT Miscarriage is a reproductive health problem that causes mortality and morbidity of women throughout the world. In the world, 208 million pregnancies occur, with 52 million having miscarriages. In Indonesia, miscarriage is the fifth largest cause of maternal death, after bleeding, hypertension, infection, and prolonged labor. Some coverage in maternal health indicators get a difference between urban and rural areas. For this reason, this study aims to know the maternal factors that affect miscarriages in Indonesia based on the area of residence. This type of research is observational analytic with crossectional study design. The source of the data in this study is that data covers all regions in Indonesia obtained from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey. The results showed that age and parity influence the incidence of miscarriages in urban and rural areas, another factor that influences in urban areas is the presence of infectious infections sex and work, while in rural areas is the distance of pregnancy. The risk of abortion is not significantly related to smoking, ideal K1, ANC quality, TTD consumption, and contraception. Keywords: Miscarriage, Urban, Rural, Indonesia
Read More
T-5538
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arief Maulana Pembimbing: Nurhayati A. Prihartono; Penguji: Yovsyah, Theresia Sandra Diah Ratih
Abstrak: Penelitian mengenai hubungan obesitas dengan risiko kejadian penyakit asma sudah banyak dilakukan namun masih jarang dilakukan penelitian yang mengambil sampel perempuan usia produktif (15-64 tahun). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hubungan obesitas dalam menyebabkan asma pada perempuan usia produktif (15-64 tahun). Penelitian ini menggunakan data bersumber dari Indonesian Family Life Survey- 5 (IFLS-5) tahun 2014 dengan desain penelitian cross sectional. Sampel yang dianalisis pada penelitian ini berjumlah 15.654 setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk mengetahui besar risiko obesitas dalam menyebabkan asma. Hasil penelitian didapatkan prevalensi asma sebesar 2,91%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa perempuan usia produktif yang obesitas memiliki risiko 1,21 kali untuk mengalami asma (POR=1,21). Perlu adanya adanya promosi kesehatan lebih baik dan variatif untuk mencegah asma terutama pada perempuan obesitas pada umur 15-64 tahun.
Read More
T-5805
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhiana Rachmawati; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Pujiyanto, Samkani, Eti Rohati
Abstrak:
Pendahuluan: Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang diproduksi sejak masa kehamilan ibu (Wiji, 2013). Secara nasional dari data Kemenkes 2017 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi berjumlah 61,33% namun masih ada beberapa provinsi yang belum mencapai cakupan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberi ASI eksklusif di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan hasil analisis bivariat bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan pemberian ASI eksklusif yaitu pada variabel status bekerja ibu (p value 0,013), fasilitas kesehatan saat bersalin (p value 0,001), keterpaparan infornasi (p value 0,044), dan IMD (p value 0,000). Kesimpulan: Secara garis besar cakupan pemberian ASI eksklusif pada penelitian ini sudah cukup baik yaitu berjumlah 61,0%. Dari hasil analisis multivariat didapatkan hasil bahwa variabel yang paling memiliki hubungan dengan pemberian ASI eksklussif yaitu pada variabel staus pekerjaan ibu dan IMD.

Breast milk (ASI) is the liquid secreted by the mother's breast glands in the form of natural food or the best nutritious and high-energy milk produced since the mother's pregnancy (Wiji, 2013). Nationally, from the 2017 Ministry of Health data, the coverage of exclusive breastfeeding for babies is 61.33%, but there are still some provinces that have not reached this coverage. This study aims to determine the factors that influence exclusive breastfeeding in Indonesia. This study used a quantitative approach with a cross sectional study design. The results of the study were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analysis. In this study, the results of the bivariate analysis showed that the variables that had a relationship with exclusive breastfeeding were the mother's working status variable (p value 0.013), health facilities during childbirth (p value 0.001), information exposure (p value 0.044), and IMD. (p value 0,000). Broadly speaking, the coverage of exclusive breastfeeding in this study is quite good, amounting to 61.0%. From the results of the multivariate analysis, it was found that the variables that had the most association with exclusive breastfeeding were maternal occupational status and BMI.

Read More
T-5931
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ghifari Andini Mukti; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, Kemal N. Siregar, Cut Putri Arianie, Ummul Khair
Abstrak: Prevalensi tinggi kanker serviks merupakan masalah kesehatan global. Itu menyebabkan ratusan ribu kematian di antara wanita setiap tahun di seluruh dunia. Dengan sebuah diperkirakan 570.000 kasus dan 311.000 kematian pada 2018 di seluruh dunia, penyakit ini menempati urutan keempat terbanyak kanker yang sering didiagnosis dan urutan keempat penyebab kematian akibat kanker pada wanita. Diagnosis dini dan skrining pada wanita dapat meningkatkan kesuksesan pengobatan dan survival wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi wanita di Indonesia untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Penelitian ini menggunakan data sekunder IFLS V menggunakan desain crossectional dengan respponden sebanyak 29.220 yang merupakan wanita yang sudah menikah dan berusia ≥20 tahun. Hasil menunjukkan proporsi wanita yang melakukan deteksi dini kanker serviks atau papsmear sebanyak 22.99% masih sangat rendah dibandingkan target. Variable yang berhubungan dengan partisipasi wanita di Indonesia untuk melakukan deteksi dini kanker serviks adalah riwayat penyakit, paritas, usia, usia pertama menikah pendidikan, jarak fasilitas kesehatan dan jaminan kesehatan. Variable yang paling dominan yang mempredisksi wanita untuk melakukan skrining kanker serviks adalah usia pertama menikah dengan POR 2.4 dengan 95%CI 1.606-1.843. Diperlukan sosialisasi dan pendidikan kesehatan agar wanita mau untuk menunda usia pertama menikah.
The high prevalence of cervical cancer is a global health problem. It causes hundreds of thousands of deaths among women every year worldwide. With an estimated 570,000 cases and 311,000 deaths in 2018 worldwide, the disease is the fourth most frequently diagnosed cancer and the fourth leading cause of cancer death in women. Early diagnosis and screening in women can improve treatment success and women's survival. This study aims to determine the factors associated with the participation of women in Indonesia to perform early detection of cervical cancer. This study uses secondary data from IFLS V using a cross-sectional design with 29,220 respondents who are married women. The results show that the proportion of women who do early detection of cervical cancer or Pap smear as much as 22.99% is still very low compared to the target. Variables related to the participation of women in Indonesia for early detection of cervical cancer are disease history, parity, age, age at first marriage, education, distance to health facilities and health insurance. The most dominant variable that predicts women to do cervical cancer screening is age at first marriage with POR 2.4 with 95% CI 1.606-1.843. Socialization and health education are needed so that women are willing to delay the age of first marriage
Read More
T-6232
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rayhana; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Putra, Wahyu Kurnia Yusrin, Anies Irawati
Abstrak: Prevalensi anemia anak di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, sebanyak 28,1%. Angka ini meningkat dari sebelumnya di tahun 2007 hanya sebesar 27,7%. Lalu meningkat lagi di tahun 2018 pada riskesdas menunjukan angka 38,5%. Hasil penelitian Zuffo et al., 2016); Prieto-Patron et al., 2018; Li et al., 2019; Woldie, Kebede and Tariku, 2015; Konstantyner, Roma Oliveira and De Aguiar Carrazedo Taddei, 2012 menunjukan bahwa kelompok yang lebih berisiko menderita anemia adalah usia 0-23 bulan. Penelitian di Bali tahun 2019 juga menunjukan hasil yang sama bahwa sebanyak 71% anak berusia dibawah dua tahun menderita anemia, sedangkan hanaya 9% anak usia diatas dua tahun yang menderita anemia. Untuk itu penelitian ini perlu dilakukan agar dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia baduta di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi kejadian anemia baduta di Indonesia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia baduta di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Riskesdas tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 832 anak. Penelitian ini juga melakukan uji multivariat yaitu regresi logistic, untuk mengetahui faktor dominan kejadian anemia pada baduta di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa prevalensi anemia baduta mencapai 54,9%. Pada penelitian ini usia baduta 0-11 bulan [OR 1,770 (1,33-2,34)], status gizi wasting [OR 1,626 (1,03-2,55)], status gizi underweight [OR 1,556 (1,05-2,33)], pendidikan ibu rendah [OR 2,512 (1,39-4,54)], pendidikan ibu menengah [OR 1,893(1,07-3,32)], dan wilayah rumah tinggal perdesaan [OR 1,386 (1,05-1,82)] ditemukan beruhubungan signifikan dengan kejadian anemia baduta. Variabel paling dominan yang ditemukan adalah usia baduta. Oleh karena itu, disarankan bagi dinas kesehatan di Indonesia untuk menanggulangi anemia diharapkan posyandu dan puskesmas dapat sedini mungkin mendeteksi anemia pada anak, yakni pada rentang usia 3-5 bulan, atau setidaknya sesuai dengan rekomendasi skrining pertama anemia yakni, pada usia maksimal 9-12 bulan. Juga, diharapkan dapat menyediakan suplementasi yang cukup dan memadai baik untuk baduta maupun ibu hamil.
The prevalence of anemia in children in Indonesia, based on data from Indonesia Based Health Research in 2013, was 28.1%. This figure increased from the previous year in 2007 which was only 27.7%. Then it increased again in 2018 at riskesdas showing the figure of 38.5%. Research results Zuffo et al., 2016); Prieto-Patron et al., 2018; Li et al., 2019; Woldie, Kebede and Tariku, 2015; Konstantyner, Roma Oliveira and De Aguiar Carrazedo Taddei, 2012 showed that the group at higher risk for anemia was aged 0-23 months. Research in Bali in 2019 also showed the same results that as many as 71% of children under two years of age suffer from anemia, while only 9% of children aged over two years suffer from anemia. For this reason, this research needs to be carried out in order to know the factors associated with the incidence of anemia in under-two in Indonesia. The purpose of this study was to determine the prevalence of anemia in under-two in Indonesia and the factors associated with the incidence of anemia in under-two in Indonesia. This study uses secondary data from Indonesia Based Health Research 2018. The research design used is cross-sectional with a total of 832 children as respondents. This study also conducted a multivariate test, namely logistic regression, to determine the dominant factor in the incidence of anemia in children under two in Indonesia. Based on the results of the analysis, it is known that the prevalence of anemia in under-two reaches 54.9%. In this study, children aged 0-11 months [OR 1.770 (1.33-2.34)], nutritional status wasting [OR 1.626 (1.03-2.55)], nutritional status underweight [OR 1.556 (1.05 -2.33)], low maternal education [OR 2.512 (1.39-4.54)], secondary maternal education [OR 1.893(1.07-3.32)], and rural area of residence [OR 1.386 (1.05-1.82)] was found to be significantly associated with the incidence of anemia in under-two. The most dominant variable found was the children age. Therefore, it is recommended for health offices in Indonesia to overcome anemia, it is hoped that posyandu and puskesmas can detect anemia in children as early as possible, namely in the age range of 3-5 months, or at least according to the recommendation for the first screening for anemia, namely, at a maximum age of 9-12 month. Also, it is expected to provide adequate and adequate supplementation for both children and pregnant women.
Read More
S-10987
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arina Nur Fauziyah
JEKI Vol.1, No.2
Depok : FKM UI, 2016
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive