Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dastya Yusufina; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dian Ayubi, Zeba Evolusi
Abstrak: Pada remaja perilaku pacaran erat kaitannya dengan pengalaman romantis yang berguna bagi perkembangan psikologis, terutama pengembangan keintiman. Namun, perilaku pacaran dapat menjadi berisiko apabila melakukan kontak seksual yang dimulai dari berciuman bibir hingga melakukan hubungan seks pranikah. Menurut data SKAP KKBPK tahun 2019, 3.8% remaja laki-laki dan 1% remaja perempuan mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah selama berpacaran. Dalam melakukan perilaku seksual berisiko remaja dipengaruhi oleh faktor individu dan lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap permisif, pergaulan teman serta pola asuh orang tua terhadap perilaku seksual berisiko pada remaja SMA di DKI Jakarta yang distratifikasi berdasarkan jenis kelamin dan pola asuh keluarga positif. Penelitian menggunakan desain kuantitatif yang bersifat analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data Survey Perilaku Remaja Siswa Sekolah Menengah di DKI Jakarta dengan sampel sejumlah 873 yang berasal dari seluruh kelas 10 dan 11 di SMAN 38 dan SMAN 90 Jakarta dengan pengambilan sampel secara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan sikap permisif (p-value 0.036, OR=2.076 Cl 95%= 1.036-4.161) dan pergaulan teman sebaya (p-value 0.001, OR=8.500 Cl 95%= 3.950-18.293) memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku seksual berisiko sedangkan pengetahuan kesehatan reproduksi (p-value 0.149, OR=0.618 Cl 95%=0.320-1.195) dan pola asuh orang tua positif (p-value 0.241, OR=1.480 Cl 95%=0.766-2.862) tidak memiliki hubungan terhadap perilaku seksual berisiko. Analisis stratifikasi menunjukkan bahwa jenis kelamin berpengaruh pada hubungan pergaulan teman sebaya terhadap perilaku seksual berisiko, namun pada hubungan sikap permisif terhadap perilaku seksual berisiko hanya berpengaruh pada jenis kelamin laki-laki saja. Pola asuh keluarga positif juga berpengaruh pada hubungan teman sebaya terhadap perilaku seksual berisiko. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan seminar serta secara rutin terkait kesehatan reproduksi kepada siswa sekolah. Kemudian disarankan kepada instansi kesehatan dan sekolah untuk berkolaborasi dan memberikan pembekalan edukasi kesehatan reproduksi kepada orang tua yang ikut andil dalam mendidik dan memonitoring perilaku pacaran remaja di lingkungan rumah.
In adolescent, dating behavior is closely related to romantic experiences that are useful for psychological development, especially the development of intimacy. However, dating behavior can be risky if it involves sexual contact that starts from kissing lips to having premarital sex. According to SKAP KKBPK data in 2019, 3.8% of male adolescents and 1% of female adolescents admitted to having had premarital sex during dating. Adolescent risky sexual behavior is influenced by individual and environmental factors. Therefore, this study aims to determine the relationship between reproductive health knowledge, permissive attitudes, peer association, and parenting patterns on risky sexual behavior among high school adolescents in DKI Jakarta stratified by gender and positive family parenting. The study used a quantitative design that was analytic in character with a cross-sectional approach. The data used were secondary data in the form of data from the Youth Behavior Survey High School Students in DKI Jakarta with a sample of 873 from all grades 10 and 11 at SMAN 38 and SMAN 90 Jakarta with total sampling. The results showed that permissive attitude (p-value 0.036, OR=2.076 Cl 95%= 1.036-4.161) and peer association (p-value 0.001, OR=8.500 Cl 95%= 3.950-18.293) had a significant relationship with risky sexual behavior while reproductive health knowledge (p-value 0.149, OR=0.618 Cl 95%=0.320-1.195) and positive parenting (p-value 0.241, OR=1.480 Cl 95%=0.766-2.862) had no relationship with risky sexual behavior. Stratification analysis showed that gender had an effect on the relationship between peer association and risky sexual behavior, but only male gender had an effect on the relationship between permissive attitudes and risky sexual behavior. Positive family parenting also had an effect on peer association on risky sexual behavior. Therefore, it is recommended to conduct seminars and regularly related to reproductive health to school students. It is also recommended for health agencies and schools to collaborate and provide reproductive health education to parents who take part in educating and monitoring adolescents dating behavior in their homes.
Read More
S-11665
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Royyan Mursyidan; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dian Ayubi, Fitra Yelda
Abstrak: Rentang perilaku pacaran mulai dari berciuman bibir hingga hubungan seks pranikah merupakan tahapan dari kontak seksual yang menyebabkan remaja untuk melakukan perilaku seksual berisiko bersama pacar sehingga dapat menyebabkan remaja yang baru mengenal pacaran untuk memiliki perilaku pacaran yang berisiko (BKKBN, 2018). Menurut SKAP KKBPK tahun 2019, terdapat 3,8% remaja pria dan 1% remaja wanita di DKI Jakarta yang mengaku pernah melakukan hubungan seksual pranikah ketika berpacaran. Hal ini menyebabkan daerah perkotaan memiliki tantangan yang lebih besar dalam menghadapi masalah perilaku seks pranikah. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola pacaran berisiko remaja adalah pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap permisif, dan pergaulan teman sebaya. Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan mengetahui peran pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap permisif serta faktor pergaulan teman sebaya dengan pola pacaran remaja SMA di DKI Jakarta pada tahun 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 dan 11 di SMAN 38 Jakarta dan SMAN 90 Jakarta dengan pengambilan sampel secara stratified proportional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap pola pacaran beresiko remaja. Selain itu, peran sikap permisif terhadap pola pacaran remaja juga tidak memiliki hubungan yang signifikan. Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara pergaulan teman sebaya terhadap pola pacaran remaja. Oleh sebab itu, disarankan bagi institusi pendidikan untuk meningkatkan pendekatan dan pemahaman kepada siswa terkait pergaulan yang negatif guna mencegah siswa memiliki pola pacaran berisiko.
The range of dating behavior from kissing on the lips to premarital sex is a stage of sexual contact that causes teenagers to engage in risky sexual behavior with their boyfriends, which can cause teenagers who are new to dating to have risky dating behavior (BKKBN, 2018). According to the SKAP KKBPK 2019, there were 3.8% of male teenagers and 1% of female teenagers in DKI Jakarta who admitted to having had premarital sexual relations while dating. This causes urban areas to have greater challenges in dealing with the problem of premarital sexual behavior. Factors that can influence teenagers' risky dating patterns are reproductive health knowledge, permissive attitudes, and peer interactions. The design of this research is quantitative, analytical research with a cross-sectional approach which aims to determine the role of reproductive health knowledge, permissive attitudes and peer interaction factors in the dating patterns of high school teenagers in DKI Jakarta in 2023. The population in this study is 10th and 11th grade students at SMAN 38 Jakarta and SMAN 90 Jakarta using stratified proportional random sampling. The results of the study showed that there was no significant relationship between reproductive health knowledge and risky dating patterns among adolescents. Apart from that, the role of permissive attitudes on adolescent dating patterns also does not have a significant relationship. However, there is a significant relationship between peer interactions and adolescent dating patterns. Therefore, it is recommended for educational institutions to improve their approach and understanding of negative relationships with students in order to prevent students from having risky dating patterns.
Read More
S-11549
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive