Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 105 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Pingky Shafiyah Ananda Riko; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Sudijanto Kamso, Fidiansjah
Abstrak: Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang paling sering terjadi. Data menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua dengan total kasus depresi tertinggi di wilayah Asia Tenggara, setelah India. Dimana depresi merupakan beban penyakit mental urutan pertama di Indonesia dalam hampir tiga dekade (1990 ? 2017). Terdapat beberapa faktor risiko kejadian depresi, salah satunya adalah aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan depresi yang dikontrol dengan beberapa variabel yang diduga confounding pada penduduk usia 15 ? 24 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional menggunakan data IFLS-5. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji chi-square dan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan proporsi depresi sebesar 29.46% dan berdasarkan model akhir analisis multivariat diketahui jika aktivitas fisik yang kurang 0.58 kali lebih rendah risiko mengalami depresi, serta tidak terdapat variabel confounding yang ikut mempengaruhi hubungan antara aktivitas fisik dengan depresi.
Depression is one of the most common mental health disorders. Data shows that Indonesia ranks second with the highest total cases of depression in the Southeast Asia region, after India. Where depression is the first burden of mental illness in Indonesia in almost three decades (1990 ? 2017). There are several risk factors for depression, one of them is physical activity. The purpose of this study was to analyze the relationship between physical activity and depression which was controlled by several variables that were suspected of being confounded in residents aged 15-24 years in Indonesia. This study uses a quantitative method with a cross-sectional research design using IFLS-5 data. The analysis used in this study is the analysis of the chi-square test and multiple logistic regression. The results of the analysis showed that the proportion of depression was 29.46% and based on the final multivariate analysis model, it was found that physical activity was lacking 0.58 times the risk of experiencing depression was lower, and there were no confounding variables that influenced the relationship between physical activity and depression.
Read More
S-11181
Depok : FKMUI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agnes Butet Hanis; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Rita Damayanti, Dewi Damayanti
Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik masyarakat dewasa Kecamatan Cinere. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. 196 masyarakat dewasa Kecamatan Cinere berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner daring yang disebarkan lewat media sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa 75% masyarakat dewasa Kecamatan Cinere masih kurang beraktivitas fisik. Persepsi manfaat dan hambatan aktivitas fisik, jenis kelamin, IMT, dukungan keluarga dan teman merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik.
Read More
S-10716
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indirawati Tjahja Notohartojo, Olwin Nainggolan
BPK Vol.47, No.2
Jakarta : Balitbangkes Depkes RI, 2019
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Pramudita Faddila; Pembimbing: Iwan Ariawan, Ahmad Syafiq; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Giri Wurjandaru, Laurentia
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Syifa Pramudita Faddila Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul : Hubungan Aktivitas Fisik dan Konsumsi dengan Kejadian Overweight pada Anak Usia 10-12 Tahun Di Indonesia Tahun 2013 (Analisis Multilevel Data Riskesdas Tahun 2013) Pembimbing : dr.Iwan Ariawan, MSPH Kegiatan aktivitas fisik dan konsumsi makanan yang seimbang adalah upaya untuk menekan angka overweight pada masa anak-anak agar tidak berlanjut menjadi obesitas maupun penyakit degenaratif lainnya. Secara global, sebanyak 42 juta anak mengalami overweight pada tahun 2015 dan angka kegemukan di Indonesia sekitar 10,8% pada tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan konsumsi dengan kejadian overweight pada anak usia 10-12 tahun di Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2013 dengan desain studi cross sectional dimana sampel penelitian sebanyak 49.620 anak. Hasil penelitian menunjukkan 14,5% anak mengalami overweight. Hanya aktivitas fisik yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian overweight (p=0,014), sedangkan konsumsi makanan berisiko (p=0,518) serta buah dan sayur (p=0,693) tidak signifikan terhadap kejadian overweight. Anak yang kurang aktif berisiko 1,11 kali (95% CI= 1,02–1,21) untuk menjadi overweight dibandingkan dengan anak yang aktif. Hasil analisis multilevel menunjukkan variasi kejadian overweight antar provinsi lebih besar jika dibandingkan dengan faktor risiko pada level individu (MOR=1,37). Kejadian overweight berhubungan dengan aktivitas fisik yang dilakukan anak-anak, sedangkan konsumsi tidak memiliki hubungan yang bermakna. Dibutuhkan strategi dan sosialisasi aktivitas fisik pada anak dengan melibatkan berbagai sektor dan built environment agar anak lebih aktif untuk mengurangi kejadian overweight. Kata kunci:  Overweight, Aktivitas Fisik, Konsumsi


ABSTRACT Name : Syifa Pramudita Faddila Study Program : Public Health Title : Association between Physical Activity and Consumption with Overweight among Children Aged 10-12 Years in Indonesia 2013 (Multilevel Analysis of Riskesdas 2013) Counsellor : dr.Iwan Ariawan, MSPH Physical activity and balanced food consumption is an attempt to reduce overweight in childhood so as not to continue to be obese or other degenerative diseases. Globally, 42 million children are overweight by 2015 and overweight in Indonesia is around 10.8% in 2013. The purpose of this study was to examine the association between physical activity and consumption with overweight among children aged 10-12 years in Indonesia 2013. This study uses secondary data Riskesdas 2013 with a cross sectional study design where the sample of research is 49,620 children. The results showed 14.5% of respondents had overweight. Only physical activity had significant association with overweight (p=0,014), whereas risky food consumption (p=0,518) with fruit and vegetable consumption (p=0,693) was not significant. Less active respondents were at risk 1.11 times (95% CI= 1.02-1.21) to become overweight compared with active respondents. Multilevel analysis results show that variation in overweight between provinces is greater when compared to risk factors at the individual level (MOR=1.37). Overweight are related to the physical activity of children, while consumption is unrelated. It needed strategy and promotion of physical activity in children by involving parents and built environment to make children more active to reduce overweight. Keywords: Overweight, Physical Activity, Consumption

Read More
T-5367
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Atidira Dwi Hanani; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Triyanti; Heni Rudiyanti, Enny Ekasari
Abstrak: Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk pencegahan berbagaipenyakit. Namun, masih banyak pelajar di Indonesia tidak melakukan aktivitas fisiksecara rutin. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan 33,4% remaja usia 15-19 tahun di JawaBarat kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik, dan Kota Depok merupakan kotadengan proporsi penduduk kurang aktif tertinggi di Provinsi Jawa Barat (40,5%).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan aktivitas fisik pada siswa SMANegeri di Kota Depok Jawa Barat tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara mandiri oleh 358 siswayang dipilih secara acak dari lima SMA Negeri di Depok, dan dianalisis menggunakanuji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 54,2% siswaaktif dalam aktivitas fisik. Penelitian ini membuktikan pengetahuan (p=0,002OR=2,379, 95% CI 1,383-4,091), sikap (p=0,005 OR=1,888, 95% CI 1,209-2,949), danfasilitas (p=0,036 OR=1,673, 95% CI 1,035-2,704) berhubungan dengan aktivitas fisiksiswa, sedangkan dukungan keluarga sebagai variabel konfonding. Pengetahuanmerupakan faktor dominan yang berhubungan dengan aktivitas fisik, siswa yangmemiliki pengetahuan tinggi berpeluang 2 kali untuk aktif secara fisik dibandingkandengan siswa yang berpengetahuan rendah setelah dikontrol oleh sikap, fasilitas, dandukungan keluarga. Untuk itu, penyampaian informasi kesehatan mengenai aktivitasfisik, sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat di masyarakat, dan anjuran untukberaktivitas fisik di sekolah perlu dilakukan sebagai upaya untuk mendorong siswamenjadi lebih aktif.Kata kunci : aktivitas fisik, siswa, SMA
Physical activity has many health benefits, including the prevention of various diseases.However, many students in Indonesia were not physically active. The result of BasicHealth Research 2013 showed that 33.4% of adolescents aged 15-19 years in West Javawere not active in physical activity, and Depok was the city with the highest proportionof the least active population in West Java which was 40.5%. This study aimed todetermine the determinants of physical activity on senior high school students in Depok,West Java 2018. This study used cross sectional design, data was collected using self-administered questionnaire on 358 randomly selected students from five senior highschools in Depok, and analyzed using chi-square and multiple logistic regression tests.The result showed 54.2% students were sufficiently active. These findings revealed thatknowledge (p=0,002 OR=2,379, 95% CI 1,383-4,091), attitudes (p=0,005 OR=1,888,95% CI 1,209-2,949), and facilities (p=0,036 OR=1,673, 95% CI 1,035-2,704) relatedto physical activity while family support as confounding. Highly knowledgeablestudents had two-fold chance of being active in physical activity than low-knowledgestudents after being controlled by attitudes, facilities, and family support. Therefore, it isnecessary to deliver health information about physical activity, socialization of healthylifestyle in the community, and the encouragement for physical activity in schools as aneffort to encourage students to be more active.Key words : physical activity, student, senior high school.
Read More
T-5421
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Toby Tri Putra; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Asih Setiarini, Evi Fatimah
Abstrak: Persentase aktivitas fisik yang rendah pada kelompok penduduk usia >10 tahun di Indonesia mencapai 33,5%. Mahasiswa, salah satu kelompok penduduk yang termasuk dalam kelompok usia tersebut, dinyatakan oleh beberapa penelitian terdahulu memiliki persentase tingkat aktivitas fisik rendah yang cukup tinggi. Kondisi pandemi COVID19 yang membatasi aktivitas di luar turut memengaruhi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan tingkat aktivitas fisik mahasiswa FKM UI. Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional ini dilakukan melalui pengisian kuesioner online yang dibagikan melalui surat elektronik mahasiswa. Variabel dependen yang diukur dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pengetahuan, tempat tinggal, fasilitas olahraga, screen time, dukungan keluarga dan teman, serta motivasi. Aktivitas fisik mahasiswa diukur melalui Global Physical Activity Questionnaire yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO). Hasil penelitian ini menunjukkan 40% mahasiswa FKM UI memiliki tingkat aktivitas fisik yang kurang atau tidak mencapai rekomendasi WHO, yaitu ≥600 MET setiap minggu. Analisis statistik yang telah dilakukan menunjukkan faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik mahasiswa adalah ketersediaan fasilitas olahraga, dukungan keluarga dan teman, serta motivasi. Intervensi berupa edukasi aktivitas fisik, saling memberi dukungan untuk beraktivitas fisik pada keluarga dan teman, penyediaan dan pemanfaatan fasilitas olahraga, dan upaya meningkatkan motivasi berolahraga diperlukan untuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik.
Read More
S-10956
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yusnabeti; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Tris Eryando, Martya Rahmaniati Makful, Sudikno, Yoan Hotnida Naomi
Abstrak: Saat ini stroke adalah pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung iskemik, dantetap menjadi penyebab utama kematian di dunia dalam 15 tahun terakhir. Di Indonesiakejadian stroke meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2013 yaitu dari 8 per 1000 pendudukmenjadi 12 per 1000 penduduk dan provinsi Jawa Barat memiliki prevalensi 12 per 1000penduduk dengan estimasi jumlah penderita stroke sebesar 17 per 1000 penduduk.Aktivitas fisik yang tidak mencukupi adalah faktor risiko utama penyakitkardiovaskular termasuk stroke. Peningkatan perilaku tidak aktif, dikhawatirkan akanmeningkatkan jumlah penderita stroke. Di Indonesia proporsi penduduk dengan aktivitasfisik kurang aktif adalah 26,1%. Provinsi Jawa Barat memiliki proporsi penduduk kurangaktif sebesar 25,4%. Angka ini dapat meningkat diwaktu yang akan datang denganmempertimbangkan bahwa Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 mempunyai angkasedentari di atas angka nasional.Rancangan studi adalah cross sectional melalui penggunaan data dari studi Kohorpenyakit tidak menular Badan Litbangkes Kemenkes RI. Sampel dalam penelitian iniadalah penduduk berusia 25 sampai 65 tahun yang terdapat pada data studi kohor PTMdi Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor.Hasil penelitian ini mendapatkan prevalensi stroke di Kecamatan Bogor Tengahsebesar 15 per 1000 penduduk. Terdapat hubungan aktivitas fisik dengan stroke denganrisiko yang berbeda pada kelompok umur. Pada kelompok umur kurang dari 45 tahun,penduduk dengan aktivitas fisik yang kurang akan berisiko terkena stroke sebesar 5.43kali lebih tinggi dibandingkan yang mempunyai aktivitas fisik cukup. Pada kelompokumur 45 tahun atau lebih, penduduk dengan aktivitas fisik yang kurang akan berisikoterkena stroke sebesar 1.18 kali lebih tinggi dibandingkan yang mempunyai aktivitas fisikcukup.Peningkatan upaya pencegahan dan pengendalian stroke serta peningkatanaktivitas fisik perlu dilakukan pemerintah melalui promosi kesehatan dalam skala yanglebih luas dan melalui berbagai media informasi. Pemerintah perlu memfasilitasipenyediaan ruang terbuka publik dan sarana penunjang untuk peningkatan aktivitas fisik.Masyarakat hendaknya menerapkan pola hidup sehat, diantaranya dengan cukup aktivitasfisik dan berperan aktif dalam promosi peningkatan aktivitas fisik melalui lembaga danorganisasi kemasyarakatan seperti PKK, Karang Taruna, perkumpulan kerohanian dansebagainya.Kata kunci:Stroke, aktivitas fisik, prevalensi, risiko
Currently stroke is the number two killer after ischemic heart disease, and remains theleading cause of death in the world in the last 15 years. In Indonesia the incidence ofstroke increased from 2007 to 2013 ie from 8 per 1000 population to 12 per 1000population and West Java province has 12 prevalence per 1000 population with estimatednumber of stroke patient equal to 17 per 1000 population.Inadequate physical activity is a major risk factor for cardiovascular disease includingstroke. Increased inactive behavior, feared will increase the number of stroke patients. InIndonesia the proportion of population with less active physical activity was 26.1%. WestJava Province has a proportion of less active population of 25.4%. This figure mayincrease in the future by considering that West Java Province in 2013 has a sedentaryfigure above the national rate.The design of the study was cross sectional through the use of data from the Cohortof non-communicable diseases of the Indonesian Ministry of Health Research andDevelopment. The sample in this study is population aged 25 to 65 years found in datacohort study of PTM in subdistrict Bogor Central, Bogor City.The results of this study obtained the prevalence of stroke in subdistrict Bogor Centralby 15 per 1000 population. There is a relationship of physical activity with stroke withdifferent risk in the age group. In the age group less than 45 years, the population withless physical activity will be at risk of stroke by 5.43 times higher than those who haveenough physical activity. In the age group of 45 years or older, people with less physicalactivity would be at risk of stroke 1.18 times higher than those with sufficient physicalactivity.Increased efforts to prevent and control stroke and increase physical activity needs tobe done by the government through health promotion on a wider scale and through variousmedia information. The government needs to facilitate the provision of public open spacesand supporting facilities for the improvement of physical activity. The community shouldadopt a healthy lifestyle, among others, with sufficient physical activity and an active rolein promoting the increase of physical activity through institutions and communityorganizations such as PKK, Karang Taruna, spiritual associations and so forthKeywords:Stroke, physical activity, prevalence, risk.
Read More
T-5389
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vivid Ivearni Patriana Leodewi Darwanto; Pembimbing: Toha Muhaimin; Penguji: Kemal Nazaruddin Siregar, Selamet Riyadi
Abstrak: Prevalensi perilaku sedentari di Indonesia pada remaja lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Perilaku sedentari merupakan perilaku berisiko menyebabkan penyakit diabetes tipe II, hipertensi, gangguan jantung, dan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan lama waktu sedentari pada remaja di Indonesia dan mengetahui faktor apa yang paling dominan. Desain studi potong lintang, dengan menggunakan data GSHS 2015. Sampel penelitian remaja (11-18 tahun) yang memiliki data variabel lengkap sebesar 9973 sampel. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji beda proporsi dan analisis multivariate dilakukan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi perilaku sedentari ≥ 3 jam per hari pada remaja sebesar 27,7% (95% CI = 24,6%-30,9%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah kelompok umur remaja (OR=3,344; 95% CI=2,410-4,642), indeks massa tubuh (OR=1,324; 95% CI=1,141-1,539), konsumsi makanan berisiko (OR=1,738; 95% CI=1,127-2,678), dan konsumsi alkohol (OR=1,643; 95% CI=1,294-2,088). Faktor paling dominan yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah kelompok umur remaja. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan variabel dari faktor lingkungan.
Read More
S-10135
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Shelly Shalihat; Pembimbing: Tiara Amelia; Penguji: Tri Krianto, Yunita Fitriani
Abstrak: ABSTRAK
 
 
Kurangnya aktivitas fisik pada anak dapat menyebabkan kejadian penyimpangan gizi yaitu berupa kegemukan dan obesitas yang dapat menimbulkan kejadian penyakit lainnya seperti diabetes, jantung koroner dan sebagainya. Proporsi aktivitas fisik yang kurang aktif berdasarkan umur, tertinggi pada kelompok umur 10 ndash; 14 tahun sebesar 49,6 Riskesdas 2013. Berdasarkan pendidikan angka proporsi tertinggi kurangnya aktivitas fisik berada pada kelompok pendidikan tidak tamat Sekolah Dasar SD atau Madrasah Ibtidaiyah MI yaitu sebesar 33,0. SD IT Ummu l Quro mengalami sedikit peningkatan angka obesitas setiap tahunnya. Pada tahun 2017 angka obesitas di SD IT Ummu l Quro mencapai kurang lebih 30 dari total keseluruhan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik pada anak di SD IT Ummu l Quro Kecamatan Beji Kota Depok tahun 2018 dengan mengunakan mix methode yaitu studi kuantitatif dan studi kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan bahwa gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik pada siswa SD IT Ummu l Quro adalah faktor pemungkin enabling yang terdiri dari sarana prasarana serta faktor penguat reinforcing yang terdiri dari pembiasaan orang tua, dukungan guru, peraturan disekolah, program pemerintah.
 

 
ABSTRACT
 
 
Lack of physical activity in children can lead to the occurrence of torture of nutrition that is in the form of obesity and obesity that can cause events such as diabetes, coronary heart and so forth. The proportion of inactive physical activity was age, the highest among the 10 14 years age group was 49.6 Riskesdas 2013. Based on education, the figures are the most effective in the education group did not complete elementary school SD or Madrasah Ibtidaiyah MI that amounted to 33.0. SD IT Ummu 39 l Quro, slightly faster, figures, numbers every year. In 2017 obesity rates in SD IT Ummu 39 l Quro reach approximately 30 of the total students. The purpose of this study is to determine the factors that affect the physical in children in Elementary School IT Ummu 39 l Quro Beji District Depok city in 2018 by using a mixed method of quantitative studies and qualitative studies. The result of this research is to know the factors that influence the activity of the students of SD IT Ummu 39 l Quro is a enabling factor consisting of various facilities and infrastructure. Reinforcing factor consisting of parents, teachers, school rules, government programs.
Read More
S-9854
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Wahyuningtias; Pembimbing: Bambang Sutrisna; Penguji: Yovsyah, Madalina Pane, Punto Dewo
Abstrak: Prevalensi DM di Kota Bogor yakni sebesar 2,1% hal ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi DM di Indonesia menurut data Riskesdas 2013 yakni sebesar 2,0%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kontrol kadar Glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada studi kohort PTM di Kota Bogor tahun 2011-2016. Menurut uji Log-rank survival berdasarkan aktivitas fisik tidak berbeda bermakna dengan nilai signifikansi 0,941. Bahwa survival antara kelompok aktivitas fisik cukup dan kurang tidak berbeda survival-nya terhadap event kontrol glukosa darah buruk. Penderita DM tipe 2 yang cukup beraktivitas fisik memiliki HR sebesar 0,788 kali (95%CI: 0,456-1,360) dengan p value 0,392. Artinya, penderita DM tipe 2 yang cukup beraktifitas fisik maupun yang kurang tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kontrol glukosa darah. Tidak ditemukan pengaruh aktivitas fisik terhadap kontrol Glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada studi kohort PTM di Kota Bogor tahun 2011-2016. Hal ini dikarenakan banyak terjadi sensor dan lost to follow up juga titik pengamatan yang cukup jauh rentangnya yakni 2 tahun. Diperlukan upaya promosi kesehatan yang berkelanjutan dan bagi peneliti lain dapat melakukan studi dengan titik pengamatan.
Kata kunci: Aktivitas fisik, kontrol glukosa darah, diabetes mellitus

The prevalence of DM in Bogor City which is equal to 2.1%, this is still higher than the prevalence of DM in Indonesia according to Riskesdas 2013 data which is equal to 2.0%. The purpose of this study was to determine the effect of physical activity on blood glucose level control in patients with type 2 diabetes mellitus in the PTM cohort study in Bogor City in 2011-2016. According to the Log-rank survival test based on physical activity there was no significant difference with a significance value of 0.941. That survival between groups of physical activity is sufficient and the survival of the blood glucose control event is not different. Patients with type 2 DM who have enough physical activity have HR of 0.788 times (95% CI: 0.456-1.360) with p value 0.392. That is, patients with type 2 diabetes who have sufficient physical activity or those who do not show significant differences in blood glucose control. There was no effect of physical activity on blood glucose control in patients with type 2 diabetes mellitus in the PTM cohort study in Bogor City in 2011-2016. This is because there are a lot of sensors and lost to follow-up as well as a far enough observation point, which is 2 years. Continuous health promotion efforts are needed and other researchers can conduct studies with observation points with a shorter time span so that the effects of physical activity on blood glucose control in patients with type 2 diabetes can be measured more precisely.
Key words: physical activity, diabetes mellitus, blood glucose control
Read More
T-5473
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive