Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ade Pahlevi Marbun; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Trisari Anggondowati, Woro Riyadina
Abstrak: Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian pada bayi dan balita. Penyebab diare sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko baik dari faktor balita, faktor ibu, faktor lingkungan tempat tinggal dan faktor ekonomi keluarga. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan analisis univariat, bivariat, dan stratifikasi. Data yang digunakan adalah data sekunder SDKI 2017. Sampel yang digunakan sejumlah 906 balita. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor usia balita (nilai p: 0,000; OR=2,54; 95%CI 1,67-3,85) dan sarana sanitasi keluarga (niai p= 0,004; OR= 1,71; 95%CI 1,19-2,47) dengan kejadian diare pada balita. Secara analisis usia balita memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diare pada balita setelah distratifikas oleh pendidikan ibu, riwayat ASI Eksklusif, berat lahir balita, daerah tempat tinggal dan ekonomi keluarga.
Diarrhea is an infectious disease that causes death in infants and children under five. The cause of diarrhea is strongly influenced by various risk factors, including child factors and maternal, environment, and family economic factors. This study used a cross sectional study design with univariate, bivariate, and stratified analysis. The data used is secondary data from the 2017 IDHS. The sample used is 906 children under five. The result of this study indicate that there is a significant relationship between the age factor of child under five (nilai p: 0,000; OR=2,54; 95%CI 1,67-3,85) and family sanitation facilities (niai p= 0,004; OR= 1,71; 95%CI 1,19-2,47) with the incidence of diarrhea in children under five. The stratification analysis showed that there was a relation between the age of the child under five and the incidence of diarrhea in children under five according to the mother?s education, history of exclusive breastfeeding, birth weight, are of the residence and family economic.
Read More
S-11015
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chaerin Nabila Fitriyah; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Syahrizal Syarif, Trisari Anggondowati
S-10406
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lisa Ambarwati; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Trisari Anggondowati, Ernisfi
S-7378
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Annisa Nursita Angesti; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Trini Sudiarti, Trisari Anggondowati
S-7910
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suciati Marlianasyam; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Trisari Anggondowati, Meilina Farikha
Abstrak: Tuberculosis (TBC)merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC terdiri dari 2 jenis yaitu TBC Sensitif Obat (SO) dan TBC Resisten Obat (RO). jumlah penemuan kasus tuberkulosis tahun 2022 724,309; 711,778 kasus TB sensitif obat (TB SO) dan 12.531 kasus TB resistan obat (TB RO). TB MDR merupakan salah satu jenis TB RO yang memiliki jumlah kasus baru yang meningkat setiap tahunnya diperkirakan 12 % dari kasus TB MDR. Depresi merupakan permasalahan kesehatan dimana menurut WHO depresi berada di urutan no 4 penyakit di dunia. Prevalensi depresi pada pasien TB 43,4% dan TB MDR (AOR, 10,8; 95% CI, 2,8–41,5). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan klasifikasi TBC dengan kejadian depresi dengan desain studi kohort retrospektif. Hasil penelitian proporsi pasien TBC yang mengalami depresi selama pengobatan lebih tinggi pada kelompok TB MDR 93,1% dibandingkan Kelompok TB SO 17,0%. Hasil multivariat Pasien TB MDR TBC MDR berisiko 4,88 kali lebih besar untuk mengalami depresi selama pengobatan dibandingkan dengan pasien TBC SO setelah dikontrol oleh variabel komorbid. Nilai p-value <0,001. Angka ini lebih kecil dari alfa 0,05 sehingga klasifikasi kasus TBC MDR secara statistik berhubungan signifikan dengan kejadian depresi selama pengobatan. Saran Melaksanakan Integrasi layanan kesehatan jiwa pada program penanggulangan TBC sehingga akan mudah dilakukan jika model layanan terpadu yang efektif dan berbiaya rendah tersedia. Program dan perluasan layanan TB dengan adanya panduan layanan pengobatan TB RO dan TB SO melalui skrining jiwa sebagai salah satu metode dalam pengobatan TB untuk meminimalisir adanya depresi pada pasien TB.
Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis. TB consists of 2 types, namely Drug Sensitive TB (SO) and Drug Resistant TB (RO). number of tuberculosis case discoveries in 2022 724,309; 711,778 cases of drug-sensitive TB (TB SO) and 12,531 cases of drug-resistant TB (TB RO). MDR TB is a type of RO TB which has an increasing number of new cases every year, estimated at 12% of MDR TB cases. Depression is a health problem where according to WHO depression is number 4 disease in the world. The prevalence of depression in TB and MDR TB patients was 43.4% (AOR, 10.8; 95% CI, 2.8–41.5). This study aims to analyze the relationship between TB classification and the incidence of depression using a retrospective cohort study design. The research results showed that the proportion of TB patients who experienced depression during treatment was higher in the MDR TB group, 93.1%, compared to the SO TB group, 17.0%. Multivariate results: MDR TB patients with MDR TB were 4.88 times more likely to experience depression during treatment compared to SO TB patients after controlling for comorbid variables. The p-value <0.001. This figure is smaller than alpha 0.05 so that the classification of MDR TB cases is statistically significantly related to the incidence of depression during treatment. Suggestions for implementing integration of mental health services in TB control programs so that it will be easy to do if an effective and low-cost integrated service model is available. Program and expansion of TB services with a guide to TB RO and TB SO treatment services through mental screening as one of the methods in TB treatment to minimize depression in TB patients.
Read More
T-7083
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yosephine Emilia Regina; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Trisari Anggondowati, Gertrudis Tandy
Abstrak: Latar belakang: Pneumonia adalah salah satu penyebab terbesar kematian balita di Indonesia dengan angka kematian 2.200 balita tiap harinya. Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) merupakan upaya pencegahan paling efektif terhadap pneumonia pada anak. Sejak diperkenalkan pada 2017 di Lombok dan 2019 di Bangka Belitung, imunisasi PCV telah diperluas secara bertahap ke beberapa provinsi dan resmi dimasukkan ke program imunisasi rutin nasional pada September 2022. Akan tetapi, hingga akhir 2023, cakupan imunisasi PCV lengkap pada anak di Indonesia baru mencapai 62,7%, jauh di bawah target nasional (100%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor pendukung, pendorong, dan pemungkin dengan status kelengkapan imunisasi PCV pada anak usia 12-23 bulan di Indonesia. Metode: Studi ini menggunakan desain cross-sectional dengan total sampling diperoleh 9.675 anak usia 12–23 bulan yang menjadi responden SKI 2023. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik sederhana. Hasil: Cakupan imunisasi PCV lengkap nasional pada anak usia 12-23 bulan adalah 32,1%. Faktor yang signifikan berasosiasi dengan kelengkapan imunisasi PCV meliputi memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang mudah (OR = 7,71; 95% CI = 5,54-10,73), berstatus imunisasi dasar lengkap (OR = 5,87; 95% CI = 5,29-6,51), tinggal di Kep. Sunda Kecil (OR = 2,69; 95% CI = 2,03-3,56), lahir ditolong oleh tenaga kesehatan (OR = 2,62; 95% CI = 1,23-5,58), memiliki catatan imunisasi (OR = 2,18; 95% CI = 1,92-2,47), dan dilahirkan di fasilitas kesehatan (OR = 2,13; 95% CI: 1,76–2,60). Kesimpulan: Besarnya nilai odds pada anak yang memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang mudah menyiratkan bahwa pemerintah masing-masing daerah perlu mengurangi kesenjangan akses ke layanan kesehatan seperti menambah infrastruktur kesehatan di daerah dengan akses sulit dan menyediakan subsidi transportasi atau layanan imunisasi keliling bagi masyarakat dari daerah yang sulit dijangkau.
Background: Pneumonia is one of the biggest causes of under-five deaths in Indonesia with 2,200 under-five deaths per day. Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) immunization is the most effective preventive measure against childhood pneumonia. Since its introduction in 2017 in Lombok and 2019 in Bangka Belitung, PCV immunization has been gradually expanded to several provinces and was officially included in the national routine immunization program in September 2022. However, by the end of 2023, complete PCV immunization coverage among children in Indonesia will only reach 62.7%, far below the national target (100%). This study aimed to analyze the association between predisposing, reinforcing, and enabling factors with PCV immunization completeness among children aged 12-23 months in Indonesia. Methods: This study used a cross-sectional design with total sampling obtained 9,675 children aged 12-23 months who were respondents of SKI 2023. Univariate and bivariate analyses were conducted using the Chi-square test and simple logistic regression. Results: The national complete PCV immunization coverage in children aged 12-23 months was 32.1%. Factors significantly associated with PCV immunization completeness are having easy access to health facilities (OR = 7.71; 95% CI = 5.54-10.73), having complete basic immunization status (OR = 5.87; 95% CI = 5.29-6.51), living in Lesser Sunda Island (OR = 2.69; 95% CI = 2.03-3.56), was born assisted by a health worker (OR = 2.62; 95% CI = 1.23-5.58), had an immunization record (OR = 2.18; 95% CI = 1.92-2.47), and was born in a health facility (OR = 2.13; 95% CI: 1.76-2.60). Conclusion: The large odds ratio for children with easy access to health facilities implies that each local government needs to reduce disparities in access to health services such as adding health infrastructure in areas with difficult access and providing transportation subsidies or mobile immunization services for people from hard-to-reach areas.
Read More
S-11824
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khairunnisa Cahya Pertiwi; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Trisari Anggondowati, Sandeep Nanwani
Abstrak:
Komplikasi persalinan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Usia ibu diketahui sebagai faktor risiko, namun faktor-faktor risiko spesifik pada tiap kelompok usia memerlukan analisis tersendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor risiko kejadian komplikasi persalinan berdasarkan kelompok usia ibu di Indonesia. Data berasal dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 dengan menggunakan desain studi potong lintang. Sampel terdiri dari 70.681 ibu yang pernah bersalin pada periode 1 Januari 2018 hingga pengumpulan data SKI. Analisis menggunakan statistik deskriptif dan uji asosiasi Chi-Square. Hasil penelitian ini menemukan perbedaan proporsi komplikasi persalinan di Indonesia pada usia muda (15,1%), ideal (16,9%), dan tua (19,2%), dan perbedaan faktor yang berasosasi dengan kejadian komplikasi persalinan pada setiap kelompok usia. Jenis komplikasi persalinan paling dominan pada usia muda dan ideal adalah partus lama dan ketuban pecah dini, sedangkan sungsang pada usia tua. Faktor-faktor yang secara konsisten berasosiasi dengan kejadian komplikasi persalinan di ketiga kelompok usia ibu adalah tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal, paritas, perencanaan kehamilan, riwayat komplikasi kehamilan, penolong persalinan, tempat persalinan, dan sumber pembiayaan persalinan. Faktor yang spesifik pada kelompok usia ideal dan tua, yaitu tingkat pendidikan pasangan, jarak kelahiran, dan riwayat kunjungan ANC. Faktor yang hanya berasosiasi signifikan pada kelompok usia tertentu. Faktor dukungan suami atau keluarga hanya berpengaruh pada kelompok usia ideal, sementara status pekerjaan ibu hanya berpengaruh pada kelompok usia tua. Diperlukan tindakan deteksi dini dan manajemen risiko yang terdiferensiasi sesuai kelompok usia. Peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu perlu diiringi dengan intervensi yang menyasar faktor risiko spesifik, baik klinis (partus lama pada usia muda, hipertensi pada usia tua) maupun sosiodemografi.


Labor complications are a primary cause of maternal mortality in Indonesia and are influenced by various factors. Maternal age is a known risk factor, yet the specific factors for each age group require distinct analysis to inform targeted interventions. This study aims to determine the overview and risk factors for labor complications based on maternal age groups in Indonesia. This study utilized a cross-sectional design, analyzing secondary data from the 2023 Indonesian Health Survey (SKI). The sample consisted of 70,681 mothers who met the inclusion criteria. Data were analyzed using descriptive statistics and the Chi-Square test. The study found differences in the proportion of childbirth complications in Indonesia across young (15.1%), ideal (16.9%), and older (19.2%) age groups, as well as differences in factors associated with complications in each age group. The most dominant types of childbirth complications in young and ideal age groups were prolonged labor and premature rupture of membranes, while breech presentation was more common in older age groups. Factors consistently associated with childbirth complications across all three maternal age groups were education level, area of residence, parity, pregnancy planning, history of pregnancy complications, birth attendant, place of delivery, and source of delivery financing. Factors specific to the ideal and older age groups were partner's education level, birth spacing, and history of Antenatal Care (ANC) visits. Factors that were only significantly associated with specific age groups included husband or family support, which only affected the ideal age group, and maternal employment status, which only affected the older age group. Early detection and differentiated risk management tailored to each age group are necessary. targeting specific risk factors, both clinical (e.g., prolonged labor in young age, hypertension in older age) and sociodemographic.
Read More
S-12143
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Stella Tracylia; Pembimbing: Rizka Maulida; Penguji: Trisari Anggondowati, Budi Setiawan
Abstrak:
Studi terkait mortalitas akibat kanker, khususnya di tingkat lokal, seperti provinsi, masih terbatas dan sebagian besar berfokus pada morbiditas atau prevalensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren mortalitas akibat kanker di Jakarta pada tahun 2017, 2019, 2021, dan 2023 menggunakan desain potong lintang dengan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta. Analisis univariat dilakukan untuk mengevaluasi tren mortalitas berdasarkan tahun, kelompok usia, jenis kelamin, wilayah, dan sumber pelaporan fasilitas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan perubahan peringkat kanker utama, di mana kanker trakea, bronkus, dan paru-paru, yang menjadi penyebab kematian tertinggi pada 2017, digantikan oleh kanker payudara mulai 2019. CSDR (Cause Specific Death Rate) kanker utama meningkat sejak 2017, menurun pada 2021, lalu mencapai puncaknya pada 2023. Mortalitas tertinggi terjadi pada kelompok lansia (43,9% – 44,6%) dan dewasa paruh baya (42,8% – 44,7%), dengan perempuan (52,0% – 57,7%) lebih banyak terdampak dibandingkan laki-laki (42,3% – 48%). Jakarta Timur melaporkan mortalitas tertinggi (27,9% – 30,8%), diikuti Jakarta Barat (20,9% – 26,7%), dengan rumah sakit sebagai sumber pelaporan utama (66,2% – 83,7%). Kasus-kasus tereksklusi dalam penelitian ini mencerminkan tantangan dalam pengumpulan dan pencatatan data yang akurat. Penelitian ini menekankan pentingnya peningkatan kualitas data untuk mendukung kebijakan dan intervensi yang lebih efektif dalam mengurangi beban mortalitas akibat kanker.

Studies related to cancer mortality, especially at the local level, such as provinces, are still limited and mostly focus on morbidity or prevalence. This study aims to analyze cancer mortality trends in Jakarta in 2017, 2019, 2021, and 2023 using a cross-sectional design with data from the Jakarta Provincial Health Office. Univariate analysis was conducted to evaluate mortality trends based on year, age group, gender, region, and the reporting source from healthcare facilities. The results show a change in the ranking of major cancers, where tracheal, bronchial, and lung cancer, which was the leading cause of death in 2017, was replaced by breast cancer starting in 2019. The Cause-Specific Death Rate (CSDR) for major cancers increased since 2017, decreased in 2021, and then peaked in 2023. The highest mortality occurred in the elderly group (43.9% – 44.6%) and middle-aged adults (42.8% – 44.7%), with women (52.0% – 57.7%) being more affected than men (42.3% – 48%). East Jakarta reported the highest mortality (27.9% – 30.8%), followed by West Jakarta (20.9% – 26.7%), with hospitals as the primary reporting source (66.2% – 83.7%). Cases excluded from this study reflect challenges in the collection and recording of accurate data. This study emphasizes the importance of improving data quality to support policies and interventions that are more effective in reducing the cancer mortality burden.
Read More
S-11861
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Setia Hidiyah Wati; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Trisari Anggondowati, Menikha Maulida
Abstrak:

Latar Belakang: Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Pada tahun 2018 dilaporkan lebih dari 140.000 orang meninggal karena campak terutama anak-anak dibawah usia 5 tahun, meskipun vaksin sudah tersedia Pencapaian target imunisasi di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2022 ke tahun 2023. Imunisasi campak sangat berperan dalam menurunkan angka kematian anak, maka imunisasi campak merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan SDGs ketiga yaitu kehidupan sehat dan sejahtera. Adanya penemuan kasus campak yang tinggi di tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian epidemiologi kasus campak di wilayah Kota Bogor Tahun 2022 sampai tahun 2024.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi epidemiologi deskriptif. Data yang diambildalam penelitian ini yaitu berupa data sekunder. Data tersebut diperoleh Tim Surveilans dan imunisasi P3MS, Bidang P2P, Dinas Kesehatan Kota Bogor adalah data pelaporan kasus campak dan cakupan imunisasi dari tahun 2022 - 2024. Data berupa spreadsheets laporan kasus campak.
Hasil : Gambaran epidemiologi kasus campak di Kota Bogor tahun 2022 - 2024 terdapat pada tahun 2023 jenis kelamin laki-laki sebanyak 176 anak. Pada kelompok umur 2-5 tahun (42,9%) selanjutnya 5-10 tahun (31,4%) dan kelompok umur kurang dari 1 tahun (19,1). Kasus paling banyak terdapat di Kecamatan Bogor Barat (97 kasus) dan Bogor Selatan (93 kasus), serta kasus tertinggi terjadi pada tahun 2023 sebanyak 340 kasus. Cakupan imunisasi yang rendah diantara kasus konfirmasi positif
Kesimpulan dan Saran: Gambaran epidemiologi kasus campak di Kota Bogor tahun 2022 - 2024 populasi terbanyak dengan kelompok umur 2-5 tahun, dan jenis kelamin laki-laki. Kasus paling banyak terdapat di Kecamatan Bogor Barat dan Bogor Selatan, serta kasus tertinggi terjadi pada tahun 2023. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode kualitatif tren kasus campak di wilayah Bogor Selatan. Penguatan sistem pemantauan di kecamatan resiko tinggi, kolaborasi dengan organisasi masyarakat dalam peningkatan kesadaran imunisasi, dan mengadakan pelatihan serta workshop rutin untuk kemampuan komunikasi kepada masyarakat.


Background Measles is a disease that can be prevented by immunization (PD3l). In 2018, it was reported that more than 14,000 people died caused by measles, especially children under 5 years old, Even though vaccines are available, the achievement of immunization targets in Indonesia has decreased from 2022 to 2023. Measles immunization plays an important role in reducing child mortality. Measles immunization is one of the indicators of achieving the third SDGs goal, namely a healthy and prosperous life. There was a high discovery of measles cases in 2023 compared to the previous year, so the author was interested in conducting epidemiological research on measles cases in Bogor 2022 to 2024. Methods This research used a descriptive epidemiological study design. The data used in this research is secondary data. This data was obtained by the P3MS Surveillance and Immunization Team, P2P Division, Bogor City Health Service. data form reporting of measles cases and immunization coverage 2022 - 2024. data form spreadsheets of measles case reports. Result Epidemiological case description of measles in Bogor 2022 - 2024, in 2023 the male gender was 176 children. In the age group 2-5 years (42.9%) then 5-10 years (31.4%) and the age group less than 1 year (19.1). The most cases were in West Bogor District (97 cases) and South Bogor (93 cases), and the highest cases occurred in 2023 as many as 340 cases.Low immunization coverage among confirmed positive cases. Conclution and Suggestions: Epidemiological descriptive of measles cases in Bogor City in 2022-2024, the largest population is in the 2-5 year age group, and male gender. The most cases are in West Bogor and South Bogor, and the highest cases occurred in 2023. Futher research is needed using qualitative methods on measles case trends in the South Bogor area. Stengthening the monitoring system in high risk districts, collaborating with community organizations in increasing immunization awareness, and holding routine and workshop for communication skills to the community. 

Read More
S-11852
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agita Arintiany; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Trisari Anggondowati, Siti Maemun
Abstrak:
Salah satu penyebab utama kematian neonatal di Indonesia adalah prematur.  Selain kematian, komplikasi dari kelahiran prematur merupakan penyebab lamanya rawat inap di rumah sakit yang berdampak pada meningkatkan biaya kesehatan. Salah satu upaya untuk mencegah bayi lahir prematur dengan melakukan deteksi dini selama kehamilan melalui kunjungan antenatal care (ANC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan  keberlanjutan  kunjungan  ANC dengan  kejadian  kelahiran  prematur  di Indonesia.  Data  berasal  dari  hasil  Survei  Kesehatan  Indonesia (SKI)  tahun 2023 menggunakan desain studi cross sectional. Sampel terdiri dari 63.279 perempuan berusia 10-54 tahun yang pernah melahirkan bayi hidup dalam periode 2018-2023. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menemukan prevalensi kelahiran prematur di Indonesia sebesar 12,4%.  Terdapat hubungan signifikan antara keberlanjutan kunjungan ANC dengan kejadian kelahiran prematur (PR: 1,52; 95% CI: 1,46-1,59). Beberapa faktor lain yang berhubungan dengan kejadian kelahiran prematur di  Indonesia  diantaranya faktor  risiko  kehamilan (PR:  1,71;  95%  CI:  1,64-1,78), kehamilan kembar (PR: 2,49; 95% CI: 2,19-2,84), kelengkapan pemeriksaan ANC (PR: 1,58; 95% CI:1,49-1,66), kepatuhan minum TTD (PR: 1,28; 95% CI:1,22-1,33), dan komplikasi  kehamilan  (PR:  1,27;  95%  CI:  1,2-1,33). Kesimpulan: keberlanjutan kunjungan  ANC memiliki  hubungan  signifikan dengan  kelahiran  prematur,  dimana keberlanjutan ANC yang sesuai program menurunkan risiko lahir prematur. sehingga diharapkan ibu hamil dapat melakukan kunjungan ANC sesuai program yaitu minimal 6 kali selama kehamilan. 

On of the main causes of neonatal death in Indonesia is prematurity.  Apart from death, complications from premature birth are a cause of long hospital stays which have an impact on increasing health costs. One effort to prevent premature births is by carrying out early detection during pregnancy through antenatal care (ANC) visits. The aim of this research is to determine the relationship between the continuity of ANC visits and the incidence of premature birth in Indonesia. Data comes from the results of the 2023 Indonesian  Health  Survey  (IHS)  using  a  cross-sectional  study  design.  The  sample consisted of 63,279 women aged 10-54 years who had given birth to a live baby in the 2018-2023 period. Statistical analysis uses the chi square test. The results of this study found that the prevalence of premature birth in Indonesia was 12.4%.  There is a significant relationship between continuity of ANC visits and the incidence of premature birth (PR: 1.52; 95% CI: 1.46-1.59). Several other factors associated with the incidence of premature birth in Indonesia include pregnancy risk factors (PR: 1.71; 95% CI: 1.64- 1.78), multiple pregnancies (PR: 2.49; 95% CI: 2, 19-2.84), completeness of ANC examination (PR: 1.58; 95% CI: 1.49-1.66), compliance with taking TTD (PR: 1.28; 95% CI: 1.22-1, 33), and pregnancy complications (PR: 1.27; 95% CI: 1.2-1.33). Conclusion: continuity of ANC visits has a significant relationship with premature birth, where continuity of ANC according to the program reduces the risk of premature birth. So it is hoped that pregnant women can make ANC visits according to the program, namely a minimum of 6 times during pregnancy.
Read More
S-11802
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive