Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 117 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ajeng Anisa Wulandari; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Ema Hermawati, Dwiretno Yuliarti
s-5488
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Elmerillia Farah Dewi; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Ema Hermawati, Dwiretno Yuliarti
s-5525
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Wali Rodiyah; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Ema Hermawati, Aria Kusuma
Abstrak: Penyebaran infeksi COVID-19 di Indonesia hingga saat ini masih terus berlangsung. Kepatuhan masyarakat dalam menerapkan kebijakan physical distancing menjadi salah satu kunci untuk menekan laju penyebaran infeksi COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap kebijakan physical distancing di Kota Depok. Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dan diperoleh total 296 responden dari Kota Depok menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner online yang dibagikan ke media sosial (Whatsapp, Instagram, Twitter) dan terdiri dari tiga bagian kuesioner yang memuat variabel: karakteristik individu (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), pengetahuan tentang COVID-19, dan kepatuhan terhadap kebijakan physical distancing. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square. Lebih dari 50% masyarakat di Kota Depok patuh terhadap implementasi kebijakan physical distancing, mayoritas di dominasi oleh responden perempuan, berusia 15-25 tahun, memiliki tingkat pendidikan tinggi, dan pengetahuan yang baik tentang penyakit COVID-19 dengan status sebagai pekerja/pelajar. Hasil penelitian didapatkan tiga dari lima variabel memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan physical distancing diantaranya jenis kelamin (p=0,038), pendidikan (p=0,001), dan pengetahuan (p=0,028). Kebijakan physical distancing masih perlu diimplementasikan bagi seluruh masyarakat sebagai upaya dalam mencegah penularan COVID-19.
The spread of COVID-19 infection in Indonesia is still ongoing. Community compliance in implementing physical distancing policies is one of the keys to suppressing the spread of COVID-19 infection. The purpose of this study is to determine variables related to compliance with physical distancing policies in Depok City. This research is a quantitative study with cross-sectional design and obtained 296 respondents from Depok City using purposive sampling method. Data collection was obtained through an online questionnaire distributed to social media (Whatsapp, Instagram, Twitter) and consisted of three-part questionnaire containing variables: individual characteristics (age, gender, educations, occupation), knowledge of COVID-19, and compliance to physical distancing policy. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis with chi-square test. More than 50% respondents in Depok City comply with the implementation of physical distancing, the majority are dominated by female respondents, aged 15-25 years, have a high level of education, and good knowledge about COVID-19 with status as workers/students. The result showed that three of five variables had a significant relationship with physical distancing compliance including gender p=0,038), education (p=0,001), and knowledge (p=0,028). Physical distancing health protocols still need to be implemented for the entire community as an effort to prevent the transmission of COVID-19.
Read More
S-11116
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mitha Theresia; Pembimbing: Umar Fachmi Achmadi; Penguji: Ema Hermawati, Slamet Isworo
Abstrak: Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, salah satunya kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pajanan kebisingan dengan tingkat kelelahan kerja pada pekerja di station produksi stamping PT X Plant Jakarta. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 125 orang pekerja. Data kebisingan didapatkan melalui data sekunder perusahaan yang melakukan pengukuran rutin melalui dokumen monitoring measurement. Data kelelahan pekerja didapatkan dengan menggunakan data primer melalui kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2) yang sudah teruji validitasnya. Variabel lain sebagai karakteristik pekerja (usia, masa kerja, shift kerja, dan status gizi ) juga diamati dalam penelitian ini. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji chi-square, didapatkan hubungan signifikan antara pajanan kebisingan dengan tingkat kelelahan kerja (p-value=0.033, OR=2.333). Didapatkan pula hasil yang signifikan dengan kelelahan kerja yaitu usia (p-value=0.029, OR=2.365) dan shift kerja (pvalue=0.008, OR=2.865). Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kebisingan diatas NAB meningkatkan risiko pekerja mengalami kelelahan kerja terutama pada pekerja usia tua dan pekerja shift malam
Noise is unwanted sound and can cause health problems, one of which is work fatigue. This study aims to analyze the relationship between noise exposure and fatigue levels of workers at the stamping production station of PT X Plant Jakarta. The study used quantitative research methods with cross-sectional studies. The number of samples in this study are 125 workers. Data of noise is obtained from secondary data of companies that carry out routine measurements through monitoring measurement documents. Worker fatigue data was obtained using primary data through a questionnaire measuring feelings of work fatigue (KAUPK2) which had been tested for validity. Other variables as worker characteristics (age, length of work, shift work, and nutritional status) were also observed in this study. Based on statistical tests using the chi-square test, there was a significant relationship between noise exposure and work fatigue (p-value = 0.033, OR = 2.333). Also obtained significant results with work fatigue, namely age (p-value = 0.029, OR = 2.365) and work shift (p-value = 0.008, OR = 2.865). Based on result of the study, show that noise above NAB increases the workers risk of work fatigue, especially in old age workers and night shift workers
Read More
S-10950
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Latifah; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Ema Hermawati, Miko Hananto
Abstrak: Bahan pangan asal ternak merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhanmikroorganisme pathogen. Daging unggas banyak mengandung Salmonella sp. yangberpotensi untuk menyebabkan foodborne disease yang dapat merugikan kesehatanmasyarakat yang mengkonsumsi daging ayam. Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU)sebagai salah satu sarana penyedia daging ayam dapat memiliki potensi terhadap rantaipenyebaran Salmonella sp.. Potensi penyebaran Salmonella sp. dapat berasal darihygiene karyawan RPHU dan peralatan yang belum memenuhi standar SNI RumahPemotongan Ayam yang akan meningkatkan cemaran mikroba, maka dari itu perlupenelitian terkait cemaran Salmonella sp pada daging ayam di Rumah Potong HewanUnggas Jakarta Timur. Metode penelitian menggunakan studi deskriptif untukmenggambarkan situasi dan kejadian pada saat penelitian berlangsung. Sampelpenelitian adalah Sampel daging dada dan paha ayam serta karyawan tempatpemotongan. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode wawancara, observasidan pemeriksaan laboratorium. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah hasilpemeriksaan laboratorium sampel daging ayam adalah negatif dan hygiene karyawan60.4% baik. Kesimpulan hasil produksi daging ayam dari RPHU Jakarta timurmemenuhi syarat mikrobiologis dan hygiene karyawan cukup baik.
Kata kunci :Salmonella sp, hygiene, Rumah Potong Hewan Unggas, RPHU
Foodstuffs from cattle is an excellent medium for the growth of pathogenicmicroorganisms. Poultry meat contains a lot of Salmonella sp. which has the potential tocause foodborne disease, which can be detrimental to health of people who consumechicken meat. Poultry Slaughter House (RPHU) as one means of chicken meat providermay have a potential impact on chain of Salmonella sp. The potential spread ofSalmonella sp. may come from employee hygiene RPHU and equipment that do notmeet the ISO standard house chicken cuts that will increase microbial contamination,and therefore need related research contamination Salmonella sp in chicken meatPoultry Slaughterhouse in East Jakarta. The research method using descriptive studiesto describe situations and events during the study. The samples are samples of chickenbreast and thigh meat and abattoir employees. Research data collection usinginterviews, observation and laboratory tests. The results obtained from this study is theresult of laboratory tests of samples of chicken meat is negative and 60.4% goodemployee hygiene. Conclusion of chicken meat production from eastern Jakarta RPHUis qualified microbiologist and employee hygiene pretty good.
Keywords :Salmonella sp, hygiene, Slaughterhouse Poultry, RPHU.
Read More
S-9695
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhamad Riski; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Ema Hermawati, Agus Sudarman
Abstrak: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif non reversibel. PPOK merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia dan diperkirakan akan menjadi penyebab kematiaan ketiga pada tahun 2020. Hampir 90% dari seluruh kematian karena PPOK terjadi di negara miskin dan berkembang. Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan internasional utama terbesar di Indonesia memiliki peran yang penting dalam arus barang. Aktivitas ini menimbulkan dampak lingkungan yaitu pencemaran udara akibat dari banyaknya kendaraan yang melintas. Salah satunya adalah PM2,5, hasil dari gas buang kendaraan. Kelompok yang berisiko untuk terpapar PM2,5 adalah pekerja di pintu gerbang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara PM2,5 dengan kejadian PPOK pada pekerja di Pintu Gerbang Pelabuhan Tanjung Priok. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah konsentrasi PM2,5, umur, status gizi, riwayat penyakit, kebiasaan berolahraga, derajat berat merokok,penggunaan APD, lama kerja, masa kerja , jarak tempuh dan waktu tempuh. Studi yang dipilih adalah cross sectional dengan jumlah pekerja yang diikutkan dalam penelitian sebanyak 75 pekerja. Pengukuran PM2,5 dilakukan pada 30 titik di pintu gerbang Pelabuhan Tanjung Priok dengan menggunakan Haz Dust EPAM 5000. Sedangkan untuk identifikasi kejadian PPOK menggunakan tes spirometri dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM 2,5 dengan kejadian PPOK nilai p =0,149. Sedangkan untuk variabel lain, hanya penggunaan APD yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian PPOK, nilai p= 0,001 (OR=6,9; 95%CI;2,1 -22,8). Sementara itu umur (OR=1,5; 95%CI : 0,5-4,1), status gizi (OR=1,5; 95%CI : 0,5- 4,6), riwayat penyakit (OR =1,7 ;95%CI : 0,2-20,6), kebiasaan berolahraga (OR= 2,3;95%CI :0,8-6,9), lama kerja (OR= 1,1;95%CI :0,4-3,2), masa kerja (OR=2,2; 95% CI : 0,8-6,5), jarak tempuh(OR= 2,3 ; 95%CI; 0,7-6,9) dan waktu tempuh (OR=1,9 ;95%CI; 0,6-5,9). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat variabel konfounding yang dapat mengontrol variabel PM2,5 terhadap kejadian PPOK dan terjadi perubahan nilai p PM2,5 dari 0,448 menjadi 0,426 dan nilai OR 1,002. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan pendekatan longitudinal untuk mengatahui besar risiko PM2,5 terhadap kejadian PPOK.
Kata Kunci : PM2,5, PPOK, Pelabuhan, Pekerja
Read More
S-9736
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gita Permata Aryati; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Ema Hermawati, Satria Pratama
Abstrak: [;, ]
Read More
S-9887
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Shafira Raudhati Putri; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Ema Hermawati, Sukanda
Abstrak: Kondisi sanitasi dasar yang buruk akan meningkatkan risiko terjangkit penyakit menular seperti diare. Diare merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh diare terutama oleh bayi dan balita Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain studi cross sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kondisi sanitasi dasar dan air minum dengan kejadian diare di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ke 6 variabel kondisi santasi dasar (sumber air bersih, kepemilikan jamban, kondisi jamban, sarana pengelolaan air limbah, ketersediaan tempat sampah, pengelolaan sampah) dan 2 variabel air minum (pengolahan dan kualitas air minum) tidak ada yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian diare dengan p-value > 0,05. Dari hasil uji regresi logistik dapat dilihat bahwa variabel kondisi jamban yang buruk merupakan variabel yang dominan terhadap kejadian diare karena memiliki nilai OR = 0,315 dan p-value 0,122 yang lebih tinggi dari variabel lainnya. Langkah yang perlu dilakukan diantaranya adalah dengan mengadakan sosialisasi terhadap masyarakat Desa Sedari terkait pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat dan memberikan edukasi terkait kondisi sanitasi yang baik agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Sedari agar memperbaiki kondisi sanitasi yang sudah tidak layak. Sedangkan untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel penelitian dan melakukan uji laboratorium terhadap kualitas air dan tanah oleh masyarakat Desa Sedari.
Kata Kunci: Air Minum, Diare, Sanitasi Dasar

Poor sanitary conditions will increase the risk of contracting infectious diseases such as diarrhea. Diarrhea is one of the most common health problems in Indonesia. This is due to the high rate of morbidity and mortality caused by diarrhea, especially by infants and toddlers. This study is a cross-sectional study with the occurrence of diarrhea in Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, West Java.
The results show that the basic condition of variables (clean water sources, latrine ownership, latrine conditions, wastewater management facilities, garbage availability, waste management) and 2 variables of drinking water (processing and drinking water quality) none have significant relationship with diarrhea occurrence with p-value> 0,05. From the regression test result it can be accepted that the poor condition of latrine condition is the dominant variable to the occurrence of diarrhea because it has the value OR = 0.315 and p-value 0.122 which is higher than the other variables. Steps that need to be done is to hold socialization to the community. disposing of garbage in any place and providing education related to good condition in order to improve health in Desa Sedari to improve sanitation condition which is not feasible For further research to improve the variable and conduct analysis on air and land quality by the people of Desa Sedari.
Key words: Drinking Water, Diarrhea, Basic Sanitation
Read More
S-9815
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irasdinar Yugitama Irawan; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Iyin Listiyowati
S-10196
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fauzan Rachmatullah; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Rismanaadji
S-10096
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive