Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Kata kunci: Aspek fisik, aspek psikososial, lansia, hipertensi, pusat kesehatan masyarakat.
ABSTRAK Nama : Nikensari Koesrindartia ProgramStudi : Kajian Administrasi RumahSakit Judul : EVALUASI SISTEM ANTRIAN PENDAFTARAN ONLINE TERJADWAL WAKTU LAYANAN BAGI RUJUKAN BPJS DI POLIKLINIK RAWAT JALAN RSUD BUDHI ASIH TAHUN 2016 – 2017 Penelitian ini adalah Studi Kasus dilakukan dengan pendekatan kualitatif eksploratif yang secara umum bertujuan mengevaluasi Kebijakan Sistem Antrian Pendaftaran Online Terjadwal Waktu Layanan yang selanjutnya disebut sebagai (SI ALI JADUL) pada pasien rujukan BPJS di Poliklinik Rawat Jalan RSUD Budhi Asih Jakarta Timur. Penelitian dilakukan selama Bulan April – Mei 2017. Data kualitatif (primer) berupa FGD dan wawancara mendalam, dilengkapi data kuantitatif (sekunder) berupa dokumen data sampel penelitian Bulan September 2016 - April 2017 serta observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan SI ALI JADUL selama 8 bulan implementasi sebesar 70,14%. Distribusi pendaftaran pasien berasal dari poliklinik sebesar 59,07%, loket penjadwalan sebesar 15,10%, ,kontrol rawat inap sebesar 9,32%, pre-operasi sebesar 4,57%, Sistem Penjadwalan Rujukan Online ( SPRO) dari puskesmas sebesar 9,32% dan Web/Android sebesar 3,69%. Pada evaluasi kinerja, capaian efektifitas SI ALI JADUL, yaitu ketepatan waktu kehadiran pasien. Jumlah pasien terbanyak pada Kategori Hadir Tepat Waktu sebesar 73,08%, yaitu hadir di masa cetak SEP 30 menit sebelum slot penjadwalan jam layanan, Dan jumlah pasien paling sedikit pada Kategori Hadir Mendahului Waktu 240 menit atau lebih sebesar (0,06%) sebelum slot penjadwalan jam layanan. Capaian efisiensi SI ALI JADUL yaitu ketepatan waktu tunggu mendapatkan layanan. Peringkat pertama jumlah pasien terbanyak pada Kategori Waktu Tunggu Layanan (60-120 menit) sebesar 28,78% . Sedangkan Kategori Waktu Tunggu Layanan Tepat Waktu, sesuai SPM Rawat Jalan (≤ 60 menit) berada di peringkat keempat sebesar 16,13%. Identifikasi Critical Factor Succes SI ALI JADUL, didapatkan kategori High Priority sebesar 75%, kategori Medium Priority sebesar 20 % dan kategori Low Priorty sebsar 5 % . Kemudian dilakukan Analisa Fit/Gap SI ALI JADUL didapatkan Kategori Fit sebesar 45% , kategori Partial Fit sebesar 25 % dan kategori Gap sebesar 25%. Kata Kunci : CFS; Evaluasi ; Fit/Gap Analysis; Sistem Antrian Pendaftaran Online Terjadwal Waktu Layanan (SI ALI JADUL)
ABSTRACT Nama : Nikensari Koesrindartia Programme Study : Study of Hospital Administration Judul : EVALUATION OF ONLINE APPOINTMENT REGISTRATION SYSTEM WITH SCHEDULED SERVICING TIME FOR BPJS PATIENTS ON OUTPATIENT CLINICS AT RSUD BUDHI ASIH FOR 2016 - 2017 This research is a studied case that conducted with qualitative and explorative approachs with main objective is to evaluate a policy implementation of Online Appointment Registration System with Scheduled Servicing Time (SI ALI JADUL) for BPJS patients in outpatient Clinics at RSUD Budhi Asih East Jakarta for 2016 – 2017.This research has been conducted in 2 months (April-May 2017) and sampled data taken from RSUD Budhi Asih East Jakarta. Qualitative data taken from Focus Group Discussion and exhaustive interviewed. Equipped with Quantitative secondary data such as reviewed internal documentation and site observation. Result of this research is found that average utilization of SI ALI JADUL online system during 8 months implementation is 70,14%. Distribution of patients registration from polyclinic registration is 59,07%, Scheduled on-site registration is 15,10%, inpatient controlling registration is 9,32%, pre-operation registration is 4,57%.Online appointment source from government primary health care (Puskesmas) through Online Scheduled Appointment Patient System (SPRO) is 9,32% and data from web internet and android application is 3,69%. From performance evaluation of effectivity of SI ALI JADUL shown that patients who visit to hospital have 3 visiting time category i.e.: Advanced time, accurate time, and delayed time category. The most patients is accurate time category (73,08%), this category for patients who came in =<30 minutes before clinic servicing time. The less patients is advanced time category (0,06%), this category for patients who came in =<240 minutes before clinic servicing time. From performance evaluation of efficiency of SI ALI JADUL is accuracy of patients waiting time to be serviced.The first rank is waiting time category 60-120 min. (28,78%), The fourth rank is accurate time category =<60 min. (16,13%). Critical Factor Success for Successful of SI ALI JADUL online system have 3 category i.e.: High priority is 75%, Medium priority is 20%, and Low priority is 5%.Then from Fit/Gap analysis of SI ALI JADUL found that Fit category is 45%, Partial Fit category is 25% and Gap category is 25%. Key Words : CFS – Evaluation - Fit/GapAnalyze – Online Appointment Registration System With Scheduled Servicing Time
Industri seks komersial menjadi penting diperhatikan karena bukan saja menyangkut masalah kualitas moral, namun juga karena banyaknya dampak yang ditimbulkan. Salah satunya adalah penyebaran IMS termasuk HIV/AlDS. Salah satu isu yang mendapat perhatian besar akhir-akhir ini adaJah penggunaan kondom pada industri seks komersial sebagai upaya pencegahan IMS terutama infeksi HIV. Selain di lokalisasi prostitusi. industri seks komersial terkadang terselubung dalam industri hiburan seperti bar, diskotik, karaoke, live music (musik hidup), panti pijat, spa, hotel, dan restoran. Program kondom seratus merupakan program yang dilaksanakan sejak tahun 1995 yang terintegrasi dengan program pencegahan dan pengangguangan HIV/AIDS lainnya. Program kondom seratus persen mempunyai tujuan utama mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual pada kelompok resiko tinggi, salah satunya pada penjaja seks komersial. Pada industry seks komersial fackor yang berpengaruh terhadap penggunaan kondom adalah ekonomi, pengetahuan mengenai kondom, IMS dan HIV/AIDS, ketersediaan kondom di tempat prostitusi, dukungan dari mucikari, petugas LSM dan petugas kesehatan, serta dukungan komitmen dari Pemerintah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dan jenis desain yang digunakan adalah Rapid Assessment Producers (RAP). Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada enam wanita penjaja seks (WPS), dua mucikari/pemi!ik tempat, dua petugas LSM terkait. dan dua petugas kesehatan di Kelurahan Maphar. Hasil penelitian ini menunjukkan belum ter1aksananya Program Kondom 100% di panti pijat yang menjadi lokasi penelitian. Kurangnya dukungan komitmen dari pemerintah, tidak tersedianya akses kondom di tempat seks komersial, tidak adanya peraturan penggunaan kondom. kurangnya dukungan dari mucikari, dan faktor ekonoml menjadi hambatan pelaksanaan Program Kondom seratus persen di Kelurahan Maphar, Di panti pijat yang menjadi lokasi penelitian tidak terdapat peraturan penggunaan kondom, dan tidak semua panti pijat menyediakan kondom. Terdapat perbedaan karakteristik WPS dan pelanggan WPS yang menggunakan dan yang tidak menggunakan kondom. Dukungan manajer panti pijat hanya sebatas mengingatkan penggunaan kondom. Peran petugas LSM adalah melakukan penyuluhan IMS, pendampingan, dan bantuan pemberian kondom. Peran petugas kesehatan terutama melakukan pemeriksaan kesehatan, selain itu petugas kesehatan juga melakukan penyuluhan IMS dan bantuan pemberian kondom. Dengan demikian untuk meningkatkan pencapaian Program Kondom Seratus Persen perlu adanya kerja sama dari instansi pemerintah terkait dalam membuat undang-undang yang menjadi dasar penanggulangan lMS dan HIV/AlDS, khususnya peraturan mengenai penggunaan kondom di tempat-tempat hiburan. Apabila peraturan penggunaan kondom pada ke!ompok beresiko sudah ditetapkan, diharapkan instansi pemerintah terkait, LSM, petugas kesehatan, dan pemilik tempat hiburan dapat bekerjasama melakukan monitoring Program Kondom Sersatus persen. Selain itu untuk mencegah penularan IMS dan HIV, diperlukan pendidikan kepada masyarakat umum mengenai hubungan seks yang aman, yaitu tidak melakukan hubungan seks sebelum nikah, setia kepada pasangan, dan menggunakan kondom pada hubungan seks yang beresiko menularkan IMS dan HIV.
