Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Adrianto; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Deni Andrias, Ivan Stevanus Chandra
Abstrak: Bahaya kebakaran dan ledakan di laboratorium mengunakan bahan kimia dapatmengakibatkan kematian, cacat, pencemaran, kehilangan aset, dan rusaknyareputasi. Penyebabnya adalah bahan kimia mudah menyala, mudah terbakar, mudahmeledak, dan bahan kimia phyrophoric. Untuk antisipasi bahaya tersebut perludibangun sistem proteksi kebakaran yang komprehensif di laboratorium. Risetdilakukan berdasarkan NFPA 45: 2015 yang merupakan standar sistem proteksikebakaran untuk laboratorium yang mengunakan bahan kimia pada laboratoriumPT. XYZ. Metoda yang digunakan adalah observasi, diskusi, dan pengisian daftarperiksa. Disini tujuannya adalah membandingkan standar NFPA 45:2015 denganpenerapan yang dilakukan selama ini. Dari hasil ini akan didapat rekomendasiketidaksesuaian yang akan dijadikan tindakan perbaikan dimasa yang akan datang.Kata Kunci: Laboratorium, NFPA 45, Sistem Proteksi Kebakaran, Bahan KimiaMudah Menyala, Bahan Kimia Mudah Terbakar.
Hazard of fire and explosion in the laboratory using chemicals can result in death,disability, pollution, loss of assets, and loss to reputation. The cause is combustible,flammable chemic, explosive, and pyrophoric chemicals. To anticipate the dangersneed to be built a comprehensive fire protection system in the laboratory. Theresearch was conducted based on NFPA 45:2015 standard on fire protection systemfor laboratories using chemicals in the laboratory PT. XYZ. The method used inthis study is observation, discussion, and checklist developed. The aim is tocompare the standard of NFPA 30: 2015 by implementation made during it. Fromthese results will come by recommendation of a non-conform finding as correctiveactions in the future.Keywords: Laboratory, NFPA 45, Fire Protection, Flammable Chemicals,Combustible Chemicals
Read More
T-4769
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Errik Yusnaldi Saleh; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Mila Tejamaya, Hendra Jaya, Ivan Stevanus Chandra
Abstrak: PT. X merupakan salah satu perusahan yang bergerak bidang Eksplorasi dan Produksi minyak dan gas yang beroperasi di Gresik, Jawa Timur mengalirkan gas kering dari fasilitas pengolahan darat ke Pembangkit Jawa Bali (PJB). Berdasarkan catatan internal PT.X dari tahun 2007 sampai tahun 2016, terdapat 1 (satu) kali kejadian kebocoran pipa penyalur gas pada bulan Agustus tahun 2015 disebabkan oleh faktor ekternal. Selain terjadinya kecelakaan tersebut, beberapa kegiatan masyarakat yang dekat dan bersinggungan dengan jalur pipa penyalur PT. X terpantau semakin meningkat seiring dengan perkembangan kegiatan industri dan pemukiman padat penduduk di daerah Gresik. Berdasarkan kondisi ini maka diperlukan kajian risiko untuk mendapatkan gambaran profil serta tingkat risiko pipa apabila terjadi kebakaran dan ledakan terutama di daerah padat penduduk. Hasil penelitian dengan menggunakan kajian risiko semi kuantitatif menunjukkan bahwa terdapat beberapa segmen jalur pipa penyalur yang mempunyai nilai Relative Risk (RR) yang rendah dengan nilai 0.7 dan 1.8 dari nilai rata rata RR sebesar 2.4 serta dengan nilai probability of survive berkisar antara 66.9 % sampai 69.4% yang menunjukan risiko terjadinya kecelakan dan adanya konsekuensi terhadap lingkungan paling besar dibanding segmen jalur pipa yang lain. Kajian risiko secara kuantitatif dilakukan terhadap beberapa segmen pipa tersebut dan hasilnya menunjukkan bahwa segmen pipa tersebut masih dalam tingkat risiko yang ACCEPTABLE dan TOLERABLE. Berbagai upaya pencegahan dan mitigasi harus dilakukan oleh PT. X untuk mempertahankan dan menurunkan tingkat risiko pipa penyalur gas sampai tingkat ACCEPTABLE. Kata kunci: Kajian Risiko; Relative Risk ; Probability of survice; Tingkat Risiko. PT. X is one of the oil and gas exploration and production companies operating in Gresik, East Java, transporting dry gas from Onshore Processing Facilities (OPF) to the Java Bali Plant (PJB) through pipeline. Based on internal records of PT.X from 2007 to 2016, there was 1 (one) time occurrence of pipeline failure in August 2015 caused by external factor. In addition to the occurrence of the accident, some activities close to and intersect with the pipeline channel PT. X is observed to increase in line with the development of industrial activities and densely populated in the Gresik area. Based on this condition, an assesment is required in order to obtain a description of the risk profile and the risk level of the pipeline in case of fire and explosion, especially in dense populated areas. From the results of research by using semi-quantitative risk analysis showed that there are several segments of the pipelines that have low Relative Risk (RR) with the value of 0.7 and 1.8 of the average RR value of 2.4 and with probability of survive value ranges from 66.9% to 69.4% . It shows that the risk of accidents and the impact of environmental consequences is greater than the other pipeline segment. Quantitative risk assessments were conducted to the pipeline segments and the results show that the pipeline segment is still at risk level ACCEPTABLE and TOLERABLE. Various mitigation and prevention efforts must be performed by PT. X to maintain and lower the risk level of gas transmission pipeline to ACCEPTABLE levels. Key words : Risk Analysis, Relative Risk, Probability of Survive; Risk Level
Read More
T-4882
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
I Gusti Gde Rai Supartha; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Fatma Lestari, Laksita Ri Hastiti, Ivan Stevanus Chandra, Pujiyanto
Abstrak:
Pendahuluan. Bencana yang diakibatkan oleh kegagalan atau insiden yang melibatkan teknologi, merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia perindustrian internasional. Hampir sekitar 65.000 kematian di dunia disebabkan oleh bencana teknologi antara tahun 2009-2018 (WHO, 2018). PT. X Indonesia berbatasan dengan sungai Mookervaart dan jalan utama Daan Mogot. Sebelah timur berbatasan dengan tanah kosong, dan bagian lebih timur adalah daerah pemukiman padat. Sebelah selatan berbatasan dengan daerah perumahan dan akan dibuat terminal bus, sedangkan sebelah barat Plant berbatasan dengan daerah pemukiman yang sangat padat. Pada PT. X terdapat berbagai macam proses kerja yang melibatkan bahan-bahan kimia berbahaya, mulai dari penerimaan bahan yang tergolong B3, penyimpanan, penimbangan bahan untuk proses produksi, sampai kepada proses produksi dispersi polimer, dan penyimpanannya. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu adanya suatu kajian komprehensif tentang manajemen sistem tanggap darurat yang ada di PT. X. Metode. Rancangan penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif observasional. Dengan melakukan observasi langsung dilapangan (PT. X) dalam mengumpulkan data, melakukan wawancara yang mendalam terhadap informan yang diambil dengan menggunakan daftar pertanyaan dengan berpatokan pada Self-Assessment Checklist berdasarkan kriteria yang terdapat dalam NFPA 1600 edisi tahun 2019 yang dikembangkan oleh Donald L. Schmidt. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data primer dan data sekunder melalui metode wawancara mendalam dengan format focus group discussion (FGD), dan pengecekan bukti-bukti pendukung. Data kemudian diolah dan hitung persentase kesesuaiannya, dengan perbandingan terhadap seluruh persyaratan kesesuaian yang ada di check list standar NFPA 1600 edisi tahun 2019 Hasil. Dari hasil penelitian yang dilakukan dituangkan dalam sebuah tabel ringkasan terlampir, keseluruhan hasil rata-rata pemenuhan kesesuaian klausul NPFA 1600-2019 mengenai standar manajemen krisis, tanggap darurat, dan kontinuitas bisnis yang ada di PT. X berada pada angka Persentase kesesuaian sebesar 90,3%, dengan persentase pemenuhan klausul yang belum sesuai sebesar 9,7%. Kesimpulan. Hasil evaluasi sistem tanggap darurat di PT.X dalam kategori baik, dengan mengacu kepada penelitian sejenis terdahulu namun masih diperlukan perbaikan pada beberapa klausul seperti perencanaan dalam pemulihan dari bencana atau insiden dan alternatif pemasok kritis untuk menjaga kelangsungan bisnis PT.X

Introduction. Disasters caused by failures or incidents involving technology are one of the biggest causes of death in the international industrialized world. Nearly 65,000 deaths in the world were caused by technological disasters between 2009-2018 (WHO, 2018). PT X Indonesia is bordered by the Mookervaart river and the Daan Mogot main road. The east is bordered by vacant land, and the eastern part is a dense residential area. The south is bordered by a residential area and will be made a bus terminal, while the west of the Plant is bordered by a very dense residential area. At PT. X there are various kinds of work processes involving hazardous chemicals, starting from the receipt of materials classified as B3, storage, weighing of materials for the production process, to the production process of polymer dispersions, and their storage. Based on these conditions, it is necessary to have a comprehensive study of the management of the emergency response system at PT X. Methods. This research design uses a qualitative type with an observational descriptive approach. Researchers conducted direct observations in the field (PT. X) in collecting data, conducting in-depth interviews with informants taken using a list of questions based on the Self-Assessment Checklist based on the criteria contained in the 2019 edition of NFPA 1600 developed by Donald L. Schmidt. Data collection techniques were carried out through primary data collection and secondary data through in-depth interview methods with focus group discussion (FGD) formats, and checking supporting evidence. Based on these conditions, it is necessary to have a comprehensive study of the management of the emergency response system at PT X. The data is then processed and the percentage of conformity is calculated, by comparison with all conformity requirements in the 2019 edition of the NFPA 1600 standard check list. Results. From the results of the research conducted as outlined in an attached summary table, the overall average result of the fulfillment of the suitability of NPFA 1600-2019 clauses regarding crisis management standards, emergency response, and business continuity at PT X is at a percentage of suitability of 90.3%, with a percentage of fulfillment of clauses that are not yet suitable at 9.7%. Conclusion. The results of the evaluation of the emergency response system at PT. X are in the good category, with reference to previous similar research, but improvements are still needed in several clauses such as planning for disaster or incident recovery and alternative critical suppliers to maintain PT .X's business continuity
Read More
T-6802
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eky Susilowati; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Adrianus Pangaribuan, Ivan Stevanus Chandra
Abstrak:

Industri farmasi merupakan industri yang memiliki risko kebakaran dan ledakan yang sangat besar karena penanganan beragam bahan kimia cair, padatan, dan gas yang mudah terbakar serta bahan kimia berbahaya lainnya. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan area berbahaya berdasarkan standar IEC 60079-10-2 serta menganalisis tingkat risiko kebakaran dan ledakan debu dalam proses granulasi pada fasilitas Non Betalactam (Multi Product Facility). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif semi kuantitatif yang bertujuan untuk mengklasifikasikan area berbahaya pada proses granulasi berdasarkan standar IEC 60079-10-2 dan menentukan tingkat risiko kebakaran dan ledakan debu dalam tahapan pencampuran (mixing) dengan menggunakan metode Dow’s Fire Explosion Index. Populasi ini melibatkan semua bahan kimia berbahaya dan peralatan yang digunakan pada proses pembuatan obat di PT. X. Combustible dust yang digunakan dalam proses granulasi pada fasilitas Non Betalactam Facility (Multi Product Facility) berupa bahan aktif farmasi dan eksipien, seperti methyldopa hydrate, paracetamol, loperamide hydrochloride, diazepam, domperidone, prednisolone micronised, magnesium stearate. polyvidone 30, sodium starch glycolate, dan amylum maydis. Minimum Ignition Energy (MIE) yang dimiliki oleh semua bahan aktif berbeda-beda nilainya sesuai hasil uji laboratorium eksternal dengan nilai yang paling sensitif terhadap penyalaan, yaitu diazepam, methyldopa hydrate, loperamide hydrochloride, domperidone dan prednisolone micronised yang mempunyai nilai MIE 1-3 mj yang dapat menyebabkan ledakan kuat hingga sangat kuat jika memenuhi konsentrasi Minimum Explosive Concentration (MEC). Sehubungan dengan hal itu, sebelum menentukan klasifikasi area berbahaya, sangat penting untuk mengidentifikasi sumber penyalaan di area proses tersebut. Adapun sumber penyalaan tersebut bersumber dari peralatan listrik, listrik statis, dan friction/mechanical spark. Klasifikasi area berbahaya dengan kategori zona dalam proses granulasi pada fasilitas Non Betalactam (Multi Product Facility) terdiri dari zona 20 di setiap dalam chamber/container peralatan, zona 21 di setiap bukaan hopper/charging unit, tempat perilisan debu dengan radius satu meter dan zona 22 di luar zona 21 di dalam ruangan proses granulasi. Tingkat risiko kebakaran dan ledakan debu pada proses granulasi (mixing) dengan menggunakan metode granulasi basah (hybrid mixture) berdasarkan metode Dow’s Fire and Explosion Index adalah risiko sedang (moderate) dengan total skor 95,1762 dengan radius paparannya sebesar 29,010 meter dan estimasi kerugiannya mencapai Rp 1.467.276.735.672. Oleh karenanya, sangat penting untuk melakukan mitigasi risiko sehingga risiko kebakaran dan ledakan debu di area proses ini berada pada risiko yang rendah.


 

The pharmaceutical industry is an industry that has a very large risk of fire and explosion due to the handling of a variety of flammable liquid, solid and gaseous chemicals as well as other hazardous chemicals. The general objective of this study is to classify hazardous areas based on IEC 60079-10-2 standards and to analyze the risk level of fire and dust explosion in the granulation process at the Non Betalactam facility (Multi Product Facility). This research is a semi-quantitative descriptive study that aims to classify hazardous areas in the granulation process based on IEC 60079-10-2 standards and determine the risk level of fire and dust explosion in the mixing stage using the Dow's Fire Explosion Index method. This population includes all hazardous chemicals and equipment used in the drug manufacturing process at PT. X. Combustible dust used in the granulation process at the Non Betalactam Facility (Multi Product Facility) is in the form of active pharmaceutical ingredients and excipients, such as methyldopa hydrate, paracetamol, loperamide hydrochloride, diazepam, domperidone, micronised prednisolone, magnesium stearate. polyvidone 30, sodium starch glycolate, and amylum maydis. The Minimum Ignition Energy (MIE) that all active ingredients have a different value according to the results of external laboratory tests with values that are most sensitive to ignition, namely diazepam, methyldopa hydrate, loperamide hydrochloride, domperidone and micronised prednisolone which have an MIE value of 1-3 mj which can cause a strong to very strong explosion if it meets the Minimum Explosive Concentration (MEC) concentration. In this regard, before determining the classification of a hazardous area, it is very important to identify the source of ignition in the process area. The ignition sources come from electrical equipment, static electricity, and friction/mechanical spark. Classification of hazardous areas with the category of zones in the granulation process at Non Betalactam facilities (Multi Product Facility) consists of zone 20 in each equipment chamber/container, zone 21 in each opening of the hopper/charging unit, a dust release area with a radius of one meter and zone 22 outside zone 21 in the granulation process room. The risk level of fire and dust explosion in the granulation process (mixing) using the wet granulation method (hybrid mixture) based on the Dow's Fire and Explosion Index method is moderate risk with a total score of 95.1762 with an exposure radius of 29.010 meters and an estimated loss of IDR 1,467. 276,735,672. Therefore, it is very important to carry out risk mitigation so that the risk of fire and dust explosion in this process area is at a low risk.

Read More
T-6749
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive