Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nadhira Kannitha Putri; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Syahrizal Syarief, Retno Kusuma Dewi
Abstrak: Penelitian ini melihat hasil pengobatan pasien TB RO serta faktor faktor yang berhubungan dengan hasil pengobatan TB RO di Indonesia pada tahun 2017 sampai 2019 dengan menggunakan desain cross sectional. Menggunakan data pasien dari e-TB Manager berumur ≥15 tahun yang telah menyelesaikan pengobatannya tahun 2017-2019. Terdapat 3822 kasus dengan sembuh sebanyak 35,5%, pengobatan lengkap sebanyak 4,7%, putus berobat sebanyak 32,8%, meninggal sebanyak 17,7%, gagal sebanyak 6,9%, perubahan diagnosis 1,2%, dan lainnya 8%. Jenis kelamin, riwayat pengobatan sebelumnya, aksesibilitas geografis ke fasilitas pelayanan kesehatan secara statitsik tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan hasil pengobatan. Faktor yang berhubungan dengan hasil pengobatan TB RO adalah usia (PR 1,328; 95% CI 1,773 - 2,332), pasien XDR (PR 1,353; 95% 1,225-1,494), pasien pre XDR (PR 1,234; 95% CI 1,145-1,330) pasien MDR (PR 0,869; 95% CI 0,8110,930), dan interval inisiasi pengobatan >7 hari (PR 1,069; 95% CI 1,002-1,140).
Read More
S-10788
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nenden Siti Aminah; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Retno Kusuma Dewi, Ani Herna Sari
Abstrak:
Tiga permasalahan TB di Indonesia yaitu TB sensitif, TB Resistan Obat (TB-RO) dan TB-HIV. TB-RO merupakan masalah yang menghawatirkan, angka penemuan kasus TBRO setiap tahun semakin meningkat, namun tidak diimbangi dengan angka pengobatan. Penggunaan paduan jangka pendek untuk pengobatan pasien TB-RO sejak September 2017 merupakan salah satu upaya menekan peningkatan kasus pasien putus berobat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat trend dan faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pengobatan pasien TB Resistan Obat (TB RO) dengan paduan Shorter Treatment Regiment (STR) di Indonesia Tahun 2017-2019. Penelitian menggunakan desain kohort restropektif. Sumber data adalah semua pasien TB RO paduan jangka pendek yang terdaftar dalam sistem informasi TB MDR Subdit Tuberkulosis. Metode sampling adalah total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis yang digunakan adalah uji chi-square dan uji cox regression. Sebanyak 3.100 pasien disertakan dalam analisis, didapat angka keberhasilan pengobatan adalah 41,94%. Hasil analisis menunjukkan faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pengobatan adalah umur, kepatuhan, hasil pemeriksaan sputum awal pengobatan, pola resistensi monoresisten dan poliresisten, serta wilayah tempat tinggal. Kepatuhan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan keberhasilan pengobatan. Perlu dilakukan upaya penguatan kepatuhan dengan melakukan konseling sedini mungkin, pendamping PMO dari non petugas dan inisiasi grup dukungan pasien di setiap faskes MDR

TB problems in Indonesia are TB sensitive, Drug-Resistant TB and TB-HIV. TB-RO is the most challengging  problem, the number of case finding is increase every year, but treatment rate is decrease. The use of short-term  regiment since September 2017 is one of strategy to reduce default of TB treatment. This research was  conducted to see trends and factors related to the TB treatment success rate among patients with Drug  Resistance TB (TB RO) using Shorter Treatment Regiment (STR) in Indonesia 2017-2019. The study desain is  restropective cohort. Data sources are all patients of TB RO using STR regiment, which is enrolled in the e-TB  manager, Sud Directorate of Tuberculosis, MoH RI. The sampling method is total sampling that meets the  inclusion and exclusion criteria. The analysis used was the chi-square test and the cox regression test. As many  as 3,100 patients were included in the analysis, the treatment success rate was 41,94%. The results of the  analysis showed that factors related to treatment success were age, adherence, results of initial sputum  examination of treatment, patterns of monoresistant and polyresistant resistance, and area of ​​residence.  Adherence is a dominant factor related to treatment success. Efforts should be made to strengthen compliance  by conducting counseling as early as possible, PMO assistants from non-helath officers and initiating patient  support groups in each MDR facility 

Read More
T-5925
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pelegia Samira Pattdiana Sitompul; Pembimbing: Besral; Penguji: Martya Makful Rahmaniati, Retno Kusuma Dewi
Abstrak: Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis s dan bivariat dengan menggunakan analisis spasial serta uji korelasi pada variabel untuk mengetahui hubungan faktor yang ada terhadap jumlah kasus baru tuberkulosis paru BTA positif di Jawa Barat. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 135 yang merupakan seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat pada tahun 2015 hingga 2019. Hasil analisis korelasi yang dilakukan menunjukkan terdapat jumlah keluarga miskin (p-value = 0,000), jumlah puskesmas (p-value = 0,003), jumlah desa siaga (p-value = 0,000), jumlah rumah sakit umum (p-value = 0,007), dan jumlah dokter umum (p-value = 0,038) dimana keenam variabel memiliki p-value dibawah 0,05. Koefisien korelasi yang didapatkan menunjukkan variabel jumlah dokter umum (0,153) memiliki hubungan yang sangat rendah dan variabel jumlah keluarga miskin (0,306), jumlah puskesmas (-0,236), jumlah desa siaga (-0,283) dan jumlah RSU (-0,210) memiliki hubungan yang rendah terhadap insiden tuberkulosis paru BTA positif di Jawa Barat.Program penanggulangan tuberkulosis di Jawa Barat penting untuk dilaksanakan dengan baik untuk mengurangi jumlah penyakit tuberkulosis kedepannya.
Read More
S-10710
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Qanita Syakiratin; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Anhari Achadi, Mardiati Nadjib, Retno Kusuma Dewi, Heni Handayani
Abstrak: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular utama penyebab kematian di dunia. Deteksi dini TB yang direkomendasikan oleh WHO disebut dengan Xpert MTB/RIF atau Tes Cepat Molekuler yaitu pemeriksaan diagnostik untuk mendeteksi bakteri TB dan untuk melihat sensitivitas dan spesifitas dari rifampisin. Utilisation rate alat TCM di Indonesia tahun 2018 masih rendah yaitu 35%. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pemanfaatan alat TCM yang diukur dengan utilisation rate, alur jejaring, serta kondisi laboratorium untuk mengetahui apakah penempatan alat TCM di RSP Rotinsulu, RS Al Islam, BBKPM, dan Labkesprov Jabar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu pemanfaatan alat TCM di RSP Rotinsulu sangat baik bila dilihat dari utilisation rate yang tinggi, untuk RS Al Islam cukup baik meskipun alur jejaring tidak sesuai dengan yang telah diatur oleh Dinas Kesehatan, untuk BBKPM sangat baik diukur melalui utilisation rate yang tinggi, sedangkan untuk Labkesprov Jabar dinilai kurang apabila dilihat dari utilisation rate yang rendah dan alur jejaring yang tidak sesuai. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan alat TCM di RSP Rotinsulu, BBKPM, RS Al Islam dinilai baik dan penempatannya sudah tepat, sedangkan untuk Labkesprov Jabar pemanfaatan sangat kurang sehingga perlu adanya pertimbangan untuk pemindahan alat TCM ke fasyankes lain atau tetap dipertahankan dengan adanya perbaikan.
Read More
T-5823
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hafizha Astia; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dian Ayubi, Lhuri Dwianti Rahmartani, Retno Kusuma Dewi, Windy Oktavina
Abstrak:
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kuno yang sampai sekarang masih menjadi masalah, maka diperlukan program penanggulangan secara aktif promotif, salah satunya melalui investigasi kontak (IK), yaitu kegiatan pelacakan dan investigasi pada orang-orang yang kontak dengan pasien untuk menemukan terduga TBC. IK semestinya dilaksanakan oleh puskesmas, namun tidak semua pasien TBC berobat di puskesmas. Klinik JRC-PPTI menyediakan layanan tes cepat molekuler (TCM) secara gratis sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan IK. Petugas kesehatan akan menanyakan jumlah dan usia dari orang yang tinggal serumah dengan pasien dan memintanya untuk datang ke saat jadwal kontrol berikutnya. Namun, adanya hambatan kontak untuk datang langsung memodifikasi IK di klinik JRC-PPTI, berupa pemeriksaan secara tidak langsung bagi keluarga pasien yang tidak bisa datang dengan menitipkan sampel dahak pada pot dahak yang sebelumnya sudah dititipkan pada pasien saat berobat, selanjutnya sampel dibawa kembali pada jadwal kontrol berikutnya. Ternyata, dengan kemudahan yang diberikan, masih sedikit keluarga pasien melakukan IK sehingga diperlukannya evaluasi untuk mengetahui hambatan dari pelaksana program menggunakan kerangka kerja RE-AIM dan perspektif penerima menggunakan teori health belief model (HBM). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pasien TBC, keluarga pasien, dokter, perawat dan pimpinan klinik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hambatan pelaksanaan investigasi kontak serumah difasilitas kesehatan swasta dari persepsi klinik dan kontak serumah. Dari hasil penelitian, ditemukan beberapa hambatan dalam pelaksanaan program IK di Klinik Utama JRC-PPTI yang meliputi jangkauan, efektifitas, adopsi, implementasi dan pemeliharaan. Sementara pelaksanaan IK di klinik utama JRC-PPTI dipengaruhi oleh persepsi kerentanan, keparahan, manfaat dan isyarat berperilaku. 

Tuberculosis (TB) is an ancient disease that remains a problem even today, necessitating an actively promotive and preventive program. One of the strategies used is contact investigation (CI), which involves tracing and investigating individuals who have had contact with TB patients to identify potential TB cases. Ideally, CI should be carried out by primary healthcare centers, but not all TB patients seek treatment at such facilities. JRC-PPTI Clinic provides free rapid molecular testing (RMT) services, enabling the implementation of CI. Healthcare workers inquire about the number and ages of individuals living with the patient and request them to come for their next scheduled follow-up. However, there are contact barriers preventing them from coming in person, which modifies the CI process at JRC-PPTI Clinic. Instead, an indirect examination is conducted for family members who cannot come by having them deposit a sputum sample in a previously provided container, which is then collected during the next scheduled follow-up visit. Despite the convenience provided, only a few family members of TB patients participate in CI. Therefore, an evaluation is needed to identify the barriers to program implementation using the RE-AIM framework and the perspectives of recipients using the Health Belief Model (HBM) theory. This qualitative research adopts a case study approach and involves in-depth interviews with TB patients, their families, doctors, nurses, and clinic leaders. The objective of this study is to identify the barriers to implementing household contact investigation in a private healthcare facility from the clinic's and household contacts' perspectives. The research findings reveal several obstacles to the implementation of CI at JRC-PPTI Main Clinic, including reach, effectiveness, adoption, implementation, and maintenance. Meanwhile, the implementation of CI at the JRC-PPTI main clinic is influenced by perceptions of vulnerability, severity, benefits, and behavioral cues.
Read More
T-6763
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive