Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Stevan Deby Anbiya Muhammad Sunarno; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan, Baiduri Widanarko, Mila Tejamaya; Penguji: Muhammad Novie Anshari, Priyo Djatmiko
Abstrak:
Penelitian dan kajian mengenai sleep deprivation selama ini baru dilihat berdasarkanpernyataan dari responden penelitian, korban maupun saksi mata yang sifatnya sangatsubjektif. Tingginya angka kecelakaan yang muncul akibat dari sleep deprivation dansulitnya mencari data yang objektif mengenai kuantitas dan kualitas tidur yangsebenarnya dialami oleh pekerja, khususnya pekerja shift operator hauling truck masihmenjadi masalah yang besar, khususnya di bidang keilmuan K3. Penelitian ini merupakancross sectional study. Variabel dari penelitian ini adalah kuantitas tidur, kualitas tidur,salivary alpha amylase, tekanan darah, denyut nadi, kadar oksigen dalam darah,temperatur tubuh, karakteristik individu, sleep hygiene dan beban kerja. Penelitiandilakukan selama 1 bulan di perusahaan tambang di Indonesia. Secara umum, rata-ratadurasi tidur versi Fitbit pada operator hauling truck dengan pola 2 shift adalah sebesar149 menit atau 2 jam 29 menit sedangkan pada pola 3 shift adalah sebesar 182 menit atau3 jam 8 menit. Kualitas tidur versi Fitbit pada operator hauling truck dengan pola 2 shiftadalah sebesar 13% pada REM, 38% pada light sleep dan 12.7% pada deep sleep.Sedangkan pada pola 3 shift adalah sebesar 14.2% pada REM, 44.7% pada light sleep dan13.1% pada deep sleep.
Kata kunci:Kuantitas Tidur, Kualitas Tidur, Sleep Deprivation, Accident
The study of sleep deprivation has only recently been seen based on statements fromresearch respondents, victims and eyewitnesses who are very subjective. The highnumber of accidents arising from sleep deprivation and the difficulty of finding objectivedata on the actual quantity and quality of sleep experienced by workers, especially shiftoperator hauling truck workers is still a big problem, especially in the field of OHS science.This is a cross sectional study. The variables of this study are quantity of sleep, qualityof sleep, salivary alpha amylase, blood pressure, heart rate, blood oxygen levels, bodytemperature, sleep hygiene, individual characteristics and workload. Research conductedfor 1 month in mining company in Indonesia. The average sleep duration of Fitbit onhauling truck operator with 2 shift pattern is 149 minutes or 2 hours 29 minutes while in3 shift pattern is 182 minutes or 3 hours 8 minutes. Quality of sleep on hauling truckoperator with 2 shift pattern is 13% in REM, 38% in light sleep and 12.7% in deep sleep.While the pattern of 3 shifts is 14.2% in REM, 44.7% in light sleep and 13.1% in deepsleep.
Key words:Quantity of Sleep, Quality of Sleep, Sleep Deprivation, Accident.
Read More
Kata kunci:Kuantitas Tidur, Kualitas Tidur, Sleep Deprivation, Accident
The study of sleep deprivation has only recently been seen based on statements fromresearch respondents, victims and eyewitnesses who are very subjective. The highnumber of accidents arising from sleep deprivation and the difficulty of finding objectivedata on the actual quantity and quality of sleep experienced by workers, especially shiftoperator hauling truck workers is still a big problem, especially in the field of OHS science.This is a cross sectional study. The variables of this study are quantity of sleep, qualityof sleep, salivary alpha amylase, blood pressure, heart rate, blood oxygen levels, bodytemperature, sleep hygiene, individual characteristics and workload. Research conductedfor 1 month in mining company in Indonesia. The average sleep duration of Fitbit onhauling truck operator with 2 shift pattern is 149 minutes or 2 hours 29 minutes while in3 shift pattern is 182 minutes or 3 hours 8 minutes. Quality of sleep on hauling truckoperator with 2 shift pattern is 13% in REM, 38% in light sleep and 12.7% in deep sleep.While the pattern of 3 shifts is 14.2% in REM, 44.7% in light sleep and 13.1% in deepsleep.
Key words:Quantity of Sleep, Quality of Sleep, Sleep Deprivation, Accident.
T-5455
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dwi Kurniati; Pembimbing: Sjahrul M. Nasri; Penguji: Chandra Satrya, Rusbani Kurniawan, Priyo Djatmiko
Abstrak:
PT X adalah perusahaan yang bergerak di bidang ground handling penerbangan, yang memiliki karyawan office yang cukup sibuk. Banyak karyawan office berpostur janggal yang ditemukan ketika survei awalan. Kondisi ini meningkatkan risiko keluhan subjektif Musculoskelatal Symptoms (MSS) pada karyawan office PT X. Selain itu, belum pernah dilakukan analisis mengenai keluhan muskuloskeletal. Pada penelitian ini menggunakan studi cross sectional, yang bertujuan untuk mengalisis faktor yang berhubungan dengan keluhan subjektif Musculoskelatal Symptoms (MSS). Analisis dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil pada penelitian ini, dari analisis univariat, diketahui bahwa keluhan MSS pada karyawan office PT X yang dirasakan dari 12 bulan terakhir hingga 7 hari terakhir sebanyak 55 orang (53,4 %), sedangkan yang diperoleh dengan analisis bivariat menunjukkan bahwa masa kerja, postur, stress, umur, dan jenis kelamin berhubungan dengan keluhan subjektif Musculoskelatal Symptoms (MSS). Sementara itu, dari analisis multivariat, variable yang dominan berhubungan dengan keluhan subjektif Musculoskelatal Symptoms (MSS) adalah postur, stress dan jenis kelamin
Read More
T-5585
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Clint Devan Yogama; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mila Tejamaya, Mufti Wirawan, Priyo Djatmiko
Abstrak:
PT. X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di sektor migas distribusi. Proses utama kegiatan operasional PT. X adalah penerimaan, penimbunan dan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) ke masyarakat umum. Dalam proses operasionalnya, PT. X menggunakan jasa pihak ketiga (kontraktor) dalam melakukan proses pengadaan barang dan jasa, seperti instalasi baru maupun pemeliharaan peralatan. Proses pengadaan barang dan jasa memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda sesuai dengan lingkup pekerjaan dan potensi bahaya yang dihadapi. Banyaknya jumlah proyek, tingginya tekanan untuk bekerja memenuhi target produksi dengan waktu yang sempit, kegiatan operasional yang tidak bisa berhenti, dan ditambah lagi dengan terbatasnya jumlah sumber daya manusia untuk mengawasi aspek keselamatan kerja, dapat memungkinkan munculnya substandar action saat proyek berlangsung. Penelitian ini menggunakan teori Loss Causation Model dan Mixed Method dengan menggabungkan data kuisioner dan wawancara untuk memperkuat hasil penelitian. Faktor yang diteliti adalah faktor personal dan faktor pekerjaan yang dapat menimbulkan substandard action. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor Pendidikan, pengawasan, masa kerja dan pengetahuan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap munculnya substandard action di proyek PT. X. Beberapa program perbaikan diperlukan untuk menindaklanjuti hasil penelitian berdasarkan kuisioner maupun hasil wawancara yang memperdalam kondisi management control saat penelitian berlangsung.
PT. X is one of the companies engaged in the oil and gas distribution sector. The main process of PT. X is the receipt, hoarding and distribution of fuel oil (BBM) to the general public. In the operational process, PT. X uses the services of third parties (contractors) in carrying out the procurement process of goods and services, such as new installations and equipment maintenance. The procurement process of goods and services has different levels of risk according to the scope of work and the potential dangers faced. The large number of projects, the high pressure to work to meet production targets with a narrow time, operational activities that cannot stop, and coupled with the limited number of human resources to supervise aspects of work safety, can allow the emergence of substandard actions during the project. This study uses the theory of Loss Causation Model and Mixed Method by combining questionnaire and interview data to strengthen the research results. The factors studied are personal factors and work factors that can cause substandard action. From the results of the study, it was obtained that the factors of education, supervision, length of service and knowledge are factors that influence the emergence of substandard action in the PT. X. Several improvement programs are needed to follow up on the results of research based on questionnaires and interview results that deepen the condition of management control during the research.
Read More
PT. X is one of the companies engaged in the oil and gas distribution sector. The main process of PT. X is the receipt, hoarding and distribution of fuel oil (BBM) to the general public. In the operational process, PT. X uses the services of third parties (contractors) in carrying out the procurement process of goods and services, such as new installations and equipment maintenance. The procurement process of goods and services has different levels of risk according to the scope of work and the potential dangers faced. The large number of projects, the high pressure to work to meet production targets with a narrow time, operational activities that cannot stop, and coupled with the limited number of human resources to supervise aspects of work safety, can allow the emergence of substandard actions during the project. This study uses the theory of Loss Causation Model and Mixed Method by combining questionnaire and interview data to strengthen the research results. The factors studied are personal factors and work factors that can cause substandard action. From the results of the study, it was obtained that the factors of education, supervision, length of service and knowledge are factors that influence the emergence of substandard action in the PT. X. Several improvement programs are needed to follow up on the results of research based on questionnaires and interview results that deepen the condition of management control during the research.
T-6456
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nurbaeti; Pembimbing: Syahrul Meizar Nasri; Penguji: Chandra Satrya, Rusbani Kurniawan, Priyo Djatmiko
Abstrak:
Peningkatan cakupan persalinan aman dari 81,08% pada tahun 2008 menjadi 90,88% pada tahun 2013 mengakibatkan peningkatan beban kerja dan risiko Muskuloskeletal disorder (MSDs) pada bidan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan MSDs pada bidan yang melakukan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan di Kota Bandung. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang memberikan pertolongan persalinan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak dan puskesmas PONED yaitu : Ibrahim Adji, Puter, Garuda, Pagarsih, Padasuka, Cipamokolan, dan Sukarasa. Jumlah sampel sebanyak 83 bidan yang dipilih secara purposive. Keluhan MSDs diukur dengan menggunakan Nordic Musculoskeletal Questioner (NMQ), postur kerja dinilai dengan lembar observasi RULA dan stress diukur dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis dengan regresi logistik didapatkan hasil bahwa variabel postur kerja (p value = 0,012), usia (p value = 0,018) dan masa kerja (p value = 0,001) berhubungan dengan keluhan MSDs.
Read More
T-5703
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Novriadi Kurniawan; Pembimbing: Syahrul Meizar Nasri; Penguji: Chandra Satrya, Rusbani Kurniawan, Priyo Djatmiko
Abstrak:
Indonesia merupakan daerah tropis yang sering mengalami musim kemarau panjang dan panas telah dianggap bahaya yang umum dan harus dihadapi oleh masyarakat. Beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul akibat panas yaitu dehidrasim heat syncope, heat exhaustion hingga heat stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pajanan heat stress pada pekerjerja di PT N pada tahun 2019 melaui penilaian keluhan subjektif yang dialami pekerja dengan menggunakan desain cross-sectional. Data dikumpulkan melalui 2 cara yaitu primer dan sekunder. Hasil analisis menunjukan pekerja pada area pengukuran memiliki beban kerja ringan dan sedang sebesar 42.9% dan 57.1%. Pekerja di PT N juga termasuk pada pola kerja 75%-100% dan koreksi pakaian ± 0. Umur pekerja yg menjadi responden lebih banyak diisi oleh pekerja dengan umur dari 35 tahun sebesar 61%. IMT pekerja juga terdapat beberapa responden dengan IMT berlebih sebesar 29.9%. Beberapa responden tidak pernah mendapatkan pelatihan atau materi mengenai heat stress sebesar 63.6% dan tingkat konsumsi air kurang dari 4 liter sebesar 70.1%. Responden mengalami keluhan kerja ringan dengan persentase 97,4% dan 2 orang dengan keluhan subjektif berat. Hampir disemua area pengukuran melampui nilai ambang batas, namun tidak begitu besar. Kedua responden dengan keluhan subjektif berat dianalissi melalui data karakteristiknya dan dikeathui bahwa kedua responden mengkonsumsi air kurang dari 4 liter dan berumur cukup tua yaitu 44 tahun dan 54 tahun. Sangat disarankan untuk melakukan beberapa tindakan pengendalian seperti engineering control dan pengendalian administrasi untuk mengurangi pajanan dan mengindari munculnya heat strain pada pekerja di PT N.
Read More
T-5747
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Pentha Mayasari; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Baiduri Widanarko, Mila Tejamaya, Muhammad Novie Anshari, Priyo Djatmiko
Abstrak:
Pengemudi profesional dengan karakteristik pekerjaan yang monoton denganjarak tempuh yang panjang dan durasi mengemudi yang lama bahkan melewati waktuistirahat yang seharusnya sehingga bertentangan dengan ritme sirkadian alami, sertaposisi duduk pengemudi yang terus menerus sepanjang perjalanan dapat menyebabkankelelahan pada pengemudi. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kuantitas tidur sertaburuknya kualitas tidur dan sleep hygiene pengemudi. Pengemudi pada PT. X bertugasmelakukan pendistribusian BBM menggunakan mobil tangki berkapasitas 16.000 Ldengan rata-rata jarak tempuh yang ditempuh lebih dari 300 km dan durasi perjalananlebih dari 8 jam. Berbagai kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kelelahan padapengemudi PT. X. Penelitian analitik dengan desain cross-sectional ini bertujuan untukmenganalisis hubungan antara kuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene, durasimengemudi dan jarak tempuh dengan kelelahan pengemudi truk muatan barang pada PT.X. Penelitian yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2018 inimenggunakan beberapa alat pengumpulan data yaitu: kuesioner, tensimeter, oksimeterdan alat smartwatch fitbit. Analisis data menggunakan uji beda mean dan uji chi square. Dari uji beda mean diketahui bahwa terjadi kelelahan kerja pada pengemudi PT. X setelahselesai mengemudi. Dari uji chi square diperoleh bahwa terdapat hubungan antarakuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene dan jarak tempuh dengan kelelahanpengemudi muatan barang pada PT. X.
Professional drivers with monotonous work characteristics with long mileage andlong driving duration even past supposed rest periods so as to conflict with naturalcircadian rhythms, as well as continuous driver seats along the way may cause driverfatigue. This condition is exacerbated by the lack of quantity of sleep as well as poor sleepquality and sleep hygiene drivers. The driver at PT. X has the task of distributing fuelusing a tank with a capacity of 16,000 L with an average mileage taken over 300 km andthe duration of travel more than 8 hours. These various conditions can cause fatigue inthe driver of PT. X. Analytical research with cross-sectional design is aimed to analyzethe relationship between the quantity of sleep, sleep quality, sleep hygiene, drivingduration and mileage with driver truckload fatigue at PT. X. Research conducted inFebruary to June 2018 uses several data collection tools, namely: questionnaires,tensimeter, oximeter and smartwatch fitbit tool. Data analysis used mean difference testand chi square test. From the different test mean known that there is fatigue work on thedriver PT. X after driving. From chi square test obtained that there is relation betweenquantity of sleep, sleep quality, sleep hygiene and mileage with fatigue of driver of goodscargo at PT. X.
Read More
Professional drivers with monotonous work characteristics with long mileage andlong driving duration even past supposed rest periods so as to conflict with naturalcircadian rhythms, as well as continuous driver seats along the way may cause driverfatigue. This condition is exacerbated by the lack of quantity of sleep as well as poor sleepquality and sleep hygiene drivers. The driver at PT. X has the task of distributing fuelusing a tank with a capacity of 16,000 L with an average mileage taken over 300 km andthe duration of travel more than 8 hours. These various conditions can cause fatigue inthe driver of PT. X. Analytical research with cross-sectional design is aimed to analyzethe relationship between the quantity of sleep, sleep quality, sleep hygiene, drivingduration and mileage with driver truckload fatigue at PT. X. Research conducted inFebruary to June 2018 uses several data collection tools, namely: questionnaires,tensimeter, oximeter and smartwatch fitbit tool. Data analysis used mean difference testand chi square test. From the different test mean known that there is fatigue work on thedriver PT. X after driving. From chi square test obtained that there is relation betweenquantity of sleep, sleep quality, sleep hygiene and mileage with fatigue of driver of goodscargo at PT. X.
T-5212
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rianita Sulasih Mutifasari; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Baiduri Widanarko, Mila Tejamaya, Muhammad Novie Anshari, Priyo Djatmiko
Abstrak:
Stres kerja adalah suatu kondisi dimana satu atau beberapa faktor di tempat kerjaberinteraksi dengan pekerja sehingga mengganggu keseimbangan fisiologi dan psikologi.Bagi seorang pengemudi, stres kerja akan berdampak terhadap menurunnya kinerjasehingga dapat mengancam keselamatan saat berkendara. Oleh karena itu, stres kerjamenjadi salah satu proses yang paling sering dikaitkan dengan perilaku berbahayapengemudi yang dapat mempengaruhi risiko kecelakaan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerjapada pengemudi truk muatan barang PT. X.Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif observasional denganmenggunakan metode pendekatan potong lintang (cross-sectional). Alat pengumpulandata yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner dan alat ukur lain, seperticocoro meter, fitbit, tensi meter, dan oksimeter sebagai data pendukung untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada pengemudi truk muatan barang PT. X.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 responden (60%) mengalami kondisistres ringan dan 18 responden (40%) mengalami stres sedang. Dari faktor individu padapenelitian ini, terdapat hubungan antara kuantitas dan kualitas tidur dengan stres kerjapada pengemudi truk muatan barang PT. X (p<0,05). Dari faktor fisik pada penelitian ini,terdapat hubungan antara waktu istirahat, pekerjaan monoton, jarak tempuh, dankelelahan kerja dengan stres kerja pada pengemudi truk muatan barang PT. X (p<0,05).Sedangkan dari faktor psikososial, yaitu dukungan keluarga dan dukungan rekan kerja,tidak dilakukan analisis bivariat karena data bersifat homogen.Kata kunci:Stres, Stres Kerja, Pengemudi
Occupational stress is a condition in which one or several factors in the workplace interactwith workers, therefore it causes disturbance of the equilibrium both of physiological andpsychological matter. For a driver, occupational stress will impact on the decliningperformance that may threaten the safety while driving. Consequently, occupational stressbecomes one of the most processes which is being related to harmful behavior to driversthat may affect the risk of accidents.The aim of this study is to analyze factors affecting occupational stress on truckload driverof PT. X.This is a quantitative observational study with a cross-sectional method. Data instrumentsare utilizing questionnaire and few additional instruments (e.g. cocoro meter, fitbit,sphygmomanometer, and oximetry) to measure the factors of occupational stress as itssupporting data.The results show 27 respondents (60%) experiencing occupational stress in mild leveland 18 respondents (40%) experiencing occupational stress in moderate level. Accordingto individual factors in this study, there is a relation between the quantity and quality ofsleep with occupational stress on truckload drivers of PT. X (p <0.05). From the physicalfactors in this study, there is a relation between rest hours, monotonous work, mileage,and work fatigue with occupational stress on truckload drivers of PT. X (p <0.05).Otherwise, from psychosocial factors, those are family support and peer support, bivariateanalysis was not performed because the data is homogeneous.Keywords:Stress, Occupational Stress, Driver.
Read More
Occupational stress is a condition in which one or several factors in the workplace interactwith workers, therefore it causes disturbance of the equilibrium both of physiological andpsychological matter. For a driver, occupational stress will impact on the decliningperformance that may threaten the safety while driving. Consequently, occupational stressbecomes one of the most processes which is being related to harmful behavior to driversthat may affect the risk of accidents.The aim of this study is to analyze factors affecting occupational stress on truckload driverof PT. X.This is a quantitative observational study with a cross-sectional method. Data instrumentsare utilizing questionnaire and few additional instruments (e.g. cocoro meter, fitbit,sphygmomanometer, and oximetry) to measure the factors of occupational stress as itssupporting data.The results show 27 respondents (60%) experiencing occupational stress in mild leveland 18 respondents (40%) experiencing occupational stress in moderate level. Accordingto individual factors in this study, there is a relation between the quantity and quality ofsleep with occupational stress on truckload drivers of PT. X (p <0.05). From the physicalfactors in this study, there is a relation between rest hours, monotonous work, mileage,and work fatigue with occupational stress on truckload drivers of PT. X (p <0.05).Otherwise, from psychosocial factors, those are family support and peer support, bivariateanalysis was not performed because the data is homogeneous.Keywords:Stress, Occupational Stress, Driver.
T-5203
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Febry Arieffani; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Abdul Kadir, Robiana Modjo, Achmad Dahlan, Priyo Djatmiko
Abstrak:
Tesis ini membahas faktor risiko distres pada petugas penanggulangan keadaan darurat di PT. X tahun 2023 dengan menggunakan metode self report measure. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan pada Oktober-November 2023 dengan populasi seluruh tim penanggulangan keadaan darurat di PT. X yang terlibat dalam penanggulangan keadaan darurat level 2 tahun 2023. Ditemukan bahwa dari 63 responden, 37 pekerja (58,73%) dengan tingkat gejala distress tinggi (skor ≥27 poin) dan 26 pekerja (41,27%) dengan tingkat gejala distress rendah (skor
This thesis discusses the risk factors for distress in emergency management officers at PT. X in 2023 using the self-report measure method. This study is a qualitative study conducted in October-November 2023 with a population of all emergency management teams at PT X involved in level 2 emergency management in 2023. It was found that out of 63 respondents, 37 workers (58.73%) with high levels of distress symptoms (score ≥27 points) and 26 workers (41.27%) with low levels of distress symptoms (score
Read More
This thesis discusses the risk factors for distress in emergency management officers at PT. X in 2023 using the self-report measure method. This study is a qualitative study conducted in October-November 2023 with a population of all emergency management teams at PT X involved in level 2 emergency management in 2023. It was found that out of 63 respondents, 37 workers (58.73%) with high levels of distress symptoms (score ≥27 points) and 26 workers (41.27%) with low levels of distress symptoms (score
T-6901
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
