Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Rumah sakit sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan nasional dituntut untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dalam hal ini rumah sakit memerlukan kesiapan sarana - prasarana yang berfungsi dengan baik. Hal ini dapat terlaksana bila kegiatan pemeliharaan sarana - prasarana berjalan dengan efektif dan efisien.Namun , dengan kondisi perekonomian saat ini, kegiatan pemeliharaan peralatan yang tepat sangat diperlukan agar beban biaya yang tinggi dapat ditekan serendah mungkin. Dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan saran - prasarana, bagian pemeliharaan rumah sakit Honoris, Tangerang mengalami hambatan dengan kurang berjalannya pemeliharaan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan yang dikarenakan banyaknya permintaan akan perbaikan saran - prasarana yang ada. Demikian juga dengan tidak tercatatnya dengan baik, pelaksanaan perbaikan yang tidak terselesaikan dan kurang lancarnya komunikasi antar karyawan di bagian pemeliharaan rumah sakit Honoris.Dengan latar belakang permasalahan yang ada, maka dilakukan penelitian dengan melakukan analisis terhadap sistem pemeliharaan sarana - prasarana rumah sakit Honoris, sehingga dapat diberikan usulan - usulan upaya perbaikan sistem pemeliharaan sarana - prasarana rumah sakit Honoris agar dapat berjalan efektif dan efisien.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus yang datanya didapat dari data primer dan data sekunder, di ambil langsung dari lokasi penelitian di bagian pemeliharaan rumah sakit Honoris. Tangerang, Hasil penelitian terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi sistem pemeliharaan rumah sakit terhadap hasil tersbut, dilakukan analisa dengan metode analisis komparatif saling membandingkan antara kondisi yang ada dan pustaka serta peraturan standar Departemen Kesehatan RI.Disimpulkan dari hasil penelitian, bahwa kinerja sistem pemeliharaan rumah sakit Honoris belum berjalan maksimal karena hanyaknya perbaikan kurang maksimalnya kemampuan teknik karyawan, tidak ada program pelatihan yang berkaitan dengan teknik pemeliharaan, peralatan kerja yang kurang memadai. Tidak terdapatnya fasilitas ruang kerja dan prosedur kerja yang satu arah mengakibatkan bagian pemeliharaan hanya berperan pasif dalam pengadaan permintaan barang.Sebagai saran adalah : diadakan pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan teknik yang melibatkan bagian lain, ikut sena dalam proses pengadaan material, mengelola gudang sendiri dibawah pengawasan gudang umurn. Secara operasional disarankan adanya pertemuan berkala dan teratur untuk melancarkan komunikasi antar karyawan, adanya pelatihan di rumah sakit, tersedianya ruang kerja serta bekerja sama dengan bagian purchasing dan gudang umum dalam alur pengadaan material.Daftar bacaan : 15 ( 1985 - 2001 )
Hospital as an integral system in national health care system, must he given a good quality of health care. In this problem, the maintenance system must prepare the good condition of material that the hospital can give the customer a good serving of health care system.Department of maintenance of Honoris hospital in activity to maintenance the material has faced the problem that the program has not well worked at the schedule time. Also the report system in maintenance department not well done at the several years and also the communication between the employees are not doing well.With in the problem, the research has done with the analysis of the maintenance system, so the result can give the hospital management the way out to solve the problem. The design of the research is qualitative research with case studies, and the data is primer and also secondary data. The research location in maintenance department of honoris hospital, Tangerang. And the result from the research there are 4 (four) factor that influence the system.The four factors are being comparison to the rules, guidance of Indonesian Health Department and literature and were related to the maintenance programs.As the conclusion, the system was not work well because there are to many repair job of material, capability of the employee are not the same, tools and facilities are minimum and standard operating procedure in material buying are not include the maintenance department.As suggestion in order to make the maintenance department going well, there training that related in technique capability of the employee, maintenance department also include of the standard procedure in material buying, and tools also facilities of maintenance are being well.Bibliographies: 15 (1985 - 2001)
Penelitian ini dilatarbelakangi karena masalah waktu tunggu pasien, khususnya di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini, berdasarkan angket dari bagian Tim Pengendalian Mutu Rumah Sakit yang mendapatkan hasil rendahnya kecepatan pelayanan di Depo Farmasi sehingga waktu tunggu resep menjadi lama. Berdasarkan Survey awal yang dilakukan terhadap 30 resep, ternyata ditemukan waktu pelayanan rata-rata untuk obat jadi adalah 16 menit. Dari 30 resep tersebut masih ada 30% resep terlayani sekitar 66 menit, sehingga menimbulkan masalah penumpukkan resep dan waktu tunggu pengambilan obat yang lama di Depo Farmasi.Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh model antrian resep yang lebih baik di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini.Penelitian ini merupakan penelitian Cross Sectional dan Operational Research dengan analisis kuantitatif yang diolah berdasarkan pengumpulan data waktu masuk dan keluarnya resep ke dan dari setiap titik pelayanan di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini pada sore hari dari tanggal 22 April 2002 sampai dengan 27 April 2002.Hasil penelitian ini adalah pola kedatangan resep mengikuti Distribusi Poisson dengan puncak kedatangan umumnya berada pada pukul 15.00-15.29 dan pukul 19.30-19.59, disiplin antriannya F.I.F.O yang dimodifikasi, struktur antrian Single Channel Multi Phase. Pada penelitian ini dibahas empat alternatif untuk mencari model antrian resep yang paling baik dengan cara mengubah komposisi petugas dan service time di setiap titik pelayanan. Keempat alternatif yang telah disimulasikan menghasilkan parameter antrian yang dapat mengurangi waktu tunggu. Alternatif keempat pada kedatangan di jam sibuk dipilih karena waktu resep dalam sistem lebih singkat dan utilisasi petugas lebih optimum.
The Development of Prescription Queue Model at the Drugstore Continue Care Unit "Sore Hari" PGI Cikini Hospital, Central of JakartaThis research is due the problem of patient's queue time, especially on the Drugstore Continue Care Unit - PGI Cikini Hospital, based on the questionnaire summary from Quality Assurance Team about the lowness of service quality performed by the drugstore. According to the previous survey, there has been completed to 30 prescription, actually found the average service time needed for the ready medicine is only 16 minutes. There are still 30% of 30 prescription which was handled for about 66 minutes, so that it occurred the accumulation prescription problem and long waiting time to get the medicine from the drugstore.This objective of research is to find the better way or solution to the service problem on the drugstore. The research includes the research of Cross Sectional and Operational Research with quantitative analysis processed due to the in/out coming prescription from/to every spot service at the drugstore, at noon since 22 April 2002 up to 27 April 2001.The result is the pattern of incoming prescription following the Poisson Distribution and the top incoming is generally on 15.00 - 15.29 and 19.30 - 19.59, its queue discipline is the modified F,1.F,O. its queue structure is Single Channel Multi Phase. On this research has been studied 4 alternatives to find the best model by changing the staff composition and service time at every spot service. Those 4 alternatives which have already been stimulated produce the parameter of reducing the queue time. The fourth alterative preferred choosing the busy time, due to the shorter system apply and the utilization staff is more optimum.
Pemerintah semakin serius memperhatikan masalah kematian ibu akibat Perdarahan Postpartum (PPp) khususnya mamasuki periode Pembangunan Jangka Panjang Kedua. Angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 390/100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994 (SDKI). 10%-20% kematian ibu tersebut disebabkan PPp. Faktor resiko kesakitan hingga terjadinya PPp dapat membawa kaum ibu mengakhiri hidupnya, yakni kematian. Usaha menurunkan angka kematian ibu menjadi 2251100.000 kelahiran hidup pada Pelita VI, ada penurunan angka kematian tersebut sebesar (57,69%.).
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian PPp dengan "Cross Sectional Survey": Terdapat proporsi Ibu Bersalin, Berdasarkan PPp 193 (12,22%); umur: 20-35 tahun mempunyai proporsi kehamilan tertinggi 1.002 (64,42%) dan terendah umur 20 tahun 262 (16,58%); Paritas < 3 merupakan proporsi tertinggi 1.136 (71.90%) dan paritas > 4 merupakan terendah 123 (7,78%); Tingkat Pendidikan Tamat SMP merupakan yang terendah 120 (7,60%) sedangkan Tidak Sekolah menempati posisi yang signifikan1.335 (84,49%); Kadar Hb> atau=l l gr% tidak anemia sebanyak 583 (36,90%); sedangkan Kadar Hb 60 tablet 563 (35,63%); Lama Partus sebanyak 1.535 (97,15%) tertinggi dengan Partus Normal; Lepasnya Plasenta < I jam sebanyak 1.535 (97,15%); Penolong Persalinan Bukan Nakes sebanyak 940 (59,49%), Tenaga Kesehatan 640 (40,51%); Tempat Bersalin bukan Puskesmas sebanyak 940 (59,49%).
Terdapat hubungan PPp yang bermakna adalah terhadap variabel umur, tingkat pendidikan, bengkak pada tubuh, konsumsi tablet Fe, lama partus, lepasnya plasenta, penolong persalinan dan tempat bersalin. Hendaknya ditingkatkan managemen penanggulangan perdarahan postpartum dan penelitian selanjutnya hingga ke tingkat analisis multivariat.
