Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
E. Basarthus Purba; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Wawan Irawan
T-2667
Depok : FKM UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cut Alia Keumala Muda; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Wawan Irawan
T-2756
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sulistyo Priyembodo; Pembimnbing: Ridwan Zahdi Syaaf; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Mila Tejamaya, Wawan Irawan
T-4287
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Atika Agustine; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Yulianto S. Nugroho, Dadan Erwandi, Wawan Irawan
T-2747
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marina Kartikawati; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Dadan Erwandi, Ridwan Zahdi Syaaf, Wawan Irawan, L. Kukuh Prabowo
Abstrak: Latar Belakang : Budaya keselamatan tidak hanya berpengaruh kepada produktivitas namun juga persaingan antar usaha yang sejenis. Konsep budaya keselamatan merupakan sebuah konsep baru di sektor konstruksi yang memiliki karakteristik tenggang waktu penyelesaian yang sempit serta tingginya angka pergantian pekerja. PT. MK. Departemen Gedung memenangkan tender atas Proyek Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan jangka waktu proyek selama 14 bulan (Choudhry et al. 2007) (Cooper 2002). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan budaya di PT. MK pada proyek Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU-GBK). Metode : Metode pengambilan data secara kualitatif (FGD, observasi dan wawancara mendalam) dan diolah dengan metode kuantitatif untuk kemudian dilakukan analisis secara mendalam(indepth analysis) pada bulan Mei-Juli 2017. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan stratified random sampling yang ditentukan berdasarkan representasi di dalam populasi. Hasil : PT. MK Proyek Renovasi SU-GBK menitik beratkan perhatian kepada perencanaan sistem, namun persepsi dalam implementasi dan evaluasi sistem manajemen keselamatan masih memiliki nilai yang rendah. Manajemen dalam proyek telah menyadari pentingnya manusia dalam sebuah pekerjaan. Manusia / pekerja adalah aset penting bagi perusahaan. Namun hal ini belum dirasakan oleh sebagian besar pekerja karena nilai yang tinggi terdapat pada level manajemen dan pengawas. Kesadaran akan keselamatan yang dibangun oleh para pemimpin proyek (manajemen dan pengawas) masih dalam tahapan awal namun keselamatan kerja belum tercermin dalam keseharian / daily activities di proyek ini karena masih dalam tahapan menata organisasi. Kesimpulan : Tingkat kematangan budaya keselamatan di PT. MK Proyek Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU-GBK) dapat dikategorikan ke dalam tingkat kalkulatif dengan rata-rata nilai adalah 3,19. Sistem manajemen keselamatan berjalan didasarkan data yang ada dengan kendali penuh pada manajemen tanpa partisipasi aktif dari pekerja. Organisasi dengan level kalkulatif merupakan organisasi yang belum siap dalam menjalankan budaya keselamatan. Kata Kunci : Budaya Keselamatan, Konstruksi, Keselamatan Kerja.
Read More
T-4947
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Iryanto; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi; Candra Satrya, Soehatman Ramli, Wawan Irawan
Abstrak:

ABSTRAK Di dalam negeri, dengan adanya kebijakan pemerintah tentang perubahan Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta dengan sistem pelabuhan kontainerisasi menyebabkan potensi meningkatnya pertumbuhan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang menyebabkan makin tingginya persaingan di usaha ini. Dengan tingginya kebutuhan pasar dan persaingan, tidak menutup kemungkinan potensi kecelakaan kerja pada kegiatan perusahaan juga makin besar. Data kecelakaan kerja yang terjadi di PT X, dari Januari 2007 hingga bulan Agustus 2008 menunjukkan dari total kecelakaan kerja yang terjadi pada waktu tersebut, 23% ada hubungannya pada bagian operasi forklift. Apakah hal tersebut dikarenakan oleh buruknya iklim keselamatan (safexy climare) yang ada pada PT X, khususnya pada bagian operasi peralatan forklih. Untuk itulah penelitian ini diambil pada perusahaan bongkar muat, bagian operasi peralatan forklih PT X, dengan pertanyaan penelitian yaitu; "bagaimanakah dimensi safety climate yang ada pada Bagian operasi Peralaran Forklift PTX. ? Menurut teori safety climate dibangun oleh tiga faktor, diantaranya (1) faktor pekerja, (2) faktor perkerjaan yang ditunjukkan Iewat perikaku, dan (3) faktor organisasi atau manajemen perusahaan. Ketiga faktor tersebut saling berhubungan, yang artinya perlakuan pada salah satu faktor dapat mernberi hubungan dengan faktor yang lainnya. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dimensi safety climate, meliputi (a) Faktor individu, (b) Faktor perilaku, (c) Faktor organisasi Manajemen membuat kebijakan, peraturan, prosedur, menyediakan APD, program-prorgam K3 seperti pelatihan, safety talk, inspeksi, dan media papan safety untuk meningkatakan kepedulian dan pemahaman pekerja terkait K3. Manajemen menerapkan OHSAS sebagai salah satu alat untuk menciptakan sistem manajemen K3 yang dianggap bisa mewujudkan sasaan-sasaran K3 yang diharapkan oleh manajemen. Hasil wawancara menunjukkan pekerja telah memahami bahaya dan resiko yang ada di tempat kerja mereka. Pengetahuan Iainnya mengenai pengendalian resiko seperti dengan menggunakan APD sudah dipahami oleh pekerja, mengikuti prosedur dan instruksi kerja, namun masih dijumpai pelanggaran terhadap peraturan yang ada. Dari hasil penelitian pada bagian peralatan forklift PT X, peneliti bisa mengambil suatu kesimpulan bahwa safey climale pada PT X, khususnya pada bagian operasi forklift masih kurang baik, sehingga perlu ditingkatkan kembali. Walaupun tingkat kecelakaan menurun hingga bulan september 2008, namun jumlah kecelakaan pada bagian operasi forklift masih cukup mendominasi (23%) dari total kecelakaan yang ada, serta hasil wawancara dan observasi yang menunjukkan masih terjadinya pelanggaran yang ada terkait K3, dapat dijadikan indikator masih lemahnya safely climate yang ada.

Read More
T-3031
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Iryanto; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi, Chandra Satrya, Soehatman Ramli, Wawan Irawan
Abstrak:

ABSTRAK Di dalam negeri, dengan adanya kebijakan pemerintah tentang perubahan Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta dengan sistem pelabuhan kontainerisasi menyebabkan potensi meningkatnya pertumbuhan Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang menyebabkan makin tingginya persaingan di usaha ini. Dengan tingginya kebutuhan pasar dan persaingan, tidak menutup kemungkinan potensi kecelakaan kerja pada kegiatan perusahaan juga makin besar. Data kecelakaan kerja yang terjadi di PT X, dari Januari 2007 hingga bulan Agustus 2008 menunjukkan dari total kecelakaan kerja yang terjadi pada waktu tersebut, 23% ada hubungannya pada bagian operasi forklift. Apakah hal tersebut dikarenakan oleh buruknya iklim keselamatan (safexy climare) yang ada pada PT X, khususnya pada bagian operasi peralatan forklih. Untuk itulah penelitian ini diambil pada perusahaan bongkar muat, bagian operasi peralatan forklih PT X, dengan pertanyaan penelitian yaitu; "bagaimanakah dimensi safety climate yang ada pada Bagian operasi Peralaran Forklift PTX. ? Menurut teori safety climate dibangun oleh tiga faktor, diantaranya (1) faktor pekerja, (2) faktor perkerjaan yang ditunjukkan Iewat perikaku, dan (3) faktor organisasi atau manajemen perusahaan. Ketiga faktor tersebut saling berhubungan, yang artinya perlakuan pada salah satu faktor dapat mernberi hubungan dengan faktor yang lainnya. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dimensi safety climate, meliputi (a) Faktor individu, (b) Faktor perilaku, (c) Faktor organisasi Manajemen membuat kebijakan, peraturan, prosedur, menyediakan APD, program-prorgam K3 seperti pelatihan, safety talk, inspeksi, dan media papan safety untuk meningkatakan kepedulian dan pemahaman pekerja terkait K3. Manajemen menerapkan OHSAS sebagai salah satu alat untuk menciptakan sistem manajemen K3 yang dianggap bisa mewujudkan sasaan-sasaran K3 yang diharapkan oleh manajemen. Hasil wawancara menunjukkan pekerja telah memahami bahaya dan resiko yang ada di tempat kerja mereka. Pengetahuan Iainnya mengenai pengendalian resiko seperti dengan menggunakan APD sudah dipahami oleh pekerja, mengikuti prosedur dan instruksi kerja, namun masih dijumpai pelanggaran terhadap peraturan yang ada. Dari hasil penelitian pada bagian peralatan forklift PT X, peneliti bisa mengambil suatu kesimpulan bahwa safey climale pada PT X, khususnya pada bagian operasi forklift masih kurang baik, sehingga perlu ditingkatkan kembali. Walaupun tingkat kecelakaan menurun hingga bulan september 2008, namun jumlah kecelakaan pada bagian operasi forklift masih cukup mendominasi (23%) dari total kecelakaan yang ada, serta hasil wawancara dan observasi yang menunjukkan masih terjadinya pelanggaran yang ada terkait K3, dapat dijadikan indikator masih lemahnya safely climate yang ada.

Read More
T-3031
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive