Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Stefani Avelliana Megaranti; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Sjahrul M. Nasri, Rubi Ginanjar
Abstrak:
Terjadi 508 kasus kecelakaan Bus Transjakarta di tahun 2021, hasil investigasi yang dilakukan oleh KNKT mengungkapkan salah satu penyebabnya adalah kelelahan pramudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan dan analisis faktor risiko terkait fatigue pada pramudi Bus Rapid Transit dan Non-BRT Transjakarta Tahun 2022. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik. Sampel penelitian sebanyak 124 Pramudi BRT dan Non-BRT Transjakarta. Variabel Independen pada penelitian ini yaitu factor risiko terkait pekerjaan (Durasi Kerja, Shift Kerja, Waktu Istirahat, Commuting Time, Beban Kerja). Variabel kovariat pada penelitian ini yaitu factor risiko terkait pekerja (Usia, Jenis Kelamin, IMT, Konsumsi Kafein, Riwayat Penyakit Hipertensi, Riwayat Penyakit Diabetes, Kuantitas Tidur). Penelitian cross-sectional menggunakan kuesioner Swedish Occupational Fatigue Index (SOFI) untuk mengukur kelelahan dan NASA-TLX untuk mengukur beban kerja. Analisis data dilakukan secara bivariat dengan uji kai kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian ini menujukkan sebanyak 48,4 % (60) pramudi mengalami fatigue dan sebanyak 55,6% (64) pramudi tidak mengalami fatigue. Variabel IMT, usia, dan Kuantitas tidur memiliki hubungan yang signifikan dengan kelelahan. Faktor pekerjaan yang paling dominan memengaruhi kelelahan adalah beban kerja walaupun tidak ditemukan hubungan secara signifikan
There were 508 cases of Transjakarta Bus accidents in 2021, investigation results conducted by the National Transportation Safety Committee (KNKT) revealed that one of the causes was driver fatigue.The aims of this study is describe fatigue complaints and analyze fatigue-related risk factors on Drivers of Transjakarta BRT (Bus Rapid Transit) and Non-BRT in 2022. This researc is a quantitative study with an analytical descriptive research design. The research sample was 124 Drivers of Transjakarta BRT and NonBRT.. The independent variables in this study are work-related risk factors (Work Duration, Shift Work, Rest Time, Commuting Time, and Workload). The covariates in this study were worker-related risk factors (Age, Gender, BMI, Caffeine Consumption, Hypertension, Diabetes, and Sleep Quantity). This research is cross-sectional study used the Swedish Occupational Fatigue Index (SOFI) questionnaire to measure fatigue and the NASA-TLX questionnaire to measure workload. Data analysis performed are bivariate with kai square test and multivariate with logistic regression. The study result showed that 48.4% (60) drivers experienced fatigue and 55.6% (64) drivers did not experience fatigue. Variables BMI, age, and sleep quantity have a significant relationship with fatigue. The most dominant work-related factor affect fatigue is workload, although no significant relationship was found
Read More
There were 508 cases of Transjakarta Bus accidents in 2021, investigation results conducted by the National Transportation Safety Committee (KNKT) revealed that one of the causes was driver fatigue.The aims of this study is describe fatigue complaints and analyze fatigue-related risk factors on Drivers of Transjakarta BRT (Bus Rapid Transit) and Non-BRT in 2022. This researc is a quantitative study with an analytical descriptive research design. The research sample was 124 Drivers of Transjakarta BRT and NonBRT.. The independent variables in this study are work-related risk factors (Work Duration, Shift Work, Rest Time, Commuting Time, and Workload). The covariates in this study were worker-related risk factors (Age, Gender, BMI, Caffeine Consumption, Hypertension, Diabetes, and Sleep Quantity). This research is cross-sectional study used the Swedish Occupational Fatigue Index (SOFI) questionnaire to measure fatigue and the NASA-TLX questionnaire to measure workload. Data analysis performed are bivariate with kai square test and multivariate with logistic regression. The study result showed that 48.4% (60) drivers experienced fatigue and 55.6% (64) drivers did not experience fatigue. Variables BMI, age, and sleep quantity have a significant relationship with fatigue. The most dominant work-related factor affect fatigue is workload, although no significant relationship was found
S-10924
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hadi, Fany Kusuma; Pembimbing: Hendra; Penguji: Sjahrul Meizar Nasri, Baharuddin Yusuf
S-4724
Depok : FKM-UI, 2006
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Cahya Arbitera; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Sjahrul Meizar Nasri, Zaenal Arifin
S-4799
Depok : FKM-UI, 2006
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Qanita Fauzia; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Sjahrul M. Nasri, Dadan Erwandi, Yuni Kusminanti, Ike Pujiriani
Abstrak:
Pandemi COVID-19 berdampak pada seluruh aktivitas kehidupan termasuk bidang pendidikan. Seluruh praktik di perguruan tinggi termasuk pembelajaran ditiadakan diganti dengan pembelajaran jarak jauh atau daring. Pegawai perguruan tinggi juga merasakan adanya peningkatan beban kerja dan perubahan kondisi kerja. Pandemi ini mengubah mekanisme kerja seperti implementasi kebijakan baru, aturan pembatasan kontak fisik yang kemudian memungkinkan adanya konflik antara pekerjaan dengan gaya hidup yang dijalankan. Salah satu gaya hidup baru yang perlu diadopsi yaitu perilaku pencegahan COVID-19. Selama pandemi COVID-19, perguruan tinggi tetap memberlakukan work from office bagi pegawai sehingga risiko terjadinya penularan COVID-19 di lingkungan kerja tetap ada. Tentunya perilaku pencegahan COVID-19 menjadi aspek penting yang perlu menjadi perhatian karena merupakan cara terbaik berperang melawan COVID-19. Dalam teori health belief model disebutkan bahwa praktik perilaku kesehatan bergantung pada keyakinan yang dianut individu yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, selfefficacy dan cues to action. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis hubungan faktor perilaku pencegahan dengan perilaku personal higiene pegawai perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan penyebaran kuesioner pada 179 pegawai perguruan tinggi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived barrier, self-efficacy, dan cues to action merupakan tiga komponen prediktor perilaku personal higiene pegawai. Beberapa rekomendasi dari hasil penelitian di antaranya menggencarkan sosialisasi kebijakan serta protokol kesehatan dengan konten yang dapat memotivasi self-efficacy serta menurunkan persepsi hambatan pegawai terhadap perilaku personal higiene positif, menyebarkan infografis dan media promosi yang menarik, memastikan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung (fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, masker, sarung tangan, cairan disinfektan maupun APD lainnya), serta menunjuk duta prokes di kalangan pegawai untuk kemudian memberlakukan mekanisme pemberian apresiasi bagi pegawai yang telah rajin mempraktikkan perilaku personal higiene positif.
Read More
T-6367
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
