Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rosikin; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Yayuk Hartriyanti, Lucia Pardede
S-4166
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anita Sriwaty Pardede; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Asih Setiarini, Lucia V. Pardede
S-4324
Depok : FKM UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Agustina; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Lucia Pardede
S-6490
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agus Fauzi; Pembimbing: Sabarinah Budi Prasetyo, Sandra Fikawati; Penguji: Luknis Sabri, Lucia Veronica Pardede, Soetanto
Abstrak:

Angka Kematian Bayi (AKB) Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN. Penycbab utama kcmatian tcrsebut adalah penyakit infeksi saluran nafas dan diarc yang dapat dicegah antara lain dengan pemberian ASI secara benar, termasuk pemberian ASI secara eksklusiti Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh laporan bulanan ke-3 Dinas Kesehatan Pidie Jaya pada tahun 2008, untnuk Kabupaten Pidie Jaya sebanyak 22,2% ibu membefim ASI eksklusifam inntuk Kwamamn Meumh Dua sebanyak 219%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui falctor-faktor yang berhubungan dcngan pcmberian ASI cksklusif. Desain pcnelilian ini adalah crossaveclional. dengan besar sampel 172 orang ibu menyusui di Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya. Analisis data yang digunakan adalah analisis Regresi Logistic Mhltinomiai menggunakan data primer yang berasal dari hasil wawancara. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ibu yang mcmiliki bayi 6-11 bulan hanya 20,3% yang member-ikan ASI eksklusif hanya sampai 4 bulan dan 9,3% yang memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan. Hasil analisis menunjukkan faktor yang dominan dalam perilaku pemberian ASI ekskiusif adalah tempat periksa hamil pada ibu yang menyusui ekslusif 4 bulan menuniukkan OR 7,19 (CI 95% = 1,52 - 33,9S) dan pengetahuan tentang ASI pada ibu yang menyusui eksklusif 6 bulan menunjukkan OR 15,08 (CI 95% =' 1,81 - l25,47). Berdasarkan hasil penclitian ini disarankan, pertama bahwa tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas penyuluhan dan dapat meningkatkan kerjasama dengan tokoh masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Meurah Dua. Kedua, agar dinas kcschatan meningkatkan pelatihan tenaga kesehatan dan pengawasan terhadap program ASI eksklusif di masyarakat. Ketiga perlu penelitian Iebih lanjut dengan menggunakan desain kohort dengan vafiditas tinggi.


The number of infant mortality in Indonesia is the highest among ASEAN countries. The major cause for infant and children mortality is infections, especially the upper respiratory tracts infection and diarrhea. The prevention efforts for reducing the infections are a good nutrition management for infant and children such as adequate and and appropriate breastfeeding. Based on the existing data which was published in the third monthly report of the Pidie Jaya Health Office (2008), there was only 22,2% of mothers who practiced exclusive breastfeeding in the District of Pidie Jaya and only 27,9% in Sub-district of Meurah Dua. The research was carried out to find the factors related to behaviour in giving Exclusive Breastfeeding. The design of this study was cross-sectional survey, the data obtained by involving 172 exclusive breasfeeding among mothers in sub district Mcurah Dua. The data analysis uses logistic muitinomial regression analysis. The sample was selected using simple random sampling technique. Primary data was collected by using standardized questionnaire. The result showed that the proportion of mother who practice exclusive breastfeeding among mothers owing 6-ll months old babies was 20,3% for 4 months and 9,3% for 6 months. From the analysis it was indicated that dominant factors related to practice of exclusive breastfeeding for 4 months very much depended on place of physician visits during pregnancy (OR=7,l8, Cl 95% = 1,52 - 33,95) and those of 6 months were mothers knowledge about breastfeeding (OR = l5,08, CI 95% = 1,81 - l25,47). Based onthe result of the study, it was strongly recommended to the Chief Sub- district of Meurah Dua to increase the quality of health education to the community in the Sub-district Meurah Dua in relation to promotion of exclusive breastfeeding. Furthermore, staff of Health office was also encouraged to promote the training for health personnel and supervision and monitoring the exclusive breastfeeding program in the community. Recommendation is also made for further research to using the cohort design and observation for studying with high validity on data.

Read More
T-2915
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mitra; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo, Sandra Fikawati; Penguji: Indang Trihandini, Lucia Veronica Pardede, Soetanto
Abstrak:

Rendahnya persentase ASI eksklusif di fudonesia merupakan masalah nasional. Laporan SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa jumlah pemberian AS! eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan banya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi yakni, 45,5 % pada bayi usia 2-3 bulan, 13,9% pada bayi usia 4-5 bulan dan 7,8% pada bayi usia 6-7 bulan. WHO/UNICEF (1989) merekomendasikan bahwa salah satu Iangkah (langkah ke empat) dalam kebe!hasilan menynsui adalah memberikan air susu ibu kepada bayi segera (inisiasi menyusui) dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Penelitian ini bertujuan nntuk mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dalam satu jam pertama setelah kelahiran terhadap kelangsnngan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan di indonesia. Pengaruh inisiasi menyusu ini dikontrol oleh variabel potensial counfounder yaitn faktor ibu, faktor bayi dan faktor pelayanan kesehatan. Rancangan pada penelitian ini adalah analisis data sekunder Survei Demografi Kesehatan fudonesia 2002-2003 dengan rancangan cross sectional. Data disusnn sedemik:ian rupa sehingga menggambarkan data longitndinal. Analisis bivariat dengan menggunakan uji logrank dan Kaplan Meier. Sedangkan analisis multivariat diiakukan dengan regresi cox yang diperluas (extended cox regression). Sampel pada penelitian ini adalah perempuan berumur 15-49 tabun yang memiliki bayi berumur 0-6 bulan dengan kriteria anak terakhir, masib hidup, masih menyusui, bukan anak kembar dan tidak dilahirkan lewat operasi Caesar. Diperoleh besar sampel sebanyak 1708 responden. Diperoleh hasil median inisiasi menyusu adalah 4 jam. Inisiasi menyusu dalam satu jam pertama ditemui sebanyak 35,7%. Waktu inisiasi menyusu terlama adalah dalam waktu 2 hari 20 menit (68 jam). Bayi yang memulai disusui dalam waktu 1 sampai 2 jam setelah kelahiran memiliki peluang sebesar 2,18- 3,03 kali untuk t:idak menyusui secara eksklusif dibandingkan dengan bayi yang disusui kurang dari satu jam. Sedangkan untuk bayi yang memulai disusui dalam waktu lebih dari dua jam setelah kelahiran mempunyai peluang sebesar 4,65 - 6,07 kali untuk t:idak menyusui secara eksklusif dibandingkan dengan bayi yang disusui kurang dari satu jam. Model akhir didapatkan pengaruh inisiasi menyusu terhadap kelangsungan pernberian ASI eksklusif dikontrol oleh variabel tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, wilayah tempat tinggal, kontrasepsi, kesehatan bayi, interaksi pekeljaan dengan wilayah dan interaksi waktu dengan variabel inisiasi, kontrasepsi dan kesehatan bayi. Mengingat masih rendalmya persentase inisiasi menyusu dalam satu jam pertama setelah kelahiran maka disarankan agar Departemen Kesehatan lebih mengkampanyekan inisiasi menyusu dini, dikeluarl<:annya keputusan dari Mentri Kesehatan tentang peraturan promosi susu formula, dilakukannya pelatihan formal maupun non furmal yang ditujukan kepada penolong persalinan baik petugas kesehatan (dokter, bidan, bidan di desa, perawat) maupun bukan petugas kesehatan (dukun, keluarga) mengenai inisiasi menyusu segera setelah dilahirkan, dan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu mengenai pentingnya inisiasi menyusu dini melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan.


 

The lower percentage of exclusive breastfeeding in Indonesia was represented national problem. The Indonesia DHS 2002-2003 report that exclusive breastfeeding practiced at age under two months only include 64% from total baby. The percentage decrease along with increasing age of baby namely, 45,5% at 2-3 months, 13,9% at 4-5 months and 7,8% at 6-7 months. WHO/UNICEF (1989) recommended that one of the step (which is the step number four) on successful breastfeeding was help mother initiate breastfeeding within 30 minutes of birth. The purpose of this study was to investigate the influence of initiate breastfeeding within one hour after birth to continuity of exclusive breastfeeding until 6 months in Indonesia. The influence of breastfeeding initiation was controlled by potential co-founder variable that is mother's factor, baby's factor and health service's factor. The study used secondary source data of the Indonesia DHS 2002-2003 with a cross sectional design. Data were compiled so those describe longitude data. Bivariate analysis was conducted using log-rank and Kaplan Meier test while analysis extended cox regression was used for multivariate analysis. The sample of this study is mother with age 15-49 years old who have baby at 0 to 6 months old with criteria: last child, still alive, still breastfeeding, non twin child and was not borne by Caesar. Eligible sample obtained 1708 respondents. The result of the study showed the median of initiate breastfeeding was 4 hours. The proportion of initiate breastfeeding within one hour of birth was 35,7o/o. The longest time breastfeeding initiation was 2 day 20 minutes (68 hours). Baby starting suckled during I until2 hours after birth have risk 2,18- 3,03 times to stop exclusive breastfeeding than a baby suckled within one hour after birth. While for the baby starting suckled more than two hours after birth have risk 4,65 - 6,07 times to stop exclusive breastfeeding than a baby suckled within one hour after birth. The Influence of breastfeeding initiation to continuity exclusive breastfeeding controlled by maternal education, occupation, place of residence, contraception, baby health, interaction of mother occupation with place of residence and interaction of time with initiation, contraception and baby health. Considering the lower percentage of early initiation we suggested for Health Department to promoted about early initiation, The Ministry of Health to regulate the distribution about the milk formula, training to providers (doctor, midwife, midwife village, nurse) and the other such as dukun and the family about early initiation and the final is to increase the awareness and knowledge about the important to early initiation with health promotion.

Read More
T-2904
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dahlia Simanjuntak; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Sandra Fikawati, Endang Laksminingsih Achadi, Lucia Pardede, Rachmadewi
Abstrak:

Tingginya pemberian MP-ASI dini pada bayi turut berkontribusi akan terjadinya penyakit infeksi dan kurang gizi terutama pada bayi usia 0 - 6 bulan pertama kehidupan, juga berperan untuk memperpendek jarak kelahiran serta dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti Diabetes mellitus, Hipertensi, penyakit sirkulasi dan kanker pada usia dewasa akibat terjadinya obesitas yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini pada masa bayi.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dan faktor yang dominan hubungannya dengan pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi di kecamatan Pasar Rebo, kotamadya Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode Crossectional atau potong lintang, semua variabel diukur sekaligus dalam waktu yang sama sehingga tidak luput dari kelemahan-kelemahan yang sedapat mungkin sudah diminimalkan.Populasi dan sampel dalam ponelitian ini adalah ibu kandung dari bayi usia 4 - 11 bulan. Sampel diambil menggunakan metode acak stratifikasi setelah lebih dahulu dibuat kerangka sampel dari dasar pencacahan individu tahunan yang baru selesai dilakukan oleh Departemen Transmigrasi dan Kependudukan di kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur. Dari 202 orang calon responder terpilih, tidak semua berhasil diwawancarai dengan alasan, usia bayi ternyata tidak memenuhi syarat, ibu sedang sakit, sedang bepergian dan pindah alamat sehingga jumlah responden yang memenuhi syarat menjadi 186 orang.Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pemberian MP-ASI dini sangat tinggi yaitu mencapai 90,7 %, sehingga data menjadi homogen dan kurang kuat dipakai untuk menggali beberapa faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi. Ditemukan dua faktor yang berhubungan bermakna dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi yaitu pengetahuan ibu tentang dampak pemberian MP-ASI dini pada bayi (p= 0,0018, OR = 3,696 dan 95% CI 1,254 - 10,896) dan pemberian ASI pertama kali atau inisiasi menyusui merupakan faktor yang dominan pengaruhnya (p 0,004, OR = 5,414, 95% CI 1,706 - 17,183). Pada analisis univariat ditemukan pemberian contoh makanan bayi gratis pada ibu bersalin yang cukup besar (43%) dan diperoleh informasi bahwa 95% responden menerimanya dari bidan. Sebanyak 74,2% bayi sudah diberi makanan pralaktal. Sekitar 88% diberikan oleh bidan dan hanya 3,6% yang diberikan oleh keluarga dekat. Sebanyak 74,7% bayi usia < 4 bulan sudah diberi minuman selain ASI dan 36,6% diantaranya melanjutkan pemberian minuman selain ASI (susu formula) yang dimulai dari tempat persalinan.Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang dampak pemberian MP-ASI dini pada bayi masih sangat rendah dan peran petugas kesehatan terutama bidan cukup besar dalam pemberian MP-ASI dini pada bayi.Disarankan agar materi penyuluhan tentang dampak pemberian MP-ASI dini pada bayi dan manajemen laktasi semakin ditingkatkan dan menganjurkan petugas kesehatan selalu memberikan edukasi kepada ibu hamil, bersalin, menyusui dan keluarganya. Departemen Kesehatan agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap produsen susu formula maupun petugas kesehatan yang secara terang-terangan sudah berani melanggar kode etik pemasaran makanan pengganti air susu ibu. Perlu dilakukan penelitian dengan metode yang lain untuk menggali faktor penyebab tingginya angka pemberian MP-ASI dini dan tingginya peran bidan dalam memberikan contoh susu formula dan makanan pralaktal pada bayi.


 

The high rate of early breast milk supplementary feeding for infants has contributed to infection and malnutrition mainly for infants at the age of 0 to 6 months and it contributing to shortening birth interval and degenerative diseases for adult such as diabetes mellitus, hypertension, circulatory diseases and cancer which caused by obesity related to early breast milk supplementary feeding for infants.This research aims at collecting information of relating factors and dominant factor related to early breast milk supplementary feeding for infants in Pasar Rebo, a sub district area of East Jakarta Municipality. This research using crossectional method, where all variables are measured in the same time and some weaknesses might be found which have been tried to minimize.The population and sample of this research are mothers who have infant 4 to 11 months of age.  Sample are taken using random stratification which are obtained from annual survey of The Department of Transmigration and Population in Pasar Rebo, East Jakarta There are only 186 respondents able to register, out of 202 determined respondents since some of them are those who have infants not at the required age, sickness, change of address (moved).This research shows that there are 90,7% of early infants supplementary feeding which led to homogeny data and less enough to use in finding factors related to early infant breast milk supplementary feeding. Nevertheless, there are 2 imperative factors found related to early breast milk supplementary feeding for infants; firstly, the first time of breast feeding factor (p = 0.004, OR = 5.414, 95% CI 1.706 - 17.183). Secondly, the lack of respondents knowledge of the impact of early breast milk supplementary feeding for infants (p = 0.018, OR = 3.696 and 95% CI = 1.254 -1.0.896).Some of research variables have no strong relation to early breast milk supplementary feeding for infants. However, there are considerable number (43%) found in univariat analysis such as unpaid infant foods for promotion for respondents who delivered birth and there are 95% of respondents received from the midwives. 88% of prelacteal feeding given by the midwives, and there are only 3.6% given by their family.Approximately 74.7% of infants less than 4 months of age are given other fluid and 36.6% of them are given other milk since the first time in the hospital. According to this research, it is conclude that given early breast milk supplementary feeding for infants caused by the delayed initiation of breast feeding, the lack of respondents knowledge of impact of early breast milk supplementary feeding for infants and the midwives, have dominant role in given early infants supplementary food.It is suggested, therefore, that counseling material of the impact of early breast milk supplementary feeding for infants should be increased and medical officers should be intentionally educate pregnant women, those who deliver birth and breast feeding as well as their family. The Department of Health should also be intentionally controlling milk producers and medical officers who darely abuse the ethic code of complementary foods marketing.There should be more research to find out factors led to the high rate of early breast milk supplementary feeding for infants and the role of midwives in giving milk sample and prelacteal food for infants.

Read More
T-1388
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive