Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dewi Ika Susilawati; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Dadan Erwandi, Satrio Pratomo
Abstrak:

Kinerja sistem manajemen K3 yang unggul juga hielibatkan perhatian pada faktor prang, faktor organisasi dan faktor behaviour Pendekatan integrasi K3 pada system manajemen perusahaan memasukan aspek manajemen SDM dalam penerapannya. Dengan demikian manajemen SDM menjadi bagian dari upaya manajemen K3 di perusahaan dalam rangka mencapai sasaran K3 secara umum. Program HRD dalam kompetensi SDM khususnya safety officer di proyek juga merupakan program pengendalian resiko K3 secara administratif dalam upaya menurunkan dan mencegah terjadinya kecelakaanlinsiden ditempat kerja, balk terhadap K3 maupun lingkungan. Salah satu program pengendalian administratif pada kompetensi SDM adalah evaluasi jobdescription dan atau persyaratan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi safety officer diproyek. Jobdescriplion merupakan cetak biru (blue print) dari harapan kinerja pada pemegang jabatan untuk acuan pelaksanaan kerja. Diharapkan tanggungjawab dan kewenangan yang diberikan tertulis dan dimengerti pemegang jabatan untuk melakukan tugas-tugasnya dan menghasilkan output yang diharapkan. Akan tetapi pada prakteknya di lapangan, jobdescription tersebut masih perlu diintreprctasikan ulang dan kebenarannya sangat tergantung pada pemaharnan dan kepentingan pengguna jobdescription tersebut. Unit-unit kerja menterjemahkan kembali dengan jobdescription masing-masing dan tidak standar. Perbedaan intrepretasi dapat membuat ketidakharmonisan sistem kerja yang pada akhirnya dapat membuat gangungan-gangguan dalarn proses manajemen perusahaan. Tesis ini mengevaluasi uraian tugas safety officer korporat (2000) yang masih berlaku di PT XYZ saat penelitian ini dilakukan. Alat evaluasinya adalah kerangka kompetensi kerja yang diharapkan dari petugas K3 di proyek setingkat dengan first-line supervisor. Hal ini dilakukan karena belum ada evaluasi jobdescription dan analisa kompetensi kerja pads safety officer di PT XYZ. Aspek yang dikaji adalah fungsi atau peran penting first-line supervisor K3 dan kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat berperan dalam mencegah,menangani dan mengurangi terjadinya keceiakaan/insiden. Kajian ini menghasilkan kerangka kompetensi tugas safety officer berbasis kinerja aktual yang diharapkan. Dibahas jugs aspek-aspek persyaratan jabatan (job spesification) seperti pendidikan, pelatihan untuk safety officer sebagai bentuk input SDM dan pertimbangan dalam menentukan tugas first-line supervisor K3. Kerangka ini yang menjadi acuan untuk melakukan evaluasi jobdescription safety officer.


 

Integrated Occupational Safety & Health (USH) approach in company's management system includes Human Resource (HR) management aspects in implementation. Good performance of OSH management system also involves great attention to the human factor, organizational factor and behavioral factor. Therefore HR Management has become part of efforts conducted by OSH management in order to achieve OSH objectives. HR Department program which deal with HR Competency, especially for Project Safety Officer , is part of OSH administrative control program to reduce and prevent workplace incident/accident that lead to loss regarding to either OSH related or environmental related issues. One methodology of administrative control program within HR competency is define a clear role and responsibility of a function or a job within work-system. Therefore there is a evaluation program to assess job description of Safety Officer in order to meet required work competency. Job description is a blue-print of expected job performance of the officer in order to do their duties. Management expects that by handing over written authority and responsibility. the officer will understand and running their duties accordingly to achieve desirable output. However in reality, the job description is required to be re-interpreted by the users, that leads to misunderstanding. individualize, non-standard job description. The difference in interpretation can lead to work system disharmony and creates disturbances in management practices. including employee satisfaction. This thesis evaluates Corporate Safety Officer Job description (2000) at PT XYZ, against the work competency framework of a first-line supervisor level OSH officer. This is done due to no job description evaluation and work competency analysis has ever been conducted for safety officer at PT XYZ. Aspect that is being analyzed mainly is the function and main role of first-line OSH supervisor, and competency required to be able to run the role in preventing, handling and reducing incident/accidents. This analysis will result in a performance based competency framework of the safety officer. Also being discussed in the thesis is the job specification aspects, such as education and training for safety officer, as an input and consideration to determining first-line OSH supervisor job. This framework will be a guideline to conduct an evaluation of safety officer job description.

Read More
T-2470
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Made Adhyatma Prawira Natha Kusuma; Pembimbing: Indri Hapsasri Susilowati; Penguji: Mila Tejamaya, Satrio Pratomo, Abdul Hakim
Abstrak: Kelelahan merupakan konsekuensi dari pekerjaan yang menurunkan kapasitas kerja fisik maupun mental dan menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan pada bidang konstruksi. Kelelahan dapat terjadi pada pekerja berbagai rentang usia, termasuk pekerja muda usia 15-24 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko kelelahan meliputi usia, status gizi (Indeks Masa Tubuh), status kesehatan, masa kerja, jam kerja, waktu istirahat, kebiasaan olahraga, konsumsi kafein, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, kualitas tidur, kepuasan kerja, tuntutan di tempat kerja, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan sosial dan stres kerja terhadap kelelahan kerja itu sendiri pada pekerja muda di proyek konstruksi. Penelitian dilakukan pada pekerja muda proyek konstruksi PT. ABC di Bali (3 proyek konstruksi), melibatkan 212 pekerja muda. Rancangan penelitian ini adalah analitik semi kuantitatif dengan cross-sectional study. Instrumen yang digunakan meliputi Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Sleep Hygiene Index untuk melihat higiene tidur dan kuesioner adaptasi dari Copenhagen penilaian lebih lanjut dan perbaikan untuk mencegah terjadinya kelelahan berkelanjutan yang Psychosocial Questionnaire-III. Hasilnya menunjukkan sebagian besar responden dalam kategori kelelahan sedang (69,34%) dengan gejala kelelahan tertinggi yaitu merasa haus (52,95%). Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik mendapatkan variabel konsumsi alkohol memiliki hubungan bermakna terhadap kelelahan dengan nilai OR=2,41, artinya pekerja yang mengkonsumsi alkohol 2,41 kali lebih berisiko mengalami kelelahan dari pada yang tidak mengkonsumsi alkohol. Begitu juga variabel stres menunjukkan adanya hubungan bermakna terhadap kelelahan dengan nilai OR=4,99, artinya pekerja yang stres 4,99 kali lebih berisiko mengalami kelelahan daripada yang tidak stress. Disimpulkan secara umum, kelelahan pada pekerja muda di sektor konstruksi dalam kondisi yang membutuhkan merupakan risiko kritis terjadinya kecelakaan kerja.

Fatigue is a consequence of work which decreases physical and mental work capacity and is one of the factors causing accidents in the construction field. Fatigue can occur in workers of various age ranges, including young workers aged 15-24 years. This study aims to analyze risk factors for fatigue including age, nutritional status (Body Mass Index), health status, work period, hours of work, rest periods, exercise habits, caffeine consumption, alcohol consumption, smoking habits, sleep quality, job satisfaction, demands in the workplace, control of work, social support and work stress on work fatigue itself in young workers on construction projects. The study was conducted on young workers of PT. ABC in Bali (3 construction projects), involving 212 young workers. The design of this study is a semi-quantitative analytic with cross-sectional study. The instruments used include the Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), the Sleep Hygiene Index to view sleep hygiene and the adaptation questionnaire from Copenhagen for further  assessment and improvement to prevent ongoing fatigue that is Psychosocial Questionnaire-III. The results showed that most respondents in the category of moderate fatigue (69.34%. In general, fatigue among young workers in the construction sector in conditions of need is a critical risk of work accidents.
Read More
T-5865
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anna Aurelia; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Sandi Iljanto, Pujiyanto, Satrio N. Pratomo
Abstrak: Rumah Sakit X merupakan salah satu rumah sakit kelas C di Jakarta Selatan yangmengalami lonjakan pasien sejak diberlakukannya rujukan berjenjang oleh BPJS. PasienAcute Coronary Syndrome merupakan pasien dengan kegawatdaruratan medis yangmembutuhkan penanganan intensif di ICU. Tujuan penelitian ini adalah menganalisisbiaya pelayanan pasien ACS dengan rawat inap di RS X pada tahun 2015 menggunakanmetode Activity Based Costing. Hasil penelitian menyatakan bahwa biaya satuan untukmenyelenggarakan pelayanan pasien ACS dengan rawat inap di RS X pada tahun 2015adalah Rp 6.083.444,-. Diperoleh hasil analisis Cost Recovery Rate untuk pasien umumadalah 227.98 % dan pasien BPJS adalah 71.38 %. Disarankan agar Rumah Sakit Xmengembangkan clinical pathway untuk penyakit ACS sebagai panduan tindakan danhari rawat pasien, dan merekrut dokter tetap untuk pengendalian biaya operasional.Kata Kunci: Rumah Sakit; Cost Recovery Rate; Activity Based Costing
Hospital is a Class C Hospital in South Jakarta, which experiencing a substantialincreased number of patients since the BPJS has implemented the referral system. AcuteCoronary Syndrome patient is a patient with a medical emergency require intensivetreatment in the ICU. The purpose of this study was to analyze the cost for hospitalizedACS patients at X Hospital in 2015. The study revealed that the unit cost of hospitalizedACS patients at X Hospital in 2015 was Rp 6.083.444,-. The Cost Recovery Rate forpatients with fee-for-service was 227.98% and for BPJS patient was 71.38%. This studysuggested the hospital to develop clinical pathway for ACS guidance, as well as recruitingfull time doctors.Keyword: Hospital; Cost Recovery Rate; Activity Based Costing
Read More
B-1807
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Awaliyah Ulfah Ayudytha Ezdha; Pembimbing: Hasbulah Thabrany; Penguji: Anhari Achadi, Dumilah Ayuningtyas, Ambarwati, Satrio Nugroho Pratomo
Abstrak: Penerapan keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra belum berjalandengan optimal maka perlu pengukuran budaya keselamatan pasien tertutama dikalangan perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsiperawat tentang budaya keselamatan pasien dan bagaimana penerapan sasarankeselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra. Penelitian deskriptif ini dilakukandengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi adalah seluruh perawat yangada di Rumah Sakit Setia Mitra yaitu 77 perawat dengan sampel 68 perawat.Hasil penelitian menunjukkan persepsi perawat tentang budaya keselamatanpasien di Rumah Sakit Setia Mitra yaitu 72.1% baik. Dimensi paling banyakdipersepsikan baik yaitu dimensi operan sebesar 75% dan paling sedikitdipersepsikan baik adalah dimensi dukungan manajemen sebesar 1.5%. Secarastatistik usia (p value = 0.048), masa kerja (p value = 0.016) dan jabatan perawat (pvalue = 0.049) memiliki hubungan dengan persepsi perawat terhadap budayakeselamatan pasien (p<0.05). Pada penerapan sasaran keselamatan pasien yaitu55.15% memahami dengan baik bagaimana penerapan sasaran keselamatan pasien diRumah Sakit Setia Mitra. Disarankan agar tim keselamatan pasien yang ada lebihdioptimalkan tugas dan fungsinya sehingga budaya keselamatan pasien di rumahsakit dapat terus ditingkatkan.Kata Kunci : Budaya Keselamatan Pasien, Persepsi Perawat, Penerapan SasaranKeselamatan Pasien
it is necessary to measure patient safety culture especially among nurses.This study aims to describe the nurses perception about patient safety culture andhow the implementation of patient safety goals at Setia Mitra Hospital. Thisdescriptive research conducted with quantitative and qualitative approaches.Population in this study is all nurses in Setia Mitra hospital that consist of 77 nurseswith sample 68 nurses.The result of study shows the nurse's perception about patient safety in SetiaMitra hospitals is 72.1% good. Dimension with the most good nurse perception ishospital handoffs and transitions dimension by 75% and at least perceived good ismanagement support dimension of 1.5%. Statistically, age (p value = 0.048), workperiod (p value = 0.016) and the level of nurses (p value = 0.049) have arelationship with the nurses perception on patient safety culture (p <0.05). In theimplementation of patient safety goals in Setia Mitra Hospital, namely 55.15% with agood understanding. It is recommended that patient safety team in the Setia MitraHospital further optimized its duties and functions so that the patient safety culture inhospitals can be improved.Keywords : Patient Safety Culture, Nurse Perception, Patient Safety Goal.
Read More
B-1754
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eko Sukti Wibowo; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Zulkifli Djunaidi, Mirza Mahendra, Satrio Pratomo
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Eko Sukti Wibowo Program Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja Judul Tesis : Kajian Risiko Kebakaran Hutan dan Lahan Pada Fasilitas Onshore Operations PT. XYZ Tahun 2017 Abstrak Kebakaran hutan dan lahan merupakan kejadian yang sering terjadi di fasilitas Sumatra Onshore Operations PT. XYZ. Berdasarkan statistik terdapat 22 kasus kebakaran lahan antara tahun 2013 sampai 2015, terjadi antara bulan Juli sampai Oktober. Kebakaran ini menimbulkan kerusakan aset dan menggangu kegiatan operasional di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko fasilitas Plant, Sumur dan Jalur pipa pada radius 25 meter terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan. Kemudian dapat ditentukan kebijakan administratif dan teknis untuk menanggulangi dampak yang terjadi. Pengambilan data primer dalam penelitian ini adalah mengacu pada Peraturan Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman umum Pengkajian Risiko Bencana. Sedangkan data sekunder diambil dari kajian risiko jalur pipa Level 1 dan Level 2 PT.XYZ.  Dari hasil analisa data primer menunjukkan bahwa seluruh aset berada pada tingkat risiko rendah sampai dengan sedang terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan. Aset dengan nilai indeks kerentanan paling tinggi (sebesar 1.5) adalah sumur 13, jalur pipa 2, 3, 13, 14 dan trunk line. Sedangkan tingkat kapasitas berada pada tingkat indeks sedang dan tinggi. Sedangkan berdasarkan kajian risiko jalur pipa level 1 dan 2, terdapat beberapa jalur pipa yang memiliki tingkat risiko yang Signifikan. Hal ini disebabkan oleh faktor korosi akbiat kerusakan coating. Untuk aset yang tidak memenuhi kriteria penerimaan PT. XYZ, sudah diterapkan proses mitigasi yang tepat dan terancana. Kebijakan penanggulangan bencana yang dilakukan adalah rutin revalidasi dokumen kajian risiko, evaluasi ulang strategi program surveillance dan land clearing, inspeksi dan program perlindungan jalur pipa, pelatihan tim tanggap darurat dan penduduk lokal, dll. Kata kunci: Kajian Risiko, Kebakaran hutan & lahan, Jalur Pipa, PT. XYZ.


ABSTRACT Name : Eko Sukti Wibowo Study Program : Magister Occupational Health and Safety Title : Forest and Land Fire Risk Assessment at Sumatra Onshore Operations Facilities of PT.XYZ Year 2017 Abstract Forest and land fire are recurring event at Sumatra Onshore Operations Facilities of PT.XYZ. Statistic shows that there were 22 cases reported during 2013 until 2015, occurred among May until October. This fire causing asset damaged and interrupted operational activities at field. This research is conducted to define risk level of Plant, Well and Flowline within radius 25 meters from forest and land fire. Then able to determine administrative and technical action to mitigate it effect. Primary data in this research was taken refer to ‘Peraturan Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman umum Pengkajian Risiko Bencana’. Meanwhile, the secondary data taken from pipeline risk assessment Level 1 and Level 2 of PT. XYZ. The analysis results of primary data shows that all A1 assets have low up to medium risk level to forest and land fire hazards. Asset which has highest vulnerability index (1.5) are Well 13, flowline 2, 3, 13, 14 and Trunk line. Meanwhile the capacity index on medium - high level. Then based on pipeline risk assessment level 1 and 2, there are some flowlines with significant risk level. It caused by external corrotions factors due to coating breakdown. However proper mitigation plan has been implemented specific for assets aren’t meet with risk acceptance criteria of PT. XYZ. Strategies that should be developed to mitigate impact are: regular revalidation risk assessment study, re-evaluate strategy surveillance and land clearing program, inspection and flowline protection programs, training/socialization emergency respond team and local community, etc. Key words: Risk Assessment, Forest and land Fire, Flowline, PT. XYZ

Read More
T-4901
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Nyoman Dwi Sutrisnawati; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yuilianty Permanasari, Satrio Nugroho Pratomo, Yuli Prapancha Satar
B-1762
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive