Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Fitra Sistia; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Rachmawati
Abstrak: Praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA) yang tidak tepat yangdikombinasikan dengan penyebab lain, seperti infeksi dan kekurangan makananberdampak pada sepertiga masalah malnutrisi. Indikator PMBA yang berupa minimumdiet diversity (MDD), minimum meal frequency (MMF), dan minimum acceptable diet(MAD) lebih terkait dengan pemberian makanan pendamping ASI yang memadai.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi cross sectional yang bertujuanuntuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan capaianminimum acceptable diet (MAD) pada anak usia 6-23 Bulan di Indonesia berdasarkananalisis data SDKI 2017. Hasil penelitian ini didapatkan dari data skunder SDKI 2017dengan jumlah sampel sebanyak 1592 responden yang diambil menggunakan tekniksimple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian minimumacceptable diet pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia sebesar 32,8%. Pada hasil analisisbivariat dengan menggunakan uji chi-square ditemukan bahwa terdapat faktor-faktoryang berhubungan dengan capaian MAD yaitu usia anak, pendidikan ibu, pendidikanayah, kuintil kekayaan, kunjungan ANC, kunjungan PNC, tempat persalinan, danketerpaparan media massa. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisisregresi logistik ganda menemukan juga usia anak menjadi faktor dominan dari capaianMAD pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia setelah dikontrol oleh variabel status ibubekerja, pendidikan ibu, pendidikan ayah, kunjungan ANC dan tempat persalinan. Saranbagi Kementerian Kesehatan beserta jajarannya adalah dengan meningkatkan upayakonseling untuk ibu mengenai pentingnya praktik pemberian makan bayi dan anak yanglebih menyasar pada anak yang belum MP-ASI dan baru memulai MP-ASI. Saran untukpeneliti lain adalah penelitian perlu dilanjutkan dengan metode kuantitatif agar dapatmenggali informasi yang lebih dalam terkait penyebab tercapaianya MAD maupun tidaktercapainya MAD.
Kata kunci:Praktik PMBA, minimum acceptable diet, anak usia 6-23 bulan.
Read More
S-10511
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Astuti; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Bantas, Krisnawati; Rachmawati
S-6293
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hardiani Andaningrum; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Trini Sudiarti, Rachmawati
Abstrak: Pendidikan gizi penting untuk diajarkan pada anak sejak dini. Pengetahuan gizi yang rendah akan mempengaruhi pola makan dan meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiadanya perubahan pengetahuan gizi pada siswa sekolah dasar. Intervensi pengetahuan gizi dilakukan menggunakan komik Gizi Seimbang dan buklet GiziSeimbang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian praeksperimentaldengan desain one-group pre-test post-test. Penelitian dilakukan terhadap 76siswa kelas 5 SDN Beji 5 Depok pada Desember 2013 dengan jumlah siswa padakelompok perlakuan komik adalah 39 siswa dan pada kelompok perlakuan bukletadalah 37 siswa. Penelitian menggunakan kuesioner sebelum dan sesudahperlakuan. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan uji t independen.Hasil uji t berpasangan menunjukkan adanya rata-rata skor pengetahuanyang lebih tinggi pada kelompok komik saat post-test dibandingkan dengan pre-test. Selain itu terdapat rata-rata skor pengetahuan yang lebih tinggi padakelompok komik bila dibandingkan dengan kelompok buklet. Hasil uji tindependen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara perubahanskor pengetahuan gizi total pada kelompok komik yang lebih tinggi denganperubahan skor pada kelompok buklet. Oleh karena itu, komik dianggap sebagaimedia yang efektif dalam menyampaikan pesan mengenai Pedoman Gizi Seimbang bagi anak usia sekolah.
Kata Kunci: Pengetahuan Gizi; Komik Pendidikan; Siswa Sekolah Dasar.
Read More
S-8149
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Umarotun Niswah; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Antik Rachmawati
Abstrak: Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah dengan prevalensi penderita hipertensi terbesar di Provinsi Jawa Barat, selain itu kepatuhan diet penderita hipertensi di wilayah tersebut masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet berdasarkan Dietary Approach to Stop Hypertension for Indonesian (DASHI) pada penderita hipertensi dengan pendekatan teori Health Belief Model. Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Unit Pelayanan Fungsional (UPF) Puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor ini menggunakan desain studi cross sectional dan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 105 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa 49,52% responden cukup patuh dan 50,48% resonden kurang patuh. Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat (OR= 3.9 95% CI 1.18-12.9) dan persepsi hambatan (OR= 3.007 95% CI 1.34-7.05) dengan kepatuhan diet. Instansi terkait diharapkan mampu memotivasi penderita hipertensi untuk lebih patuh dalam menerapkan diet melalui edukasi gizi, monitoring dan evaluasi pola makan, serta pengembangan media KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) yang efektif dan efisien. Kata Kunci: DASHI, Health Belief Model, Hipertensi, Kepatuhan Kabupaten Bogor is the one place in West Java Province with highest prevalence of hypertension people, yet the dietary adherence among them still poor. The objective of this studi was to identify factors related to dietary adherence based on Dietary Approach to Stop Hypertension for Indonesian (DASHI) among hypertensive patient in Health Belief Model Theory point of view. This study was conducted in work area of UPF Puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor by using cross sectional design with purposive sampling method. The total samples of this study was 105 persons. The result showed that 49,52% respondents are having enough adherence to dietary recommendation and 50,48% respondents still poor. There were significant associations between percevied benefits (OR= 3.9 95% CI 1.18-12.9) and perceived barriers (OR= 3.007 95% CI 1.34-7.05) with dietary adherence. Institutions are hoped to motivate hypertensive patient to get more adherence in dietary recommendation through nutrition education, monitoring and evaluation of dietary pattern, and developed KIE (Communication, Information, and Education) media which are effective and efficient. Keywords: Adherence, DASHI, Health Belief Model, Hypertension
Read More
S-8675
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Citra Ayu Budi Arifa; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Sandra Fikawati, Faika Rachmawati
Abstrak:
Penyakit kardiovaskular dikaitkan dengan sekelompok gangguan pada jantung dan pembuluh darah yang menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Kematian akibat penyakit kardiovaskular dapat dicegah dengan mengobati hipertensi dan mencegah tekanan darah tidak terkendali. Puskesmas Kemiri Muka memiliki angka penderita hipertensi yang tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dan faktor lainnya dengan pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional dengan menganalisis data penelitian primer berjudul “Hubungan Kebiasaan Minum Kopi dan Faktor Lainnya dengan Pengendalian Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiri Muka Tahun 2023”. Sampel penelitian adalah 156 pasien hipertensi usia 18 tahun atau lebih. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menyatakan 68,6% pasien hipertensi memiliki tekanan darah tidak terkendali. Terdapat hubungan antara durasi tidur (p-value 0,003) dan efisiensi tidur (p-value 0,026) dengan pengendalian tekanan darah. Tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur keseluruhan, kualitas tidur subjektif, latensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, disfungsi di siang hari, aktivitas fisik, stres, indeks massa tubuh, dan kepatuhan minum obat dengan pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi. Perlu adanya kerjasama antara masyarakat dengan petugas kesehatan dalam menggalakkan program Prolanis sebagai upaya pencegahan komplikasi hipertensi.

Cardiovascular disease is associated with a group of disorders affecting the heart and blood vessels, which are the leading causes of death worldwide. Deaths from cardiovascular disease can be prevented by treating hypertension and preventing uncontrolled blood pressure. Kemiri Muka Health Center has a high number of hypertension cases. This study aims to determine the relationship between sleep quality and other factors with blood pressure control in hypertensive patients. This research is a quantitative study using a cross-sectional study design by analyzing primary research data titled 'Relationship Between Coffee Drinking Habits and Other Factors with Blood Pressure Control in Hypertensive Patients in the Working Area of Kemiri Muka Health Center in 2023'. The research sample consisted of 156 hypertensive patients aged 18 years or older. Data analysis was conducted using univariate and bivariate (chi-square) methods. The results of the study indicate that 68.6% of hypertensive patients have uncontrolled blood pressure. There is a relationship between sleep duration (p-value 0.003) and sleep efficiency (p-value 0.026) with blood pressure control. There is no relationship between overall sleep quality, subjective sleep quality, sleep latency, sleep disturbances, use of sleep medication, daytime dysfunction, physical activity, stress, body mass index, and medication adherence with blood pressure control in hypertensive patients. Cooperation between the community and health workers is needed to promote the Prolanis program as an effort to prevent hypertension complications.
Read More
S-11746
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agus Sulaeman; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Adang Bachtiar; Penguji: Anwar Hasan, Rachmawati, Yuswati Emma
T-3048
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Linda Widiastuti; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Destiana Rachmawati
Abstrak: Skripsi ini membahas mengenai faktor risiko perilaku (merokok, aktivitas fisik dan diet) dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (penyakit jantung koroner dan stroke) pada usia ≥40 tahun di Indonesia tahun 2013. Berdasarkan data estimasi WHO, 17,5 juta orang meninggal di dunia karena penyakit kardiovaskuler (7,4 juta karena penyakit jantung koroner dan 6,7 juta akibat stroke pada tahun 2012). Perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh faktor risiko perilaku (merokok, aktivitas fisik dan diet) dengan kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah pada usia ≥40 tahun. Penelitian bersifat kuantitatif, dengan desain studi cross sectional, menggunakan data sekunder Riskesdas Tahun 2013. Sampel penelitian ini adalah semua individu yang berusia ≥40 tahun yang menjadi responden dalam Riskesdas 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku merokok dan aktivitas fisik memiliki hubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, sedangkan diet tidak sehat memiliki risiko yang lebih rendah. Faktor yang berperan besar terhadap penyakit jantung koroner adalah merokok (yang merokok dibandingkan dengan yang tidak merokok, pada laki-laki OR: 1,32 dan perempuan OR: 1,63). Sedangkan untuk stroke, faktor aktivitas fisik yang memiliki risiko yang lebih besar terhadap kejadian stroke (yang berperilaku kurang gerak dibandingkan dengan yang beraktivitas fisik cukup, pada laki-laki OR: 2,01 dan perempuan OR: 2,60). Oleh sebab itu, memulai gaya hidup sehat akan sangat membantu dalam mencegah ketiga penyakit ini begitupun penyakit lainnya. Kata kunci: Penyakit jantung koroner, stroke, faktor perilaku, gaya hidup sehat.
This thesis discusses the behavioral risk factors (smoking, physical activity and diet) with heart and blood vessel disease (coronary heart disease and stroke) at age ≥40 years in Indonesia in 2013. According to the WHO estimates, 17.5 million people died in world as cardiovascular disease (7.4 million due to coronary heart disease and 6.7 million from stroke in 2012). Behavior plays an important role in influencing the incidence of heart disease and blood vessels. The purpose of this study was to assess the effects of behavioral risk factors (smoking, physical activity and diet) and the incidence of heart disease and blood vessels at age ≥40 years. The research is quantitative, with cross sectional study design, using secondary data Riskesdas 2013. The sample was all individuals aged ≥40 years who were respondents in Riskesdas 2013. The results showed that smoking behavior and physical activity linked to heart disease and blood vessels, whereas an unhealthy diet have a lower risk. Factors that played a major role against coronary heart disease is smoking (smoking compared with non-smokers, in men OR: 1,32 and women OR: 1.63). As for stroke, physical activity factors that have a greater risk for stroke (which behaves less movement compared with sufficient physical activity, in men OR: 2,01 and women OR: 2.60). Therefore, start a healthy lifestyle will be very helpful in preventing this disease as well as the three other diseases. Keywords: Coronary heart disease, stroke, behavioral factors, healthy lifestyle.
Read More
S-8956
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aldila Rosalina; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujianto, Ronnie Rivany, Jocelyn Adrianto, Imelda Rachmawati
B-1679
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anton Suryatma; Pembimbing: Besral, Martgya Rahmaniati Makful; Penguji: R. Sutiawan. Harimat Hendrawan, Rini Rachmawati
Abstrak: Pendahuluan. Indonesia menerapkan program internship dokter Indonesia sejak tahun 2010 dengan tujuan pemahiran kompetensi dokter umum yang baru lulus. Salah satu permasalahan dalam program internship adalah kelayakan wahana. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh kelayakan wahana terhadap kompetensi dokter Indonesia. Metode. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data penelitian Assesmen Program Internship Dokter Indonesia 2015 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan menggunakan desain potong lintang. Data diambil dari peserta internship dan data wahana yang berada di 9 Kabupaten yang terpilih berdasarkan metode sampling proportional probability to size (PPS). Analisis yang digunakan adalah analisis jalur dimana ingin dilihat pengaruh langsung maupun tidak langsung dari wahana terhadap peningkatan kompetensi yang terdiri dari pengetahuan upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan perorangan, kemampuan diagnosa dan kemampuan tindakan dokter internship. Hasil. Dari 9 kabupaten tersebut, wahana terbagi menjadi empat kategori yaitu: rs tidak layak pkm tidak layak (3 wahana), rs tidak layak pkm layak (1 wahana), rs layak pkm tidak layak (2 wahana) dan rs layak pkm layak (3 wahana). Untuk pengaruh wahana terhadap pengetahuan upaya kesehatan masyarakat secara statistik bernilai signifikan dengan kategori wahana yang memiliki puskesmas layak menghasilkan peningkatan nilai ukm lebih baik dibandingkan kategori lainnya. Untuk pengaruh wahana terhadap pengetahuan upaya kesehatan perorangan, diagnosa dan tindakan secara statistik tidak bernilai signifikan. Kesimpulan. Tempat penempatan / wahana merupakan salah satu komponen penting dalam program internship dokter indonesia, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kompetensi pengetahuan dan tindakan pada peserta internship di masing-masing kategori wahana. Peningkatan pengetahuan upaya kesehatan masyarakat karena pengaruh wahana lebih besar terjadi pada wahana dengan kategori puskesmas layak, sedangkan peningkatan pengetahuan upaya kesehatan perorangan karena pengaruh wahana hampir merata pada semua kategori wahana. Untuk peningkatan kemampuan diagnosa karena pengaruh wahana dapat dilihat dari jalur langsung ataupun jalur tidak langsung melalui pengaruh pengetahuan upaya kesehatan perorangan dan walaupun tidak signifikan secara statistik, peningkatannya juga terjadi pada seluruh wahana. Dan peningkatan kemampuan tindakan karena pengatuh wahana dapat dilihat dari jalur langsung ataupun jalur tidak langsung melalui pengaruh pengetahuan upaya perorangan dan jalur tidak langsung melalui pengaruh kemampuan diagnosa. Kata kunci: Analisis jalur, kompetensi, internship, wahana Introduction. Indonesian medical internship program has been adopted in Indonesia since 2010 with aim to exercise medical competency of the newly graduated general practitioner. One of the critical problems in internship program is the feasibility of medical internship training facilities. Thus, this study was to reveal the influence of medical internship training facilities feasibility on Indonesian doctor competency. Method. This study was a further analysis of research data Asesmen Program Internship Dokter Indonesia 2015 previously done by National Institute of Health Research Development Indonesian Ministry of Health using cross sectional study design. The data was taken from internship participants and training facilities in 9 chosen districts based on sampling method proportional probability to size (PPS). Analysis was using pathway analysis to see both direct and indirect influence of training facilities on competence improvement, consisted of public health knowledge, personal health care, diagnosis and intervention skills. Results. Of all 9 districts, training facilities were divided into 4 categories: improper hospital- improper public health center (3 facilities), improper hospitalproper public health center (1 facility), proper hospital-improper public health center (2 facilities), and proper hospital-proper public health center (3 facilities). The influence of training facility on intern knowledge showed significant results, in which facilities with proper public health center improved public health knowledge score better than other categories. On the other hand, the influence of training facility on personal health care, diagnosis, and intervention skills was not significant. Conclusion. Training facility is one of important components in Indonesian medical internship program, as it was proven by improvement of intern knowledge and intervention skills in each training facility categories. Improvement of public health knowledge contributed by training facility is higher in facilities with proper public health center, while improvement of personal health care knowledge is similar in almost all facilities. Improvement of diagnosis skill contributed by training facility can be seen in both direct and indirect pathways through increased personal health care knowledge, despite statistically not significant, improvement was found in all facilities. Improvement of intervention skill contributed by training facility can be seen in both direct and indirect pathways through increased personal health care knowledge and in indirect pathway through increased diagnosis skill. Key words: Pathway analysis, Competency, Internship, Training Facility
Read More
T-5043
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syafira Annisa Ferdiani; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Prastuti Soewondo, Mieska Despitasari, Rachmawati
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2022 tentang penanggulangan HIV/AIDS di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan tenaga medis, manajemen rumah sakit, serta pasien HIV, dan didukung oleh analisis dokumen kebijakan terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kebijakan telah diterapkan, terdapat beberapa kendala, termasuk pemanfaatan kapasitas rumah sakit yang tidak optimal, kekurangan tenaga medis terlatih, ketidakjelasan dalam pembiayaan layanan HIV oleh BPJS, dan stigma yang memengaruhi aksesibilitas layanan. Selain itu, koordinasi antar fasilitas kesehatan dalam penanganan pasien HIV masih memerlukan perbaikan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa diperlukan pemisahan layanan HIV dari spesialisasi kanker, peningkatan kapasitas sumber daya, penghapusan stigma melalui pelatihan tenaga medis, revisi kebijakan pembiayaan, serta penguatan sistem logistik distribusi obat ARV. Rekomendasi ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas layanan HIV/AIDS di Indonesia.

This study aims to analyze the implementation of Indonesia's Ministry of Health Regulation No. 23 of 2022 on HIV/AIDS management at Dharmais Cancer Hospital. A qualitative approach was employed using a case study method. Data were collected through in-depth interviews with medical staff, hospital management, and HIV patients, supported by the analysis of relevant policy documents. The findings indicate that despite the policy's implementation, several challenges persist, including suboptimal utilization of hospital capacity, a shortage of trained medical personnel, unclear BPJS financing for HIV services, and stigma that affects service accessibility. Additionally, coordination among healthcare facilities in managing HIV patients requires improvement. The study concludes that separating HIV services from cancer specialization, enhancing resource capacity, reducing stigma through medical staff training, revising financing policies, and strengthening the ARV drug distribution system is essential. These recommendations aim to improve the effectiveness of HIV/AIDS services in Indonesia.
Read More
T-7207
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive