Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Gita Rahmaningsih; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Ema Rahmawati, Laila Fitria, Slamet Isworo, Didi Purnama
Abstrak: Permasalahan yang terjadi dilingkungan yang tidak dapat dihindari di berbagai negara adalah polusi udara. Terdapat banyak penyebab terjadinya pencemaran udara, salah satunya yaitu yang disebabkan oleh partikel debu, terutama pada PM2,5. PM2,5 yang didefinisikan sebagai partikel udara ambien yang berukuran hingga 2,5 mikron. Polusi udara tidak hanya terjadi di udara ambien, tapi juga dapat terjadi di udara dalam ruang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pajanan konsentrasi PM2,5 dalam ruang terhadap gangguan fungsi paru pada orang dewasa yang tinggal di sekitar kawasan indsutri Kelurahan Tegalratu Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon. Jenis penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2022. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan secara acak berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditetapkan. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 200 orang dewasa. Dari hasil analisis didapatkan sebanyak 124 orang dewasa (87.3%) memiliki konsentrasi PM2,5 dalam rumahnya tidak memenuhi syarat menderita gangguan fungsi paru, sedangkan terdapat 34 orang dewasa (58.6%) yang konsentrasi PM2,5 dalam rumahnya memenuhi syarat menderita gangguan fungsi paru. Hasil penelitian ini ditemukannya hubungan yang signifikan antara pajanan konsentrasi PM2,5 terhadap gangguan fungsi paru pada orang dewasa yang tinggal kawasan industri. Variabel confounding yang mempengaruhi terhadap pajanan konsentrasi PM2,5 diantaranya yaitu penggunaan obat nyamuk bakar, status gizi, umur, riwayat penyakit, bahan bakar masak, jenis lantai rumah dan status merokok. Kesimpulan dari penelitian ini ditemukannya hubungan yang signifikan antara Konsentrasi PM2,5, umur, status gizi, dan jenis lantai rumah dengan kejadian gangguan fungsi paru.
Environmental problems that can not be avoided in various countries is air pollution. There are many causes of air pollution, one of which is caused by dust particles, especially in PM2,5. PM2,5 is defined as ambient air particles that are up to 2.5 microns in size. Air pollution occurs not only in the ambient air, but also in the indoor air. This study aim to determine the relationship of indoor PM2,5 concentration exposure against lung function impairment of adults living around Industrial Area Tegalratu Village, Ciwandan District, Cilegon. This research uses a cross-sectional study design. Data collection was conducted on April to May 2022. The participants were identified using random sampling method based on inclusion and exclusion criteria that have been set. The number of samples in this study were 200 adults. The analytical results obtained of 124 adults (87.3%) had PM2,5 concentrations in their homes were not qualified to suffer from lung function impairment, while there were 34 adults (58.6%) whose PM2,5 concentrations in their homes were qualified to suffer from lung function impairment. The results of this study found a significant associated between exposure to PM2,5 concentrations of lung function impairment in adults living in industrial areas. Confounding variables that affect exposure to PM2,5 concentrations include the use of mosquito coils, nutritional status, age, disease history, cooking fuels, type of house floor and smoking status. The conclusion of this study found a significant relationship between PM2,5 concentration, age, nutritional status, and type of house floor with the incidence of lung function impairment.
Read More
T-6472
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Welly Anggraeni; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Triyanti, Sada Rasmada, Ema Rahmawati
Abstrak:
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat global yang memiliki dampak besar terhadap kesehatan, sosial dan ekonomi. Prevalensi anemia anak usia 5 – 14 tahun di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 yaitu sebesar 26,8% dan pada perempuan usia 15 – 24 tahun sebesar 32,0%. Proporsi anemia remaja putri di Provinsi Jawa Barat masih cukup tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor determinan kejadian anemia pada remaja putri usia 12 – 18 tahun di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 595 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan adalah Riskesdas 2018. Variabel independen meliputi karakteristik remaja, sosial ekonomi dan lingkungan, status gizi, status KEK dan asupan makanan dan minuman. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda model determinan. Prevalensi anemia remaja putri usia 12 – 18 tahun di Provinsi Jawa Barat tahun 2018 sebesar 26,9%. Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa variabel yang berhubungan dengan anemia remaja putri adalah pendidikan remaja (p value 0,025). Analisis multivariat menunjukkan bahwa pendidikan remaja menjadi faktor dominan pada kejadian anemia remaja putri di Provinsi Jawa Barat tahun 2018. Remaja putri dengan pendidikan ≤SMP/ Sederajat memiliki peluang 1,63 kali lebih rendah untuk mengalami anemia dibandingkan remaja putri dengan pendidikan > SMP/ Sederajat.

Anemia is one of the global public health problems that has a major impact on health, social and economic. The prevalence of anemia among children aged 5-14 years in Indonesia based on Riskesdas data in 2018 was 26.8% and among women aged 15-24 years was 32.0%. The proportion of anemia among adolescent girls in West Java Province is still quite high. The study aims to determine the determinants of the incidence of anemia in adolescent girls aged 12-18 years in West Java Province. This study used a cross sectional design with 595 samples that met the inclusion and exclusion criteria. The data used was Riskesdas 2018. Independent variables included adolescent characteristics, socioeconomic and environmental, nutritional status, SEZ status and food and beverage intake. Bivariate analysis used chi-square test and multivariate analysis used multiple logistic regression determinant model. The prevalence of anemia among adolescent girls aged 12-18 years in West Java Province in 2018 was 26.9%. The results of bivariate analysis showed that the variable associated with anemia of adolescent girls was adolescent education (p value 0.025). Multivariate analysis showed that adolescent education was the dominant factor in the incidence of anemia among adolescent girls in West Java Province in 2018. Adolescent girls with education ≤ junior high school / equivalent have a 1.63 times lower chance of experiencing anemia than adolescent girls with education > junior high school / equivalent.
Read More
T-7029
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive