Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nilla Avianty; Pembimbing: Zarfiel Tafal; Penguji: Ahyani Raksanagara, Ismoyowati, Soekidjo Notoadmodjo, Anwar Hasan
Abstrak:

ABSTRAK Visi pcmbangunan kesehatan di Kota Bandung adalah tercapainya Kclurahan Sehat tahun 2005, Kecamatan Sehat 2006 clan Bandlmg Sehat 2007. Dalam kenyataannya hingga tahun 2005, cakupan rumah tangga sehat masih l4,14% sehingga pencapaian kelurahan kelurahan sehat hanya sebanyak 6,46% di Kota Bandung. Permasalahannya antara lain karena perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bcrsih dan sehat. Pcnelitian Lentang penyebab rendahnya cakupan kelumhan sehat yang dihubungkan dengan faktor-faktor yang mcnyebabkan terbentuknya perilaku kesehatan masyarakat, selarna ini belum pemah dilakukan. Pcnelitian ini menggunakan rancangan suvei (cross sectional), dengan sampel sebanyak 192 rumah tangga yang terpilih secara random berdasarkan metode klaster. Unit analisisnya adalah ibu rumah tangga dengan kriteria inklusi mempmmyai anak usia 6 bulan - 5 tahun dan bersedia ikut penelitian. ' ' Hasil uji univaniat menunjukkan bahwa gambaran perilaku masyarakat yang sudah baik scbesar 64,6% dan kumng baik 35,4%. Hasil uji bivariat menunjukkan faktor predisposisi yang berhubungan bennakna adalah pendidikan, status ekonomi, pcngetahuan dan sikap; Faktor pemungkin yang berhubungan berrnakna adalah kctersediaan fasilitas kesehatan, ketcrscdiaan biaya kesehatan dan komitmen terhadap kesehatan; Faktor pcnguat yang berhubungan bermakna adalah dukungan pctugas puskesmas dan dukungan forum masyarakat. Sikap ibu merupakan variabel yang paling dominan pada komposit indikator perilaku masyarakat dalam mewujudkan kelurahan schat. Adapun pendidikan; status ekonomi; pengetahuan; sikap; dukungan petugas puskesmas; dukungan forum masyarakat merupakan variabcl yang paling dominan berhubungan dengan masing- masing indikator dari perilaku masyarakat dalam mewujudkan kelurahan sehat. Mengacu pada kcsimpulan tersebut, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1) Mcningkatkan Advokasi kepada pemerintah legislatif, donor agency, LSM, PT, organisasi masyarakat untuk dukungan kebijakan dan alokasi anggaran; 2) Menjalin kemitraan dengan mitra potensial untuk mengatasi masalah bidang kesehatan seperli LSM dan media massa; 3) Melalcukan standarisasi ketenagaan promosi keseharan; 4) Melakukan evaluasi perilaku sehat masyarakat melalui kegiatan pembinaan rutin dan peningkatan sistem pencatatan dan pelaporan.


ABSTRACT The vision of healthy development in Bandung 2006 is to achieve Healthy Sub District 2005, Healthy District 2006, and Healthy Bandung 2007. In reality, until 2005, only achieving of scope of healthy homes about l4,l4% and 6,46% healthy sub district in Bandung. This problem is caused by the behaviour of community with less supporting for health and neat life pattern. The research about the motive of low achieving healthy sub district that is related with factors of behaviour that contribute to perform community health behaviour, during this time is never done. This research uses survey planning (cross sectional), with mother sample having child have age 6 months - 5 years counted 192 homes in selected sub district by cluster sampling methode. U The results of univariate test indicates that the portrayal of health community behaviour about 64,6% and 35,4% of community less supporting for health and neat life pattern. The results of bivariatc tests indicates that predisposing factors which significantly related are education, economic status, knowledge and attitude; Enabling factors significantly related are availability of health facilities, availability of health cost and commitment to health; Reinforing factors which significantly related are public health centre officer support and public forum support. Mother attitude represent dominant factor is significantly relation with composit community behaviour indicator in order to achieve healthy sub district. Education; economic status; knowledge; attitude; public health centre ofiicer support; public fomm support represent dominant factor is signilicantly relation with each community behaviour indicator in order to achieve healthy sub district. As according to the conclusion, writer raise some the following suggestion 1 1) Increasing advocacy to legistlatif government, agency donor, public independent agency, education institute and public origanization for health administrative and budget support; 2) Building partnership with potential partner such as public independent agency and mass media to influence a health problem; 3) Standarization for health promotion officer; 4) Evaluating community health behaviour through monitoring, reporting and recording system.

Read More
T-2491
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Henny Rahayu Ningtyas; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Anwar Hasan, Amila Megraeni, Diah Poerwanti Prawiropermono, Ahyani Raksanagara
Abstrak:

Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan, dan merupakan sumber terpenting kedua setelah pembiayaan. Dinas Keschatan Kota Bandung telah memiliki perencanaan strategik SDM, namun strategi daiam Renstra tersebut belum secara sistematis di hubungkan dengan target-target terulcur sehingga sulit untuk di!akukan penilaian apakah strategi tersebut sudah efektif dijalankan atau belum. Balanced Scorecard merupakan suatu konsep manajemen yang membantu menexjemahkan strategi kedalam tindakan yang komprehensii koheren, terukur dan berimbang. Tujuan penelitian ini adalah melakukan tahapan pengembangan Balanced Scorecard dalam Perencanaan SDM di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Penelitian ini adalah penelitian operasional dengan tahapan- tahapan sebagai berikut ; Tahap I : Inpute Stage (Pengumpulan Data), Tahap II : Matching stage (Tahap Pencocokan), Tahap III : The Decision Stage (T ahap Pengambilan Keputusan) dan Tahap IV : Plan of Action ( Tahap Penyusunan Implementasi). Data diperoleh dari data primer melaiui wawancara dan CDMG. Data sekunder dari data intern Dinas Kesehatan serta data dari laporan kegiatan Puskesmas. Hasil Penelitian memperlihatkan bahwa visi misi SDM Dinas Kesehatan menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Strategi yang dikembangkan menjadi tujuan strategi rnengacu pada renstra Dinas kesehatan kemudian di terjemahkan ke dalam empat perspektif Baianced Scorecard . Pada Penyusunan Peta Strategi, kedudukan perspektif keuangan dan perspektif pelanggan adalah sejajar karena Dinas kesehatan merupakan organisasi publik yang not protit. Berdasarkan CDMG dilakukan penetapan ukuran KPI, target serta pembobotan masing-masing perspektif yaitu perspektif keuangan 15%, perspektif pelanggan 15%, perspektif proses intemal 50% dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 20%. Dalam Perencanaan SDM, Dinas Kesehatan masih memerlukan tambahan tenaga, sistem nekrutmen - pengembangan karier, dan sistem penilaian kelja mengikuti aturan yang berlaku. Maka dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa visi misi sudah sesuai dengan teori. Terdapat 11 strategi yang dijabarkan ke 18 tujuan strategi dimana perspektif perspektif keuangan ada 3 tujuan strategi, perspektif pelanggan ada 2 tujuan strategi , perspektif proses intemal 8 tujuan strategi dan perspektif pembelajaran pertumbuhan ada 5 tujuan strategi. Pada penetapan ukuran KPI sebagian besar merupakan ukuran hasil (lagging indicator). Untuk melihat pencapaian dibuat format implementasi dan format monitoring dengan masing-masing penanggng jawab. Dengan menerapkan Balanced Scorecard diharapkan pada masa yang akan datang Dinas kesehatan menjadi organisasi yang mampu menghadapi tantangan.


Abstract Human resource (HR) has an important role in doing an activity to achieve certain objectives and it is the second most important resource after financial resource. The Health Office of Bandung City had HR, has had HR Strategic plan. However, the strategies in the strategic plan has not been systematically connected to measured targets so it is difficult to assess whether the strategies has been implemented effectively or not. Balance scorecard is a management concept that helps to translate strategies into comprehensive, coherent, measured and balanced actions. The aim of this study is to perform Balance Scorecard development stages in I-IR planning at the Health Office of Bandung City. This study is an operational research with the following stages: Stage 1, Input Stage (Data Collection); Stage Il, Matching Stage; Stage III, Decision Stage; and Stage IV, Plan of Action (Implementation Plan). The data is gained through primary data, i.e. interview and CDMG results. The secondary data consists of internal data from the Health Office as well as data ‘from Puskesmas activity report. The results of this study show that the HR vision and mission at the Health Office show a condition to be reached in the fixture. The strategies developed become a strategic objective referring to the Health Office Strategic Plan which is then translated into four Balanced Scorecard perspectives. In making a Strategic Map, the perspective positions of finance and customers are parallel because the Health Office is a non profit public organization. Based on CDMG, a KPI measure is determined, target and weighing for each perspective are determined with the following composition: financial perspective, l5%; customer perspective, 15%; internal process perspective, 50%, and learning and growth perspective, 20%. In HR Planning, the Health Office still needs additional staiil recruitment - carrier development system and work assessment system based on the applicable regulations. From the study results it can be concluded that the vision and mission have been in line with the theories. There are 11 strategies that are divided into 18 strategic objectives with 3 strategic objectives for the financial perspectives, 2 strategic objectives for customer perspective, 8 internal objectives for internal process perspective, and 5 strategic objectives for leading and growth perspective. In the KPI measure determination, most of them are lagging indicators. To see the achievements achieved, an implementation format and monitoring format were developed, each implemented by a person in charge. By implementing Balanced Scorecard, it is expected that in the fixture the Health Office becomes an organization that is capable in facing the challenges.

Read More
T-2604
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive