Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Untung Setiawan; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Helen Andriani, Murti Komala Dewi, Hari Sulistiyono
Abstrak:
Fenomena gunung es di Indonesia, yaitu terkait penyalahgunaan obat sudah dalam tahap mengkhawatirkan. Dampak peredaran penyalahgunaan obat-obat Tramadol tidak hanya pada sisi kesehatan saja melainkan pada aspek sosial ekonomi masyarakat serta keamanan dan ketertiban. Badan POM telah mengeluarkan Peraturan Kepala Badan POM No.10 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-obat Tertentu yang sering disalahgunakan yang tujuannya adalah melindungi masyarakat dari penyalahgunaan dan penggunaan yang salah atas obat-obat tertentu. Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi kebijakan pengelolaan obat-obat tertentu yang sering disalahgunakan di Jakara khususnya penyaluran obat Tramadol oleh PBF. Penelitian dilakukan secara kualitatif, melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Kerangka konsep mengacu pada teori Van Metter Van Horn. Ada 6 Pedagang Besar Farmasi (PBF) di 5 wilayah kotamadya propinsi DKI Jakarta yang menjadi lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja implementasi kebijakan Pengelolaan Obat-obat tertentu yang sering disalahgunakan di Jakarta belum optimal. Faktor ukuran dan tujuan kebijakan telah jelas namun masih terkendala pada sumber daya manusia yang belum optimal, belum ada anggaran khusus, fasilitas sudah cukup baik, komunikasi antar organisasi yang terdiri dari transmisi, konsistensi dan kejelasan sudah optimal karena sosialisasi perka sudah baik, karakteristik badan pelaksana belum optimal dalam hal hubungan antar organisasi karena terkendala pada koordinasi lintas sektoral, fragmentasi sudah optimal, disposisi pelaksana yang terdiri dari pemahaman, arah penerimaan dan intensitas sudah optimal, serta lingkungan ekonomi, sosial dan politik yang cukup mendukung implementasi kebijakan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi belum berjalan dengan optimal dengan kendala pada variabel yang cukup berpengaruh yaitu sumber daya manusia, anggaran dan hubungan antar organisasi. Penelitian ini merekomendasikan dibentuknya tim evaluasi dan monitoring kebijakan bersama antara BBPOM di Jakarta dan Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta sehingga hambatan-hambatan yang terjadi di wilayah Jakarta terkait Pengelolaan Obat-obat Tertentu yang sering disalahgunakan berjalan lebih efektif dan terintegrasi.

Background: The tip of iceberg phenomenon in Indonesia, which is related to drug abuse, is already at an alarming stage. The effects of Tramadol drug abuse are not only on the health side but on the socio-economic aspects of society as well as security and order. The POM Agency has issued Head of POM Agency Regulation No.10 Year 2019 regarding Guidelines for the Management of Certain Drugs which are often misused with the aim of protecting the public from misuse and misuse of certain drugs. PBF is a distribution company for certain drugs which is suspected to still be a gap for the distribution of certain drugs such as Tramadol. This study aims  to determine the implementation of the policy of managing certain drugs which are often abused in Jakarta specifically the distribution of tramadol drugs by PBF. Subjects and Methods: This study used a qualitative approach by means of interviews and document review, this research was conducted in March to June 2020. The main informants in this study were BPOM officials, BBPOM in Jakarta, Jakarta Provincial Health Office and 6 PBF. The variables studied were the size and objectives of the policy, resources, characteristics of the implementing agency, communication between organizations, disposition of implementers, and the social, economic, political environment. Data were collected by interview and document review. Data were analyzed descriptively. Result: the implementation of policies on the management of certain drugs which are often abused in Jakarta, especially the distribution of Tramadol drugs by PBF has not been optimal. The size and objectives of the implementation policy are optimal. Resources in the form of budgets have not been allocated specifically, facilities are good, HR is not optimal in terms of numbers, Characteristics of implementing agencies in the form of relationships between organizations are not optimal and fragmentation is good, Communication between organizations namely transmission, consistency and clarity is optimal, Implementing disposition in the form of understanding , the direction of acceptance and intensity is good, and social, economic and political environmental factors have supported the implementation of the policy. Conclusion: The performance of the implementation of policies on the management of certain drugs which are often abused in the Jakarta area, in particular the distribution of Tramadol Medicines in the Regulation of the Head of POM RI Number 10 of 2019 based on the theoretical variable Van meter and Van horn approach in general has not been optimally implemented.

Read More
T-5833
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuki Melati Indriana; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Helen Andriani, Adang Bachtiar, Dyah Eko Judihartanti, Hari Sulistiyono
Abstrak: Mendaki gunung telah menjadi salah satu pilihan aktivitas luar ruangan dengan pertumbuhan peminat paling cepat. Beberapa motivasi individu yang mendorong individu untuk terlibat dalam aktivitas pendakian gunung antara lain untuk mendapatkan pengalaman di alam bebas, relaksasi, kegiatan kebugaran, pengurangan stress, mendapatkan kesenangan, dan untuk alasan kesehatan. Pada aktivitas pendakian Gunung Ciremai, jumlah pendaki mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sebanyak 41.460 pendaki melakukan aktivitas pendakian sepanjang tahun 2017 dan meningkat menjadi 46.995 pendaki sepanjang tahun 2018. Sejumlah risiko yang terlibat dalam aktivitas pendakian gunung seperti intensitas cidera fisik yang parah hingga kematian menjadikan pendakian gunung sebagai salah satu olahraga ekstrim. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis yang bertujuan untuk melakukan manajemen risiko pada aktivitas dan jalur pendakian Gunung Ciremai. Dari hasil identifikasi risiko diketahui risiko yang paling sering muncul dalam aktivitas pendakian gunung ciremai adalah terjatuh dan tergelincir. Kemudian, hasil analisis risiko menunjukkan sejumlah potensi bahaya juga memiliki nilai risiko yang cukup tinggi meliputi faktor cuaca, perilaku berlari ketika turun gunung, dan tidak lengkapnya peralatan pendakian. Faktor cuaca memiliki peran yang cukup besar dalam terjadinya sejumlah insiden seperti dehidrasi, hipotermia, dan pohon tumbang. Faktor cuaca ini semakin diperparah dengan ketidak lengkapan dan ketidak sesuaian peralatan pendakian yang digunakan untuk aktivitas pendakian gunung, sehingga menyebabkan risiko pendaki untuk berada dalam situasi berbahaya semakin tinggi. Perilaku ini berkaitan dengan persepsi risiko pendaki terhadap aktivitas pendakian. Persepsi risiko ini juga mempengaruhi perilaku berisiko yang dilakukan oleh pendaki seperti berlari ketika turun gunung
Read More
B-2233
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive