Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Anynda Putri Assyifa; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Zakianis, Neneng Sumiati
Abstrak:
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kontaminasi Esherichia coli pada DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Limo, Kota Depok tahun 2021. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang telah dilakukan pada balita yang tinggal di Kecamatan Limo, yaitu sebanyak 180 balita. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara kontaminasi E. coli pada DAMIU (p = 0,000; OR = 4,204), pemberian ASI eksklusif (p = 0,006; OR = 2,760), kebiasaan membuang tinja balita (p = 0,001; OR = 3,222), perilaku cuci tangan (p = 0,003; OR = 2,899), kondisi jamban (p = 0,013; OR = 2,879), dan kondisi tempat sampah (p = 0,002; OR = 3,080) dengan kejadian diare pada balita.
Read More
S-10814
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Henny Kurniati; Pembimbing: Ratna Djuwita Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Sumiati
Abstrak:
Demam berdarah dengue merupakan penyakit tular vektor yang dapat menimbulkan wabah dan kematian. Angka insiden demam berdarah dengue di Indonesia pernah meningkat signifikan pada tahun 2016 sebesar 78,85 per 100.000 penduduk. Sementara angka insidens demam berdarah dengue di Jakarta Timur pada tahun 2018 sebesar 31.17 per 100.000 penduduk. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah peningkatan kasus demam berdarah dengue ini adalah dibentuknya juru pemantau jentik yang bertugas melakukan pemantauan jentik rutin pada tempat penampungan air di wilayah kerja masing-masing. Keberhasilan dan kegagalan dari program ini juga ditentukan dari pengetahuan dan kinerja jumantik mengenai demam berdarah dan cara pencegahannya. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan kinerja jumantik sebagai indikator daerah bebas jentik di Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur Tahun 2019. Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer menggunakan kuesioner yang telah dimodifikasi dari penelitian sebelumnya. Desain penelitian adalah cross sectional. Besar sampel yang diambil adalah total sampel berjumlah 103 jumantik yang mewakili masing-masing satu RT di Kelurahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan antara pengetahuan penyebab dengan kinerja jumantik (p=0.02) dengan OR sebesar 2.85. Artinya, masih banyak jumantik di Kelurahan Kalisari yang belum paham mengenai penyebab dan cara pencegahan demam berdarah sehingga dapat mempengaruhi kinerjanya dalam bertugas. Maka dari itu diperlukan workshop dan seminar serta simulasi terkait cara pencegahan demam berdarah untuk para jumantik. Kata kunci : Demam Berdarah Dengue, Jumantik, Kinerja, Pengetahuan
Read More
S-9999
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Datrianti Indah Savitri; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Putri Bungsu, Sumiati
Abstrak:
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan permasalahan kesehatan masyarakat hampir di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Ibukota Jakarta. Jakarta Selatan merupakan wilayah dengan Incidence Rate (IR) tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2014. Penelitian ini menganalisis hubungan antara karakteristik demografi, sosial ekonomi, lingkungan fisik, dan perilaku pencegahan DBD dengan kejadian DBD di Jakarta Selatan. Data kejadian DBD diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan variabel independen diperoleh dari Data Potensi Desa BPS 2014. Penelitian ini dilakukan secara observasional dengan rancangan studi potong lintang dengan uji Chi-Square. Populasi dan sampel adalah seluruh kasus DBD yang tercatat dan dilaporkan dari RS ke Surveilans Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan proporsi kasus terbanyak pada laki-laki (52.67%) dan pada kelompok umur 15-44 tahun (41.69%). Diperoleh hubungan kepadatan penduduk (p 0.007), jumlah keluarga di permukiman kumuh (p 0.008), jumlah rumah di bantaran sungai (p 0.015), jumlah permukiman di bantaran sungai (p 0.09), jumlah permukiman kumuh (p.0.018) yang menurunkan prevalensi kejadian DBD. Oleh karena itu, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara peningkatan kasus dengan variabel demografi, sosial ekonomi, lingkungan fisik, dan perilaku pencegahan DBD. Kata Kunci: DBD, Demografi, Sosial-ekonomi, Lingkungan, Podes Dengue Hemmorhagic Fever is a problem of public health in Indonesia, including Jakarta. South Jakarta where is the highest Incidence Rate of dengue in Jakarta Province in 2014. This research is to analyze relationship between demographic characteristics, socioeconomic, physical environment, and practice against dengue in South Jakarta. Data is collected from Surveilance of Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta and Badan Pusat Stastistik. This is an observational cross-sectional study with Chi-Square test. Population and sample are whole cases of dengue recorded and reported from Hospital to Surveilance Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. The results showed the highest proportion of cases is in men (52.67%) and on age group is in 15-44 years (41.69%). The relations of population density (p 0.007), number of family lived in slums (p 0.008), number of houses along the river (p 0.015), number of settlements along the river (p 0.09), number of Slums (p.0.018) which are reduce the prevalence of dengue incidence. therefore, not found a significant relationship between the increase in cases wtih demographic, socioeconomic, physical environment, and practice prevention against of dengue. Key Words: Dengue, Demography, Social Economy, Environment, PODES
Read More
S-9274
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Hanif Fadhilah; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Laila Fitria, Sumiati
Abstrak:
Read More
Tingginya tingkat pencemaran udara masih menjadi permasalahan di DKI Jakarta. Hasil pemantauan kualitas udara oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta selama periode tahun 2020 menunjukkan hanya terdapat 8% periode kualitas udara yang menunjukkan kondisi baik. Sementara itu, Kota Jakarta Timur bahkan menjadi kota dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak 300.198 kasus per 10 Juni 2022. Kecamatan Cipayung merupakan salah satu kecamatan dengan kasus COVID-19 tertinggi di Kota Jakarta Timur. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paparan dari zat polutan yang terdapat di udara ambien beserta faktor meteorologis dapat berkontribusi terhadap dinamika penularan penyakit COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan analisis tren waktu. Seluruh data yang digunakan merupakan data sekunder pada tahun 2021 yang berasal dari BMKG, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur, dan dataset NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, dan curah hujan dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Kecepatan angin menjadi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian COVID-19.
The high level of air pollution is still a problem in DKI Jakarta. The results from air quality monitoring by the Environmental Agency of DKI Jakarta province during the 2020 period showed that only 8% of the air quality monitoring periods indicated good conditions. Meanwhile, East Jakarta City has the highest number of COVID-19 cases in Indonesia, namely 300,198 cases as of June 10 2022. Cipayung District is one of the districts with the highest COVID-19 cases in East Jakarta City. Previous studies have shown that exposure to pollutants in the ambient air and meteorological factors can contribute to the dynamics of COVID-19 disease transmissions. This study aims to determine the relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, air temperature, air humidity, rainfall, and wind speed with the incidence of COVID-19 in East Jakarta City. This study uses an ecological study design with a time trend analysis approach. All data used is secondary data in 2021 originating from the BMKG, the Health Office of East Jakarta Administrative City, and the NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources) dataset. This study's results indicate a significant relationship between air temperature, air humidity, and wind speed with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. However, there is no significant relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, and rainfall with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. Wind speed is the variable that has the most dominant influence on the incidence of COVID-19.
S-11202
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Marlina Hendryka Situmorang; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Mardiati Nadjib, Ascobat Gani, Sumiati, Fajar Aryanti
Abstrak:
andemi covid-19 menyebabkan menurunnya cakupan imunisasi anak sehingga pemerintah membuat suatu kebijakan agar cakupan imunisasi meningkat kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan pelayanan imunisasi anak pada saat pandemi covid-19 di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2021 menggunakan metode kualitatif dengan teori Van Meter dan Van Horn. Jumlah informan sebanyak 20 orang yang ditentukan secara purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa capaian imunisasi tidak menurun secara signifikan walaupun di saat kondisi covid-19 kecuali capaian Bulan Imunisasi Anak (BIAS). Sumber daya (finansial, sarana prasarana, SDM) umumnya sudah cukup memadai. Komunikasi antar petugas dan kegiatan pelaksanaan umumnya sudah baik dilihat dari sosialisasi koordinasi yang dilakukan petugas kesehatan bersama lintas sektor namun sosialisasi belum merata kepada masyarakat. Karakteristik badan pelaksana umumnya sudah baik melalui pengerjaan para pelaksana kebijakan akan tugas pokok dan fungsinya namun masih perlu dibedakan antara tugas utama dan prioritas, tugas membantu yang sifatnya insidental dan tugas tambahan. Disposisi pelaksana umumnya juga sudah baik dilihat dari sikap yang mendukung dan komitmen orang tua membawa anak imunisasi dengan menerapkan protokol Kesehatan serta komitmen Puskesmas Kramat Jati dalam membenahi sarana prasarana/ pelayanan agar sesuai dengan standar permenkes dan prinsip PPI, namun pelaksana imunisasi kurang konsisten seperti tidak menanyakan riwayat covid-19 sebelum mengimunisasi anak dll. Lingkungan ekonomi tidak menghambat atau mendukung dalam pelaksanaan kebijakan, sementara lingkungan sosial mendukung dilihat dari keaktifan tokoh masyarakat dalam mensosialisasikan dan mendukung pelaksanaan imunisasi serta keaktifan ibu-ibu dalam mencari tahu informasi imunisasi namun di sisi lain lingkungan sosial juga kurang mendukung dilihat dari adanya kepercayaan masyarakat bahwa vaksin itu haram. Kebijakan masih di bawah surat edaran oleh karena itu perlu pembentukan peraturan perundang-undangan tentang imunisasi anak pada saat pandemi covid-19. Dapat disimpulkan bahwa kebijakan pelayanan imunisasi anak pada saat pandemi covid-19 di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati terimplementasi dengan baik. Kendala yang paling besar dalam mengimplementasi kebijakan adalah ketakutan orang tua membawa anak imunisasi ke puskesmas karena covid-19. Oleh karena itu sosialisasi perlu ditingkatkan agar mereka percaya bahwa imunisasi anak di puskesmas cukup aman.
This covid-19 pandemic gives impact toward the decreasing of child immunization so that government made a policy to increase the child immunization service. The purpose of this research is to know how is the policy of child immunization implemented during covid-19 pandemic in Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. This research was conducted in April to May 2021 by using qualitative method based on Van Meter and Van Horn theory. The amount of informant for this research is 20 persons and it is purposively determined. The result of this research shows that there is no significant decreasing of immunization service for all but BIAS (immunization for students). Resources (finance, infrastructure, human resource) have been adequate and available. The communication between all the officials and the implementation of immunization service are good seen from the coordination for socialization toward society held by health workers together with cross sector, even though the socialization still not be done evenly. Generally, the character of implementor is also good seen from the main task and function done by them, even though there should be the distinction between main task and priority, additional and incidental task. The disposition of implementor is good seen from the supportive attitude, the commitment of parents to bring their babies and comply the health protocol and and the commitment of Puskesmas Kramat Jati to provide the infrastructures needed according to Permenkes (The Regulation of Ministry of Health) and the principles of PPI (The prevention and controlling of infection), even though the implementor still lack of consistency in asking about covid-19 history before doing the immunization, etc. From economic environment, there is neither obstacle or support for this policy, while social environment is quite supportive by the involvement of public figure to socialize child immunization and to support the implementation itself. The mothers of children are actively looking for the information for immunization. However, in the other side, social environment can be less supportive because some of society believe that vaccine is forbidden (haram). As the policy is still in formed of circular letter, it is needed to make an official regulation about child immunization during pandemic covid-19. It can be concluded that the policy of child immunization service in Puskesmas Kramat Jati has been well implemented. The biggest obstacle in implementing this policy is the fear of parents bringing their children to puskesmas due to pandemic covid-19. Therefore, socialization must be intensely done in order to gain trust from parents that doing immunization in puskesmas is safe
Read More
This covid-19 pandemic gives impact toward the decreasing of child immunization so that government made a policy to increase the child immunization service. The purpose of this research is to know how is the policy of child immunization implemented during covid-19 pandemic in Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. This research was conducted in April to May 2021 by using qualitative method based on Van Meter and Van Horn theory. The amount of informant for this research is 20 persons and it is purposively determined. The result of this research shows that there is no significant decreasing of immunization service for all but BIAS (immunization for students). Resources (finance, infrastructure, human resource) have been adequate and available. The communication between all the officials and the implementation of immunization service are good seen from the coordination for socialization toward society held by health workers together with cross sector, even though the socialization still not be done evenly. Generally, the character of implementor is also good seen from the main task and function done by them, even though there should be the distinction between main task and priority, additional and incidental task. The disposition of implementor is good seen from the supportive attitude, the commitment of parents to bring their babies and comply the health protocol and and the commitment of Puskesmas Kramat Jati to provide the infrastructures needed according to Permenkes (The Regulation of Ministry of Health) and the principles of PPI (The prevention and controlling of infection), even though the implementor still lack of consistency in asking about covid-19 history before doing the immunization, etc. From economic environment, there is neither obstacle or support for this policy, while social environment is quite supportive by the involvement of public figure to socialize child immunization and to support the implementation itself. The mothers of children are actively looking for the information for immunization. However, in the other side, social environment can be less supportive because some of society believe that vaccine is forbidden (haram). As the policy is still in formed of circular letter, it is needed to make an official regulation about child immunization during pandemic covid-19. It can be concluded that the policy of child immunization service in Puskesmas Kramat Jati has been well implemented. The biggest obstacle in implementing this policy is the fear of parents bringing their children to puskesmas due to pandemic covid-19. Therefore, socialization must be intensely done in order to gain trust from parents that doing immunization in puskesmas is safe
T-6179
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Pranatiwi Nur Tsani; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Sri Tjahkani Budi Utami, Rahman, Ika Lastyaningrum, Sumiati
T-4703
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
