Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Febrina Roulita Siregar; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Adang Bachtiar, Dezi Syukrawati, Ernawati
Abstrak: Penelitian ini membahas kinerja puskesmas akreditasi yaitu Puskesmas Karang Kitri dan puskesmas yang belum terakreditasi yaitu Puskesmas Perumnas II di kota Bekasi, dengan menggunakan pendekatan Malcolm Baldrige. Kriteria Baldrige dapat digunakan untuk mengkaji efektifitas mutu yang diterapkan oleh kedua puskesmas ini dengan pendekatan tujuh kriteria, yaitu kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada pelanggan, pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan, fokus pada tim, fokus pada proses dan hasil kinerja puskesmas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh karyawan puskesmas sebanyak 34 responden di Puskesmas Karang Kitri dan 27 responden di Puskesmas Perumnas II. Penelitian Kualitatif dilakukan observasi dan wawancara mendalam, dengan informan sebanyak tiga informan pada Puskesmas Karang Kitri dan tiga informan Puskesmas Perumnas II. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kinerja kedua puskesmas ini kategori baik, dan tidak ada perbedaan yang signifikan akan tetapi kinerja yang baik mengharuskan tercapainya hasil-hasil terbaik bagi pasien, karyawan maupun organisasi puskesmas itu sendiri, sehingga disarankan untuk menambah kelengkapan alat-alat dan sumber daya manusia baik dalam pelayanan maupun administrasi. Terlebih pada Puskesmas Perumnas II tidak terlayani pelayanan laboratorium disebabkan karena tidak adanya tenaga analis laboratorium. Kata kunci: kinerja puskesmas, akreditasi, Malcolm Baldrige This study discusses the performance of puskesmas accredited that is Puskesmas Karang Kitri and puskesmas which not yet accredited is Puskesmas Perumnas II, using Malcolm Baldrige approach. The Baldrige criteria can be used to assess the effectiveness of the quality applied by both public health centers with seven criteria approaches: leadership, strategic planning, customer focus, measurement, analysis and knowledge management, workforce focus, operations focus and outcomes of puskesmas performance. This study with cross sectional design. The sample was conducted to all puskesmas employees as many as 34 respondents in Puskesmas Karang Kitri and 27 respondents in Puskesmas Perumnas II. Qualitative research was conducted by observation and in-depth interviews, with three informants at Puskesmas Karang Kitri and three informants of Puskesmas Perumnas II. The results illustrate that the performance of both puskesmas is good category, and there is no significant difference, but good performance requires the achievement of the best results for patients, employees and organizations puskesmas itself, so it is advisable to increase the completeness of tools and human resources both in service and administration. Especially in Puskesmas Perumnas II not served by laboratory service caused by lack of laboratory analyst. Keywords: Performance of puskesmas, accreditation, Malcolm Baldrige
Read More
T-4998
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kristina R.L. Nadear; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Anhari Achadi, Prastuti Soewondo, Dezi Syukrawati, Nurjamil
Abstrak: Target program penanggulangan TB nasional adalah eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia bebas dari TB tahun 2050. Salah satu strategi yang dilakukan adalah regulasi dan peningkatan pembiayaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pembiayan kesehatan dan kesenjangan realisasi anggaran program penanggulangan tuberkulosis di Kota Bekasi tahun 2014-2016. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif didukung dengan data/dokumen keuangan, dengan rancangan penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber biaya dari anggaran program penanggulangan TB di Kota Bekasi terdiri dari APBD Kota Bekasi, APBN, dan Donor/Global Fund (GF). Sebagian besar anggaran dipergunakan untuk kegiatan tatalaksana TB paripurna dalam hal ini kegiatan pengobatan pasien TB. Terdapat kesenjangan antara total kebutuhan biaya sesuai SPM dengan total realisasi anggaran. Trend kesenjangan setiap tahunnya menunjukkan penurunan, tahun 2016 total realisasi anggaran lebih besar daripada total kebutuhan biaya. Berdasarkan hasil wawancara mendalam komitmen para pemangku kebijakan sudah ada, namun belum tergambar dalam besarnya alokasi maupun realisasi anggaran program penanggulangan TB terlebih untuk biaya operasional. Pemerintah Kota Bekasi perlu mewujudkan komitmennya dalam perbaikan perencanan dan peningkatkan anggaran. Kata Kunci: Kecukupan; Tuberkulosis (TB); Kota Bekasi The national target of TB control program is TB elimination in 2035 and Indonesia TB free in 2050. One of the implemented strategies is regulation and financial improvement . This study aims to acquire a description of financial health care and a budget gap of realisation of tuberculosis prevention programs in Bekasi city in 2014 to 2016. This study was a qualitative study supported by financial data/document with case study design. The results showed that the financial source of TB program budget in Bekasi City consisted of APBD Bekasi city, APBN, and Donor/Global Fund (GF). Most of the budget was used for TB management activities regarding TB treatment activities. There was a gap between the total cost requirements under the medical standard procedure and total budget realization. The trend of the gap declined each year. Total budget realization in 2016 was greater than the total cost requirement. Based on the results of in-depth interviews, commitment of stakeholders have already existed, but have not been reflected in amount of budget allocations and realisation in TB prevention programs especially for operational costs. The government of Bekasi needs to actualise its commitment in accordance with planning improvement as well as increasing budget . Keywords: Adequacy; Tuberculosis (TB); Bekasi City.
Read More
T-4977
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Esty Wahyuningsih; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Dian Ayubi, Robiana Modjo, Taufiq; Dezi Syukrawati
Abstrak: Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan primer di Indonesia dituntut untuk menerapkan keselamatan pasien dalam pelayanan yang diberikan. Langkah awal penerapan keselamatan pasien di puskesmas, adalah dengan mengukur budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keselamatan pasien pada petugas yang bekerja di Puskesmas Kota Bekasi yang telah diakreditasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengukur budaya keselamatan pasien dengan menggunakan instrumen MOSPSC (Medical Office Survey on Patient Safety Culture) dari AHRQ (Agency of Health Research and Quality), kemudian dilanjutkan metode kualitatif untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat budaya keselamatan pasien di puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan budaya keselamatan pasien pada petugas puskesmas dalam kategori budaya sedang. Tidak ada perbedaan budaya keselamatan pasien pada kelompok petugas yang kesemuanya termasuk kategori budaya sedang. Kerja sama tim merupakan komponen budaya keselamatan dengan presentase tertinggi dan termasuk kategori baik (84,2%). Presentase terendah budaya keselamatan pasien di puskesmas adalah pada komponan tekanan dan kesibukan kerja (36,3%). Pemerintah baik pusat maupun daerah perlu mempertimbangkan kembali kesesuaian antara program yang dibebankan kepada puskesmas dengan jumlah tenaga yang tersedia di puskesmas. Hal ini diperlukan agar puskesmas dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal termasuk penerapan budaya keselamatan pasien di Puskesmas
Puskesmas is the leading of primary health services in Indonesia and required to implement patient safety in the services provided. The initial step in implementing patient safety at the puskesmas is to measure the patient's safety culture. This study aims to determine the description of patient safety in officers whose working at accredited Puskesmas in Bekasi. This study used a quantitative method to measure the patient safety culture using the MOSPSC (Medical Office Survey on Patient Safety Culture) instruments from AHRQ (Agency of Health Research and Quality), then followed by qualitative methods to determine the supporting factors and inhibiting factors of patient safety implementation in puskesmas. The results of the study showed a patient safety culture in puskesmas officers in the medium culture category. There is no difference in patient safety culture in the group of workers based on the profession, all of which are in the moderate category. Team work was a component of safety culture with the highest score and including good categories (84,2%). The lowest score of patient safety culture at the puskesmas was in the component of work pressure and pace (36,3%). The central and regional governments need to reconsider the compatibility between the programs charged to the puskesmas and the number of staff available at the puskesmas. This is needed so that the puskesmas can carry out its duties and functions optimally including the application of a patient safety culture at the Puskesmas
Read More
T-5762
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yunia Nur Fadhillah; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Iwan Ariawan, Evi Martha, Dezi Syukrawati, Sarah Handayani
Abstrak: andemi COVID-19 yang melanda dunia, dinyatakan sebagai status kedaruratan bencana wabah di Indonesia. COVID-19 mengganggu layanan imunisasi, hal ini memungkinkan jutaan anak berpotensi terjangkit wabah penyakit seperti difteri, campak, polio dan komplikasinya. Berdasarkan teori Health Belief Model (HBM) dimana persepsi berpengaruh terhadap respon, pandemi COVID-19 diasumsikan dapat mempengaruhi persepsi orang tua dan pola pencarian imunisasi dasar. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif untuk melihat kaitan antara persepsi dan pola pencarian imunisasi dasar oleh orang tua saat pandemi COVID-19 di Kelurahan Bojong Menteng dan Kelurahan Margajaya Kota Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan status ekonomi saat pandemi melatarbelakangi penundaan imunisasi anak, walau bukan menjadi faktor tunggal. Dukungan kader dan petugas kesehatan terhadap imunisasi berperan dalam keputusan untuk mengimunisasi anaknya. Penerapan strategi yang disesuaikan dengan karakter sosial budaya di tiap wilayah menjadi sangat penting. Saran: meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai COVID-19 dan informasi mengenai sistem layanan kesehatan yang aman saat situasi kedaruratan khusus seperti pandemi perlu disampaikan secara utuh untuk memberikan kepercayaan layanan imunisasi yang aman.
COVID-19 has hit the world, has been declared an emergency status for the outbreak in Indonesia. COVID-19 disrupts immunization services, this allows millions of children to potentially contract outbreaks such as diphtheria, measles, polio and its complications. The theory of the Health Belief Model (HBM) about perception can influences response, the COVID-19 pandemic is assumed to be able to influence parents' perceptions and basic immunization search patterns. This study used a qualitative analysis to see the pattern of basic immunization search for parents during the COVID-19 pandemic in Bojong Menteng and Margajaya, Kota Bekasi. The results of this study indicate that the economic status during the pandemic is behind the delay in immunization of children, although it is not a single factor. Support of cadres and health workers for immunization plays a role in the decision to immunize their children. The implementation of strategies that are adapted to the socio-cultural characteristics in each region is very important. The implementation of strategies that are adapted to the socio-cultural characteristics in each region is very important. Suggestion: increase public understanding of COVID-19 and information about a safe health service system when special emergencies such as a pandemic need to be conveyed in full to provide confidence in safe immunization services.
Read More
T-6024
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Narizma Nova; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmitro; Penguji: Adang Bachtiar, Ede Surya Darmawan, Dezi Syukrawati, Yeni Yuliani
Abstrak: Pada Tahun 2020, tercatat hampir 300.000 tenaga kesehatan yang terinfeksi dan meninggal dunia akibat Covid 19 di seluruh dunia. Tenaga kesehatan berada pada tingkat risiko tinggi terpapar Covid 19 padahal mereka memegang peran penting dalam penanganan kasus Covid 19 dan rumah Sakit sebagai tempat bekerja para tenaga kesehatan harus membuat lingkungan kerja yang nyaman dan aman bagi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter dan perawat berjumlah 95 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor resiko yang mempunyai perbedaan resiko terhadap paparan infeksi pada tenaga kesehatan adalah alat pelindung diri , sedangkan faktor yang paling berpengaruh adalah kontrol infeksi Perlunya kerjasama dari berbagai pihak seperti Otoritas Kesehatan yang berwenang yaitu Dinas Kesehatan dan manajemen Rumah Sakit untuk membuat sistem dan kebijakan khusus untuk lebih fokus kepada eliminasi sumber penularan yang ada di masyarakat dalam mengendalikan transmisi infeksi Covid 19
Read More
B-2219
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Luna Amalia; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Evi Martha, Tri Yunis Miko Wahyono, Dezi Syukrawati, Nadih Abidin
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencarian pengobatan anak jalanan di Kota Bekasi. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah sampel 130 responden. Hasil penelitian menunjukkan persepsi hambatan, persepsi efikasi diri, dan ketersediaan jaminan kesehatan berhubungan signifikan dengan perilaku pencarian pengobatan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa anak jalanan yang tidak memiliki hambatan mempunyai peluang 5,363 kali lebih besar untuk melakukan perilaku pencarian pengobatan yang baik dibandingkan anak jalanan yang memiliki hambatan setelah dikontrol oleh persepsi efikasi diri dan ketersediaan jaminan kesehatan. Disarankan perlunya sosialisasi pelayanan kesehatan dan swamedikasi yang aman kepada anak jalanan. Kata kunci : Perilaku pencarian pengobatan, anak jalanan, pelayanan kesehatan This study aims to determine the factors associated with health seeking behaviour of street children in Bekasi City. The study used the cross sectional design with 130 samples of respondent. Analysis results showed that perceived barrier, self-efficacy, and the availability of health insurance are significanly associated with health seeking behaviour of the street children. Multivariate results showed that the street children who has no perception of barrier are 5,363 times more likely to have the good health seeking behaviour compared to the street children with the perception of barrier after controlled by self-efficacy perception and availability of health insurance. It is suggested the necessity of health service socialization and safe self-medication to the street children. Keywords : health seeking behaviour, street children, health care
Read More
T-5066
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chaterine Maname Uli; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: I Made Djaja, Wachyu Sulistiadi, Dezi Syukrawati, Ely Setyawati
B-1949
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive