Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Eny Veronika; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah, Hilmansyah Panji Utama
Abstrak:
Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mencapai target Ending AIDS 2030 (95-95-95) adalah melakukan skrining HIV berbasis komunitas (Community-based Screening/CBS) dengan menggunakan alat Oral-Fluid Test (OFT). Sebagai salah satu Principal Recipient (PR) hibah The Global Fund, Indonesia AIDS Coalition (IAC) berperan sebagai mitra pelaksana Kemenkes RI dalam melaksanakan program-program penanggulangan HIV/AIDS termasuk program CBS HIV untuk populasi Pekerja Seks Perempuan (PSP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi program serta tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan CBS HIV pada PSP di IAC. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Disccusion (FGD) dengan 7 orang penerima program dan wawancara mendalam dengan 7 orang pelaksana program. Penelitian ini menemukan secara umum, capaian CBS HIV pada PSP di IAC tahun 2022 masih rendah. Tidak adanya standar kompetensi dan belum meratanya pelatihan bagi petugas lapangan menjadi hambatan utama dalam aspek komunikasi. Tidak adanya insentif bagi petugas menurunkan semangat petugas khususnya relawan. Hambatan lainnya adalah kurangnya perencanaan dana distribusi di awal program yang menyebabkan terlambatnya pelaksanaan program. Tidak adanya SOP atau buku pedoman juga menghambat petugas dalam pencarian informasi. Kemenkes RI dan IAC serta mitra pelaksana lainnya diharapkan dapat pengembangan keterampilan petugas lapangan, membuat SOP dan buku pedoman yang dapat diakses dan dipahami oleh seluruh petugas, mempertimbangkan insentif finansial maupun non-finansial bagi petugas, serta meningkatkan koordinasi terkait pencatatan dan pelaporan program untuk meningkatkan keberhasilan program CBS HIV di Indonesia.

One of the strategies undertaken by the Indonesian government to achieve the target of Ending AIDS 2030 (95-95-95) is to carry out community-based screening for HIV (CBS) using the Oral-Fluid Test (OFT) kit. As one of the Principal Recipients (PR) grants from The Global Fund, the Indonesia AIDS Coalition (IAC) acts as an implementing partner for the Ministry of Health of Indonesia in implementing HIV/AIDS prevention programs including the CBS HIV program for the female sex worker (FSW) population. This study aims to describe the implementation program as well as challenges and obstacles in the implementation of CBS HIV on FSW in IAC. The research design used is descriptive with a qualitative and quantitative approach. Data collection was carried out through Focus Group Discussion (FGD) with 7 program recipients and in-depth interviews with 7 program implementers. This study found that in general, the achievement of CBS HIV in FSW at IAC in 2022 is still low. The absence of competency standards and uneven staff training are the main obstacles in the communication aspect. The absence of incentives for officers reduces the enthusiasm of officers, especially volunteers. Another obstacle was the lack of planning of distribution funds at the beginning of the program which caused delays in program implementation. The absence of standardized procedure or guidebooks also hindered officers from seeking information. The Ministry of Health of Indonesia and IAC and other implementing partners are recommended to be able to develop the skills of field staff, provide standardized procedures and guidebook that are accessible and understandable to all officers, consider financial and non-financial incentives for officers, and improve coordination regarding program recording and reporting to improve the implementation of CBS HIV program in Indonesia.
Read More
S-11219
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
R Nasrullah Nur Nugroho; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Kemal Nazaruddin Siregar, Retno Mardhiati, Hilmansyah Panji Utama
Abstrak:
Pada tahun 2023, lebih dari 50% kasus baru HIV di Indonesia berada di pulau jawa. Berdasarkan faktor risiko yang teridentifikasi, penyebaran terbesar berasal dari homoseksual 31% yang terdiri atas 30% kelompok LSL dan 1% Waria. Studi ini bertujuan untuk dapat mengetahui apa determinan sosial perilaku yang berhubungan dengan kejadian HIV pada kelompok LSL dan Waria di Pulau Jawa berdasarkan data STBP 2018. Desain Studi yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan studi cross-sectional pada 2555 responden LSL dan 1967 responden Waria. Hasil studi ini menunjukkan prevalensi HIV pada kelompok LSL di Pulau Jawa sebesar 19%, dan pada kelompok Waria sebesar 13,6%. Pada kelompok LSL, Usia ≥ 26 Tahun, status perkawinan yang belum kawin, status sifilis positif, dan status TBC positif merupakan faktor risiko pada kejadian HIV pada kelompok LSL di Pulau Jawa. Positif TBC menjadi faktor risiko paling dominan dengan peluang sebesar 3x meningkatkan terinfeksi HIV. Sementara itu, pada kelompok Waria, pengetahuan HIV yang rendah, penggunaan NAPZA suntik, status sifilis positif dan status TBC positif merupakan faktor risiko pada kejadian HIV pada kelompok Waria di Pulau Jawa. Positif sifilis menjadi faktor risiko paling dominan dengan peluang sebesar 3,8x meningkatkan terinfeksi HIV. Kementerian kesehatan dapat meningkatkan layanan berupa petunjuk teknis (Juknis) layanan terpadu HIV-Sifilis-TBC khusus populasi kunci atau pedoman peran layanan berbasis komunitas. Selain itu peningkatakan integrasi layanan pengobatan baik IMS maupun TB dengan HIV dapat dilakukan untuk memudahkan LSL dan Waria. LSM dapat meningkatkan layanan skrining "Jemput Bola" di ruang aman, serta meningkatkan pengetahuan HIV yang komprehensif pada Waria seperti pertemuan berkala dan juga penentuan community leader. Memperkuat upaya pendampingan untuk meningkatkan akses dan retensi layanan HIV, IMS, dan TB bagi LSL dan Waria

Java Island, as the most populous region in Indonesia, has become the epicenter of HIV/AIDS transmission. In 2023, it was reported that more than 50% of newly identified HIV cases in Indonesia occurred in Java. Based on identified risk factors, the largest proportion of cases (31%) was attributed to homosexual transmission, comprising 30% among men who have sex with men (MSM) and 1% among transgender women. This study aims to identify the social and behavioral determinants associated with HIV infection among MSM and transgender women in Java, using data from the 2018 Integrated Biological and Behavioral Survey (IBBS). The study employed a quantitative design with a cross-sectional approach involving 2,555 MSM and 1,967 transgender women respondents. The findings showed that HIV prevalence among MSM in Java was 19%, while among transgender women it was 13.6%. Among MSM, the significant risk factors for HIV infection were age ≥ 26 years, being unmarried, positive syphilis status, and positive tuberculosis (TB) status. TB was the most dominant risk factor, increasing the likelihood of HIV infection by threefold. Among transgender women, risk factors included low HIV knowledge, injecting drug use, positive syphilis status, and positive TB status. Syphilis was identified as the most dominant risk factor, increasing the risk of HIV infection by 3.8 times. The Ministry of Health needs encouraged to enhance services through the development of integrated technical guidelines for HIV–Syphilis–TB services tailored to key populations, as well as community-based service frameworks. Detection and treatment services for sexually transmitted infections (STIs) and TB should be integrated and made specifically accessible to MSM and transgender women. Civil society organizations can strengthen community-based screening services through mobile outreach strategies in safe spaces and increase comprehensive HIV knowledge among transgender women through regular meetings and the empowerment of community leaders. Strengthening peer support and outreach programs is also crucial to improve access to and retention in HIV, STI, and TB services for MSM and transgender populations.

Read More
B-2548
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive