Ditemukan 35590 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Bambang Heriyanto, Revi Rosavika Kinansi
Bulitkes Vol.41, No.2
Jakarta : Balitbangkes Depkes RI, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yulia Armenda; Pembimbing: Helda; Penguji: Asri C. Adisasmita, Bambang Dwipoyono, Yoan Hotnida Naomi
Abstrak:
Read More
Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak ke-4 yang didiagnosis pada wanita di dunia. Kanker seviks utamanya disebabkan oleh infeksi virus Human Papilloma Virus (HPV) tipe high risk. Merokok merupakan salah satu kofaktor yang menyebabkan perkembangan infeksi HPV berkembang menjadi lesi prakanker dan kanker serviks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan merokok dengan terjadinya lesi prakanker serviks pada wanita usia 25-64 tahun di daerah perkotaan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari Riset PTM 2016, dengan jumlah sampel 37.972 responden. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik setelah dikontrol variabel kovariat menemukan bahwa pada wanita perokok aktif didapatkan POR 0,862 (95% CI: 0,687– 1,083) dan pada wanita mantan perokok didapatkan POR 0,927 (95% CI; 0,719-1,119) dengan p-value > 0,05, yang dapat diartikan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara merokok aktif dan riwayat dulu pernah merokok dengan terjadinya lesi prakanker serviks. Hasil penelitian ini masih dipengaruhi oleh bias temporal sehingga penggunaan data dari desain cross sectional tidak bisa menjelaskan hubungan kausalitas antara merokok dengan lesi prakanker serviks.
Cervical cancer is the 4-th most common type of cancer diagnosed in women in the world. Cervical cancer is mainly caused by high risk infection of Human Papilloma Virus (HPV). Smoking is one of the cofactors that cause the development of HPV infection into precancerous lesions and cervical cancer. The purpose of this study was to determine the relationship between smoking and the occurrence of cervical precancerous lesions in women aged 25-64 years in urban areas in Indonesia. This study used a cross-sectional study design using secondary data from the 2016 NCD’s Research, with total 37,972 subjects. The results of multivariate analysis using logistic regression shows that there was no significant assosiations between smoking and cervical precancerous lesions, with adjusted POR = 0.862 (95 % CI: 0.687–1.083) in current smoker and adjusted POR = 0.927 (95% CI; 0.719-1.119) for former smoker with a p-value > 0.05, which means that there is no relationship between current active smoking and former smoking with cervical precancerous lesions. This study was still influenced by temporal bias because of using data from a cross-sectional study is not valid to explain the causal relationship between smoking and cervical precancerous lesions.
T-6792
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Endang Setiawati; Pembimbing: Martya Rahmaniati; Penguji: Milla Herdayati, Kemal N. Siregar, Ning Sulistiyowati, Aldrin N.P.
Abstrak:
Kanker payudara adalah adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar diantara jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia menarche pada perempuan dengan kejadian kanker payudara di daerah perkotaan Indonesia dengan menganalisis data riset PTM tahun 2016. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel 34.635, sample diambil berdasarkan total sampling data yang masuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Analis bivariat menggunakan chi-Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kanker payudara pada perempuan di daerah perkotaan Indonesia berdasarkan data riset PTM tahun 2016 sebesar 7,9%. Hasil analisis multivariate hubungan usia menarche dengan kejadian kanker payudara memiliki P value 0,539 OR 1,051 (0,897-1,232) yang berarti P value >0,05. Kesimpulannya, tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian kanker payudara berdasarkan data riset PTM tahun 2016 setelah di kontrol dengan variabel pendidikan, pekerjaan, riwayat kanker pada keluarga dan pola kebiasaan makan.
Breast cancer is a malignant tumor that was formed from breast cells that grow out of control so that it can spread between tissues or organs near the breast or to other parts of the body. This study aims to know the correlation between the age of menarche in women and the incidence of breast cancer in urban areas of Indonesia by analyzing data from the 2016 Non-Communicable Diseases research. Design of this research used cross sectional study, sample which suitable from inclusion and exclusion criteria was 34.635 respondens. Bivariate analysis used chi-square and multivariate analysis used logistic regression. The results showed the proportion of breast cancer in women in urban areas of Indonesia based on research data on Non-Communicable Diseases in 2016 was 7.9%. Multivariate analysis showed that relationship between the age of menarche and the incidence of breast cancer P value 0.539 OR 1.051 (0.897-1.232) which means P value > 0.05. The conclusion, there was not a significant relationship between the age of menarche in women and the incidence of breast cancer in urban areas of Indonesia by analyzing data from the 2016 Non-Communicable Diseases research after being controlled with variables of education, occupation, family history of cancer and dietary habits.
Read More
Breast cancer is a malignant tumor that was formed from breast cells that grow out of control so that it can spread between tissues or organs near the breast or to other parts of the body. This study aims to know the correlation between the age of menarche in women and the incidence of breast cancer in urban areas of Indonesia by analyzing data from the 2016 Non-Communicable Diseases research. Design of this research used cross sectional study, sample which suitable from inclusion and exclusion criteria was 34.635 respondens. Bivariate analysis used chi-square and multivariate analysis used logistic regression. The results showed the proportion of breast cancer in women in urban areas of Indonesia based on research data on Non-Communicable Diseases in 2016 was 7.9%. Multivariate analysis showed that relationship between the age of menarche and the incidence of breast cancer P value 0.539 OR 1.051 (0.897-1.232) which means P value > 0.05. The conclusion, there was not a significant relationship between the age of menarche in women and the incidence of breast cancer in urban areas of Indonesia by analyzing data from the 2016 Non-Communicable Diseases research after being controlled with variables of education, occupation, family history of cancer and dietary habits.
T-6056
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nur Indah Kusuma Dewi; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Yovsyah, Helda, Sri Idaiani
Abstrak:
Kanker serviks merupakan kanker yang berkembang di bagian serviks wanita. Hampir 99% kasus kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). Kematian tertinggi akibat kanker pada perempuan di Indonesia berasal dari kanker payudara 22.692 (11,0%) kasus kematian dan kanker serviks 18.279 (8,8%) kasus kematian (WHO IARC 2018). Berdasarkan penelitian Dewi, 2017 kanker serviks paling banyak ditemukan pada usia dewasa, dengan status menikah, dan hidup di perkotaan. Jumlah penderita kanker di kota 6,6% lebih banyak dari yang di desa. Kasus kanker serviks sebanyak 543 di kota dan 384 di desa.Usia menarche merupakan salah satu faktor terjadinya lesi prakanker serviks. Usia menarche dini memiliki risiko 14 kali untuk mengalami kanker serviks (Reis, Beji, and Kilic 2011). Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017 menyatakan bahwa Rentang usia pertama kali menstruasi wanita di Indonesia dari tahun ke tahun menurun dari usia 12-15 tahun
Read More
T-6099
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muhammad Zaki Munawar; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Budi Hartono, Didik Supriyono
Abstrak:
Read More
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan penyebab morbiditas dan mortalitas pada balita. Berdasarkan SKI 2023, prevalensi pneumonia balita di DKI Jakarta mencapai 2,2% dan menempati peringkat ketiga nasional. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara karakteristik balita, keluarga, dan karakteristik lingkungan rumah dengan kejadian pneumonia. Desain yang digunakan adalah potong lintang dengan data sekunder SKI 2023, melibatkan balita berusia 0-59 bulan sebagai unit analisisnya. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara seluruh variabel yang diteliti dengan kejadian pneumonia balita di DKI (p>0,05). Temuan ini mengindikasikan bahwa perlu dilakukan penelitian menggunakan faktor lain di luar variabel yang telah diteliti. Meskipun demikian, tetap diperlukan upaya pencegahan secara multisektoral yang berkelanjutan untuk menekan kasus pneumonia pada balita seperti cakupan imunisasi dasar, gaya hidup bebas rokok, dan pemilihan material atap rumah yang tepat untuk mengurangi risiko pneumonia pada balita.
Pneumonia is a leading cause of illness and death in children under five. Based on the 2023 Indonesia Health Survey (SKI), its prevalence in DKI Jakarta reached 2.2%, the third highest nationally. This study analyzed the relationship between child, family, and housing characteristics and pneumonia incidence using a cross-sectional design and SKI 2023 data (n = 527 children aged 0–59 months). Chi-Square tests showed no significant associations (p > 0.05). These results indicate the need for further studies exploring other risk factors. Nonetheless, efforts such as improving immunization coverage, promoting smoke-free homes, and using safer roofing materials remain essential to prevent pneumonia in children.
S-11948
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Afifah Ika Kurniawati; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Asih Setiarini, Triyani Kresnawan
Abstrak:
Read More
Penyakit Ginjal Kronik memberikan berbagai dampak buruk pada tingkat individu maupun nasional dan prevalensinya mengalami kenaikan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor dominan Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif (19-60 tahun) di Indonesia tahun 2018 dari analisis data Riskesdas 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan dilakukan pada bulan Maret-Juli 2023. Populasi penelitian adalah penduduk usia produktif (19-60 tahun) di Indonesia dengan jumlah sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 9400 orang. Variabel penelitian terdiri dari karakteristik demografi (usia dan jenis kelamin), penyakit tidak menular (diabetes melitus, hipertensi, dan obesitas), serta gaya hidup (merokok, konsumsi minuman berkarbonasi, konsumsi minuman berenergi, dan aktivitas fisik). Data penelitian dianalisis secara bivariat dan multivariat menggunakan uji chi square dan binary logistic regression. Prevalensi Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif (19-60 tahun) di Indonesia tahun 2018 adalah 1,7%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara usia (p=0,000), diabetes melitus (p=0,001), hipertensi (p=0,000), obesitas (p=0,004), serta konsumsi minuman berkarbonasi (p=0,047) dengan kejadian penyakit ginjal kronik pada usia produktif (19-60 tahun). Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa usia OR 3,709 (95% CI: 2,325-5,919) merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan kejadian Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif (19- 60 tahun) di Indonesia tahun 2018. Saran utama yang dapat diberikan untuk mengurangi kejadian Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif, yaitu mengoptimalkan program pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk Penyakit Ginjal Kronik dan faktor-faktornya.
Chronic Kidney Disease has various impacts at the individual and national levels. The prevalence of this disease is also rising. This thesis aims to determine the prevalence and dominant factors of Chronic Kidney Disease in productive age (19-60 years old) in Indonesia in 2018 from the 2018 Riskesdas data analysis. This study was conducted in March-July 2023 using a cross-sectional design. The study population was Indonesian at productive age (19-60 years old) with a total sample of 9400 people. The study variables include demographic characteristics (age and gender), non-communicable diseases (diabetes mellitus, hypertension, and obesity), and lifestyle (smoking, consumption of carbonated drinks, consumption of energy drinks, and physical activity). The data were analyzed using chi-square and binary logistic regression. The prevalence of Chronic Kidney Disease in productive age (19-60 years) in Indonesia in 2018 was 1.7%. Bivariate analysis showed that there was a relationship between age (p=0.000), diabetes mellitus (p=0.001), hypertension (p=0.000), obesity (p=0.004), and carbonated drinks consumption (p=0.047) with the incidence of chronic kidney disease at productive age (19-60 years old). Multivariate analysis shows that age OR 3.709 (95% CI: 2.325-5.919) is the most dominant factor associated with the incidence of Chronic Kidney Disease in productive age (19-60 years) in Indonesia in 2018. Based on the evidence, the suggestion to prevent Chronic Kidney Disease is to optimize Non-Communicable Disease (NCD) prevention programs, including Chronic Kidney Disease and its factors.
S-11441
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fitri Khoiriyah Parinduri; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Ahmad Syafiq, Trini Sudiarti, Salimar, Wilda Yunieswati
Abstrak:
asil Riskesdas 2018, proporsi obesitas sentral di Indonesia terus meningkat sejak tahun 2007, 2013, dan 2018 secara berturut-turut sebesar 18,8%; 26,6% dan saat ini meningkat menjadi 31%. Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa pada umumnya obesitas dan obesitas sentral meningkat seiring dengan pertambahan usia, dengan prevalensi tertinggi berada pada usia 40-59 tahun.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian Obesitas Sentral di daerah perkotaan dan perdesaan di Indonesia. Desain penelitian crosssectional menggunakan data sekunder Indonesia Famiy Life Survey 5 (IFLS 5) Tahun 2014/2015. Responden dalam penelitian ini adalah dewasa usia 40-60 tahun sebanyak 9.513 responden yang terbagi menjadi 5.597 responden di daerah perkotaan dan 3.916 responden di daerah perdesaan. Faktor-faktor yang dianalisis hubungannya dengan kejadian obesitas sentral di daerah perkotaan dan perdesaan di Indonesia adalah jenis kelamin, pendidikan, konsumsi buah, konsumsi sayur, konsumsi fast food, konsumsi makanan manis, konsumsi gorengan, konsumsi minuman soda, aktivitas fisik dan merokok. Hasil penelitian faktor yang paling dominan terhadap kejadian obesitas sentral di Indonesia dan daerah perkotaan adalah konsumsi fast food, sedangkan daerah perdesaan memiliki faktor dominan aktivitas fisik. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan pemerintahan setempat bekerjasama dengan lintas sektor dalam menggiatkan Pesan Gizi Seimbang dan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS) sehingga pesan tersebut sampai ke seluruh kelompok masyarakat melalui berbagai pendekatan.
Read More
T-6214
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Herti Maryani, Suharmiati
Bulitsiskes Vol.16, No.3
Surabaya : Balitbangkes Depkes RI, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Handry Mulyawan; Pembimbing: Yvonne Magdalena Indrawani; Penguji: Triyanti, Ida Ruslita
S-5688
Depok : FKM UI, 2009
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Marice Sihombing, Qomariah Alwi, Olwin Nainggolan
JRI Vol.30, N0.2
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
