Abstrak:
Latar belakang: Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat bersifat kronis yang dapat menyebabkan defisit fungsional pasien sehingga mempengaruhi kualitas hidup serta memerlukan biaya perawatan jangka panjang yang besar bila tidak dilakukan pentalaksanaan secara komprehensif. Penatalaksanaan psikofarmakologi memiliki keterbatasan terhadap pemulihan fungsi pasien sehingga dibutuhkan intervensi rehabilitasi psikososial untuk mengoptimalkan fungsi dan kualitas hidup pasien. Hal tersebut akan berdampak pada efisiensi beban biaya pasien skizofrenia dalam jangka panjang yang bisa dioptimalkan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis luaran klinis dan biaya pada penambahan rehabilitasi psikososial. Metode: Penelitian ini merupakan studi retrospektif yang mengukur efektivitas luara klinis dan kualitas hidup serta biaya pada pasien skizofrenia dengan penambahan rehabilitasi psikososial dibandingkan pasien skizofrenia dengan intervensi psikofarmakologi saja. Luaran klinis yang diukur berupa tingkat pemulihan berdasarkan nilais GAF dan kualitas hidup pasien berdasarkan kuesioner SQLS. Biaya dihitung selama satu tahun perawatan mencakup biaya obat, rehabilitasi, tindakan dan administrasi. Hasil: Pasien skizofrenia yang mendapatkan penambahan intervensi rehabilitasi psikososial sebanyak 81% memiliki nilai GAF > 70, lebih tinggi dibandingkan pasien skizofrenia dengan intervensi psikofarmakologi yang hanya 33,3%. Demikian pula, proporsi pasien dengan kualitas hidup yang baik sebanyak 85,7% sedangkan pasien skizofrenia dengan intervensi psikofarmakologi sebanyak 43,3%. Total biaya rata-rata per pasien pada pasien dengan penambahan rehabilitasi psikososial lebih tinggi dibandingkan dengan intervensi psikofarmakologi. Nilai ICER untuk setiap peningkatan GAF > 70 adalah Rp 70.023,96 dan nilai ICER untuk setiap 1% peningkatan kualitas hidup baik adalah Rp 78.777,00. Nilai tersebut menunjukkan bahwa penambahan rehabilitasi psikososial pada skizofrenia cukup efisien jika dikaitkan dengan luaran klinis. Kesimpulan: Penambahan intervensi rehabilitasi psikososial pada pasien skizofrenia di RSJ dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor memiliki luaran klinis yang lebih baik dan efisien secara biaya jika dikaitkan dengan luaran klinis tersebut.
Background: Schizophrenia is a chronic, severe mental illness that causes significant functional deficits, affecting quality of life and necessitating substantial long-term care costs if not managed comprehensively. Psychopharmacological treatment alone has limitations in restoring patient functioning, thereby requiring psychosocial rehabilitation interventions to optimize patient function and quality of life. This optimization is anticipated to lead to improved cost-efficiency for schizophrenia patients in the long term. Objective: This study aimed to analyze the clinical outcomes and costs with the addition of psychosocial rehabilitation in schizophrenia patients. Methods: This retrospective study measured the effectiveness of clinical outcomes and quality of life, as well as costs, in schizophrenia patients receiving psychosocial rehabilitation in addition to psychopharmacological intervention, compared to those receiving psychopharmacological intervention. Clinical outcomes were assessed based on GAF scores and patient quality of life using the SQLS questionnaire. Costs were calculated over one year of treatment, encompassing expenses for medication, rehabilitation, medical procedures, and administration. Results: Among schizophrenia patients, 81% who received additional psychosocial rehabilitation achieved a GAF score > 70, which was significantly higher compared to only 33.3% of patients who received psychopharmacological intervention alone. Similarly, the proportion of patients with good quality of life was 85.7% in the psychosocial rehabilitation group, versus 43.3% in the psychopharmacology-only group. The average total cost per patient was higher in the group with additional psychosocial rehabilitation compared to the psychopharmacology-only group. The Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER) for every 1% increase in GAF > 70 was Rp 70,023.96, and for every 1% increase in good quality of life was Rp 78,777.00. These values indicate that the addition of psychosocial rehabilitation in schizophrenia is highly cost-efficient when linked to clinical outcomes. Conclusion: The addition of psychosocial rehabilitation interventions for schizophrenia patients at RSJ dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor results in better clinical outcomes and is cost-efficient when considering these outcomes.