Ditemukan 29083 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Diphtheria is still a serious problem in several countries in the world. although diphtheria vaccination has been routinely carried out since the 70s, there are still reports of diphtheria outbreaks, especially in developing countries. According to WHO, in 2000, 30,000 cases were reported and 3,000 deaths from diphtheria in the world. One effort to control diphtheria is by strengthening the diphtheria surveillance system. Where diphtheria surveillance plays an important role to assess the impact and as an early vigilance system so that the diphtheria prevention can be carried out appropriately and quickly. A good surveillance system is needed to see the development of disease and minimize transmission of disease. For this reason, it is necessary to evaluate the diphtheria surveillance system in the Depok City Service area. This method uses a system approach consisting of input, process, and output. The data sources used are primary and secondary data obtained from in-depth interviews, observations, and document review. This research was conducted at the Depok City Health Office and two Puskesmas in the Depok City Area. Based on the results of the study, it was found that in the implementation of diphtheria surveillance there were several obstacles, namely the lack of health workers for surveillance at the Health Office and high workload at the Puskesmas. In addition, the accuracy and completeness of the reports are still not on time, and a diphtheria surveillance system is needed so that diphtheria surveillance works well.were collected by means of deep interview. The researcher suggests that library should improve the user education program and provide facilities which can help students to be information literate.
ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi surveilans imunisasidi Kota Bekasi yang dapat memudahkan dalam pengumpulan, pengolahan, dananalisa data serta memudahkan pengambil kebijakan dalam monitoring danevaluasi program. Pengembangan sistem menggunakan model incremental daniteratif dengan tahapan: perencanaan, analisis, desain, dan implementasi. Hasilpenelitian berupa prototype yang menghasilkan basis data menggunakan MySQLuntuk data-data imunisasi dan KLB PD3I dan inputing data secara onlinemenggunakan PHP. Output prototype berupa tabel, grafik dan peta diharapkandapat membantu pengambil kebijakan baik di dinas kesehatan maupun puskesmasdalam mencegah terjadinya KLB PD3I dan dapat melakukan perencanaan denganevidence based.
ABSTRACT
This thesis aims to develop an immunization surveillance information system inBekasi Municipality which can facilitate the collection, processing, and analysisof data and enable policy makers in monitoring and evaluation program. Thesystem development uses the incremental and iterative model with phases:planning, analysis, design, and implementation. The thesis results a prototype thatgenerates database using MySQL for immunization data and outbreak of diseasesthat can be prevented by immunization and inputing data online using PHP. Theoutput are in tables, graphs and maps. These can support decision makers in boththe district health office and public health care in preventing outbreaks of diseasesthat can be prevented by immunization and making evidence based policy.
Indonesia saat ini masih menghadapi beban ganda (Double Burden Disease) dalam pembangunan kesehalan, yaitu meningkatnya beberapa penyakit menular yang sebelumnya telah ada. munculnya kembali penyakit yang lama tidak terjadi. Selain itu juga terjadi peningkatan penyakit tidak menular, yang diiringi dengan munculnya penyakit baru. Peningkatan kasus penyakit diatas juga dialarni oleh Kabupaten Lima Puluh Kota. Pada tahun 2004 terjadi KLB Campak dengan CFR 5,3% dan Diare dangan CFR 1,02%. Adanya peningkatan kasus ISPA dari 54.352 kasus pada tahun 2005 menjadi 55.681 kasus pada tahun 2006. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah kunjungan kasusnya dari 12.057 kasus pada tahun 2005 menjadi 13.420 kasus pada tahun 2006. Pengembangan sistem informasi surveilans terpadu penyakit berbasis wilayah ini menggunakan metodologi rapid applicalion development. Analisis terhadap sistem surveilans terpadu yang ada dilakukan melalui wawancara, observasi. dan te1aah dokurnen. Workshop dengan melibatkan jajaran pimpinan di Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota serta pimpinan puskesmas dan petugas survei!ans dilakukan saat mengembangkan sistem baru. Tahap pengembangan sistem dihasilkan suatu aplikasi sistem infonnasi surveilans terpadu versi uji coba (!rial versions) yang dibangun menggunakan bahasa pemograman visual. Aplikasi ini dapat melakukan pengolahan dan analisis data STP puskesmas, STP rumah sakit, dan PWS KLB. Infonnasi yang dihasilkan berupa laporan bulanan kahupaten, grafik tren penyakit, peta penyebaran penyakit, peta potensial kcjadian luar biasa, angka insiden. angka prevalen, attack raie dan case fatality rate. Disimpulkan bahwa sistem inforrnasi surveilans terpadu penyakit berbasjs wilayah yang dikembangkan dapat menghasilkan informasi yang dapat digunakan oleh manajemen kesehatan sebagai decision support system dalam perencanaan program, karena telah memberikan kemungkinan pada stakeholder dinas kesehatan melihat dampak yang mungkin timbul dari program pencegahan yang telah dilaksanakan. Perlu dukungan dari manajemen berupa adanya legal aspek sehingga semua bentuk data yang dibutuhk
an oleh sistem ini dapat dipenahi oleh somber data yaitu puskesmas dan rurnah sakit.Saat ini aplikasi ymg dikembangkan baru merupakan versi uji coba.
At present Indonesia deals with double burden disease in the health development such as the increase of some communicable diseases that have existed before, and the occurrence of diseases that appears again since for a long time. Besides, there is an increase of non-communicable disease that appears together with new disease. The incline of case mentioned before is also happened to Lima Puluh Kola District. In 2004, the outbreak of measles (CFR 5.3%) and diarrhea (CFR 1.02%) occurred. There was an increase of ISPA cases from 54,352 in 2005 to 55,681 in 2006. Hypertension was non I communicable disease that increased in number of cases visit from 12,507 to 13,420 in 2006. The integrated surveilance of disease is an activity that conducted in preventing Development of the system used rapid application development methodologies. Analysis on the existing system was conducted by the interview. observation and documents review, The workshop was conducted at the time developing new system. It was involved the leaders of the Lima Puluh Kota District Health Office together with the leaders of Health Centers and surveillance workers. The stage of system development generated a trial version of integrated surveillance information system application that developed using visual programming language. This application can do data processing and analysis of STP puskemas or health center integrated surveillance of disease. STP rumah sakit or hospital integrated surveiUance of disease, and PWS KLB or local monitoring of outbreak, be information that produced are monthly district report, graphic of disease trend, disease spreading map, outbreak potential map, incidence rate, prevalence rate, attack rate, and case fatality rate. The study concluded that development of integrated surveillance information system of region base disease could produce the information used by health managers as decision support system in program planning. It was possible to the stakeholders of health centers to assess the impact probably occurred from the prevention program that had been conducted. It is required a support from management such as aspect legal so all of data needed by the system can be met by other data sources like healtb centers and hospitals.
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi empat faktor utama yang merupakan faktor penentu timhulnya masalah kesehatan, terdiri atas faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor penentu yang paling besar pengaruhnya terhadap munculnya masalah kesehatan adalah faktor Iingkungan. Lingkungan yang kurang baik atau kurang sehat akan mudah menimbulkan penyakit menular. Beberapa penyakit mcnular serlng menimbulkan kematian dan kejadian luar biasa (KLB). Di Kota Cirebon) beberapa penyakit menular cenderung meningkat, antara lain diare, campak dan DBD. Angka insiden diare menunjukkan terjadi peningkatan secara tajam pada tahun 2006 (663,05 per 10.000 penduduk) dan dibanding tahun 2005 yaitu 592,40 per 10.000 ,enduduk. Peningkatan juga terjadi peda kejadian penyakit demam berdarah dengue yaitu sebesar 99,90 per 100.000 penduduk pada tahun 2005 meningkat menjadi 177,67 per 100.000 penduduk pada tahun 2006. Salah satu upaya untuk menanggulangi kejadian penyakit menular adalah dengan melkukan pemantauan terus menerus dengan melaksanakan sistem surveilans. Hasil penelitian, diperolehnya hasil penilaian perangkat lunak STP dan penelilian terhadap· pelaksanaan sistem survelans di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Cirebon, menunjukan masih lemahnya sistem informasi surveilans penyakit menular yang sedang berjalan. Untuk itu diperlukan pengembangan sistem informasi surveilans penyakit menular dongan membuat perangkat lunak baru yang sesuai dengan kondisi di Kota Cirebon. Disimpulkan, perangkat lunak STP dan sistem surveilans yang sedang berjalan ditemukan permasalahan pada setiap Ievel input. proses dan output. Adanya permasalahan pada sistem ini mengakibatkan keterlambatan dalam penyampaian sehingga informasi yang diperoleh tidak akurat dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Kebutuhan informasi yang dapat menduknung sistem informasi surveilans penyakit menular di Kota Cirebo-n merupak:an informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. Disarankan partisipasi pengguna agar perangkat lunak SISPM dapat diimplementasikan, sarana dan sumber daya pendukung sudah tersedia sehingga sistem surveilans dapat dilaksanakan secara optimal. Sistem ini perlu diadakan pelatihan terlebih dahulu bagi pengguna sebelum digunakan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Puskesmas sebagai sumber data. sebaiknya dlberi umpan balik dan dipantau secara berkala untuk penggunaan perangkat lunak SISPM dan fungsi perangkat keras termasuk sarana jaringan LAN dan WAN dapat berjalan dengan baik.
