Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32408 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Eti Budiarti; Pembimbing: Kusharisupeni; Penguji: Kusdinar Achmad, Wahyu Kurnia, Agus Triwinarto, Mahmud Fauzi
T-4117
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mutia Mei Tsuroyya; Pembimbing: Endang Laksiminingsih Achadi; Penguji: Trini Sudiarti, Diah Mulyawati Utari, Eti Rohati, Fajrinayanti
Abstrak: Stunting adalah masalah gizi pada balita dimana terjadi hambatan pertumbuhan linier yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis selama 1000 Hari Pertama Kehidupan. Anemia defisiensi besi pada kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya berat badan lahir rendah yang menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang tidak optimal akibat terhambatnya pertumbuhan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stunting serta hubungan anemia ibu saat hamil dan faktor lainnya dengan kejadian stunting pada baduta di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang pada bulan April-Juni 2017 di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Data yang diambil adalah status anemia ibu saat hamil, faktor ibu, faktor baduta, riwayat menyusui, asupan makanan, riwayat penyakit infeksi dan status sosial ekonomi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 190 baduta usia 6-23 bulan. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian yaitu kejadian stunting pada baduta sebesar 23,7%, tidak terdapat hubungan antara anemia ibu hamil dengan kejadian stunting pada baduta, faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta adalah tinggi badan ibu, usia baduta, panjang badan lahir, inisiasi menyusu dini, imunisasi dasar lengkap dan asupan energi. Imunisasi dasar lengkap merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Peneliti menyarankan kepada pengambil kebijakan untuk meningkatkan kegiatan promosi kesehatan ibu dan anak. Kata kunci: stunting, baduta, anemia ibu hamil Stunting is a nutritional problem among children under five years with linier growth barrier caused by chonic malnutrition during the First 1000 Days of Life. Iron deficiency anemia in pregnancy is a risk factor of low birth weight that indicates a fetal growth. This study aims to determine the description of stunting and correlation of maternal anemia in pregnancy and other factors with the incidence of stunting among children under two years in Bumiayu, Brebes, Central Java. This study is a quantitative research with cross-sectional design in April-June 2017 in Bumiayu, Brebes, Central Java. Data taken are maternal anemia status in pregnancy, maternal factor, children under two years factor, history of breastfeeding, food intake, history of infectious diseases and social leconomic status. Samples in this study is 190 children under two years 6-23 months. Analysis of this study is univariate, bivariate and multivariate with 95% confident interval. The result of the study are incidence of stunting among children under two years is 23.7%, there is no correlation between maternal anemia in pregnancy with stunting among children under two years, factors related to stunting among children under two years are maternal height, age of children under two years, length of birth, early breastfeeding initiation, complete basic immunization and energy intake. Complete basic immunization is the dominant factor related to stunting among children under two years in Bumiayu, Brebes, Central Java. Researcher suggest to policy maker to be more optimal in maternal and child health promotion. Keywords: stunting, children under two years, maternal anemia in pregnancy
Read More
T-4974
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diny Eva Ariyani; Pembimbing: Endang Laksiminingsih Achadi; Penguji: Sandra Fikawati, Anies Irawati
S-7075
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurmayanti; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Diah M. Utari, Eman Sumarna
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki validitas optimal dalam mendeteksi kasus prehipertensi pada siswa/i kelas XISMAK Penabur Tahun 2014. Desain penelitian ini adalah cross sectional denganteknik total sampling . Hasil Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada laki-laki,lingkar pinggang dengan cut off 72,82 cm merupakan ukuran alternatif terbai kuntuk memprediksi prehipertensi sistolik, Sedangkan lingkar pinggul dengan cutoff 93,25 cm untuk prehipertensi diastolik. Sedangkan pada perempuan, IMT dengan cut off 23,08 cm merupakan ukuran alternatif terbaik untuk memprediksi prehipertensi sistolik, Sedangkan RLPT dengan cut off 0,44 untuk prehipertensi diastolik.Kata kunci : prehipertensi, sistol, diastol, lingkar pinggang, lingkar pinggul, IMT,RLPT.
Read More
S-8352
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Vitria Camelia; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Wahyu Kurnia, Masti
Abstrak: PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENJADI SANGAT PENTING, KARENA BANYAK KASUSNYA YANG TIDAK TERDETEKSI SEHINGGA PENGUKURAN TEKANAN DARAH SECARA RUTIN. KASUS PRE HIPERTENSI PADA REMAJA CUKUP TINGGI BERDASARKAN HASIL DARI RISKESDAS TAHUN 2013 YAITU SEBESAR 5,3%. DIPERLUKAN PENGUKURAN PENGGANTI YANG AKURAT DAN MUDAH SEBAGAI PENGGANTI ALAT PENGUKUR TEKANAN DARAH. TUJUAN PENELITIAN UNTUK MENGETAHUI UKURAN PENGGANTI YANG MEMILIKI KORELASI DAN VALIDITAS OPTIMAL UNTUK MENDETEKSI KASUS PRE HIPERTENSI PADA SISWA-SISWI SMA ISLAM AL-AZHAR 3 JAKARTA BERSERTA CUT-OFF POINT NYA. DESAIN PENELITIAN ADALAH CROSS SECTIONAL DENGAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING. PENELITIAN DILAKUKAN TERHADAP 180 SISWA DAN SISWI KELAS X DAN XI YANG TERDIRI DARI 109 LAKI-LAKI DAN 71 PEREMPUAN. KESIMPULANNYA IMT MENURUT UMUR MENJADI UKURAN ANTROPOMETRI PENGGANTI TERBAIK UNTUK MEMPREDIKSI PREHIPERTENSI PADA REMAJA REMAJA DENGAN CUT OFF POINT YANG DAPAT DIGUNAKAN YAITU 0,880 SD UNTUK REMAJA LAKI-LAKI DAN 0,325 SD UNTUK PEREMPUAN.
KATA KUNCI: TEKANAN DARAH, PREHIPERTENSI, IMT, REMAJA.

BLOOD PRESSURE MEASUREMENT BECOMES VERY IMPORTANT, BECAUSE MANY CASES ARE NOT DETECTED SO THAT THE BLOOD PRESSURE MEASUREMENT ROUTINELY. PRE-HYPERTENSIVE CASES IN ADOLESCENTS ARE QUITE HIGH BASED ON THE RESULTS OF RISKESDAS IN 2013 OF 5.3%. AN ACCURATE AND EASY REPLACEMENT MEASUREMENT IS NEEDED INSTEAD OF A BLOOD PRESSURE MEASURING DEVICE. THE PURPOSE OF THIS RESEARCH IS TO KNOW THE SIZE OF THE SUBSTITUTION THAT HAS THE CORRELATION AND THE OPTIMAL VALIDITY TO DETECT PRE HYPERTENSION CASES IN THE ISLAMIC HIGH SCHOOL STUDENTS OF AL-AZHAR 3 JAKARTA ALONG WITH ITS CUT-OFF POINT. THE RESEARCH DESIGN WAS CROSS SECTIONAL WITH STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD. THE STUDY WAS CONDUCTED ON 180 STUDENTS AND STUDENTS OF CLASS X AND XI CONSISTING OF 109 MEN AND 71 WOMEN. THE IMT CONCLUSION BY AGE HAS BEEN THE BEST ANTHROPOMETRIC REPLACEMENT MEASURE FOR PREDICTING PREHYPERTENSION IN ADOLESCENT ADOLESCENTS WITH CUT OFF POINTS THAT CAN BE USED IE 0.880 SD FOR MALE ADOLESCENTS AND 0.325 SD FOR WOMEN.
KEYWORDS: BLOOD PRESSURE, PREHYPERTENSION, IMT, ADOLESCENTS.
Read More
S-9472
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hadiyanti Eka Prasasti; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Kusharisupeni, Isnindyarti
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran lingkar pinggang, faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan lingkar pinggang, and faktor predominan lingkar pinggang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan metode purposive sampling pada 139 responden guru sekolah dasar di Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan tahun 2013. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi lingkar pinggang, jenis kelamin, umur, pendapatan, pengetahuan gizi, kecukupan energi, kecukupan karbohidrat, kecukupan lemak, dan aktivitas fisik.
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ratarata lingkar pinggang pada perempuan 80,40 cm dan pada laki-laki 88,04 cm. Dari penelitian ini, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, umur, dan pendapatan dengan lingkar pinggang. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin, yaitu perempuan dan umur yang semakin meningkat menjadi faktor predominan lingkar pinggang. Asupan makanan yang tepat dan diimbangi dengan aktivitas fisik yang teratur diperlukan untuk mengontrol ukuran lingkar pinggang agar tidak melebihi cut off points.
 

The objective of this study was to determine the description of waist circumference, the association of risk factors and waist circumference, and predominant factor of waist circumference. This study use a cross sectional design research with purposive sampling among 139 elementary school teacher in Cilandak District, South Jakarta in year 2013. The data have been collected on this research included waist circumference, sex, age, income, nutrition knowledge, energy sufficiency, carbohydrate sufficiency, fat sufficiency, and physical activity.
 
The result of this study showed that the mean value of waist circumference in women was 80,40 cm and in men was 88,04 cm. In bivariat analyses, sex, age, and income was significantly related to waist circumference. The result of multivariat analyses showed that sex especially in women and older age were predominant factors of waist circumference. The correct food intake and balancing the physical activity is necessary to control waist circumference in order not to exceed the cut off points.
Read More
S-7880
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anita Khairani Tarigan; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Abas Basuni Jahari
S-9998
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aisa Vinesha; Pembimbing: Wahyu Kurrnia Yusrin Putra; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Anies Irawati
S-9781
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahma Listyandini; Pembmimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Kusdinar Achmad, Kusharisupeni, Abas Basuni Jahari, Misti
Abstrak:
Akhir-akhir ini, berbagai studi berfokus pada indeks antropometri untuk obesitasseperti lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-lingkar pinggul (RLPP), danrasio lingkar pinggang-tinggi badan (LP-TB) sebagai faktor prediksi sindrommetabolik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi cut-off points dengan sensitivitasdan spesifistas optimal dari indeks antropometri untuk obesitas dalam mendefinisikansindrom metabolik menurut kriteria NCEP-ATP III pada pegawai di area TanjungPriok di Jakarta. Desain penelitian adalah cross sectional. Analisis data menggunakankurva Receiver Operating Characteristic (ROC) untuk mengindentifikasi cut-offpoints optimal dari LP, RLPP, dan LP-TB dalam memprediksi sindrom metabolik.Total sampel diperoleh sebanyak 256 responden (174 pria dan 82 wanita) berusia 20-58 tahun, yang bekerja di instansi pemerintah di area pelabuhan Tanjung Priok.Berdasarkan area under curve (AUC), didapatkan indeks antropomteri dengan angkaterbesar hingga terkcecil secara berurutan yaitu LP-TB, LP, dan RLPP. Didapati cut-off point LP ≥88 cm pada pria dan ≥85 cm pada wanita. Cut-off points RLPP padapria ≥0,9 dengan sensitifitas 63% dan spesifisitas 60%, sedangkan RLPP pada wanita≥0,83 dengan sensitifitas 73% dan spesifitas 62%. Didapatkan LP-TB dengan cut-offpoints 0,5, dengan sensitivitas 66% (pria) dan 67% (wanita) serta spesifisitas 65%(pria) dan 62% (wanita). Sebagai faktor prediksi sindrom metabolik, indeksantropometri dapat dipilih dengan pertimbangan kemudahan pengukuran. LP dinilailebih mudah dipraktikkan karena pengukuran tidak berbentuk rasio dan hanyamelibatkan satu pengukuran antropometri saja, sehingga bias pengukuran dapatdiminimalisir. Dibutuhkan studi longitudinal untuk memperkuat hasil penelitian ini.Kata kunci:Lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-lingkar pinggul, rasio lingkar pinggang-tinggi badan, receiver operating characterisitic, sindrom metabolik

Recently, many studies have focused on anthropometric indices for abdominal obesityas waist circumference (WC), waist to hip ratio (WHR), and waist to height ratio(WHtR) to define metabolic syndrome (MetS). This study aimed to compare WC,WHR, and WHtR and define an optimal cut-off values, which is most closelypredictive of the components of the NCEP-ATP III MetS definition among employeesin Port of Tanjung Priok, Jakarta. This study was cross-sectional study. ReceiverOperating Characteristic (ROC) analysis was used to examine discrimination andfind optimal cut-off values of WC, WHR, and WHtR to predict components of MetS. Itincluded 256 subjects (174 men and 82 women) aged 20-58 years, who worked inPort of Tanjung Priok. According to area under curve, we found WHtR with thehighest score, followed by WC, and followed by WHR with the lowest score. WC cut-off points were ≥88 cm in men dan ≥85 cm in women. WHR cut-off points were ≥0,9in men (sensitivity 63%; specificity 60%), ≥0,83 in women (sensitivity 73%;specificity 62%). WHtR cut-off points was 0,5, in men and women (sensitivity 66%and specificity 65% in men; sensitivity 67% and specificity 62% in women).Anthropometric indices for metabolic syndrome prediction could be determined byconsidering measurement complexity. WC was considered as an easy measurementbecause it`s not in ratio and involved one measurement. Bias of measurement couldbe minimized. Longitudinal studies is needed to evaluate the consistency of thefindings.Keywords:Waist circumference waist to hip ratio, waist to height ratio, receiver operatingcharacteristic, metabolic syndrome
Read More
T-4696
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive