Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 20872 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Wendri Herman; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Dewi Susana, Emita Ajis, Ananta Rahayu
T-4135
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agung Budijono; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi, Budi Tjahjani Utami; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Ade Sutrisno, Nunuk Agustina
Abstrak:

Tuberculosis (TB) sampai hari ini masih menjadi masalah dunia terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia. Sejak tahun 1993, WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa TB sebagai Global Emergency (kedaruratan umum). Pada tahun 2000, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) merespon dengan mengeluarkan resolusi PBB tentang Deklarasi Millenium. Tahun 2005, Indonesia resmi mengadopsi MDG?s (Millenium Development Goal?s) sebagai arah pembangunan nasional dan menetapkan TB sebagai prioritas penanggulangan penyakit infeksi dan penyakit menular. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan model manajemen penyakit TB paru berbasis wilayah Kota Bekasi tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan hasil penderita TB BTA (+) laki-laki 62%, Wanita 38%, kelompok umur penderita terbanyak (25-34 tahun) 28%, kelompok umur anak (0-14 tahun) 12%, kelompok pelajar (5-24 tahun) 30%, kelompok umur produktif (25-55 tahun) 85,33%, kelompok lansia (>55 tahun) 9,34%, status imunisasi BCG 6% dan status tidak imunisasi BCG 94%. Kondisi lingkungan fisik rumah penderita TB paru BTA (+) tidak memenuhi syarat sehat, meliputi suhu 72,33%, kelembaban 82,67%, pencahayaan 82%, ventilasi 69,33% dan lantai rumah 38%. Sangat perlu dilakukan tindakan penanggulangan untuk memutuskan rantai penularan TB secara integrated dengan melibatkan lintas sektor dan lintar program untuk perbaikan fisik rumah penderita seperti Dinas Tata Kota, PNPM, Kecamatan dan Kelurahan, serta ibu-ibu PKK untuk penggiatan posyandu.dan menambah faktor risiko lingkungan fisik rumah penderita pada formulir TB.01.


  Tuberculosis (TB) shall today still become the world problem especially at developing countries including Indonesia. Since year of 1993, WHO ( World Health Organization) please express that TB as Global Emergency. In the year 2000, United Nations response by the resolution PBB concerning Deklarasi Millenium. Year of 2005, Indonesia begin to adopt MDG's ( Millenium Development Goal's) as national development direction and specify TB as priority prevention disease of contagion and infection. Purpose of research is to get the disease management model TB paru base on the region Kota Bekasi year of 2012. This research is research descriptif with patient result TB BTA (+) men of 62%, Woman of 38%, of old age group of patient many ( 25-34 year) 28%, of old age group [of] child ( 0-14 year) 12%, student group ( 5-24 year) 30%, productive of old age group ( 25-55 year) 85,33%, group lansia (> 55 year) 9,34%, status immunize BCG 6% and status don't immunize BCG 94%. Environmental condition of patient house physical TB paru BTA (+) healthy ineligibility, cover the temperature of 72,33%, dampness of 82,67%, illumination of 82%, ventilation of 69,33% and house floor of 38%. Is very needed to conduct action preventife to decide to enchain the infection TB integratedly by entangling to pass by quickly the sector and pass by quickly program for the repair of patient house physical be like Dinas Tata Kota, PNPM, Kecamatan and Kelurahan, and also mothers PKK for animation posyandu.

Read More
T-3661
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Rahayu Balebu; Pembimbing: Zakianis; Penguji: I Made Djaja, Laila Fitria, Didik Supriyono
T-4152
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Shanty Arliana; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Budi Hartono, Didik Supriyono
S-8145
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asep Roni; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Budi Hartono, Yasep Setiakarnawijaya
Abstrak: Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia.WHO mengestimasi rata-rata kasus untuk pemeriksaan dahak didapatkan BTA positif 115 per 100.000 tahun 2003. Jumlah kasus baru TB Paru BTA positif sebesar 194.780 orang tahun 2011, untuk kabupaten Bogor tahun 2010 sebanyak 3.869 orang dan Kecamatan Cisarua 18 orang.
 
Manajemen penyakit Tuberkulosis berbasis wilayah dilaksanakan dengan manajemen kasus dan manajemen faktor risiko secara simultan, paripurna, terencana dan terintegrasi. Penelitian ini mengenai analisis manajemen penyakit TB berbasis Wilayah di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor tahun 2012.
 
Kerangka konsep penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen penyakit berbasis wilayah dengan memadukan manajemen kasus dengan manajemen faktor risiko. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa UPT Puskesmas Cisarua telah melaksanakan manajemen kasus pada penanggulangan penyakit Tuberkulosis melalui program DOTS, namun upaya penanggulangan faktor risiko belum optimal. Tidak ada Klinik Sanitasi sebagai suatu wahana masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
 

Tuberculosis is a chronic infectious disease remains a public health problem in the world including Indonesia.WHO estimating the average case for smear-positive sputum specimens obtained 115 per 100,000 in 2003. Number of new cases of smear-positive pulmonary TB 194 780 people in 2011, to the district of Bogor in 2010 and as many as 3,869 people Cisarua District 18.
 
Tuberculosis disease management implemented region-based case management and management of risk factors simultaneously, complete, well-planned and integrated. This study analyzes the management of TB disease in the sub region based Cisarua Bogor regency in 2012.
 
The conceptual framework of this study using area-based disease management approach to integrating case management with risk factor management. This research was conducted with qualitative methods. The results showed that the UPT Puskesmas Cisarua been implementing case management on tuberculosis control through DOTS programs, but the reduction of risk factors is not optimal. No Sanitation Clinic as a vehicle for communities to address environmental health issues.
Read More
S-7949
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ika Widyaningrum; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Renti Mahkota, Eulis Wulantari
S-6960
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rafika Syulistia; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Laila Fitria, Ema Herawati, Didi Purnama, Didik Supriyono
Abstrak: Buruknya kondisi sanitasi dapat berdampak negatif pada kehidupan masyarakat dan meningkatkan jumlah penyakit lingkungan seperti kejadian diare. Dalam hal ini, balita memiliki resiko jauh lebih besar dibandingkan orang dewasa karena dipengaruhi beberapa faktor seperti, status pemberian asi eksklusif maupun imunisasi campak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sanitasi total berbasis masyarakat terhadap kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional, sampelnya adalah rumah tangga yang memiliki balita dengan besar sampel 186. Hasil penelitian menunjukkan ada enam variabel yang berhubungan terhadap kejadian diare pada balita yaitu : variabel buang air besar sembarangan (OR= 3,333 CI=95% 1,733-6,267), cuci tangan pakai sabun (OR= 3,928 CI=95% 1,981-7,789), pengelolaan air minum & makanan rumah tangga (OR= 6,613 CI=95% 3,483-12,558), pengamanan limbah cair rumah tangga (OR= 3,609 CI=95% 1,894-6,876), pendapatan keluarga (OR= 6,827 CI=95% 3,541-13,162), dan asi eksklusif (OR= 2,455 CI=95% 1,095-5,505). Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistic ganda didapatkan variabel pengelolaan air minum & makanan rumah tangga yang dominan/berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita dengan nilai OR = 13,568 yang artinya adalah rumah tangga yang memiliki balita dan pengelolaan air minum & makanan rumah tangganya buruk beresiko untuk menderita diare 13,568 lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga yang memiliki balita dan pengelolaan air minum & makanan rumah tangganya baik.
Kata kunci: Diare, Balita, Sanitasi, STBM, Kampar, Riau

Poor sanitation conditions can have a negative impact on people's lives and increase the number of environmental diseases such as diarrhea. In this case, toddlers have a much greater risk than adults because it is influenced by several factors such as, exclusive breastfeeding status and measles immunization. The purpose of this study was to determine the relation of total community based sanitation on the incidence of diarrhea in under-five children in the working area of Puskesmas Tambang Kabupaten Kampar Riau Province. The research method used is cross sectional, the sample is household with toddler with big sample 186. Result of research indicate there are six variables that related to diarrhea occurrence in balita that is: indiscriminate defecation (OR = 3,333 CI = 95% 1,733-6,267), hand washing with soap (OR= 3,928 CI=95% 1,981-7,789), drinking water management & household food(OR= 6,613 CI=95% 3,483-12,558),household wastewater safety (OR = 3,609 CI = 95% 1,894-6,876), family income (OR = 6,827 CI = 95% 3,541-13,162), and exclusive ation (OR = 2,455 CI = 95% 1,095-5,505). The result of multivariate analysis using multiple logistic regression test showed that the dominant / influential variable of drinking water and household food management on the occurrence of diarrhea in underfives with OR = 13,568 which means that households with toddlers and drinking water and household food management are at risk for suffering from diarrhea 13,568 larger than households with toddlers and good drinking water and food housekeeping. Key words: Diarrhea, Toddler, Sanitation, STBM, Kampar, Riau
Read More
T-5238
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Murni L. Naibaho; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Zakianis, Fify Mulyani, Rachmat Suherwin
T-4195
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sukisworo; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari
S-2958
Depok : FKM-UI, 2002
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fifia Chandra; Pembimbing: Umar Fahmi Acmadhi, Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Martia Rahmaniati Makful, Ely Setyawati, Ade Sutrisno
Abstrak: Latar belakang: Jumlah kasus TB paru di Kabupaten Sukabumi setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan dan kondisi lingkungan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit TB paru. Tujuan: Mengetahui jumlah kasus dan sebaran TB paru BTA positif di Kabupaten Sukabumi tahun 2002-2004. Metode: Menggunakan data sekunder dan studi korelasi ekologi dengan pendekatan spasial. Pengolahan data dilakukan dengan mengunakan uji statistik dan analisis spasial. Hasil: Pola persebaran kasus TB paru BTA positif di Kabupaten Sukabumi tahun 2002–2004 rata-rata terbanyak berada pada kecamatan dengan ketinggian dari 201–700 m dpl (terutama wilayah bagian utara). Ditemukan juga beberapa kecamatan di wilayah bagian selatan yang tidak melaporkan adanya kasus TB paru BTA positif di wilayahnya. Kesimpulan: Rata-rata kecamatan-kecamatan di wilayah bagian utara kurang memiliki akses jaringan jalan dan rata-rata fasilitas kesehatannya tidak memiliki peralatan mikroskopis serta petugas medisnya masih sedikit yang terlatih strategi DOTS dan wilayah bagian selatan sebaliknya. Kata kunci: analisis spasial, TB paru BTA positif
Background: The case number of lungs TB in Sukabumi Regency is increasing and that some environment condition were risk factors of lungs TB disease. Objective: This research was conducted to find out the number and distribution of BTA positive of lungs TB based at Sukabumi Regency in year 2002-2004. Methods: This study used secondary data and use ecological study correlation with spatial approach. The data was controlled by statistic test and spatial analysis. Results: The most average distribution pattern of BTA positive lungs TB cases in sub districts located in 201–700 m (especially on the northern part of the region). There was also finding in the southern part of the region districts with reports that there were BTA positive lungs TB in the region. Conclusion: Most of the northern part of the region found difficulties to access and in average the health facilities have microscopic and only a few numbers of medical officer’s familiar with DOTS strategy and the other way of the southern part of the region districts. Keywords: spatial analysis, BTA positive of lungs TB
Read More
T-2151
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive