Ditemukan 38922 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
The purpose of this study research was to find out the relationship between knowledge, the attitudes and behaviors of housewives with the incidence of sexually transmitted infections. According to the Ministry of Health, 2007 knowledge indicators of sexually transmitted infections namely: the mode of transmission and prevention, perception, and stigma about STIs. This research study used quantitative methods on 134 respondents, all of them are housewives aged 15-35 years. Subjects were selected that are willing to be interviewed, living in the study research area at least the past year.
Perilaku seksual di kalangan mahasiswa sudah berada pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Kondisi mahasiswa semakin hari semakin membawa perubahan cukup mencengangkan, terutama pada aktivitas seksual yang semakin hari menunjukkan jumlah dan dampak negatif yang signifikan. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual mahasiswa STIKes Jayakarta, selanjutnya mengkaji hubungan antara pengetahuan, sikap dan keterpaparan informasi mengenai kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual mahasiswa STIKes Jayakarta Propinsi DKI Jakarta tahun 2011. Penelitian dengan desain cross sectional dilakukan mulai awal bulan mei 2011 sampai dengan awal juni 2011, di STIKes Jayakarta Propinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa 39,7 % mahasiswa STIKes Jayakarta berperilaku seksual beresiko. Proporsi responden yang berciuman mulut 62 orang (39,7%), meraba-raba 30 orang (19,2 %) dan 6 orang responden (3,8 %) telah melakukan hubungan seksual. Hubungan antara jenis kelamin, sikap, dan media informasi mengenai kesehatan reproduksi dari media elektronik dengan perilaku seksual mahasiswa STIKes Jayakarta secara statistik signifikan (p value < 0,05), sedangkan antara pengetahuan dan informasi mengenai kesehatan reproduksi dari dosen, keluarga dan media cetak dengan perilaku seksual menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (p value > 0,05). Hasil penelitian menyarankan Institusi STIKes Jayakarta meningkatkan kegiatan keagamaan dan penyuluhan hak-hak kesehatan reproduksi. Dinas kesehatan perlunya memaksimalkan PKPR dengan pendekatan adolescent friendly yang melibatkan mahasiswa sebagai bagian dari remaja. Lembaga Sosial Masyarakat seperti PKBI dan Pelita Ilmu untuk mengikutsertakan mahasiswa dalam berbagai kegiatan kesehatan reproduksi remaja. Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Seksual, Remaja.
Sexual behavior among college students already at a level very affraidly. Today, the student condition brought changes frightenely, especially on sexual activity at days indicates the number of significant and negative impact. This research generally aims to know the common description of STIKes Jayakarta students sexual behavior, then to inspect relations between knowledge, attitude and exposure information about reproduction healthy towards students sexual behaviour in Stikes Jayakarta of Jakarta Province at 2011. Research by cross-sectional design has starting early in May 2011 up to early June 2011 in STIKes Jayakarta of Jakarta Province. This research shows that 39.7% of STIKes Jayakarta students behave sexually risk. The respondent proportion who are kissing of mouth of 62 respondents (39.7%), 30 respondents by fumbled (19.2%) and 6 respondents (3.8%) by sexual intercourse. The relations between gender, attitude, information equipment about reproduction healthy from electronic equipment within STIKes Jayakarta students sexual behavior statistically significant (p value < 0.05), however not significantly relations between knowledge and sexual healthy information from a lecturer, family, and print equipment with sexual behavior (p value > 0.05). Research results suggest the STIKes Jayakarta institution increase a religious activity and guidence of reproduction healthy rights. Official Health Services need to maximize PKPR with adolescent friendly approach that engages students as part of a teenager. Social Community Institutions such as PKBI and Pelita Ilmu has to make students participate in all of teenager reproduction healthy activities. Keywords : Knowledges, Sexual Behavior, Teenager.
Kasus kekerasan di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun dan pada tahun 2008 anak yang berhadapan dengan hukum mencapai 78 ribu berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Dirjen Pemasyarakatan, Dephukham. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan perilaku kekerasan pada pelajar SMP di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia kerja sama dengan BNP DKI Jakarta, yaitu Survei Perilaku Remaja yang dilaksanakan pada tahun 2006 dengan desain potong lintang. Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor pola asuh yang berhubungan dengan perilaku kekerasan pada pelajaran SMP adalah perlakuan kasar orang tua dan sanksi. Dengan demikian, untuk mengatasi masalah kekerasan pada pelajar SMP, orang tua perlu menghilangkan unsur kekerasan dalam mendidik anak-anaknya dan menggunakan cara pemberian sanksi yang tepat.
Pada Tahun 2003, cakupan perilaku ibu yang rnemberikan ASI eksklusif pada bayi di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur masih rendah, yaitu masing-masing 0,83 % dan 0,90 %. Rendahnya angka cakupan perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif ini diperkirakan karena belum dilakukannya pengkajian ilmiah mengenai perilaku ibu tersebut secara komprehensif dengan metode yang mernadai secara subtansial. Oleh karena itu dilakukan metode yang memadai dengan suatu pendekatan multilevel modeling untuk mengetahui peranan faktor individu dan faktor kontekstual terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi. Desain penelitian adalah cross-sectional pada 989 orang ibu menyusui dan 164 kepala desa dari 8 kabupaten yang terdapat di propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur pada tahun 2003. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik Multilevel. Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif adalah 1,72 %. Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor di level individu mempunyai peran yang lebih besar dari pada faktor di level desa terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Faktor-faktor di level individu yang berperan terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah paritas, pengetahuan ibu, kontrasepsi dan ASI segera. Sedangkan faktor di level desa yang berperan terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah keterlibatan kepala desa dalam program KIA. Dari hasil penelitian diketahui faktor paritas, kontrasepsi dan pengetahuan ibu mempunyai efek menghambat artinya perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif dapat terhambat dengan adanya peningkatan jumlah paritas, pernakaian kontrasepsi dan rendahnya pengetahuan ibu. Sedangkan faktor pemberian ASI segera dan keterlibatan kepala desa dalam pelaksanaan program KIA mempunyai efek pendorong perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan hal diatas perlu dilakukan kerjasama lintas sektor terutama di tingkat desa yang dimaksud kepala desa, agar terjadi pemerataan hasil program-program kesehatan terutama program ASI eksklusif. Selain itu perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam yang mencakup variabel komposisional dan kontekstual dengan pendekatan yang lebih memadai seperti multilevel modelling agar didapatkan model yang lebih memadai dalam menjelaskan variasi perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
