Ditemukan 34560 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Emi Kuntari; pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Budi Hartono, Hamdani
Abstrak:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ruang terbuka hijau terhadap tingkat kebisingan dan dampaknya bagi kesehatan masyarakat pada kawasan perumahan di Desa Sumber Jaya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Alat yang digunakan untuk pengukuran tingkat kebisingan adalah Sound Level Meter, luasan ruang terbuka hijau diperoleh dari site plan perumahan tersebut dan dianalisis menggunakan analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Ada hubungan yang kuat antara ruang terbuka hijau dan tingkat kebisingan R -0,649 (2) Ada pengaruh yang berbanding terbalik luas ruang terbuka hijau terhadap tingkat kebisingan, persentase sumbangan pengaruh luasan ruang terbuka hijau terhadap variable kebisingan adalah sebesar 42,1%, (3) Pengaruh luas ruang terbuka hijau terhadap kebisingan dapat terlihat pada persamaan sebagai berikut Y= 71.670 - 0.013 Apabila tidak ada ruang terbuka hijau maka tingkat kebisingan mencapai 71.670. Selain itu setiap kenaikan 1 m2 luasan ruang terbuka hijau maka akan menurunkan kebisingan sebesar 0.013 dB (4) Kebisingan menimbulkan ketergangguan pada masyarakat.
The purpose of this study was to determine the influence of green open area towards the noise level and its impact on public health in a residential area of Sumber Jaya Dorp, South Tambun Bekasi. The instrument used to measure the noise level is a Sound Level Meter; an area of green open area is obtained from the residential site plan and is analyzed by using correlation and regression analysis. The results of the study showed that (1) There is a strong relationship between green open area and noise level R -0.649 (2) There is an influence that is inversely proportional to the wide open area of noise level, the percentage contribution of the influence of green open area on the variable extent of the noise is equal to 42.1% , (3) The influence of green open area of the noise can be seen in the following equation Y = 71.670-0.013 If there is no green open area, the noise level reaches 71,670. Besides, any increase in each 1 m2 of the wide of green open area it will reduce the noise of 0.013 m2. (4) Noise produces the dependence on society.
Read More
The purpose of this study was to determine the influence of green open area towards the noise level and its impact on public health in a residential area of Sumber Jaya Dorp, South Tambun Bekasi. The instrument used to measure the noise level is a Sound Level Meter; an area of green open area is obtained from the residential site plan and is analyzed by using correlation and regression analysis.
S-8316
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Candra Alfi Kusumadewi; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Budi Hartono, Nunuk Agustina
S-8222
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Kresna Lintang Pratidina; Pembimbing: Suyud warno Utomo; Penguji: Budi Hartono, Dzulfiqar Khaidir Sulong
Abstrak:
Gangguan mental emosional, atau yang biasa disebut dengan distres psikologik, merupakan salah satu penyebab disabilitas pada negara ekonomi menengah ke bawah. Gangguan neuropsikiatri ini merupakan penyumbang sepertiga disabilitas yang dinilai dengan disability adjusted life years (DALYs). Banyak faktor yang memengaruhi gangguan mental ini. Selain karakteristik responden seperti umur dan jenis kelamin, banyak penelitian yang menemukan bahwa keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) menjadi salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan mental seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan mental emosional ditinjau dari keberadaan RTH dan karakteristik responden. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara untuk mendapatkan data mengenai status mental, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan responden, data sekunder dari Bappeda, BPLH, dan Dinas Tata Kota Bekasi untuk mengetahui jumlah RTH di wilayah penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 23,3% responden di Kecamatan Jatiasih mengalami gangguan mental emosional. Faktor risiko tertinggi yang berhubungan signifikan dengan gangguan mental emosional pada responden yaitu tingkat pendidikan (OR = 4,206) dan status pekerjaan (OR = 2,306). Tidak ada hubungan yang signifikan antara RTH dan gangguan mental emosional.
Emotional mental disorders, or commonly referred to as psychological distress, are one cause of disabilities in the lower middle economies. Neuropsychiatric disorders is a third contributor to disability as measured by disability adjusted life years (DALYs). Many factors affect the mental disorder, such as depression and anxiety. In addition to respondent characteristics, e.g. age and gender, many studies found that the presence of green open space to be one of the factors that determine a person's mental health condition. This study aims to determine the factors associated with emotional mental disorders in terms of the presence of green spaces and respondent characteristics. The study design for this reaseach was cross sectional. Data collected by interviews to obtain data regarding mental status, age, gender, education level, and employment status of the respondents, secondary data from Bappeda, BPLH, and Dinas Tata Kota Bekasi to determine the amount of green spaces in the study area. The analysis showed that 23.3% of respondents in the Kecamatan Jatiasih suffered mental emotional disorder. The highest risk factors significantly associated to educational level (OR = 4,206) and employment status (OR = 2,306). There is no significant relationship between green space and mental emotional disorders.
Read More
Emotional mental disorders, or commonly referred to as psychological distress, are one cause of disabilities in the lower middle economies. Neuropsychiatric disorders is a third contributor to disability as measured by disability adjusted life years (DALYs). Many factors affect the mental disorder, such as depression and anxiety. In addition to respondent characteristics, e.g. age and gender, many studies found that the presence of green open space to be one of the factors that determine a person's mental health condition.
S-8235
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Istiqamah; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Budi Hartono, Dzulfiqar Khaidir Sulong
Abstrak:
Peningkatan jumlah kendaraan di Kota Bekasi, menyebabkan pencemaran PM10. Halini diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk yang berdampak pada alih fungsilahan seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH). Jumlah RTH Kota Bekasi tahun 2012sekitar 10,95%.. Keberadaan RTH dapat menurunkan PM10 di udara melalui fungsidaun yang dapat menyerap dan mengendapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh RTH terhadap konsentrasi PM10 dan risikonya terhadapkesehatan. Metode yang digunakan yaitu analisis risiko kesehatan lingkungan,mengestimasi risiko kesehatan non karsinogenik pajanan PM10. Dipilih dua lokasijalan raya yang berbeda berdasarkan cakupan ruang terbuka hijau tertinggi (JatiKramat, Kecamatan Jati Asih) dan terendah (Kaliabang, Kecamatan Medan Satria).Sampel lingkungan dan populasi diambil sebanyak 3 titik di Jalan Raya Jati Kramatdan 3 titik di Jalan Raya Kaliabang. Setiap titik diukur pada jarak 1 dan 100 meterdari jalan raya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi PM10 di Jati Kramatlebih rendah dan di bawah baku mutu, penurunan PM10 di Jalan Raya Jati Kramatlebih besar dibandingkan Jalan Raya Kaliabang. Risiko kesehatan non-karsinogenikdaerah Jati Kramat baik real time maupun life span lebih besar, hal ini dikarenakanlebih besarnya nilai asupan pajanan. Manajeman risiko yang dipilih adalah denganmenambah ruang terbuka hijau untuk menurunkan konsentrasi PM10.Kata kunci : Jalan raya, PM10, ruang terbuka hijau, risiko
Increasing vehicle in Bekasi caused PM10 pollution. In addition, increasing ofpopulation can impact the land function like green space. Percentage of green spacein 2012 about 10,95%. The existence green space can reduce PM10 because leaf willabsorbs and precipitates. This study aims to determine the effect of green space to theconcentrastion of PM10 and health risk of population. Method study usesenviromental health risk analysis for estimating health risk non-carcinogenic of PM10exposure. Choosed the different location based on percentage of green space highest(Jati Kramat, Jati Asih) and lowest (Kaliabang, Medan Satria). The environment andpopulation sample was selected 3 points on Jati Kramat Highway and 3 points onKaliabang Highway. All points was observed at 1 meter and 100 meters from street.The Result refers that concentration PM10 on Jati Kramat is lower and still understandart, in additional PM10 decrease on Jati Kramat more significant (p-value 0,007)than Kaliabang (P-value 0,024). Health risk non-carcinogenic on Jati Kramat in realtime or life span is higher, it caused the value exposure intake is high. Riskmanagement was choosed is reduce the exposure PM10 by adding green space on thislocation.Keywords : Street, PM10, green space, risk
Read More
Increasing vehicle in Bekasi caused PM10 pollution. In addition, increasing ofpopulation can impact the land function like green space. Percentage of green spacein 2012 about 10,95%. The existence green space can reduce PM10 because leaf willabsorbs and precipitates. This study aims to determine the effect of green space to theconcentrastion of PM10 and health risk of population. Method study usesenviromental health risk analysis for estimating health risk non-carcinogenic of PM10exposure. Choosed the different location based on percentage of green space highest(Jati Kramat, Jati Asih) and lowest (Kaliabang, Medan Satria). The environment andpopulation sample was selected 3 points on Jati Kramat Highway and 3 points onKaliabang Highway. All points was observed at 1 meter and 100 meters from street.The Result refers that concentration PM10 on Jati Kramat is lower and still understandart, in additional PM10 decrease on Jati Kramat more significant (p-value 0,007)than Kaliabang (P-value 0,024). Health risk non-carcinogenic on Jati Kramat in realtime or life span is higher, it caused the value exposure intake is high. Riskmanagement was choosed is reduce the exposure PM10 by adding green space on thislocation.Keywords : Street, PM10, green space, risk
S-8231
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mirnawati JasimahX; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Budi Hartono, Melati Ferianita Fachrul
Abstrak:
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat berfungsi sebagai tempat bermain dan berinteraksi bagi anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perkembangan perilaku anak umur 6-12 tahun dengan keberadaan fungsi RTH. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dan 216 sampel. Data yang didapatkan berupa data primer melalui wawancara menggunakan kuesioner mengenai RTH dan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) mengenai perkembangan perilaku anak. Hasil penelitian menunjukkan hanya utilitas RTH dengan perkembangan perilaku anak yang memiliki hubungan bermakna secara statistik. Nilai OR yang dihasilkan adalah 3,25 (CI 95%: 1,51- 6,98) dan nilai p sebesar 0,03. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa hanya variabel utilitas RTH yang memiliki hubungan signifikan dengan perkembangan perilaku anak. Kata Kunci: Perkembangan Perilaku, Anak Umur 6-12 tahun, Ruang Terbuka Hijau
he existence of green open space has function as a place to play and interact with the children. This study aimed to analyze the relationship between behavioral development of children aged 6-12 years with the presence of green open space function. This study uses a cross-sectional study and 216 samples. Data obtained in the form of primary data through interviews using a questionnaire about RTH and the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) on the development of children's behavior. The results showed only green open space utility with behavioral development of children who have a statistically significant relationship. OR the resulting value was 3.25 (95% CI: 1.51 to 6.98) and the p-value of 0.03. The conclusion from this study that the only variable green open space utility that has a significant relationship with the development of the child's behavior. Keywords: Behavioral Development, Children Age 6-12 years, Green Open Space
Read More
he existence of green open space has function as a place to play and interact with the children. This study aimed to analyze the relationship between behavioral development of children aged 6-12 years with the presence of green open space function. This study uses a cross-sectional study and 216 samples. Data obtained in the form of primary data through interviews using a questionnaire about RTH and the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) on the development of children's behavior. The results showed only green open space utility with behavioral development of children who have a statistically significant relationship. OR the resulting value was 3.25 (95% CI: 1.51 to 6.98) and the p-value of 0.03. The conclusion from this study that the only variable green open space utility that has a significant relationship with the development of the child's behavior. Keywords: Behavioral Development, Children Age 6-12 years, Green Open Space
S-9245
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Akrima Fajrin Nurimani; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Budi Hartono, Melati Ferianita Fachrul
S-9170
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rini Andriani; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Tri Krianto, Selfia Tambunan
S-6238
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Devina Lenggo Putri; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ririn Arminsih, Laila Fitria, Satria Pratama, Diah Wati
Abstrak:
Gangguan fungsi paru merupakan penyakit tidak menular yang diperkirakan menjadi penyebab ketiga kematian di dunia pada Tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjanan partikulat (PM2,5) terhadap gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga di sekitar kawasan pabrik semen Desa Citeuruep, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 orang ibu rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57 orang ibu rumah tangga memiliki gangguan fungsi paru, 55% berumur lebih dari 40 tahun, 58% memiliki status gizi tidak normal, 59% memiliki ventilasi rumah tidak memenuhi syarat, 70% anggota keluarga merupakan perokok aktif, 67% menetap dirumah dengan jarak dari pabrik semen memiliki risko akan paparan debu, 100% Kelembaban rumah ibu rumah tangga tidak memenuhi syarat. Ibu rumah tangga yang terpajanan partikulat (PM2,5) tidak memenuhi syarat sebanyak 56,4% mengalami gangguan fungsi paru. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa semua varibel yang diteliti pada penelitian ini tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi kepada ibu rumah tangga untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pihak puskesmas dapat melakukan penyuluhan terkait rumah sehat, pola konsumsi gizi seimbang serta inspeksi snaitasi rumah secara berkala.
Read More
T-5837
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dwi Nutfa Liani; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ema Hermawati, Ananda
Abstrak:
Penelitian mengenai hubungan ruang terbuka hijau dengan prevalensi hipertensidi Provinsi DKI Jakarta perlu dilakukan mengingat ketersediaan RTH di Provinsi DKI Jakarta kurang dari standar dengan prevalensi hipertensi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Maraknya urbanisasi yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta menimbulkan permasalahan, salah satunya adalah masalah ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ketersediaan RTH di Provinsi DKI Jakarta hanya 10% dari total seluruh wilayahnya. Padahal berdasarkan UU. No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang standar minimal RTH di sebuah kota adalah 30% dari total seluruh wilayahnya. Padahal, keberadaan RTH memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah manfaat untuk kesehatan. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa RTH merupakan faktor protektif terhadap hipertensi. Prevalensi hipertensi lebih rendah pada wilayah dengan RTH lebih banyak. Prevalensi hipertensi di DKI Jakarta terus meningkat. Pada tahun 2013 prevalensinya hanya 20% sedangkan pada tahun 2017 prevalensinya menjadi 34,95%. Desain studi dari penelitian ini adalah studi ekologi dengan uji statistik yang digunakan adalah uji regresi linear sederhana. Kemudian analisis spasial juga dilakukan. Variabel-variabel yang diteliti adalah luas RTH dan prevalensi hipertensi. Terdapat hubungan yang lemah antara luas RTH dengan prevalensi hipertensi di Provinsi DKI Jakarta (R= 0,247). Berdasarkan analisis spasial bahwa persebaran prevalensi hipertensi tinggi dan RTH yang juga tinggi terpusat di pusat Provinsi DKI Jakarta. Hubungan yang lemah antar variabel tersebut dikarenakan terdapat beberapa faktor penyebab hipertensi yang tidak dapat dipengaruhi secara langsung oleh adanya RTH yaitu faktor psikososial, faktor gaya hidup dan kebiasaan aktifitas fisik masyarakat. Kemudian, proporsi RTH yang dapat mendukung interaksi sosial dan aktifitas masyarakat di Provinsi DKI Jakarta dinilai rendah dan didominasi oleh pemakaman dan jalur hijau yang secara fungsinya tidak dapat mendukung kegiatan masyarakat yang menguntungkan dalam segi kesehatan. Kata kunci: RTH, hipertensi, studi ekologi, analisis spasial
Read More
S-10015
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Septiana Susanti Subari; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: Ema Hermawati, Agus Ismanto
S-8632
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
