Ditemukan 28588 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Diah Ayu Rianawati; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Besral, Resti Damanik
Abstrak:
Penumonia adalah salah satu penyebab mortalitas tertinggi pada balita sehingga penyakit ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Tingginya angka kejadian pneumonia tidak terlepas dari beberapa faktor resiko. Penelitian ini membahas tentang kejadian pneumonia pada balita serta faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 100 orang, dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pancoran Tahun 2014. Analisa hubungan dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita adalah anggota keluarga yang merokok dengan nilai OR=10,304 (95% CI: 2,988 - 35,528), usia balita dengan nilai OR=7,411 (95% CI: 2,406 - 22,828), ASI eksklusif dengan nilai OR=3,390 (95% CI: 1,201 - 9,571) dan sosial ekonomi orang tua dengan nilai OR=3,227 (95% CI: 0,987 - 10,556). Oleh karena itu upaya promotif dan preventif tentang beberapa faktor tersebut harus lebih ditingkatkan untuk menhindari terjadinya pneumonia pada balita.
Pneumonia is one of the causes of the highest mortality in infants so the desease gets more attention from the goverment.The high incidence of pneumonia was not apart of some risk factors. This study discusses the incidence of pneumonia in infants and factors associated with it. This study is a quantitative with cross sectional design, total sample of 100 people, performed in the public health center districts of Pancoran in 2014. Analysis of the relationship using the chi-square and regresi logistics. Multivariate statistical tests results showed that the variables related with incidence of pneumonia in infats is family members who smoke with OR=10,304 (95% CI: 2,988 - 35,528), age of infants with OR=7,411 (95% CI: 2,406 - 22,828), exclusive breastfeeding with OR=3,390 (95% CI: 1,201 - 9,571), and parental sosioeconomic with OR=3,227 (95% CI: 0,987 - 10,556). Therefore promotive and preventive efforts on several factors must be improved to avoid the occurrence of pneumonia in infants.
Read More
Pneumonia is one of the causes of the highest mortality in infants so the desease gets more attention from the goverment.The high incidence of pneumonia was not apart of some risk factors. This study discusses the incidence of pneumonia in infants and factors associated with it. This study is a quantitative with cross sectional design, total sample of 100 people, performed in the public health center districts of Pancoran in 2014. Analysis of the relationship using the chi-square and regresi logistics.
S-8386
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Eka Titiyani Amortiyana; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Rachmadhi Purwana, Martya Rahmaniati Makful, Diah Wati, Ni Made Jendri
T-5084
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dara Puspita Dewi; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Helda, Dorlina Nainggolan
S-6177
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ratna Duhita Pramintari; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Suhariyati
S-5400
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Athaya Yumni Ridianti; Pembimbing: R. Budi Haryanto; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Inu Haryo Harimukti
Abstrak:
Read More
Latar Belakang: Pneumonia merupakan penyakit menular dari manusia ke manusia lain melalui udara yang umumnya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae. Indonesia menempati posisi ke-7 di dunia dengan kasus kematian balita akibat pneumonia dan diare terbanyak pada tahun 2020 dengan 5,6 kematian per 1000 kelahiran hidup. Kota Jakarta Timur menempati posisi ke-2 di Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah kasus pneumonia balita terbanyak. Tujuan: Mengetahui hubungan antara status imunisasi, pemberian ASI eksklusif, status gizi buruk dan BBLR dengan kejadian pneumonia pada balita di 10 kecamatan di Kota Jakarta Timur tahun 2022 dengan data bulanan. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan cakupan status imunisasi memiliki hubungan yang signifikan di Kecamatan Kramat Jati (p = 0,034; r = 0,613), cakupan pemberian ASI eksklusif memiliki hubungan yang signifikan di Kecamatan Cakung (p = 0,021; r = –0,655), cakupan status gizi buruk memiliki hubungan yang tidak signifikan di 10 kecamatan (p = 0,069 – 0,957; r = –0,018 – 0,542) dan cakupan BBLR memiliki hubungan yang tidak signifikan di 10 kecamatan (p = 0,070 – 0,923; r = –0,031 – 0,520).
Background: Pneumonia is a disease transmitted from human to other humans through the air which is generally caused by Streptococcus pneumoniae. Indonesia occupies the 7th position in the world with the most under-5 mortality cases due to pneumonia and diarrhea in 2020 with 5.6 deaths per 1000 live births. East Jakarta City occupies the 2nd position in DKI Jakarta Province with the highest number of cases of pneumonia under five. Objective: To determine the relationship between immunization status, exclusive breastfeeding, malnutrition status and LBW with the incidence of pneumonia in toddlers in 10 sub-districts in East Jakarta City in 2022 with monthly data. Results: The results of this study showed that coverage of immunization status had a significant relationship in Kramat Jati District (p = 0.034; r = 0.613), coverage of exclusive breastfeeding had a significant relationship in Cakung District (p = 0.021; r = –0.655), coverage of malnutrition status had an insignificant relationship in 10 sub-districts (p = 0.069 – 0.957; r = –0.018 – 0.542) and LBW coverage had an insignificant relationship in 10 sub-districts (p = 0.070 – 0.923; r = –0.031 – 0.520).
S-11406
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sumarno; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Siti Maskanah, Sigit Darmanto
Abstrak:
Pneumonia merupakan pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Riskesdas 2013, menyebutkan insiden pneumonia di provinsi DKI Jakarta adalah 2,4%, prevalensi pneumonia sebesar 5,9%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola menyusui terhadap kejadian pneumonia pada balita 6-24 bulan setelah dikontrol kovariat (umur, jenis kelamin, Berat badan lahir, pertambahan berat badan hamil, pendidikan ibu, pemberian vitamin A dan adanya anggota keluarga perokok). Penelitian dilakukan dari bulan Mei-Juni di Jakarta Pusat. Desain dalam penelitian ini kasus kontrol. Kasus adalah balita usia 6-24 bulan yang menderita pneumonia. kontrol adalah balita tetangga terdekat 6-24 bulan yang tidak menderita pneumonia. Sampel sebanyak 118 (kasus 59 dan kontrol 59). Analisis regresi logistik. Hasil penelitian OR = 3,528 (95%CI: 1,540-8,078). Balita yang tidak diberi ASI eksklusif berisiko 3,528 kali untuk menderita pneumonia dibandingkan balita yang mendapatkan ASI eksklusif saat 6 bulan pertama, setelah dikontrol adanya anggota keluarga perokok Kata kunci: Pola menyusui, pneumonia
Read More
T-4539
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Lindawati; Pembimbing: Rachmadi Purwana, Ratna Juwita Hatma; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Euis Saadah Hernawati, Edwan NS
T-3287
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Edy Herman; Pembimbing: Sri Tjahyani Budi Utami; Penguji: Ririn Arminsih, Budi Hartono, Sri Anggraini, Lindawaty
T-4320
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rilla Fahimah, Endah Kusumowardani, Dewi Susanna
MJHR Vol.18, No.1
Depok : Universitas Indonesia, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hubungan Konsentrasi PM2,5 dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Daerah Khusus Jakarta Tahun 2023
Nabilah Putri Rahmita; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Laila Fitria, Retno Henderiawati
Abstrak:
Read More
Latar Belakang: Di Indonesia, pneumonia adalah salah satu penyakit menular penyumbang kematian balita. Faktor risiko pneumonia pada balita, antara lain kualitas udara, status imunisasi, dan status gizi balita. Tujuan: Mengetahui hubungan antara konsentrasi PM2,5, status imunisasi, dan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di 10 SPKU Daerah Khusus Jakarta tahun 2023 dengan data bulanan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan tempat yang mencakup 10 kecamtan di Daerah Khusus Jakarta. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 dengan kejadian pneumonia pada balita di Kecamatan Menteng (p=0,005; r=0,751), Kecamatan Kalideres (p=0,028; r=-0,631), dan Kecamatan Tanjung Priok (p=0,031; r=-0,622). Hubungan status imunisasi dengan pneumonia pada balita di Kecamatan Cakung (r=-0,356) dan Jagakarsa (r=-0,343) artinya memiliki korelasi negatif sedang. Adanya hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di Kecamatan Tanjung Priok (p=0,018; r=-0,665), Kalideres (p=0,018; r=0,667), dan Kebon Jeruk (p=0,040; r=-0,599). Kesimpulan: Variasi tingkat polusi udara, imunisasi, dan gizi balita antar kecamatan di Jakarta menunjukkan perbedaan pola hubungan dengan pneumonia, menandakan perlunya intervensi dan evaluasi program kesehatan yang lebih terfokus di tiap wilayah.
Background: In Indonesia, pneumonia is one of the leading infectious diseases contributing to under-five mortality. Risk factors for pneumonia in children under five include air quality, immunization status, and nutritional status. Objective: To examine the relationship between PM2.5 concentration, immunization status, and nutritional status with the incidence of pneumonia in children under five across 10 SPKUs (Community Health Surveillance Areas) in the Special Capital Region of Jakarta in 2023 using monthly data. Methods: This study employed an ecological study design based on location, covering 10 subdistricts in the Special Capital Region of Jakarta. Results: The results showed a significant relationship between PM2.5 concentration and pneumonia incidence in children under five in Menteng Subdistrict (p=0.005; r=0.751), Kalideres Subdistrict (p=0.028; r=-0.631), and Tanjung Priok Subdistrict (p=0.031; r=-0.622). The relationship between immunization status and pneumonia in children under five in Cakung (r=-0.356) and Jagakarsa (r=-0.343) indicates a moderate negative correlation. A significant relationship was found between nutritional status and pneumonia incidence in children under five in Tanjung Priok (p=0.018; r=-0.665), Kalideres (p=0.018; r=0.667), and Kebon Jeruk (p=0.040; r=-0.599). Conclusion: The variation in air pollution levels, immunization coverage, and child nutrition across subdistricts in Jakarta shows different patterns of association with pneumonia, indicating the need for more targeted health program interventions and evaluations in each area.
S-11885
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
