Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35291 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Pahala Pardede; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Mila Tejamaya, Adrianus Paganaribuan
S-8485
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pia Ananda; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Adrianus Pangaribuan
S-7591
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mahmud Anshory; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Devie Fitri Octaviani
S-8402
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhamad Wijanarko; Pembimbing: Hendra; Penguji: Robiana Modjo, Iqbal Anggriawan
Abstrak: Kelelahan pada pengemudi merupakan salah satu faktor penyebab utama terjadinyakecelekaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktorrisiko pengemudi yaitu usia, IMT, durasi kerja, masa kerja, waktu istirahat,commuting time, shift kerja, dan kuantitas tidur pengemudi truk tangki BBM.Penelitian ini dilakukan pada bulan selama bulan juni di Depot TBBM PlumpangJakarta. Jumlah sampel dalam penelitian 123 responde. Penelitian bersifatkuantitatif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional.Pengukuran kelelahan menggunakan subjective symptoms test yang bersumber dariIndustrial Fatigue Research Committe (IFRC). Hasil penelitian menunjukkanbahwa 60,1% pengemudi mengalami kelelahan ringan dan 39,8% pengemudimengalami kelelahan sedang. Gejala kelelahan yang paling sering dialami olehresponden adalah merasa haus sebanyak 90,1%. Hasil perhitungan statistik chisquare tidak menunjukkan adanya faktor-faktor risiko yang memiliki hubunganbermakna, namun hasil uji t dan uji korelasi menunjukkan secara signifikan bahwadurasi mengemudi dan masa kerja memiliki hubungan positif dengan skorkelelahan.
Kata kunci:Kelelahan, Pengemudi, Petroleum Truck.
Driver fatigue is one of the main cause of road accident. This study aimed todetermine the correlation between petroleum truck driver fatigue with the risk factorsuch as age, BMI (body mass indeks), driving hours, working period, rest time,commuting time, work shift, and sleep hours of petroleum truck drivers. This studywas conducted in June 2016 at PT. X Depot TBBM Plumpang Jakarta. Total sampleof this study are 123 drivers. This research is based on quantitative observationalstudies using cross-sectional approach. Measurement of fatigue using subjectivesymptoms tes based on Industrial Fatigue Research Committe (IFRC). The resultsshow that 60,1% drivers experienced mild fatigue, while 39,1% drivers experiencedmedium fatigue. The result of chi-square calculation did not show any statisticallysignificant association between risk factor with driver fatigue, although otherstatistic test such as t-test and correlation test significantly show that driving hoursand working period show positive relation with the fatigue score.
Keywords:Fatigue, Driver, Petroleum Truck.
Read More
S-9233
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dina Ramadhani; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Mila Tejamaya, Yuni usminanti
Abstrak: Tangki timbun yang menyimpan premium memiliki risiko kebakaran dan ledakankarena premium bersifat flammable, reactive, dan mudah menguap. Oleh karenaitu, diperlukan penilaian risiko kebakaran dan ledakan pada tangki agar dapat dilakukan tindakan pencegahan dan meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi. Penilaian risiko kebakaran pada tangki timbun dilakukan dengan menggunakan metode Dow;s Fire and Explosion Index. Objek penelitian adalah tangki timbun nomor 12 yang menyimpan premium dengan kapasitas 5.020 kL.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F&EI pada tangki timbun nomor 12sebesar 122,24. Hal ini berarti tangki timbun memiliki risiko kebakaran dan ledakan dengan kategori intermediate. Radius pajanan jika terjadi kebakaran da nledakan adalah 43,747 meter. Luas area terpajan jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah 3.074,25 m2. Nilai pergantian properti dan seluruh peralatan yang rusak jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah Rp 8.357.392.777,-. Denganfaktor kerusakan sebesar 0,50, maka jika terjadi kebakaran dan ledakan nilai kerugian dasar yang diderita adalah Rp 4.178.696.388,-. Faktor pengendali kerugian adalah 0,56, sehingga kerugian sebenarnya jika terjadi kebakaran danledakan adalah Rp 2.340.069.958,-. Lama hari kerja yang hilang jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah 23 hari dan besarnya kerugian yang diderita apabila bisnis terhenti sementara adalah Rp 2.597.849.793,-.Kata Kunci:Premium, tangki timbun, kebakaran dan ledakan, analisis kerugian.
Read More
S-7612
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ika Hartin Atmaja; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Mila Tejamaya, Devie Fitri Octaviani
S-7618
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Muryani; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Dadan Erwandi, Ridwan Zahdi Sjaaf, Adenan
Abstrak: Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya melibatkan suatu kendaraan yang menyebabkan cedera atau kerugian pada pemiliknya (WHO, 1984). Untuk menentukan penyebab kecelakaan di PT. Pertamina Patra Niaga Plumpang Jakarta Utara . penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam ,observasi partisipatif dengan bantuan dokumentasi. Waktu penelitian bulan Mei 2014 sampai Juni 2014. Dengan informan adalah Site Supervisor, HSE Manager PT. Pertamina Patra Niaga, supervisor fleet management, pengawas armada, maintenance, pengawas awak mobil tangki, awak mobil tangki, PT. Pertamina Patra Niaga. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa kecelakaan di lihat dari fase sebelum , pada saat dan setelah terjadi kecelakaan. Kemudian masing-masing fase dilihat dari segi factor manusia, kendaraan dan lingkungan. Faktor yang paling berpengaruh adalah dari segi manusia yaitu kelelahan. Kelelahan yang akan menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan kurangnya konsentrasi. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan AMT (Awak Mobil Tangki) sudah baik dengan diadakannya program K3 berupa pelatihan, safety talk, briefing safety, komunikasi hazard. Akan tetapi Masih banyak ditemukan perilaku yang tidak aman, masih banyaknya AMT yang melakukan pelanggaran seperti bekerja yang melebihi batas yang ditentukan yaitu lebih dari 12 jam, over speed. Hal ini bertentangan dengan UU no 22 tahun 2009 dimana ditentukan bahwa maksimal lama kerja adalah 12 jam.

Accident in this case was a traffic accident is a road ttraffic incident in which at least involves a vehicle causing injury or loss to the owner (WHO, 1984). To determine the cause of the accident at PT. Pertamina Plumpang Patra Niaga North Jakarta. This study is a qualitative research with in-depth interviews, participant observation with the help documentation. When the study in May 2014 through June 2014. Informant is the Site Supervisor, HSE Manager PT. Pertamina Patra Niaga, supervisor fleet management, fleet supervisors, maintenance, crew supervisor tank cars, tank cars crew, PT. Pertamina Patra Niaga. From the results of this study showed that accidents in view of the phases before, during and after a crash. Then each - each phase in terms of the human factor, vehicle and the environment. The most influential factor is human terms is exhausted. Fatigue will cause a decrease in the function of the body and lack of concentration. From the results of this study found that knowledge of AMT (Tank Car Crew) has been good with the holding of a training program K3, safety talk, safety briefing, hazard communication. But still many are found unsafe behavior, there are many who commit violations such as the AMT works in excess of the prescribed limit ie more than 12 hours, over speed. This is contrary to the Act No. 22 of 2009 which determined that the maximum length of employment is 12 hours.
Read More
T-4235
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitriyani; Pembimbing: Ridwan Zahdi Syaaf; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Adenan
S-8033
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kemas Ahmad Widad; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Zulkifli Djunaedi, Muhammad HIkam, Masjuli
Abstrak: Tesis ini membahas mengenai analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran pada saat penerimaan di tangki timbun BBM. Dilatar belakangi oleh kejadian kebakaran T.24 Depot Plumpang, penulis melakukan pengukuran persentase LBL (Lower Explosion Limit) di atas tangki timbun, pengukuran MIE (Minimum lgnition Energy), dan energi akibat gesekan peralatan yang digunakan. Dari hasil pengukuran persentase LEL didapat kondisi di atap tangki timbun BBM pada saat penerimaan BBM berlangsung merupakan kondisi yang flammable, baik pada waktu siang maupun malam hari dimana persentase LEL 30 % didapat pada jarak sekitar 3 meter dari sumber. Sedangkan dari pengukuran MIE didapatkan hasil BBM klas 1 yang didapat dari pengujian ini didapat antara 0,25 Joule sampai dengan 0.274 Joule dan dalam kondisi LEL 20% sampai dengan 40%. Dimana untuk Premium 0.274 Joule pada LEL 40 %. Pertamax 0,243 Joule pada LEL 30% dan Pertamax Plus 0.25 Joule pada LEL 20%. Pertamax plus mempunyai minimum ignition energy yang lebih kecil dibandingkan premium dan pertamax. Untuk energi gesekan didapatkan hasil energi minimal pada material tali cotton sebesar 7,4 E -9 J dan maksimal pada material dipstick stainless 4,5 I li-5 J. Hasil penelitian merekomendasikan untuk tidak diperbolehkan adanya kegiatan di atas tangki selama penerimaan BBM berlangsung.
 

This thesis will explain further about analysis of factors which can caused fire in receiving fuel storage tank activities. Tank fire in T. 24 Depot Plumpang, is what forms the background of this thesis. The writer will do some measurements such as persentage of LEL (Lower Explosion Limit), MIE (Minimum Ignition Energy) on the top of the fuel storage tank and also energy that occurs because of friction with equipments which are been used. From the measurement of LEL's percentage, the result is, the condition at the top of fuel storage tank when receiving activity is done will be in flammabe circumstances, either in the afternoon or in the night, where the percentage of LEI is 30% about 3 meter far from the source. From MIE measurement the result of class I fuel is 0.25 Joule-0,274 Joule in LEL's condition of` 20%-40%. For premium 0.274 Joule in LEL's percentage of 40 %. Pertamax 0.243 Joule in LEL`s percentage of` 30% dan Pertamina Plus 0.25 Joule in LEL's percentage of` 20%. Pertamax plus has the Smallest minimum ignition energy compared with premium and pertamax. For friction energy, the result is, minimum energy in cotton rope is 7,4 E -9 J and maximum energy in dipstick stainless material is 4,5l E-5 J. The researcher suggests that to not doing activity on the top of fuel storage tank when receiving activity is done.
Read More
T-3260
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widy Aryanti; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi, Yuni Kusminanti
S-6219
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive