Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37064 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Azhar Jaya; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Anwar Hasan, Agusdini Banun, Julfrida
B-445
Depok : FKM-UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lutfiah; Pembimbing: Wiku Adisasmito; Penguji: Peter A.W. Pattinama, Hendrik Manarang Taurany, Wirdah
Abstrak: Salah satu kegiatan di Rumah Sakit, bagian logistik merupakan bagian yang strategis setelah SDM dimana salah satu kegiatan penunjang medis yang paling strategis bagi pihak manajemen rumah sakit adalah kegiatan pelayanan di instalasi farmasi. Obat-obatan adalah investasi yang besar dalam suatu rumah sakit dan merupakan pendapatan terbesar juga untuk pihak rumah sakit. Dengan nilai investasi yang demikian besar dan jumlah item barang yang banyak sangat diperlukan suatu pengelolaan yang optimal, diantaranya sistem perencanaan dan pengendalian yang baik. Stock obat di gudang farmasi RS Ananda rata-rata bulanan tahun 2004 Rp. 383.538.740,00 dari total persediaan rata-rata bulanan (stok awal ditambah pembelian) yaitu 1.033.562.530,00 atau sekitar 37,1%. Sisa stok per 25 Desember 2003 adalah Rp. 537.805.000,00 meningkat 35,5% menjadi Rp. 729.111.577,00 per 25 Desember 2004. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan stock obat tersebut tidak diimbangi dengan pemakaian obat sehingga dapat merugikan rumah sakit baik dari segi pelayanan maupun keuangan Rumah Sakit Ananda. Tujuan umum penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat persediaan obat yang ada di gudang famasi RS Ananda Bekasi, merencanakan dan mengendalikan jumlah pemesanan obat yang ekonomis agar tersedia obat dalam jumlah yang optimal.
Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mendapatkan gambaran mengenai logistic farmasi RS Ananda dalam hal kebijakan, organisasi, sarana, dan SDM; (2) menentukan kelompok nilai pemakaian, nilai investasi, dan nilai kritis yang mempunyai nilai tinggi, sedang, dan rendah; (3) menyusun perencanaan penyediaan obat dengan menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan diperkuat dengan analisa deskriptif dimana data diperoleh dari data primer yaitu observasi, wawancara dengan coordinator gudang, manager penunjang medis, dan direktur, dan kuesioner. Sedangkan data sekunder didapat dari laporan pemakaian obat-obatan tahun 2004 dan harga dari obat-obatan selama periode tahun 2004. Hasil penelitian dengan menggunakan analisa ABC Indeks Kritis didapatkan 21 item obat yang termasuk kategori sangat kritis. Dari ke-21 item ini kemudian dicari nilai EOQ dan ROP sehingga didapatkan jumlah pemesanan yang ekonomis dan kapan kita harus memesan kembali obat-obatan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses perencanaan dan pengendalian obat-obatan Rumah Sakit Ananda yaitu kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan logistik farmasi khususnya belum dibuatnya daftar formularium, ketidakjelasan organisasi logistik farmasi ,keterbatasan tenaga baik dari kualitas maupun kuantitas, dan sarana yang tersedia di gudang farmasi belum memadai. Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki perncanaan dan pengendalian obat-obatan di gudang farmasi RS Ananda yaitu dengan menggunakan metode analisis ABC Indeks Kritis dan pengendalian persediaan dengan EOQ dan ROP, meningkatkan kualitas maupun kuantitas Sumber Daya Manusia, meningkatkan sarana yang terdapat di gudang farmasi, membuat daftar formularium, membuat SOP yang berhubungan dengan kegiatan logistik farmasi. Tujuannya adalah agar perencanaan dan pengendalian obat-obatan Rumah Sakit Ananda dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

One of the activities in the hospital, in the logistic department is a strategic one after Human Resources in which one of the most strategic medical supporting activities for the hospital management is a service activity at the pharmaceutical installation. Drugs are big investment in a hospital as well as the biggest revenue for the hospital. With such big investment and large number of items are essential for the optimum management, among other things are good planning and control system. Drugs stock at pharmaceutical warehouse of Ananda Hospital of monthly in 2004 is Rp. 383.538.740,00 of the total monthly average stock (initial stock plus purchase) that is 1.033.562.530,00 or about 37,1%. Remaining stock as for December 25, 2003 is Rp. 537.805.000,00 increasing 35,5% to Rp. 729.111.577,00 as for December 25, 2004. This suggests that the increase in the drug stock is not counterbalanced with drug intake thus representing a good hospital in terms of both service and finance of Ananda Hospital.
General objective of this research is to identify the drug stock available at the pharmaceutical warehouse of Ananda Hospital Bekasi, planning and control the number of economical drug orders in order that the drugs in the large number are available that are optimum. Specific objective of this research is to obtain the representation of the pharmaceutical logistics of Ananda Hospital in terms of desirability, organization, means, and Human Resources; (2) to determine the group of application, investment, and critical values that have high, median and low values (3) to organize the drugs stock planning by determining economical amount of orders. This research is a quantitative research and is enforced with descriptive analysis where the data is obtained from the primary data that is observation, interview with the warehouse coordinator, medical supporting manager, and director, and questionnaire. Meanwhile the secondary data is obtained from the drugs administration report of year 2004 and the drugs price during the 2004 period. The results of this research using the analysis of ABC Critical Index are that 21 drug items are obtained including very critical category. Of these 21 items, then the EOQ and ROP values are requested so the economical amount of orders are obtained and when we should place order the drugs again.
Research results suggest that there are several factors that influence the drug planning and control process of Ananda Hospital that is the desirability concerning the activity of pharmaceutical logistic in particular the formularium list has not been developed, ambiguity in the pharmaceutical logistic organization, lack of personnel in terms of both quality and quantity, and the available means at the pharmaceutical warehouse is insufficient. The attempts that are made to correct the drugs planning and control at the pharmaceutical warehouse of Ananda Hospital is by using a ABC Critical Index ABC and stock control by EOQ and ROP methods, improving both quality and quantity of Human Resources, improving the means available at the pharmaceutical warehouse, developing formularium list, making SOP regarding the pharmaceutical logistic activities. Its aims are that the drug planning and control of Ananda Hospital may work effectively and efficiently.
Read More
B-886
Depok : FKM UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yaya Aria Santosa; Pembimbing: Sutan Yenis
B-408
Depok : FKM UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maryati Nurbaya; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Ede Surya Darmawan, Prima Yunika
Abstrak: Banyaknya kejadian kesalahan obat di farmasi RS Awal Bros Bekasi. Tujuan penelitian inimembahas faktor yang mempengaruhi kesalahan obat di farmasi RS awal Bros bekasi daripersepan, penyiapan dan pemberian obat. Merupakan penelitian kualitatif dengan tujuaneksplanatif. Hasil penelitian ada 274 kejadian. Jenis kesalahan meliputi salah obat, salahpasien, salah baca, salah rute pemberian. Penyebab kesalahan yaitu pengetahuan danketerampilan petugas kurang, kesibukan petugas, komunikasi kurang, kurangnya sosialisasikebijakan dan prosedur, penggunaaan resep online belum maksimal. Saran untuk pencegahankesalahan obat diperlukan sosialisasi kebijakan dan prosedur serta penyempurnaannya danmereview beban kerja petugas serta pelatihan ketrampilan petugas.Kata kunci : Kesalahan Pengobatan, Sosialisasi Kebijakan dan SPO, Review Beban Petugas
The number of error occurrences in the pharmaceutical drug Awal Bros Bekasi. The purposeof this study discusses the factors affecting medication errors in pharmacy Awal Bros bekasiHospital, and it begin from prescribing, dispensing and administring. Is a qualitative studywith an explanatory purposes. Results of the study there were 274 events. Types of errorsinclude wrong drug, wrong patient, wrong reading, wrong route of administration. The causeof the error is lack of knowledge and skills of the officer, the officer busyness, lack ofcommunication, lack of socialization of policies and procedures, the use of prescriptiononline is not maximized. Suggestions for medication error prevention policies and proceduresnecessary socialization and perfected and reviewing officer workload and vocational trainingofficers.Key Word : Medication Errors, Policies and Procedure Socialization, Reviewing OfficerWorkload
Read More
B-1709
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mirah Wijaya; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Purnawan Junadi, Jeffry Rustandi, Oriza Safrini
Abstrak:
Manajemen logistik dalam sektor kesehatan, khususnya dalam rumah sakit, memiliki peran krusial dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Penelitian ini mengambil kasus Rumah Sakit Azra sebagai studi, dengan fokus pada perencanaan persediaan obat antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan metode ABC indeks kritis, safety stock, dan reorder point (ROP) yang efektif untuk meningkatkan efisiensi manajemen logistik obat di Instalasi Farmasi RS Azra. Penelitian ini melibatkan analisis ABC indeks kritis untuk mengkategorikan obat antibiotik menjadi tiga kelompok: A, B, dan C, serta menghitung safety stock dan ROP untuk setiap obat antibiotik. Hasil analisis akan diimplementasikan dalam manajemen logistik di RS Azra. Evaluasi dilakukan dengan memantau dampak implementasi metode tersebut terhadap kejadian backorder, frekuensi pembelian obat di luar jadwal pemesanan, nilai Inventory Turn Over Ratio (ITOR), dan fill rate di Instalasi Farmasi RS Azra. Hasil penelitian diharapkan akan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang perencanaan obat dalam lingkungan rumah sakit, khususnya obat antibiotik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan akan membantu RS Azra dalam meningkatkan ketersediaan obat yang tepat waktu dan jumlah sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mengoptimalkan anggaran pembelian obat. Penelitian ini juga memiliki potensi untuk memberikan manfaat bagi institusi pendidikan dengan menghasilkan penelitian yang relevan dan berkontribusi dalam pengembangan praktik perencanaan obat di rumah sakit, serta memfasilitasi kolaborasi antara institusi pendidikan dan rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Logistics management in the healthcare sector, especially in hospitals, plays a crucial role in providing quality healthcare services. This research focuses on the case of Azra Hospital, with a specific emphasis on the inventory planning of antibiotic drugs. The aim of this study is to formulate effective methods for the ABC critical index, safety stock, and reorder point (ROP) to enhance the efficiency of drug logistics management in the Pharmacy Department of Azra Hospital. The research involves the analysis of the ABC critical index to categorize antibiotic drugs into three groups: A, B, and C, as well as calculating safety stock and ROP for each antibiotic drug. The results of the analysis will be implemented in the logistics management of Azra Hospital. Evaluation will be conducted by monitoring the impact of these methods on backorder incidents, the frequency of drug purchases outside the ordering schedule, Inventory Turn Over Ratio (ITOR) values, and fill rates in the Pharmacy Department of Azra Hospital. The research results are expected to provide a deeper understanding of drug planning in the hospital environment, particularly for antibiotic drugs. Furthermore, the study is anticipated to assist Azra Hospital in improving the timely availability and quantity of drugs according to patient needs, as well as optimizing drug procurement budgets. This research also has the potential to benefit educational institutions by generating relevant research and contributing to the development of drug planning practices in hospitals, facilitating collaboration between educational institutions and hospitals to enhance the quality of healthcare services.
Read More
B-2420
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bajuadji; Pembimbing: Zarfiel Tafal
Abstrak: Pelayanan Farmasi di RSUP Persahabatan sebagai salah satu sistem yang memegang peranan penting dalam meningkatkan pelayanan di RS, terutama dalam pengobatan dan pelayanan pasien, baik dilihat dari sudut kepentingan pasien maupun kepentingan RS sendiri. Perkembangan layanan farmasi di RSUP Persahabatan , saat ini menuju pelayanan farmasi dengan menggunakan Unit Dose. Apoteker memastikan bahwa pasien menerima obat dalam waktu singkat, tersedia lengkap, dengan kualitas dan mutu yang baik. Hal ini sangat berhubungan dengan proses distribusi obat dan alkes dari gudang ke unit pemakai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendistribusian obat dan alkes yang dilaksanakan di RSUP Persahabatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, menggunakan design suatu telaah kasus karena hanya melakukan penelaahan terhadap proses yang sedang berjalan. Analisa data dilakukan dengan menelaah data melalui triangulasi data wawancara, observasi dan data sekunder berupa dokumen, kemudian dianalisis sesuai kebutuhan berdasarkan teori yang berkenaan dengan materi penelitian dan pelaksanaan di Rumah sakit. Data disajikan dengan tertular dan tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendistribusian obat dan alkes belum optimal. Hal ini disebabkan perencanaan, pengadaan , penyimpanan, dan pendistribusian serta pengawasan yang kurang baik. Disimpulkan bahwa untuk menigkatkan pelayanan farmasi di RSVP Persahabatan perlu peningkatan dari komponen SDM, Sarana dan Prasarana serta kebijakan manajemen Rumah Sakit. Saran yang diusulkan ; perlu ada kebijakan tertulis dari manajemen Rumah Sakit, meningkatkan kemampuan manajemen dari Apoteker Rumah Sakit, perlu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas pelaksana di lapangan.
Read More
B-448
Depok : FKM UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pita Aprilia; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Purnawan Junadi, Susan Oktiwidya Ananda, Dian Trisnawati
Abstrak:
Persediaan farmasi harus dikelola dengan baik untuk kelancaran operasional dan keuangan rumah sakit. Sistem informasi dibutuhkan untuk mengelola persediaan farmasi agar memudahkan pengambilan keputusan dengan data yang akurat pada waktu yang tepat. RS Premier Jatinegara mengembangkan sistem persediaan baru yaitu RSDI yang menggabungkan informasi data perencanaan hasil analisis metode ABC-VEN dan MMSL, serta informasi terkini status tahap pemesanan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur output dari penggunaan sistem RSDI yang ditinjau dari indikator efektivitas dan efisiensi. Penelitian dilakukan dengan operational research terhadap sampel obat hasil analisis ABC-VEN dan MMSL di Instalasi Farmasi RS Premier Jatinegara setelah dilakukan intervensi. Hasil analisis ABC diperoleh obat kategori A mewakili 70% dari total investasi. Jumlah non esensial mencapai 53% dari total obat secara keseluruhan. Obat kategori EA dan NA memiliki nilai investasi tertinggi yaitu 63%. Apabila obat kategori EA dan NA dikelola dengan baik maka sekitar 63% biaya investasi dapat dikendalikan. Hasil penelitian menunjukan angka kejadian kekosongan obat turun 57%. Kekosongan masih ada karena kondisi stok yang kosong di distributor yang tidak dapat dihindari oleh karena itu integrasi B2B dengan distributor perlu ditingkatkan. Namun nilai ITOR juga turun dari 7 kali menjadi 6 kali. Penyesuaian periode pengadaan, pengurangan lead time distributor dan pengurangan jumlah stok obat non esensial perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi. Informan menyampaikan sistem RSDI membantu memprioritaskan pengadaan ketika obat vital, esensial atau kategori A kosong, mempercepat pengambilan keputusan, menghilangkan permintaan berulang, dan meningkatkan komunikasi antara Instalasi Farmasi-Gudang-Pengadaan. Penelitian diharapkan dapat dilanjutkan agar pencapaian efektivitas dan efisiensi persediaan semakin baik.

Pharmaceutical supplies must be managed well for smooth hospital operations and finances. Information systems are needed to manage pharmaceutical supplies to facilitate decision making with accurate data at the right time. Premier Jatinegara Hospital developed a new inventory system, namely RSDI. This research aims to measure the output from using the RSDI system in terms of indicators of effectiveness and efficiency. The research was carried out using operational research on drug samples resulting from ABC-VEN and MMSL analysis at the Pharmacy Department after the intervention. The results showed that total investment category A drugs is 70%. The number of non-essential drugs reaches 53%. EA and NA category drugs have the highest investment value 63%, if EA and NA category are managed well then around 63% of investment costs can be controlled. The research results showed that the incidence of stock out decreased by 57%. Stock out still exist due to unavailable stock at distributors which cannot be avoided, therefore B2B integration with distributors needs to be improved. However, the ITOR value also fell from 7 times to 6 times. Adjusting the procurement period, reducing distributor lead time, and reducing the amount of non-essential drug needs to be done to increase efficiency. Informants said that the RSDI system helps prioritize procurement when vital or category A drugs are out of stock, speeding up decision making, eliminating repetitive requests, and improving communication between the Pharmacy-Warehouse-Procurement. This research should be continued to achieve better inventory effectiveness and efficiency.
Read More
B-2424
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cecilia Febrianti Soehardy; Pembimbing: Suprijanto Rijadi; Penguji: Purnawan Junadi, Pujiyanto, Khofifah Any, WFP Kaunang
Abstrak:

Instatasi farmasi merupakan salah satu bagian dari rumah sakit yang menyediakan produk dan jasa dalam bentuk pelayanan resep. Bagi pasien, kualitas pelayanan resep farmasi yang baik umumnya terkait dengan waktu pelayanan. Waktu pelayanan resep diperkirakan dipengaruhi oleh faktor lama kerja, beban kerja. pengetahuan dan ketrampilan., shift kerja jumlah resep, jumlah item resep, jenis resep, jenis pembayaran dan kesesuaian resep dengan formularium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada waktu pelayanan resep instalasi fannasi RS Hermina Depok tahun 2010. Penelitian ini dilakukan di instalasi farmasi RS Hemina Depok pada bulan Desember 2010. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pengamatan, telaah dokumen dan wawancara mendalam dengan para informan yang terkait yaitu pimpinan RS dan para staf instalasi farmasi. Hasil penelitian rnemperlihatkan bahwa faktor faktor yang berpengaruh pda waktu pelayanan resep instalasi farmasi adalah lama kerja, bcban kcrja, pcngctahuan dan ketrampilan, shift kerja, jumlah resep, jenis resep dan kcsesuaian resep dengan formulariurn, sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan waktu pelayanan resep adlah jumlah item resep dan jenis pembayaran. Faktor-faktor dominan adalah beban kerja, jumlah resep dan kesesuaian resep dengan formularium. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan manajemen Rumah Sakit melakukan analisa beban kerja petugas farmasi, mengevaluasi ulang jadwal praktek Dokter di poliklinik, menganalisa faktor yang mempengaruhi ketersediaan obat serta mengkaji ulang definisi dan standar waktu pelayanan resep instalasi farmasi. Hal ini diharapkan menjadi besar bagi proses perbaikan dalam meningkatkan mutu layanan kefarmasian terutama waktu pelayanan resep.


 

Pharmacy is one part of the hospital that provides products and services in the form of prescription services. For patients, quality of good phannacy prescription services generally associated with service time. Prescription service time is expected to be influenced by factors of length of work. workload, knowledge and skill, work shift, number of prescriptions, number of prescription items, type of prescription, type of payment and compliance with the formulary prescriptions. This study aims to determine the factors that affect the service time pharmacy prescription Hermina Depok Hospital on the year 20 l 0. This research was conducted in the pharmacy Hermina Depok Hospital in December 2010. Research design is a qualitative with observation, document review and in-depth interviews with informants related to the leadership of the hospital and phannacy staff. The results showed that the factors that affect pharmacy prescription service time are the length of work, workload, knowledge and skills, work shift, number of prescriptions, type of prescription and prescription compliance with formulary, while factors not related to the prescription service time are number of items presciption and type of payment. Dominant factors are workload, the number of prescriptions and prescription compliance with the formulary. Based on these result, hospital management is expected to analyze the workload of pharmacist, to re-evaluate the practice of doctors in the clinic schedule, analyze factors affecting the availability of drugs and review the definition and standards of pharmacy prescription service time. This is expected to be the basis for process improvement in enhancing the quality of pharmacy services, especially prescription service time.

Read More
B-1295
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anita Sapardjiman; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas
Abstrak: Rumah sakit merupakan industri jasa yang selain menjalankan fungsinya sebagai sarana upaya kesehatan dengan fungsi sosial, kini juga harus mempergunakan kaidah ekonomi dalam menjalankan bisnisnya RS Pluit merupakan rumah sakit swasta murni, yang untuk memenuhi dan memberikan pelayanannya sesuai standar harus membiayai sendiri seluruh biaya operasionalnya. Oleh karena itu sudah sewajarnya RS Pluit harus mengoptimalkan pengelolaan pelayanannya untuk menjadikan instalasi rawat jalan dan instalasi farmasi sebagai revenue center. Di tahun 2002, RS Pluit mendirikan Kounter Farmasi (KF) yang diletakkan di area Instalasi Rnwat Jalan untuk mendampingi Instalasi Farmasi yang sudah ada sebelumnya. Tujuannya selain untuk mempermudah pasien dalam pengambilan resep, juga untuk meningkatkan jumlah total pengambilan resep di RS. Namun setelah dua tahun berdiri, KF belum menunjukkan kontribusi yang berarti dalam meningkatkan jumlah total pengambilan resep di RS Pluit, bahkan ada kecenderungan menurun dari 15% di tahun 2002 menjadi 14% di tahun 2003 dengan total jumlah resep menurun sebesar 13%. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan keputusan pasien dalam pengambilan resep di KF. Penelitian menggunakan survei dengan pendekatan cross secfional dari data primer yang diperoleh melalui kuesioner.Teknnik analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat yang dilanjutkan dengan analisis bivariat (Chi-square). Hasil analisis menunjukkan bahwa keputusan pengambilan resep di KF dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, total pengeluaran, tempat tinggal dan Cara pembayaran. Sedangkan pengetahuan responden mengenai kecepatan, ketepatan dan keramahan pelayanan petugas RS, serta keberadaan KF juga mempengaruhi keputusan responden dalam pengambilan resep. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian adalah karakteristik pasien RS Pluit merupakan pasien potensial namun rentan untuk pindah ke rumah sakit Iain. Rendahnya kontribusi pengambilan resep di KF dikarenakan adanya masalah dalam hal kecepatan, ketepatan dan keramahan petugas RS serta ketidaktahuan responden terhadap keberadaan KF. Saran yang dikemukakan adalah, RS harus meningkatkan kualitas SDMnya serta merubah penampilan KF dengan merelokasi tempat sehingga strategis dan terlihat sebagai tempat untuk membeli obat.
Read More
B-826
Depok : FKM UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
S. Septirahmawati; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Peter A.W. Pattinama, Amroussy D.T. Marsis
Abstrak:

Rumah Sakit Islam Jakarta Pusat sebaai institusi pemberi layanan kesehatan dituntut umuk gncngupayakan pemanfaatan setiap fasilitas layanan yang dimiliki secara optimal agar dapat tetap survive dalam sitiasi yang kompetitif scpcrti sekarang ini. Salah wtu fasiiitas layanan yang penting adalah apotik, selain keberadaannya Idibutuhkan untuk dapat memenuhi seluruh kcbutuhan obat pasien, bila dikelola idengn balk apotik akan menjadi salah satu sumber penghasilan bagi rumah sakit yang bersangkutan. Adanya kesenjangan jumlah resep yang dilayani instalasi Rumasi akan mempengaruhi kclancaran layanan dan sekaligus mengurangi kesempatan menambah penghasilan bagi RSUP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran talctor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan kembaii instalasi farmasi oleh pasien xawatjalan di RS Islam Jakarta Pusat lahun 2006. Penclitian ini merupakan penelitian kuamizalif dengan dcsain cross secrional. Responden dalam penelitian ini besjumlah 110 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan analisis data menggunakan nnalisis univariat dan analisis bivariat uji Chi Square. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas berpendidikan tinggi (Sekolah lanjutan atas dan perguruan tinggi), bcrpcnghasilan rendah., penanggung biaya sama banyak antara pihak ketiga dan biaya scndiri, jumlah tanggungan keluarga sedikir, berpersepsi buruk terhadap harga obat, berpersepsi bali: terhadap petugas apotik, berpersepsi buruk terhadap Iokasi apotik, berpersepsi buruk terlndap infbrmasi obat, berpersepsi bumk tcrhadap mang nmggu. Sedangkan faktor~faktor yang mempunyai hubnngan yang signitikan dengan pemanfaaian kembali instalasi farmasi adalah pelsepsi biaya ohat, persepsi terhadap petugas apotik, pelsepsi infomlasi obat dan persepsi ruang tunggu. Saran yang dianjurkan dalam rangka meningkatkan mulu pelayanan adalah (l)Pasien dengan biaya sendiri dibexikan fasilitas yang lebih baik, (2) Penemuan target pelayanan, baik dajam hal kecepatan, ketepamn jumlah rcsep yang dilayani, (3) Perlu penambahan petunjuk amh apotik agar lcbih dapai dilihat oleh pasien disebabkan lokasi apotik yang berada disudut rumah saldt, (4) Perhmya pelatihan komunikasi pctugas apotik terhadap infoormasi obat yang dibelikan kepada pasien, (5) Dipcrluasnya ruang tunggu apotik, (6) Perlunya analisis harga obat oleh pihak manajemen agar dapat tetap bersaing dengan apotik sekitar.


 

Islamic Hospital as health service institution is claimed to attain using each service facilities which their owned optimally so it can fixed survive in the competitive situation like as today. One of the important service facilities is pharmacy, beside its existence is need to meet all drug needs of patient, if it managed as well it will become one of income source for the hospital. There is gap between total recipe which serviced by pharmacy installation will influence fluent the service and also it can decrease opportunity to enhance RSUP hospital income. Purpose ofthe study to know the feature related factors and using pharmacy installation by Pass Care Patient at Islamic Hospital (RS Islam) Central Jakarta in 2006. This study is a quantitative study using cross sectional design Total of Respondent in this study is 110 persons. Data gathering is performexi by questionnaire and data analysis using Univariate analysis and Bivariate Test Chi Square. Study results shows that majority high level education (Senior High Scholl and College), by lower income, cost insurer is identical between third party and cost itself; total of family insurance is few, bad perception to drug price, good perception to pharmacy staff; bad perception to pharmacy location, bad perception to dmg information, bad perception to waiting room. Whereas the related factors is significant by using the pharmacy installation is perception to drug expenses, perception to pharmacy stafll perception to dnxg infomation and perception to waiting room. Recommendation in effort to enhance service quality are 1 (1) Patient by hospital cost which insured itself must prominent in this service (2) Determining service target, in both in service speed case , and precisely in total recipe which serviced, (3) Manual of phannacy direction must added so it can viewed by patient, because pharmacy location in hospital comer, (4) Urgent explaining from pharmacy statT about drug which given to patient, (5) waiting room in the hospital must enlarged.

Read More
B-954
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive