Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 28459 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Naharannisa Ayuningtyas; Pembimbing: Yvonne M. Indrawani; Penguji: Ratu Ayu Dewi sartika, Ida Ruslita
Abstrak: Makanan gorengan digemari karena memiliki rasa yang gurih serta cara pengolahan yang praktis. Rata-rata konsumsi lemak penduduk Indonesia sebanyak 47,2 gram per hari. Tempe merupakan bahan makanan yang cara pengolahannya sering digoreng. Jumlah minyak yang terserap dalam makanan gorengan khususnya tempe goreng perlu diperhatikan agar jumlah minyak/lemak yang dikonsumsi tidak melebihi dari anjuran 5 sendok makan per hari. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk menganalisis persentase kehilangan berat dan kadar minyak pada tempe goreng berdasarkan faktor ketebalan yaitu tipis dan tebal, serta faktor teknik menggoreng meliputi shallow frying dan deep fat frying. Penelitian menggunakan metanol sebagai pelarut organik untuk mengukur kadar minyak/lemak. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan perentase kehilangan berat dan kadar minyak secara signifikan pada perlakuan. Namun, persentase kehilangan berat sebesar 16,2% dan kadar minyak sebesar 61,20% (wet basis) lebih besar pada tempe yang digoreng dengan perlakuan tipis-deep fat frying. Berdasarkan hasil ini, konsumen diharap memperhatikan jumlah dan dimensi makanan gorengan yang dikonsumsi serta teknik menggoreng yang dipakai. Kata kunci: Kehilangan berat, kadar minyak, tempe goreng, ketebalan, teknik menggoreng Fried foods still become favourable foods because of salty taste and simple food processing. Fat consume average of Indonesian people about 47,2 grams per day. Tempeh is one of food that is mostly fried. The amount of oil absorbed by foods especially tempeh is need to be calculated so that it is not over than 5 tablespoons of oil per day. This experiment study aimed to analyze weight loss and oil content on fried tempeh based on its thickness, thin and thick, and also frying technique which are shallow frying and deep fat frying. The experiment used methanol as organic solvent to measure oil content. As the result, there is no significant difference of weight loss and oil content by experiment. However, the weight loss for about 16,2% and the oil content for about 61,20% (wet basis) is much higher in thin-deep fat frying tempeh. Based on this result, consumer needs to pay attention for the amount and its dimension of fried foods consumed and frying technique used. Key words: Weight loss, oil content, fried tempeh, thickness, frying technique
Read More
S-8701
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novita Arie Setiawati; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Kusharisupeni, Sandra Fikawati, Agus Triwinarto, Lukas C. Hernawan
Abstrak: Prevalensi kejadian BBLR di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 sebesar 10.2% dengan proporsi BBLR di daerah perkotaan dan perdesaan sebesar 9.4% dan 11.2%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dominan terhadap kejadian BBLR di daerah perkotaan dan perdesaan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2017. Responden dalam penelitian ini sebanyak 11.188 WUS yang terbagi menjadi 5.852 di daerah perkotaan dan 5.336 di daerah perdesaan. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan responden (p = 0.000; OR = 1.471; 95% CI = 1.252-1.730), frekuensi pemeriksaan kehamilan (p = 0.000; OR = 1.713; 95% CI = 1.317-2.229), usia kehamilan saat pertama kali pemeriksaan (p = 0.026; OR = 1.246; 95% CI = 1.031-1.505), dan jumlah konsumsi TTD (p = 0.000; OR = 1.312; 95% CI = 1.131-1.621) dengan BBLR. Sedangkan di perkotaan, faktor yang berhubungan dengan BBLR adalah paritas (p = 0.039; OR = 1.258; 95% CI = 1.018-1.555), tingkat pendidikan responden (p = 0.001; OR = 1.542; 95% CI = 1.199-1.983)  dan jumlah konsumsi TTD (p = 0.020; OR = 1.283; 95% CI = 1.044-1.576), dan di perdesaan adalah tingkat pendidikan responden (p = 0.002; OR = 1.423; 95% CI = 1.145-1.769), frekuensi pemeriksaan kehamilan (p = 0.000; OR = 1.878; 95% CI = 1.345-2.622), tempat pemeriksaan kehamilan (p = 0.037; OR = 0.781; 95% CI = 0.622-0.980), dan jumlah konsumsi TTD (p = 0.010; OR = 1.336; 95% CI = 1.075-1.660). Faktor yang paling dominan terhadap kejadian BBLR di Indonesia dan perdesaan adalah frekuensi pemeriksaan kehamilan, sedangkan di perkotaan adalah tingkat pendidikan responden. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan dilakukan sosialisasi dan edukasi terkait kehamilan seperti pemeriksaan kehamilan secara teratur, meningkatkan tingkat pendidikan formal WUS, dan konsumsi TTD secara teratur.

The prevalence of LBW in Indonesia based on the 2013 Basic Health Research was 10.2% with the proportion of LBW in urban and rural areas 9.4% and 11.2%. This study aims to analyze the dominant factors on LBW occurrence in urban and rural areas in Indonesia. This study is a cross-sectional study using secondary data from the Demographic and Health Survey (IDHS) in 2017. Respondents in this study were 11,188 woman of childbearing age divided into 5,852 in urban areas and 5,336 in rural areas. The results of research in Indonesia showed a significant relationship between respondent’s education level (p = 0,000; OR = 1,471; 95% CI = 1,252-1,730), the frequency of antenatal care (p = 0,000; OR = 1,713; 95% CI = 1,317-2,229 ), gestational age at first examination (p = 0.026; OR = 1,246; 95% CI = 1,031-1,505), and total iron tablet consumption (p = 0,000; OR = 1,312; 95% CI = 1,131-1,621) with LBW. While in urban areas, factors related to LBW are parity (p = 0.039; OR = 1,258; 95% CI = 1,018-1,555), respondent’s education level (p = 0.001; OR = 1,542; 95% CI = 1,199-1,983) and total iron tablet consumption (p = 0.020; OR = 1,283; 95% CI = 1,044-1,576), and in rural areas is respondent’s education level (p = 0.002; OR = 1,423; 95% CI = 1,145-1,769), the frequency of antenatal care ( p = 0,000; OR = 1,878; 95% CI = 1,345-2,622), place of antenatal care (p = 0.037; OR = 0.781; 95% CI = 0.622-0.980), and total iron tablet consumption (p = 0.010; OR = 1.336 95% CI = 1,075-1,660). The most dominant factor for LBW occurrence in Indonesia and rural areas is the frequency of antenatal care, while in urban areas is the education level of respondents. Based on the results of this study, it is expected that socialization and education related to pregnancy such as regular pregnancy checks, increasing formal education level of woman of childbearing age, and regular consumption of TTD.
Read More
T-5811
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiara Luthfie; Pembimbing: Yvone; Penguji: Ahmad Syafiq, Ratu Ayu Dewi Sartika, Kresnawan, Suroto
Abstrak:

Kromium adalah  jenis nutrien essensial yang diperlukan hampir oleh semua jaringan dalam tubuh manusia, seperti kulit, otak, otot, limpa, ginjal dan testis. Peran penting dari kromium adalah sebagai pengendali metabolisme insulin dalam tubuh dan dianggap sebagai faktor pengendali kadar gula darah (glucose tolerance factor/GTF). Penelitian ini menggunakan metode Cross sectional, waktu pelaksanaan bulan Maret- April Tahun 2011. Penelitian dilakukan pada anggota Persadi Serang sebanyak 55 orang. Cari pengambilan sampel  dilakukan dengan cara purposive dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan kromium tertinggi pada bahan makanan sumber karbohidrat adalah mie kering sebesar  71 µg/100 g, dan sumber protein adalah kacang tanah sebesar 163. Ratarata asupan kromium pada anggota Persadia Serang teridentifikasi masih berada dibawah RDA yaitu 31, 95 µg. Tidak  ada hubungan antara asupan kromium dengan kadar gula darah pada anggota Persadia Serang, sedangkanvariabel IMT, aktivitas olahraga dan umur memiliki hubungan dengan kadar gula darah (p<0,05) dengan data IMT (OR= 4,5 ; 95% CI ; 1,333-15,196 ), aktivitas olahraga (OR= 9,333 ; 95% CI ; 1,115-78,154 ), dan umur (OR= 4,47 ; 95% CI ; 1,23-16,28 ). Faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kadar gula darah adalah IMT. Disarankan untuk mengontrol berat badan, dengan cara memperhatikan asupan makan dan melakukan aktivitas olahraga secara rutin serta materi kromium dimasukkan dalam kegiatan penyuluhan rutin yang dilakukan satu kali seminggu. Selain itu perlu adanya pemeriksaan kandungan kromium bahan makanan yang lebih beragam. Kata kunci : Kromium bahan makanan, kadar gula, dan asupan kromium.


 

Chromium is a type of essential nutrients needed by almost all tissues in the human body, such as skin, brain, muscle, spleen, kidney and testis. An important role of chromium is as controlling the metabolism of insulin in the body and is considered as a factor controlling blood sugar levels (glucose tolerance factor / GTF). This study uses cross sectional method, the execution time of the month from March to April Year 2011. The study was conducted on members Persadia Attack by 55 people. Find the sampling done by purposive with respect to inclusion and exclusion criteria. The results showed that the highest chromium content in food sources of carbohydrates is dried noodles at 71 μg/100 g, and protein sources are peanuts by 163. The average intake of chromium in Serang identified PERSADIA members is below the RDA, namely 31, 95 mg. There was no association between intake of chromium in blood sugar levels in member PERSADIA Serang,  while BMI  variable, exercise activity and age have a relationship with blood sugar levels (p <0.05) with BMI data (OR = 4.5, 95% CI: 1.333 -15.196), sports activity (OR = 9.333, 95% CI: 1.115 to 78.154), and age (OR = 4.47, 95% CI: 1.23 to 16.28). The most dominant factor related to blood sugar levels is BMI. It is recommended for weight control, by way of attention to food intake and doing exercise regularly and chromium material included in regular education activities are conducted once a week. In addition there is need for examination of the chromium content of food that is more diverse. Key words: Chromium food ingredients, sugar, and intake of chromium.

Read More
T-3427
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Katherina; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Ahmad Syafiq, Abas Basumi Jahari
Abstrak: Berat badan merupakan salah satu komponen antropometri yang paling banyak digunakan untuk menentukan preskripsi diet dan preskripsi obat pasien. Namun terkadang pengukuran berat badan tidak dapat dilakukan secara langsung, seperti pada individu penyandang disabilitas dan kesadaran lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rumus yang sederhana dalam memprediksi berat badan pada dewasa di Jakarta Selatan. Pengukuran berat badan BB , lingkar lengan atas LiLA dan tinggi lutut TL dilakukan pada 164 orang sampel dewasa 20 ndash; 59 tahun di Jakarta Selatan pada bulan Mei 2017. Model prediksi berat badan akhir yang diperoleh menggunakan analisis regresi linear ganda adalah: Berat Badan estimasi kg = 2,8 LiLA 1,2 TL ndash; 1,25 Z ndash; 75,1 R-square 0,841; p-value < 0,001 , dengan nilai Z = 1 untuk perempuan dan 2 untuk laki-laki. Persamaan dari penelitian ini mampu memprediksi berat badan dan dapat digunakan pada dewasa di Jakarta Selatan.
 

Body weight is one of the most common anthropometric component to determine prescription for diet and drugs. However, this way prove to be a challenge for individuals who are unconscious and or have disabilities. The present study aims to derive a simple equation to estimate the body weight of adults in South Jakarta. Measurements of Body Weight BW , the Middle Upper Arm Circumference MUAC , and the Knee Height KH were done in 164 adults in the respective city in May 2017. The resulting equation, which is derived by multiple linear regression, is BW 2.8 MUAC 1.2 KH ndash 1.25 Z ndash 75.1 R square 0,841 p value 0,001 , with Z value of 1 for female and 2 for male. The equation is able to approximate the body weight of adults in South Jakarta.
Read More
S-9509
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maulia Sari; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Sandra Fikawati, S.R. Tri Handari
S-7145
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Afiatul Rahmi Fatty; Pembimbing: Yvonne M. Indrawani; Penguji: Nurfi Afriansyah, Trini Sudiarti
S-7536
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Kamaludin; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Kusdinar Achmad, Yuni Zahraini
S-9026
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ledya Octaviani; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Isnindyarti
Abstrak: Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah akibat kelainan pada sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Tingginya kadar glukosa darah pada penderita diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan pada beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, jantung, saraf, dan pembuluh darah. Kadar glukosa darah pada penderita diabetes dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asupan, aktivitas fisik, dan lainlain. Skripsi ini bertujuan untuk melihat perbedaan proporsi kadar glukosa darah pada penderita diabetes berdasarkan aktivitas fisik dan faktor lainnya. Penelitian ini dilakukan pada penderita diabetes di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu pada bulan April 2018. Desain penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 110 orang. Kadar glukosa darah diketahui melalui catatan medik responden, aktivitas fisik dan asupan diketahui melalui kuesioner aktivitas fisik (GPAQ) dan Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire (SFFQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57,3% penderita diabetes memiliki kadar glukosa darah terkontrol. Uji chi-square menyatakan bahwa variabel aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, asupan serat, durasi penyakit, dan stres memiliki perbedaan bermakna dengan kadar glukosa darah. Untuk meningkatkan angka kadar glukosa darah terkontrol pada penderita diabetes, disarankan untuk diberikan edukasi mengenai aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, asupan serat, dan manajemen terhadap stres apabila diperlukan kepada penderita diabetes.
Kata kunci: Diabetes melitus, kadar glukosa darah, aktivitas fisik, asupan serat

Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by high blood glucose levels due to abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. High blood levels in diabetics are associated with long-term damage, dysfunction, and failure of some organs, especially the eyes, kidneys, heart, nerves, and blood vessels. Blood glucose levels of diabetics can be influenced by various factors such as intake, physical activity, and others. This study aims to see the differences proportion of blood glucose levels in diabetics based on physical activity and other factors. The study was conducted on diabetics at Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu on April 2018. The design of this study is cross-sectional with a total sample of 110 people. Blood glucose levels are known through the medical records of respondents, physical activity and intake are known through physical activity questionnaires (GPAQ) and Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire (SFFQ). The results showed that 57.3% of diabetics had controlled blood glucose levels. Chisquare test showed that physical activity, medication adherence, fiber intake, duration of disease, and stress have significant differences with blood glucose levels. To increase the rate of controlled blood glucose in diabetics, it is recommended to be educated about physical activity, fiber intake, and management of stress (if necessary) in diabetics.
Keywords: Diabetes mellitus, blood glucose level, physical activity, fiber intake
Read More
S-9667
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vania Christiawantho; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Dyah Mulyawati Utari, Mayesti Akhriani
Abstrak: Penggunaan teledietetics sebagai upaya untuk mencegah peningkatan angkaobesitas yang semakin tinggi menjadi populer di kalangan masyarakat perkotaan yangingin menurunkan berat badan dan menerapkan pola hidup sehat. Walaupun masihtergolong metode yang baru untuk diterapkan di Indonesia, teledietetics telah banyakditerapkan di negara-negara maju karena metode ini dinyatakan lebih mengirit waktu,biaya, dan mempermudah komunikasi antara ahli gizi dan klien.Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program diet coachingmenggunakan metode teledietetics yang diadakan oleh PT. Gizi Sehat Indonesia dengancara melihat perubahan berat badan dan asupan klien, serta membandingkan rata-ratapenurunan berat badan antar periode komitmen, asupan makan, dan jumlah sesikonsultasi juga melihat adanya pengaruh dari asupan terhadap penurunan berat badanklien. Adapun tujuan penelitian ini untuk melihat efektivitas biaya antar paket dalammenurunkan berat badan.Penelitian ini menggunakan data sekunder dimana studi desain yang digunakanadalah kohort retrospektif dengan total sampling 37 klien yang menjalani holistic dietcoaching di PT. Gizi Sehat Indonesia. Hasil yang ditemukan adalah 78,4% klienmengalami penurunan berat badan, 5,4% klien mengalami penambahan berat badan, dan16,2% klien tidak mengalami perubahan berat badan. Penurunan berat badan paling besarterdapat pada rata-rata penurunan berat badan 6 bulan, dimana rata-rata penurunan beratbadan paling kecil terdapat pada rata-rata penurunan berat badan 1 bulan. Penurunan beratbadan yang signifikan terdapat pada klien yang mengikuti jumlah sesi konsultasi 1-3 kalidan 4-9 kali serta 1-3 kali dan 10-18 kali. Perubahan asupan yang signifikan terdapat padaasupan energi dan asupan lemak. Namun tidak ada asupan yang berdampak padapenurunan berat badan. Paket yang paling efektif secara biaya adalah paket denganperiode komitmen 1 bulan.Penelitian ini menyimpulkan bahwa teledietetics dapat dilakukan sebagai metodekonsultasi gizi terkini terutama pada klien yang ingin menurunkan berat badan danmengubah pola makan. Teledietetics lebih cost-effective pada periode komitmen yanglebih pendek, namun penelitian lebih lanjut harus dilaksanakan untuk menilaikeberhasilan jangka panjang terkait perubahan berat badan dan diet demi memastikantidak terjadinya weight regain atau berat badan kembali.Kata Kunci: Teledietetics; Penurunan Berat Badan; Efektivitas Biaya.
Read More
S-10261
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Utih Arupah; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin, Diah Mulyawati Utari, Abbas basuni Jahari, Triyani Kresnawan
Abstrak:
Pengukuran berat badan di rumah sakit merupakan parameter yang objektif,akan tetapi tidak semua pasien yang dirawat dapat dilakukan penimbanganberat badan dengan timbangan biasa, karena pasien tidak bisa berdiri tegak,ketidakmampuan pasien untuk berdiri,lemah tubuh, kesadaran menurun, karenapenyakit tertentu sehingga data yang dihasilkan memiliki reliabilitas yangkurang baik. Lingkar lengan, lingkar pinggang, lingkar paha, lingkar betis danpanjang badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang kuat dapatdigunakan untuk memprediksi berat badan. Penelitian ini bertujuan untukmengembangkan model prediksi berat badan berdasarkan lingkar lengan atas,lingkar pinggang, lingkar paha, lingkar betis dan panjang badan. Penelitiandilakukan pada bulan nopember 2017. Disain yang digunakan adalah crosssectional jumlah sampel 160 orang pegawai yang diambil secara simplerandom sampling di RSCM. Variabel yang dikumpuli meliputi berat badan,lingkar lengan atas, lingkar pinggang, lingkar paha, lingkar betis, dan panjangbadan. Berat badan diukur dengan penimbangan dan lingkar lengan atas,lingkar pinggang, lingkar paha, lingkar betis dengan melingkari pita, panjangbadan dengan ukuran meteran. Hasil akhir dari penelitian menghasilkan modelprediksi berat badan untuk mendapatkan berat badan prediksi. Menghasilkan18 model prediksi berat badan memiliki nilai R square tinggi yaitu: 2 modelprediksi berat berat untuk laki-laki R2= 0,898, dan R2= 0,930, 9 model prediksiberat badan untuk perempuan (R2=0,960, R2=0,952, R2=0,953, R2=0,956,R2=0,968, R2=0,949, R2=0,945, R2=0,963, R2= 0,944) dan 7 model prediksiuntuk gabungan laki-laki dan perempuan R2=0,949, R2=0,934, R2=0,893,R2=0,935, R2=0,914, R2=0,913, R2=0,929. Peneliti menyimpulkan bahwamodel prediksi berat badan yang dihasilkan akurat untuk memprediksi beratbadan dewasa. Namun perlu dilakukan penelitian kembali pada populasi yanglebih luas.Kata Kunci : Model Prediksi, Berat Badan, Lingkar Lengan Atas.
Read More
T-5132
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive