Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32111 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Desi Herianti; Pembimbing: Meiwita Paulina Budiharsana; Penguji: Artha Prabawa, Istiqamah
Abstrak: Peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) baik di dunia maupun di Indonesia memerlukan upaya pengendalian yang memadai dan komprehensif dengan ketersediaan data dan informasi yang tepat dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kasus PTM meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, status jaminan, faktor resiko dan besaran biaya serta asal sumber dana pasien rawat jalan dan rawat inap rumah sakit. Pengembangan sistem menggunakan Sistem Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan prototype. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam serta telaah dokumen pencatatan dan pelaporan rumah sakit. Sistem ini dapat membantu pengolahan data menjadi cepat dan akurat sehingga memudahkan analisa serta dapat diintegrasikan di semua unit rumah sakit. Sistem juga diintegrasikan ke puskesmas sebagai umpan balik rujukan dan ke dinas kesehatan dalam rangka koordinasi pengendalian kasus PTM, melalui web rumah sakit. Saran adalah agar pengendalian kasus PTM dapat dilakukan secara bersama oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Kata Kunci: sistem informasi pemantauan, penyakit tidak menular, prototype, faktor resiko. Increasing cases of non-communicable diseases (NCDs) in the world or in Indonesia require adequate control measures and comprehensive with the availability of data and information timely and accurate. This study aims to identify the characteristics of PTM case included age, gender, education, occupation, address, status guarantees, risk factors and magnitude of the source of funding costs and outpatient and inpatient hospital. Development of systems using the System Development Life Cycle (SDLC) with a prototype approach. Data collection is done by observation and in-depth interviews and document review records and hospital reports. This system can help data processing to be fast and accurate to facilitate the analysis and can be integrated in all units of the hospital. The system is also integrated to the clinic as a reference and feedback to the health department in order to coordinate control of PTM case, through the web hospitals. The suggestion is that the control of non-communicable disease cases can be carried out jointly by the health care facility. Keywords: Information System Monitoring, Non-Communicable Diseases, Prototype, Risk Factors.
Read More
T-4361
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diah Sulastri; Pembimbing: Iwan Ariawan, Artha Prabawa; Penguji: Sabarinah B. Prasetyo, Noor Sardono, Akemat
Abstrak:

Asuhan Keperawatan (Aske merupakan suatu pendekatan yang dilakukan seorang perawat terhadap kliennya. Motu Asuhan keperawatan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung masih diternokan pendokumentasian asuhan keperawatan pada rekam medik pasien yang asih belum terisi; masih adanya masyarakat yang merasa belum puas terhadap pelayanan yang dibe ·kan oleh perugas diruangan (20,3%); kelohan tentang pelayanan sebanyak 21,9%; 70% dari 20 pasien mengatakan perawat yang kurang ramah dalam menangani pasien, 75% dari 20 pasien merasa tidak diperhatikan oleh perawat. Hal ini perlu sekali mendapat perhatian dari semua pihak terkait:; dan menempatkan Pemantauan Motu Askep (PMA) sebagai kegiatan yang penting dilaksanakan secara berkesinambungan. Dalam pelaksanaannya, PMA belum didukung dengan sistem informasi pengolahan data yang masih dilakukan secara manual, belum ada analisis tiap penelitian adalah Ruang Rawat Inap yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Sebagai hasil dari penelitian ini adalah diperolehnya prototipe Sistem lnformasi Pemantauan Mutu Asuhan Keperawatan yang diharapkan dapat effektif dan effisien dalam penyediaan informasi yang dibutuhkan. lnformasi yang diperoleh akan dirancang agar benar-benar relevan. cepat, tepat dan akurat, serta dapat lebih bennanfaat. terutama untuk kepentingan perencanaan peningkatan mutu pada umumnya, dan pemantauan Askep pada khususnya, sehingga dapat tercapai optimalisasi pemantauan mutu Askep di rumah sakit tersebut Agar pelaksanaan sistem infonnasi ini dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan, dibutuhkan pengembangan prototipe yang berbasis jaringan.


Asuhan Keperawatan (Askep) represent an approach to do a nurse to its clien. Quality of Askep in Dr. H. Abdul Moeloek :cam pung hospital still found documentation of asuhan keperawatan on IJ&.tient record which still not yet loaded; there is still of society which feel not et satisfied to service given in a hospital (03%); sigh about ice counted 2 J,goA,; 70% from 20 patient tell less friendly nurse in handling patient, 75% from 20 patient feel not be paid attend on by nurse. This matter very important to get attention from all related partieand place Monitoring Quality of Askep ( PMA) as activity which is important to be implementation chronically. In its implementation, PMA not yet been supported with infonnation system. data-processing which still (done/cond ucted) manually. there is no analysis every treatment upbringing step and also monitoring instrument quality of standard not yet altogether used to assess quality o askep. For that require to develop of monitoring. This research was result a prototype of Information System Monitoring Quality of Askep. This system is expected to supply any needed information effectively earn and effektif of efficient in is ready of required information. obtained infonnation will be designed to really relevant, quickly, precisely and is accurate, and also earn more useful, especially for planning of make-up of quality in general, and monitoring of Askep especially, so that can reach by monitoring quality of Askep. For implementation of this information system can walk better and have continuation, required by development of prototype being based on network.

Read More
T-2860
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fatmi Yumantini Oktiksari; Pembimbing: Artha Prabawa, Besral; Penguji: Dien Anshari, Tristiyenny Pubianturi, Nurjamil
Abstrak: ABSTRAK Stroke merupakan penyakit kardiovaskuler yang mengakibatkan kematian, kecacatan serta berdampak pada sosial ekonomi. Untuk mencegah terjadinya stroke, maka perlu dilakukan upaya deteksi dini melalui faktor risiko. Deteksi dini stroke juga dapat dilakukan melalui pemeriksaan fungsi kognitif. Sistem informasi surveilans penyakit tidak menular yang ada saat ini telah menyediakan pencatatan faktor risiko namun belum dapat memberikan informasi besaran risiko penyakit stroke. Selain itu, sistem juga belum mengakomodir deteksi dini penyakit stroke melalui fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan prototipe sistem informasi untuk mendeteksi besaran risiko stroke melalui faktor risiko dan potensi penyakit stroke melalui fungsi kognitif. Pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) dengan metode prototipe. Pengembangan sistem informasi dilakukan berdasarkan pengumpulan informasi terhadap pengguna. Informasi yang dihasilkan berupa indikator besaran risiko dan potensi stroke berdasarkan algoritma penghitungan pada metode stroke prone profile dan montreal cognitive assessment (MoCA-Ina). Penyajian berupa grafik dan rekomendasi/saran pada besaran risiko dapat digunakan untuk pemantauan faktor risiko stroke. Sistem informasi ini dapat diakses secara online melalui smartphone maupun komputer. Pengembangan sistem lebih lanjut diperlukan untuk mencatat rujukan dari Puskesmas/FKTP ke RS/fasilitas kesehatan tingkat lanjut terhadap masyarakat yang berisiko tinggi dan berpotensi stroke. Kata kunci: sistem informasi; prototipe; deteksi dini; stroke Stroke is a cardiovascular disease that causes death, disability, and socioeconomic impact. To prevent the occurrence of stroke, early detection is needed through by risk factors. The potent of stroke can also be detected by cognitive assessment. The current noncommunicable disease surveillance system has provided recording of risk factor but has not been able to provide information on the magnitude of the risk of stroke. In addition, the system has not accommodated the early detection of stroke disease through cognitive function. This study aims are to design and to develop prototyping information systems that can detect magnitude risk of stroke and potential stroke by cognitive function. System development in this research is using System Development Life Cycle (SDLC) approach with prototyping method. Information system development is based on information gathering to the user. The resulting information is an indicator of the magnitude of risk and potential stroke based on the calculation of algorithm on stroke prone profile and montreal cognitive assessment (MoCA-Ina) method. The presentation of graphs and recommendations / suggestions on the magnitude of risk can be used for monitoring stroke risk factors. This information system can be accessed online via smartphone or computer. Further system development is needed to record referrals from Puskesmas/FKTP to advanced health facilities/hospital to people at high risk and potentially stroke. Keywords: information system; prototype; early detection; stroke
Read More
T-5363
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arbiansah; Pembimbing: Besral; Penguji: Artha Prabawa, Tris Eryando, Hakimi, Wulantanir
Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk lmunisasi merupakan upaya yang efektif dan diperlukan oleb semua daerah untuk menurunkan angka kematian. kesakitan dan kecacatan bayi dan Balita. Program imunisasi memperkenalkan PWS sebagai alat pantau cakupan. PWS secara nyata sangat berguna untuk memantau kecenderungan pencapaian cakupan program dalam periode tertentu dan segera dilakukan koreksi serta. ditindakJanjuti. Cakupan imuniss.si bayi di Aceh Utara dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 cenderung rnengalami peningkatan kecuati irnunisasi Hepatitis B. Namun cakupan imunisasi Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006 masih rendab dibandingkan dengan cakupan Provinsl Nanggoe Aceh Darussa1am. Dampak masih rendahnya cakupan ini yaitu masih tingginya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan o!eh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3l), Pennasalahan pada sistem informasi berpengaruh terhadap perencanaan. Penelitian pengembangan ini menggunakan metode incremental iteratif dari model prototype, melalui beberapa tahapan yaitu analisis, penmeangan, pengkodean dan ujicoba. Identifikasi dan analisis masalah sistem dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi pada dinas kesehatan dan Puskesmas. Hasil analisis sistem dapat mengidentifikasi pennasaiahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan serta beberapa alternatif solusi pada input, proses dan output. Output yang dihasilkan berupa laporan bulanan, berisi informasi monitoring vaksin, logistik vaksin, laporan PD3I, kulkas vaksin, drop out. target cakupan imunisasi, kebutuhan vaksin, alat suntik, safety box dan desa UCI. Perancangan prototype dilakukan dengan monggunakan bahasa pomrograman PHP dan basis data mysqi yang bersifat open source. Prototype ini masih mempunyai keterbatasan sehingga dibutuhkan pengembangan lebih lanjut. Pengembangan Prototype yang bersifat a.plikatlf dapat menjadi alat manajemen untuk peningkatan program imunisasi dengan penguatan perencanaan, monitoring dan evaluasi. Output yang dihasilkan dapat dijadikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam penanggulangan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.


immunization is an effective way and needed by all of districts to decrease infant and under five children mortality, morbidity and disability rates. Immunization program introduces PWS as a coverage monitoring tool. PWS is clearly useful in monitoring the trend of program coverage achievement in given period, so the correction and follow up can be done immediately. Infant immunization coverage tends to increase in Aceh Utara from 2004 to 2006, except for Hepatitis B. However, immunization coverage in Aceh Utara District in 2006 was still lower compared to Nanggroe Aceh Darussalam Province. Consequences of this lower coverage are mortality and morbidity rates due to immunization preventable disease (PD31) are still high. Issues in information system have an impact on planning, implementation, monitoring and evaluation of the program. Processing and analyzing of immunization PWS data were performed in a simple way through immunization and analysis of system problem were conducted by depth interviewdocument study, and observation in health district office and heaJth center. The result of system analysis can identifY the existing issue in the world system and some solution alternatives in input, process and output. The output is in monthly reporting form, consisting vaccine monitoring information, vaccine logistic, PD3I report, vaccine refrigerator, drop out, immunization coverage target, vaccine requirement, injection tool. safety box and UCI village. Prototype design is performed by using PHP programming language and open source mysql data base, This prototype still has limitations so that further development is needed. Applicable prototype development can be a management tool to improve immunization program by reinforce the planning, monitoring and evaluation. Output resulted from this development can be used as an information to support decision making in immunization preventable disease prevention.

Read More
T-2794
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Herry Yuswara; Pembimbing: Budi Utomo; Pneguji: Artha Prabawa, Nurrahmiati
Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengembangkan Sistem Informasi penempatan bidan ptt di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan. Dalam menentukan daerah penempatan menggunakan indikator jumlah ketersediaan bidan ptt dan jumlah desa yang berada di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan. Metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem pendukung keputusan ini adalah System Development Life Cycle (SDLC). Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara mendalam (indepth interview). Data sekunder dilakukan dengan mempelajari formulir ketersediaan dan usul kebutuhan bidan ptt. Keluaran sistem informasi yang dihasilkan dari prototype antara lain laporan daftar bidan ptt daerah terpencil perbatasan dan kepulauan, rekapitulasi pemenuhan bidan ptt secara terperinci, serta laporan kabupaten/kota yang menjadi prioritas penempatan bidan ptt. Penelitian yang dilakukan telah menghasilkan rancangan Sistem informasi Penempatan Bidan PTT di Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan yang dapat membantu menentukan kebutuhan dan rencana penempatan bidan ptt, sehingga diharapkan pemerataan pelayanan kesehatan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan dapat tercapai. Kata kunci: Penempatan, bidan, sistem informasi, daerah terpeencil, perbatasan, dan kepulauan
Read More
T-4325
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Osep Hernandi; Pembimbing: Luknis Sabri; Penguji: Kemal Nazaruddin Siregar
T-1628
Depok : FKM-UI, 2003
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maria Sidang Doki; Pembimbing: Iwan Ariawan
T-819
Depok : FKM UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Intansari; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Tris Eryando, Andy Darma, Popy Yuniar, Fresy Cahya Maulina
Abstrak:
Rekam medis merupakan kumpulan data yang berisi catatan klinis, data demografi dan riwayat pengobatan yang diberikan kepada pasien. Pendokumentasian rekam medis harus dibuat selengkap dan seakurat mungkin guna untuk meningkatkan kualitas pencatatan medis yang menjadi bagian yang sangat penting dalam pengelolaan manajemen informasi kesehatan. Rekam medis lengkap dapat menjadi cerminan baik buruknya pelayanan pelayanan serta rekam medis merupakan sumber utama untuk bahan pengambilan keputusan rencana pengobatan, bahan pelaporan dan riset, dan dokumen penting dalam proses pembiayaan klaim JKN. Monitoring dan evaluasi kelengkapan pengisian secara berkala dan terintegrasi diperlukan sebagai intervensi dalam peningkatan kualitas pencatatan rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk merancang prototype sistem informasi yang berguna bagi fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan monitoring dan evaluasi kelengkapan rekam medis. Pengembangan sistem informasi mengadopsi model System Development Life Cycle (SDLC) yang menghasilkan data kebutuhan sistem, analisis kelayakan bahwa sistem ini dapat dikembangkan melalui pendekatan feasibity study, menghasil desain logis untuk arsitektur databaes dan prototype aplikasi berbasis web. Hasil evaluasi penerimaan pengguna pada kelompok uji coba dengan mengadopsi Technology Acceptance Model (TAM) menyatakan bahwa 80% responden menyatakan sangat setuju bahwa sistem informasi mudah digunakan, 83% menyatakan sangat setuju bahwa sistem memiliki manfaat untuk menunjang kinerja dan hasil penilaian sikap penggguna 83% responden menyatakan sangat setuju untuk menggunakan sistem informasi. Saran peneliti kepada pemangku kebijakan di rumah sakit agar dapat diimplementasikan sistem informasi yang telah dikembangkan yang berguna sebagai alat bantu dalam kegiatan monitoring dan evaluasi untuk peningkatan kelengkapan dan kualitas pengisian rekam medis di institusi pelayanan kesehatan.

Medical records are a collection of data containing clinical notes, demographic data, and the treatment history provided to patients. Documentation of medical records must be made as complete and accurate as possible to improve the quality of medical record-keeping, which is a very important part of health information management. Complete medical records can reflect the quality of services provided and are the main source for decision-making in treatment planning, reporting, research, and important documents in the JKN claim financing process. Periodic and integrated monitoring and evaluation of the completeness of medical record entries are necessary interventions to improve the quality of medical record-keeping. This research aims to design a prototype information system useful for healthcare facilities to monitor and evaluate the completeness of medical records. The development of the information system adopts the System Development Life Cycle (SDLC) model, resulting in system requirements data, feasibility analysis that this system can be developed through a feasibility study approach, and producing logical designs for database architecture and web-based application prototypes. User acceptance evaluation results in the test group, adopting the Technology Acceptance Model (TAM), indicate that 80% of respondents strongly agree that the information system is easy to use, 83% strongly agree that the system is beneficial in supporting performance, and 83% of respondents strongly agree to use the information system. The researchers suggest that policymakers in hospitals implement the developed information system as a tool in monitoring and evaluation activities to improve the completeness and quality of medical record entries in healthcare institutions.
Read More
T-6935
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Totok Subianto; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: R. Sutiawan, Ahmad Syafiq, Ade Surisno, Ida Hafrida
Abstrak:

Permasalahan kesehatan masyarakat terkait pelaksanaan kegiatan deteksi tumbuh kembang anak di Kabupaten Nunukan adalah rendahnya jumlah anak yang dideteksi tumbuh kembang. Jumlah anak yang dideteksi tumbuh kembang pada tahun 2007 sebesar 23,5% (target pada standart pelayanan minimal = 90%). Rendahnya cakupan anak yang di deteksi menyebabkan beberapa anak yang tidak datang lepas dari pengamatan, sehingga perubahan tumbuh kembang tidak bisa terdeteksi secara berkala. Kejadian tersebut menyebabkan kejadian gangguan tumbuh kembang tidak bisa diketahui secara cepat dan akurat. Akibatnya anak terlambat untuk dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan lanjutan karena kejadiannya lambat diketahui. Sistem informasi pemantauan gangguan tumbuh kembang anak yang sedang berjalan belum bisa menjawab kebutuhan manajemen program, sehingga penelitian ini bertujuan agar tersusun model sistem pemantauan yang efektif dan efisien dengan prototipe program dan basis data sehingga dapat mendukung manajemen program. Prototipe diharapkan dapat menghasilkan laporan tepat waktu, cakupan indikator tumbuh kembang anak yang lebih valid, daftar kasus yang terinci, jumlah anak yang melakukan deteksi secara rutin, daftar anak yang harus dideteksi dan informasi keberadaan tenaga terlatih di posyandu, TK dan puskesmas. Rancangan penelitian ini menggunakan metodologi pengembangan sistem dengan metode incremental yaitu menggabungkan elemen-elemen dalam model berurutan linear dengan filosofi iteratif dari metode prototipe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pemantauan gangguan tumbuh kembang anak di Kabupaten Nunukan belum berjalan sesuai pedoman. Tenaga pelaksana belum melibatkan kader dan guru TK, keluaran sistem belum menghasilkan informasi kasus baru atau lama, jumlah anak yang dideteksi secara rutin dan persen puskesmas, posyandu dan TK dengan tenaga terlatih. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa 1)Rendahnya cakupan deteksi disebabkan karena belum ada keterlibatan masyarakat dan lintas sektor terkait dalam kegiatan ini. 2) Sistem informasi yang dikembangkan menggunakan visual programming dengan database dari SQL, agar dapat ditanam di website. 3)Sistem baru dapat menghasilkan indikator input, proses dan output yang lebih valid dan lebih cepat. 4) Menghasilkan daftar sasaran yang harus dideteksi tumbuh kembang secara rinci sehingga permasalahan pemantauan gangguan tumbuh kembang anak di Kabupaten Nunukan dapat terselesaikan.


It has already known that the problems of publich health about development and growth monitoring abnormally children program in Nunukan Regency on 2007th is the descent number of the children who detected development and growth. The number of the children who detected development and growth on 2007th is 23,5% (minimum standart = 90%). The descent of the children who detected coverage to make some children who don?t come to detection and stimulation place out of evaluation, so that development and growth change can?t detection regularly. It has to make the children development and growth abnormal can not known on time and accurately. The impact it, the children late revered to the publich health serveice, because it has to late to known. The information system development to monitor development and growth abnormally children in Nunukan Regency can not given yet manajemen program demand., so that this research goal is to create effective and efficient monitoring system with prototype and basis data so that be able to support manajemen program. Prototype be hoped can to produce routine and incidental report, development and growth indicator program more valid, listing case detail, number of the children who detected routinely, the children listing who have to detected and man power. This research design to develop system with incremental and iterative model to add elemens in the linear structure. Result of this research known that monitor abnormal development and growth children in Nunukan Regency haven?t been doing like the guidens program yet. Kader posyandu and kindergarden teacher not joint this program yet, output system not result 1) old and new case information 2) number of children to detected routinely and 3) persen posyandu, kindergarden and puskesmas with man power have trained. This research conclussion to show that 1) Descent of children detected coverage, because kader and another departemet not joined this program yet 2) The information system development with visual programming and SQL database in order to upload website. 3) New system able to produce indicator input, proses and output more valid and fastly. 4) Produce children listing who have to detected development and growth detail so that the problem of abnormal development and growth children in Nunukan Regency can to solved.

Read More
T-3038
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yon Hatril; Pembimbing: Iwan Ariawan, Indang Trihandini; Penguji: Artha Prabawa, Siti Hajar
Abstrak:

Gizi buruk yang melanda balita pada suatu daerah meskipun kejadiannya hanya pada 1 nak merupakan pertanda telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi di daerah tersebut. Upaya penanggulangan gizi buruk dapat dilakukan didahului oleh informasi dari sistem surveilans gizi pada daerah tersebut, salah satu kegiatan sistem ini adalah Pemantauan Status Gizi (PSG) balita di posyandu setiap bulannya. Tidak hanya gizi buruk yang dapat diamati dari kegiatan ini, kelainan gizi yang lainpun dapat dideteksi. Hasil penelitian padakota Bengkulu menunjukkan bahwa sistem informasi kegiatan PSG balita setiap bulannya di posyandu tidak dapat memberikan informasi tentang besaran masalah kelainan gizi pada balita tetapi dapat memberikan informasi tentang tingkat pencapaian indikator SKDN sebagai bagian dari informasi pelaksanaan program penanggulangan Kekurangan Energi dan Protein (KEP) pada balita di posyandu. Rendahnya kualitas data disebabkan oleh sistem pencatatan dan pelaporan oleh puskesmas dilakukan secara manual disamping alat ukur timbang yang tidak sama tingkat kalibrasinya antar posyandu, dirnana untuk anak umur di atas 2 tahun diukur dengan timbangan injak yang berbeda merek dan tahun penggunaan antar posyandu, sedangkan anak umur 2 tahun ke bawah diukur menggunakan dacin. Penyebab lain tidak dapatnya kegiatan PSG balita di posyandu memberikan informasi tentang besaran masalah gizi di daerah ini adalah karena rendahnya tingkat pemanfaatan posyandu oleh masyarakat sasaran. Perihal di atas menimbulkan kebijakan akan perlunya survei PSG dilaksanakan satu kali setiap tahunnya. Pelaksanaan survei tidak efisien dalam memperoleh informasi besaran masalah gizi pada balita selagi sistem surveilans gizi melalui kegiatan PSG setiap bulannya di posyandu dapat dilaksanakan dengan baik. Penelitian ini menjawab akan perbaikan masalah di atas. Tujuan penelitian ini adalah tersusunnya model sistem informasi yang adekuat, efektif dan efisien yang menghasilkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan program penanggulangan KEP balita dalam lingkup dinas kesehatan kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah pendekatan siklus hidup pengembangan sistem yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis, perancangan dan pelaksanaan. Tahap pelaksanaan hanya sampai pada kegiatan dokumentasi sistem. Pengumpulan data dan informasi melalui wawancara mendalam dan observasi dokumen. Unit analisis adalah Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Pengelola Program Gizi Puskesmas dalam lingkup Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. Penelitian ini menghasilkan prototipe program aplikasi basis data yang dapat digunakan dalam menunjang proses analisis, pelaporan dan penyajian informasi secara cepat, tepat dan akurat, oleh karena itu penelitian ini merekomendasikan akan perlunya seorang validator sistem sebagai pengendali pemasukan data basil penimbangan yang dilakukan oleh petugas. Komitmen petugas untuk teliti dalam memasukkan data dengan benar adalah faktor utama keberhasilan sistem. Adekuatnya sebuah sistem informasi kegiatan PSG balita di posyandu setiap bulannya tidak terlepas dari peran lintas sektor untuk menggairahkan posyandu untuk terus melakukan aktivitasnya dan selalu dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat sasaran setiap bulannya sebagaiman Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tentang Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu No. 411.311116ISJ Tanggal 13 Juni 2001. Berjalannya sistem informasi ini dengan baik membutuhkan komitmen dan kebijakan yang kuat dari penentu kebijakan, aturan yang jelas tentang organisasi pelaksana, penegakan sistem reward dan punisment secara kontinu dan konsisten, motivasi yang kuat dari pelaksana dan dukungan dana yang berkesinambungan.


 

One case of severe malnourished child found in a community could be the sign of an Outbreak. Effort to combating malnutrition can be prior done by nutritional surveillance system in that particular area, which one of the activities is monitoring of nutritional assessment in posyandu regularly every month. Within these activities we could earlier detect other sign of diseases instead of malnutrition. Result research done in Bengkulu City have showed that information system on monitoring of nutritional assessment was unable to give a broad information on the magnitude of malnutrition, however it give information for indicator achievement. Early warning system (SKDN) is known as part of implementation program information to overcome malnutrition among underfive children in posyandu. Low data qualities are caused by manually reporting and recording system by puskesmas staff instead of diverse weighing scale calibration degree among posyandu. The fact that children above 2 years old were measured by standing weighing scale with different branch and year, while those children under 2 years old were measured by dacin. Others causes were low utilization rate of posyandu by target community. Therefore according to the above explanation, policy on monitoring of nutritional assessment seemed very important to be implemented for once a year. Survey execution was inefficient in gathering information of magnitude of malnutrition among underfive children if surveillance system by monitoring of nutritional assessment every month could be regularly done. This study has answered those issues. The objective of the study was to create adequate, effective and accurate system information model that aimed to obtained information in support decision maker for combating malnutrition among underfive children in Health District office in Bengkulu City. The methodology used for this study was life cycle approach on system development which consist of planning, analysis, development and implementation phase. The implementation phase only reached on the documentation system activities. Data collection and information were gathered through in depth interview and observation. Analysis unit was Family Health Department and Nutrition Program Management within Health District office in Bengkulu City. This study have resulted program prototype on application data-based used to support analyses process, report and information presentation in efficient, precise and accurate. Therefore the results recommend the need of validation system as controller of aniropometric data done by puskesmas staff. Staff commitment to correctly input data is a major factor for the success of the system later on. Adequate information system on monitoring of nutritional assessment for underfive children in posyandu every month is not the out reached of corporation with other sectors to revitalize continuing posyandu activities and being used regularly by target community for every month. As state in letter of Ministry of General Affair and District Autonomy General Guideline for posyandu revitalization No. 411.3/1 1 16/SJ on June, 13 2001. Good Implementation of information system is required strong commitment from decision maker, clear rule on the organization, reward and punishment system with continue and consistent, strong motivation from the implementer and lastly continues financial support.

Read More
T-2212
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive