Ditemukan 35574 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Firil Kusuma Ardiati; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Ari Wulan Sari
T-4362
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rahmi Dwi Kartika; Pembimbing: Kemal N. Siregar; Penguji: Besral, Vinny Sutriyani
Abstrak:
Lelaki yang Seks dengan Lelaki (LSL) merupakan salah satu kelompok populasi yang paling berisiko terinfeksi HIV. Promosi penggunaan kondom konsisten adalah strategi kunci untuk pencegahan HIV pada LSL. Skripsi ini membahas faktor-faktor yang berasosiasi dengan penggunaan kondom konsisten pada LSL yang memiliki pasangan tetap, pasangan tidak tetap, pasangan membeli seks, dan pasangan menjual seks. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dari data Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) untuk LSL di Pulau Jawa tahun 2011. Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat determinan penggunaan kondom konsisten dari faktor sosiodemografi, persepsi, isyarat untukbertindak, dan penggunaan kondom pada seks terakhir. Penggunaan kondom konsisten pada pasangan laki-laki berkisar 37%-49% dan 28% pada pasanganperempuan dalam sebulan terakhir. Analisis multivariat menghasilkan statusbelum menikah, pengetahuan komprehensif, tidak ada gejala IMS, dan penggunaan kondom pada seks terakhir berasosiasi meningkatkan penggunaan kondom konsisten. Intervensi kepada LSL harus dapat meningkatkan pengetahuan komprehensif dan mempromosikan penggunaan kondom konsisten pada semua jenis pasangan seksnya.
Kata Kunci : LSL, Penggunaan Kondom Konsisten, Pulau Jawa, Indonesia
Men Who Have Sex with Men (MSM) are population at high risk for HIVinfection. Promoting consistent condom use (CCU) is a key risk reduction strategyfor HIV prevention among MSM. This thesis reports the factors associated withCCU among MSM with their regular, casual, client, and sex worker partners. Thisthesis used cross-sectional design from Integrated Biological and BehaviourSurveillance for MSM in Java Island in 2011. Binary logistic regression analyseswere conducted to assess the determinants of CCU with socio-demographic,perceived, cues to action, and past condom use factors. CCU ranged from 37 to49% with male partners and 28% with female partner. Multivariate analysesshowed that MSM who had a single status, comprehensive knowledge, no STDsymptoms, and past condom use were likely to be consistent condom users. HIVinterventions among MSM need to increase comprehensive knowledge of HIVand promote CCU with all types of sex partners.
Keywords : MSM, Consistent condom use, Java Island, Indonesia
Read More
Kata Kunci : LSL, Penggunaan Kondom Konsisten, Pulau Jawa, Indonesia
Men Who Have Sex with Men (MSM) are population at high risk for HIVinfection. Promoting consistent condom use (CCU) is a key risk reduction strategyfor HIV prevention among MSM. This thesis reports the factors associated withCCU among MSM with their regular, casual, client, and sex worker partners. Thisthesis used cross-sectional design from Integrated Biological and BehaviourSurveillance for MSM in Java Island in 2011. Binary logistic regression analyseswere conducted to assess the determinants of CCU with socio-demographic,perceived, cues to action, and past condom use factors. CCU ranged from 37 to49% with male partners and 28% with female partner. Multivariate analysesshowed that MSM who had a single status, comprehensive knowledge, no STDsymptoms, and past condom use were likely to be consistent condom users. HIVinterventions among MSM need to increase comprehensive knowledge of HIVand promote CCU with all types of sex partners.
Keywords : MSM, Consistent condom use, Java Island, Indonesia
S-8444
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Khusnul Khotimah; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Siti Nadia Tarmizi
S-8615
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yati Nurhayati; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Besral, Tri Krianto, Maya Trisiswati, Nurhalina Afriana
Abstrak:
Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) adalah laki-laki yangterlibat dalam hubungan seksual dengan laki-laki lain. LSL dilaporkan melakukanseks komersial yang mana diketahui memiliki risiko tinggi terhadap HIV danInfeksi Menular Seks (IMS). Seks komersial merupakan perilaku yang berisikokarena pada perilaku ini kedua pihak baik yang membayar dan menerima bayaranberganti-ganti pasangan tidak tetap, memiliki banyak pasangan seks danmelakukan seks yang tidak aman. Prevalensi seks komersial yang meningkat padaLSL diduga sebagai salah satu penyebab tingginya kejadian HIV/IMS. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui hubungan seks komersial dengan kejadianHIV/IMS di Yogyakarta dan Makassar. Penelitian ini menggunakan desainpotong-lintang dengan jumlah responden 170 LSL di Yogyakarta dan 240 LSL diMakassar yang direkrut oleh Kementerian Kesehatan pada Survei TerpaduBiologis dan Perilaku tahun 2013 dengan metode pengambilan samplingResponden Driven Sampling. LSL yang melakukan seks komersial di Yogyakartadan Makassar sebesar 30.3% dan 54.8% dengan kejadian HIV/IMS 56.6% diYogyakarta dan 5.06% di Makassar. LSL yang melakukan seks komersial diYogyakarta memiliki kemungkinan 11 kali lebih tinggi (95%CI 0.8-140.5) untukmengalami HIV/IMS dibandingkan LSL yang non komersial sedangkan hasil diMakassar tidak dapat disimpulkan karena jumlah kejadian HIV/IMS positif diMakassar sangat kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seks komersialmerupakan faktor risiko kejadian HIV/IMS dan menjadi penyebab tingginyakejadian HIV/IMS di Yogyakarta.
Kata kunci: Seks komersial, HIV, LSL,IMS
Men who have sex with men (MSM) are men who engage in sexual relations withother men. MSM reported commercial sex are known to be at higher risk for HIVand Sexually Transmitted Infections (STIs). Commersial sex is risky behaviorbecause this behavior MSM who paid and get paid having casual partners, mutiplesex partners and unprotected sex. The prevalence of commercial sex increased inMSM were suspected as one of the reason for the increased of incidence ofHIV/STIs. This study aims to determine the commercial sex with the incidence ofHIV/STIs in Yogyakarata and Makassar. A cross-sectional study conduct among170 MSM in Yogyakarta and 240 MSM in Makassar recruited by the Ministry ofHealth on Integrated Biological and Behavioral Survey in 2013 with RespondentDriven Sampling. Commercial sex among MSM in Yogyakarta and Makassar was30.3% and 54.8% with the incidence of HIV/STI 56.6% in Yogyakarta and 5:06%in Makassar. Commercial sex among MSM are 11 times more likely to beinfected HIV/STI (95% CI 0.8-140.5) than noncommercial sex whereas the resultin Makassar are inconclusive because the incidence of HIV/STIs positive inMakassar very low. The study showed that commercial sex is a risk factor for theincidence of HIV/STIs and the cause of the high incidence of HIV/STIs inYogyakarta.
Keywords: Commersial sex, HIV, MSM, STIs
Read More
Kata kunci: Seks komersial, HIV, LSL,IMS
Men who have sex with men (MSM) are men who engage in sexual relations withother men. MSM reported commercial sex are known to be at higher risk for HIVand Sexually Transmitted Infections (STIs). Commersial sex is risky behaviorbecause this behavior MSM who paid and get paid having casual partners, mutiplesex partners and unprotected sex. The prevalence of commercial sex increased inMSM were suspected as one of the reason for the increased of incidence ofHIV/STIs. This study aims to determine the commercial sex with the incidence ofHIV/STIs in Yogyakarata and Makassar. A cross-sectional study conduct among170 MSM in Yogyakarta and 240 MSM in Makassar recruited by the Ministry ofHealth on Integrated Biological and Behavioral Survey in 2013 with RespondentDriven Sampling. Commercial sex among MSM in Yogyakarta and Makassar was30.3% and 54.8% with the incidence of HIV/STI 56.6% in Yogyakarta and 5:06%in Makassar. Commercial sex among MSM are 11 times more likely to beinfected HIV/STI (95% CI 0.8-140.5) than noncommercial sex whereas the resultin Makassar are inconclusive because the incidence of HIV/STIs positive inMakassar very low. The study showed that commercial sex is a risk factor for theincidence of HIV/STIs and the cause of the high incidence of HIV/STIs inYogyakarta.
Keywords: Commersial sex, HIV, MSM, STIs
T-4761
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yeni; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Agustin Kusumayati, Ratna Djuwita, Wenita Indra Sari, Fatcha Nuraliyah
T-3867
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Intan Suryantisa Indah; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Sudijanto Kamso, Maya Trisiswati, Ari Wulan Sari
T-4702
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Zita Atzmardina; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Caroline Endah Wuryanigsih, Nurhalina Afriana
Abstrak:
Waria sering mendapatkan diskriminasi. Perilaku waria yang berisiko perlutindakan pendeteksian dini sehingga tidak menjadi sumber penularan. Penelitianbertujuan untuk melihat model perilaku waria dalam memutuskan pemeriksaanHIV/AIDS di Palembang, Pontianak, Samarinda, dan Makasar tahun 2013. Desainpenelitian yang digunakan adalah cross sectional, menggunakan data STBP tahun2013. Hasil analisis GSEM memperlihatkan faktor predisposing mempengaruhikeputusan pemeriksaan HIV/AIDS pada waria (koef. path=0,61). Peran petugasberpengaruh terhadap pengetahuan waria (koef. path=1,1) dan mempunyaipengaruh yang besar dalam pengambilan keputusan pemeriksaan HIV/AIDS padawaria (koef. path=3,5). Oleh sebab itu, penyuluhan melalui petugas kesehatanatau petugas lapangan sangat penting dalam pengambilan keputusan pemeriksaanHIV/AIDS.
Kata kunci: GSEM, waria, pemeriksaan HIV/AIDS
Transvestites often get discrimination. The risk behavior of transvestites needs anearly detection so as not to be a source of transmission. This study examined thebehavior of transvestites in deciding of HIV/AIDS test in Palembang, Pontianak,Samarinda and Makassar in 2013. The study design is cross sectional, using dataIntegrated Biological and Behavioral Survey (IBBS) 2013. The results of GSEManalysis showed predisposing factors affect the decision of HIV/AIDS test amongtransvestites (path coef. = 0.61). Health workers affect the knowledge oftransvestites (path coef.= 1.1) and has a great influence on decision HIV/AIDStest in transvestites (path coef. = 3.5). Therefore, counseling via health workers isvery important in the decision for HIV/AIDS test.
Key word: GSEM, Transvestites, HIV/AIDS test
Read More
Kata kunci: GSEM, waria, pemeriksaan HIV/AIDS
Transvestites often get discrimination. The risk behavior of transvestites needs anearly detection so as not to be a source of transmission. This study examined thebehavior of transvestites in deciding of HIV/AIDS test in Palembang, Pontianak,Samarinda and Makassar in 2013. The study design is cross sectional, using dataIntegrated Biological and Behavioral Survey (IBBS) 2013. The results of GSEManalysis showed predisposing factors affect the decision of HIV/AIDS test amongtransvestites (path coef. = 0.61). Health workers affect the knowledge oftransvestites (path coef.= 1.1) and has a great influence on decision HIV/AIDStest in transvestites (path coef. = 3.5). Therefore, counseling via health workers isvery important in the decision for HIV/AIDS test.
Key word: GSEM, Transvestites, HIV/AIDS test
T-4397
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nanda Aula Rumana; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Artha Prabawa, Okki Ramadian
S-6729
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Suliati; Pembimbing: Indang Trihandini, Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Ari Wulan Sari
Abstrak:
Prevalensi HIV pada penasun meningkat dari 27%(2009) menjadi 39,2% pada tahun 2013. Akan tetapi pada kelompok penasun konsistensi pemakaian kondom hanya 17%, Perilaku membeli seks mencapai 19% dan perilaku berbagi jarum suntik 22%. Penularan HIV pada pengguna narkoba suntik tidak hanya dari pemakaian jarum suntik bersama, tetapi bisa juga melalui hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Penelitian ini bertujuan untuk melihat model perilaku seks berisiko pada penasun di kota Tangerang, Pontianak, Samarinda dan Makassar tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan jumlah sampel sebesar 261 responden. Hasil analisis dengan GSEM memperlihatkan perilaku menyuntik dan pengetahuan secara langsung mempengaruhi perilaku seks berisiko (koef path = 0,24 dan 0,016). Secara tidak langsung pengetahuan juga dapat mempengaruhi perilaku seks berisiko (koef path = 0,019). Secara keseluruhan perilaku menyuntik memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan dengan pengetahuan. Perilaku berbagi basah, berbagi jarum dan membeli NAPZA secara patungan (koef path = 3,5 ; 2,1 dan 1,8) merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku seks berisiko. Oleh sebab itu, diperlukan kerjasama lintas sektor dalam menjangkau kelompok penasun, pelayanan terpadu layanan alat suntik steril dan pemberian kondom bagi penasun merupakan langkah untuk mengurangi risiko penularan HIV /AIDS
Kata kunci : GSEM, Penasun, Perilaku Seks Berisiko
Read More
Kata kunci : GSEM, Penasun, Perilaku Seks Berisiko
T-4326
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Siti Syahidati Fauzana; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Kemal N. Siregar, Sarikasih Harefa
Abstrak:
Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) merupakan salah satu populasi kunci untuk kasus HIV/AIDS tetapi populasi tersebut merupakan populasi yang sulit dijangkau karena masih adanya stigma di masyarakat sehingga ukuran populasinya tidak diketahui. Hal tersebut membuat penelitian pada kelompok LSL sulit untuk dilakukan karena tidak ada sample frame yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan jumlah sampel. Metode sampel Respondent Driven Sampling (RDS) merupakan metode pengambilan sampel bagi populasi tersembunyi dengan menggunakan prinsip snowball sampling. Prinsip snowball sampling membuat data yang dikumpulkan rentan untuk mengalami bias karena tidak semua populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Untuk menghilangkan bias tersebut teknik analisis data yang digunakan tidak seperti biasanya. Terdapat perangkat khusus yaitu RDSA untuk menganalisis datanya. Tetapi, hingga kini masih ada analisis data pada LSL mengabaikan fakta bahwa data dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis seakan-akan data dikumpulkan dengan metode Simple Random Sampling (SRS). Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil analisis univariat dan bivariat data yang dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis sesuai dengan tekniknya menggunakan RDSA dan data yang dikumpulkan dengan metode RDS tetapi dianalisis secara biasa (menganggap bahwa data seolah-olah dikumpulkan dengan metode SRS) menggunakan STATA. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan estimasi proporsi diantara keduanya terutama pada bagain Confidence Interval (CI). Hasil RDSA menghasilkan CI yang lebih lebar dibandingkan dengan hasil yang menggunakan asumsi Simple Random Sampling.
Kata kunci: HIV/AIDS, Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), Respondent Driven Sampling (RDS), Simple Random Sampling (SRS)
Men who have sex with men (MSM) is one of the key populations for HIV / AIDS cases but the population is one of the most inaccessible populations due to the stigma in society that the population size is unknown. This makes the study in groups of MSM difficult to do because there is no sample frame that used as a benchmark to find the number of samples. Respondent Driven Sampling (RDS) is a sampling method for hidden population by using snowball sampling principle. The principle of snowball sampling makes collecting data potential to biases because not all populations have the same probability to choose. To drop the biases the data analysis techniques used are not as usual. There is a special tool that is RDSA to analyze the data. However, until now there is still data analysis on MSM ignoring the fact that data collected by RDS method but analyzed as if data collected by Simple Random Sampling (SRS) method. The aim of this study was to compare the results of univariate and bivariate analyzes of data collected by RDS method but analyzed by the technique using RDSA and data collected by RDS method but analyzed (assuming that data collected by SRS method) using STATA. The results show that there is difference estimation of the proportion between the two, especially in the section Confidence Interval (CI). RDSA results produce a wider CI than using Simple Random Sampling assumption results.
Key words: HIV/AIDS, Men who have sex with men (MSM), Respondent Driven Sampling (RDS), Simple Random Sampling (SRS)
Read More
Kata kunci: HIV/AIDS, Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), Respondent Driven Sampling (RDS), Simple Random Sampling (SRS)
Men who have sex with men (MSM) is one of the key populations for HIV / AIDS cases but the population is one of the most inaccessible populations due to the stigma in society that the population size is unknown. This makes the study in groups of MSM difficult to do because there is no sample frame that used as a benchmark to find the number of samples. Respondent Driven Sampling (RDS) is a sampling method for hidden population by using snowball sampling principle. The principle of snowball sampling makes collecting data potential to biases because not all populations have the same probability to choose. To drop the biases the data analysis techniques used are not as usual. There is a special tool that is RDSA to analyze the data. However, until now there is still data analysis on MSM ignoring the fact that data collected by RDS method but analyzed as if data collected by Simple Random Sampling (SRS) method. The aim of this study was to compare the results of univariate and bivariate analyzes of data collected by RDS method but analyzed by the technique using RDSA and data collected by RDS method but analyzed (assuming that data collected by SRS method) using STATA. The results show that there is difference estimation of the proportion between the two, especially in the section Confidence Interval (CI). RDSA results produce a wider CI than using Simple Random Sampling assumption results.
Key words: HIV/AIDS, Men who have sex with men (MSM), Respondent Driven Sampling (RDS), Simple Random Sampling (SRS)
S-9660
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
