Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35059 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Triana Srisantyorini; Pembimbing: Sumengen Sutomo; Penguji: Budi Haryanto, Ririn Arminisih Wulandari, Bambang Wahyudi, Agustine Sondakh
T-1337
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Aisyah Amanda; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Laila Fitria, Dura Vendela
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan, faktor karakteristik pekerja (usia, masa kerja, durasi kerja, riwayat diabetes, riwayat hipertensi), dan faktor perilaku pekerja (penggunaan APT dan perilaku merokok), dengan gangguan pendengaran pada pekerja bagian refining PT X tahun 2019. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 66 orang pekerja bagian refining. Data gangguan pendengaran pada pekerja diperoleh dari hasil Medical Check Up rutin yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan data tingkat kebisingan diperoleh melalui pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter di area kerja bagian refining. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia (OR 7; 95% CI: 1,608-30,474), masa kerja (OR 7,8; 95% CI: 0,925-65,747, dan perilaku merokok (OR 7,8; 95% CI: 0,925-65,747) dengan gangguan pendengaran pada pekerja bagian refining. Selain itu, didapatkan rata-rata tingkat kebisingan yang berbeda pada setiap unit kerja bagian refining, yakni unit kerja Peleburan sebesar 87,08 dBA, Pemurnian Perak sebesar 89,04 dBA, Pemurnian Emas sebesar 83,25 dBA, dan Waste Management sebesar 77,85 dBA.
Read More
S-9979
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indah Kusumawati; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Laila Fitria, Didik Supriyono
S-7405
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Fildza Rafiza; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Dewi Susanna, Agus Sudarman
Abstrak: Kebisingan merupakan risiko kerja yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen, salah satu nya adalah kebisingan dari kegiatan konstruksi di Dok kapal. Dok kapal memiliki kegiatan perbaikan dan pembuatan kapal yang dapat menimbulkan kebisingan tinggi dan terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan pendengaran pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran yang terjadi pada pekerja lapangan di Dok kapal Tanjung Priok tahun 2019. Desain studi yang digunakan adalah desain studi cross sectional dengan subjek pekerja lapangan PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari galangan II terdiri dari bagian produksi, fasilitas galangan, dan QHSE. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 70 responden dan 31 titik kebisingan. Hasil analisa bivariat menghasilkan hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran dengan p value 0,02, OR=5,44, dan CI 95%=1,263- 23,464. Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa pekerja yang terpajan kebisingan memiliki risiko 21 kali terkena gangguan pendengaran dibandingkan yang tidak terpajan setelah di kontrol variabel riwayat penyakit telinga dan usia. Temuan ini menyarankan untuk adanya pengendalian kebisingan dengan eliminasi alat kerja yang menimbulkan bising, melakukan penanaman pohon untuk mereduksi kebisingan, kontrol administrasi dengan melakukan rotasi kerja dan kegiatan edukasi pada pekerja bahaya kebisingan
Read More
S-10121
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farida Khoirotin Novaisa; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Al Asyari ; Tirta Mazli Zulkarnain
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kebisingan serta hubungan karakteristik dan perilaku pekerja terhadap gangguan pendengaran pada pekerja. Pada penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 106 pekerja dan pengukuran titik kebisingan pada 30 titik yang tersebar pada area konstruksi.Berdasarkan pengukuran kebisingan yang dilakukan, rentang kebisingan pada lokasi konsrtruksi BUMN Center ialah 67.9-100.8 dBA dan kejadian gangguan pendengaran pada pekerja sebesar 44.3%.
Read More
S-10875
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andrew Ebeneizer Timanta; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Nurhayati Caesatia
S-9596
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
M. Yulianto; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Zakianis, Bangun Manalu
S-5567
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adelia Hanita Dewi; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Ema Hermawati, Suparjiyono
Abstrak: PT X merupakan salah satu industri tekstil di Indonesia yang memiliki berbagai mesin dan peralatan yang dapat menimbulkan kebisingan dengan intensitas tinggi di beberapa area kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kebisingan yang lebih dari 85 dBA dengan keluhan gangguan pendengaran pada pekerja di departemen spinning, weaving, dan dyeing PT X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 pekerja di departemen spinning, weaving, dan dyeing yang dipilih menggunakan teknik sampling proportionate stratified random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat kebisingan dan variabel dependen adalah keluhan gangguan pendengaran, dengan variabel konfounding meliputi karakteristik dan perilaku pekerja.
Hasil penelitian menunjukan sebanyak 37 pekerja (44%) mengalami keluhan gangguan pendengaran tinggi. Berdasarkan uji chi square, terdapat hubungan yang signifikan antara kebisingan > 85 dBA (p value=0,039, OR=2,8), usia (p value=0,012, OR=3,457) dan penggunaan alat pelindung telinga (APT) (p value=0,046, OR=2,761) dengan keluhan gangguan pendengaran. Sedangkan variabel masa kerja, riwayat penyakit telinga, riwayat hipertensi, riwayat diabetes, merokok, dan hobi terpajan bising tidak menunjukan hubungan yang signifikan.
Hasil analisis multivariat menunjukan pekerja yang terpajan kebisingan diatas NAB memiliki risiko 4,512 kali lebih tinggi dibandingkan pekerja yang terpajan kebisingan dibawah NAB setelah dikontrol oleh variabel usia. Pekerja yang terpajan kebisingan berisiko untuk mengalami keluhan gangguan pendengeran. Pekerja yang berusia lebih dari 40 tahun dan tidak menggunakan APT saat berkeja memiliki risiko lebih besar untuk mengalami keluhan gangguan pendengaran.
Kata kunci: Industri Tekstil, Kebisingan, Keluhan Gangguan Pendengaran

PT X is a textile industry in Indonesia with a variety of machinery and equipment generating high-intensity noise in several areas. This study aimed to analyze the relationship between noise intensity higher than 85 dBA with hearing loss complain on workers of spinning, weaving, and dyeing department at PT X. The method used in this study was quantitative analysis with a cross-sectional study design. The number of samples in this study was 84 workers chosen by proportionate stratified random sampling method. The independent variable in this study was noise level while the dependent variable was hearing loss complaints, with confounding variables included characteristic and worker behavior.
The study result shows that 37 workers (44%) experienced hearing loss complaints. Based on the chi-square test, there was a significant relationship between noise > 85 dBA (p value = 0.039, OR = 2.8), age (p value = 0.012, OR = 3.457) and hearing protection device (HPD) utilization (p value = 0.046, OR = 2.761) with hearing loss complaints. Meanwhile, variables of the working period, ear disease history, hypertension history, diabetes history, smoking history, and noise exposure do not show a significant relationship.
The multivariate result shows that workers exposed to noise above TLV possess 4.512 times higher risk than the workers exposed to noise under TLV after being controlled by age variable. Noise-exposed workers are at risk of experiencing complaints of hearing loss. Workers who are over 40 years old and do not use HPD while working have a greater risk of experiencing hearing loss complaints.
Keywords: Hearing Loss Complain, Noise, Textile Industry
Read More
S-10477
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rina Surianti; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Laila Fitria, Didik Supriyono
S-7205
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Linardita Ferial; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Budi Hartono, Didik Supriyono, Heri Nugroho
Abstrak: Aktivitas di terminal berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan antaralain kebisingan. Tingkat kebisingan yang tinggi berpotensi untuk terjadinya gangguankesehatan bagi manusia khususnya gangguan pendengaran. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat kebisingan terhadap gangguanpendengaran penduduk di lokasi pemukiman sekitar Terminal Pakupatan. Penelitian inimenggunakan desain studi cross sectional pada enam pemukiman di sekitar TerminalPakupatan, Kota Serang, Provinsi Banten pada Januari-Mei 2018. Besar sampelsebanyak 100 orang dengan metode proposional random sampling. Hasil penelitianmenunjukkan tingkat kebisingan di lokasi pemukiman sekitar Terminal Pakupatanmencapai 81,09 dB dimana telah melewati baku mutu kebisingan yang mengacu padaKeputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 sebesar 55 dB. Variabelconfounding yaitu umur, riwayat penyakit, status bekerja, konsumsi rokok, konsumsialkohol dan lamanya tinggal. Masyarakat yang tinggal di lokasi dengan tingkatkebisingan lebih dari 55 dB memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan denganyang tinggal di lokasi dengan tingkat kebisingan kurang dari 55 dB (3,39; 0,61-26,91),setelah dikontrol oleh jenis pekerjaan dan lama tinggal sehingga perlu adanya upayapencegahan rambatan bising kepemukiman dengan menerapkan jalur hijau ataupenanaman pohon.Kata Kunci :Kebisingan, Gangguan Pendengaran,Pemukiman.
Activities in the terminal have the potential to cause environmental pollution,such as noise. High noise levels have the potential to cause health problems for humansespecially hearing loss. This study aimed to identify the relationship between noise levelto hearing loss in residential locations around Pakupatan Bus Station. This study usedcross sectional study design in six settlements around Pakupatan Bus Station, SerangCity, Banten Province conducted in January-May 2018. The number of samples is 100people with proportional random sampling method. The results of the analysis showedthat the noise level at the residential area around Pakupatan Bus Station reached 81.09dB where it has passed the noise quality standard based on the Decree of the Minister ofthe Environment Number 48 Year 1996 of 55 dB and found that people exposed tonoise ≥ 55dB have lower risk compared to people exposed to noise <55dB, with OR0.606. Confounding variables are age, history of disease, work status, cigaretteconsumption, alcohol consumption and length of stay. People living in locations withnoise levels greater than 55 dB have a higher risk than those living in locations withnoise levels of less than 55 dB (3.39, 0.61-26.91), after being controlled by occupationsand length of stay so that the need for efforts to prevent noise residential noise byapplying green path or tree planting.Key words: Noise, Hearing Loss, Residential.
Read More
T-5241
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive