Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38243 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Darmayanti Siregar; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Besral, Flourisa Juliaan, Heni Rudiyanti
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan penerimaan informasiKB dari petugas kesehatan, petugas lapangan keluarga berencana dan mediaterhadap keikutsertaan KB di perkotaan dan di pedesaan diantara kelompok wanitausia subur (WUS) di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data surveyperformance monitoring accountability2020 (PMA2020) dengan melibatkan 33propinsi di seluruh Indonesia tahun 2015. Desain penelitian ini adalah crosssectional dengan menggunakan analisis regresi logistik. Peneriman informasi KBtersebut berasal dari petugas kesehatan, petugas lapangan keluarga berencana, danmedia. Informasi KB yang diterima dari petugas kesehatan secara statistik memilikihubungan yang signifikan dengan keikutsertaan KB baik di kota maupun di desa.WUS di perkotaan yang pernah mendapatkan informasi KB dari petugas kesehatanmemiliki peluang untuk menggunakan kontrasepsi 2,4 kali (OR 2.4, 95%CI 1.18-3.92; p-value 0.013) dibandingkan dengan yang tidak pernah mendapatkaninformasi sedangkan di pedesaan memiliki peluang 2,3 kali (OR 2.3, 95%CI: 1.40-3.67; p-value 0.0001) untuk menggunakan kontrasepsi. Informasi KB yang diterimadari PLKB dan media tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik baikdi kota maupun di desa. Diharapkan BKKBN dapat membuat pelatihan kepadaPLKB untuk meningkatkan perannya dalam mengubah sikap WUS terhadappemakaian kontrasepsi serta meningkatkan kualitas dan kuantitas PLKB demimenghindari beban kerja yang seharusnya demi mensukseskan program KB.Kerjasama dengan Bagian Promosi Kesehatan untuk menciptakan iklan yang lebihmenarik dan persuasifKata kunci:petugas kesehatan, PLKB, media, kontrasepsi
The purpose of this study was to analyze the relationship between the acceptanceof healthworkers, community heathworker, and media against the participation offamily planning in urban and rural from group of childbearing age women inIndonesia. With these objectives, this study used survey data performancemonitoring accountability2020 (PMA2020) involving 33 provinces in Indonesia2015. It was cross sectional using logistic regression analysis to determine therelationship of the information acceptance of family planning (FP) in urban andrural. FP information came from healthworkers, community healthworker, and themedia. FP information received from healthworkers had a statistically significantassociation with the participation of family planning in both urban and rural. InUrban, women of childbearing age who received planning information fromhealthworkers have the opportunityto use contraception 2.4 times (OR 2.4, 95%CI1.18 to 3.92; p-value 0.013) compared with who are not, whereas in the rural havea oppurtunity 2.3 times (OR 2.3, 95%CI: 1.40 to 3.67; p-value 0.0001) to usecontraception compared with who are not. But both FP information were receivedfrom community healthworker and media had no significant association statisticallyin both urban and rural. Hopefully, by this result, BKKBN could improveknowledge and skill of community healtworkers by more training and supervisionto enhance their role in changing women attitudes towards contraception use.Improve the quality and quantity of community healthworkers in order to avoid theover workload to achieve sucessfull of the family planning program. BKKBN withHealth Promotion section make ads more attractive and persuasive.Keyword:healthworker, community healthworker, media, contraception
Read More
T-4724
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurindah Laili Maghfirati; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Besral, Felly Philipus Senewe, Darojat Nurjono Agung Nugroho
Abstrak: IUD merupakan salah satu kontrasepsi jangka panjang yang direkomendasikan pemerintah karena tingkat kegagalan yang rendah dan efek samping yang sedikit dibandingkan kontrasepsi hormonal. Akan tetapi berdasarkan Laporan SDKI 2012, penggunaan IUD di Indonesia masih sedikit dan terus menurun dari tahun ke tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemakaian IUD dan kelangsungannya adalah akses informasi KB dimana informasi yang didapatkan wanita akan berdampak pada pengetahuan dan penerimaannya terhadap IUD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan akses informasi KB dengan pemakaian serta penggantian intrauterine device (IUD). Penelitian ini menggunakan data SDKI 2012 modul wanita usia subur (WUS), dengan jumlah sampel 9.711 wanita yang memiliki anak dua atau lebih dan menggunakan kontrsepsi. Kriteria ekslusi penelitian ini adalah wanita yang menggunakan tubektomi, vasektomi, dan kondom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penggantian IUD tidak memiliki hubungan dengan akses informasi KB (OR=0,8; 95%CI: 0,4-1,5) namun pada pemakaian IUD memiliki hubungan dengan akses informasi KB (OR=1,4; 95%CI: 1,1-1,8). Disarankan peningkatan KIE yang komprehensif dan membangun dialog dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, serta oraganisasi masyarakat untuk meningkatkan pemakaian IUD. Kata kunci: IUD, KB, informasi, KIE.
Read More
T-4504
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Santi Lestari; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Anwar Hassan, Anwar
S-7542
Depok : FKMUI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tazmirah Asmarani; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Rico Kurniawan, Dieta Nurrika
Abstrak:

Obesitas pada remaja meningkat secara global dan nasional. Hal ini menjadi perhatian khusus karena obesitas pada remaja dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular lebih dini. Penelitian ini menganalisis faktor aktivitas fisik dan pola makan dengan obesitas pada remaja 10—19 tahun menggunakan data SKI 2023 dan analisis regresi logistik berganda (96.721 responden). Hasil menunjukkan di perkotaan, tidak terdapat hubungan
antara aktivitas fisik dengan obesitas. Untuk pola makan, konsumsi makanan berlemak pada status kekayaan tertinggi (AOR= 1,38) dan konsumsi minuman bersoda (AOR= 0,584; 95% CI= 0,404—0,845) menunjukkan hubungan signifikan secara statistik dan menjadi faktor risiko di perkotaan. Di samping itu, di pedesaan, aktivitas fisik pada remaja berumur 10-13 tahun (AOR= 1,89) dan konsumsi makanan berlemak pada status kekayaan tertinggi (AOR= 2,25) memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dan menjadi faktor risiko di pedesaan. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan lewat penguatan layanan preventif serta kolaborasi antar pihak dalam membentuk kebiasaan dan gaya hidup yang lebih sehat dalam menurunkan angka obesitas.


Adolescent obesity is increasing globally and nationally. This is of particular concern because obesity in  adolescents can increase the risk of non-communicable diseases earlier. This study analyzed physical activity and  dietary factors with obesity in adolescents 10-19 years old using SKI 2023 data and multiple logistic regression  analysis (96,721 respondents). Results showed that in urban areas, there was no association between physical  activity and obesity. For diet, consumption of fatty foods at the highest wealth status (AOR= 1.38) and  consumption of soft drinks (AOR= 0.584; 95% CI= 0.404-0.845) showed statistically significant associations and  were risk factors in urban areas. In addition, in rural areas, physical activity among adolescents aged 10-13 years  (AOR= 1.89) and consumption of fatty foods at the highest wealth status (AOR= 2.25) had statistically significant  associations and were risk factors in rural areas. Therefore, prevention efforts through strengthening preventive  services and collaboration between parties in shaping healthier habits and lifestyles are needed to reduce obesity  rates.

Read More
S-12097
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Astried Anggraeni Mirza; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Popy Yuniar, Rahmadewi
Abstrak:
Indonesia merupakan negara dengan struktur penduduk ekspansif, yaitu mayoritas penduduk berada pada kelompok usia muda. Besarnya populasi usia muda di Indonesia menimbulkan tantangan dalam mengatasi bermacam-macam permasalahan seputar remaja seperti peningkatan masalah kesehatan seksual dan reproduksi yang salah satunya adalah kehamilan remaja. Permasalahan kehamilan remaja yang terjadi dapat menimbulkan banyak dampak negatif, salah satunya dapat berimbas pada mortalitas dan morbiditas di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja antara wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia. Sumber data penelitian ini adalah hasil SDKI 2017 dengan desain penelitian studi potong lintang (cross sectional). Sampel penelitian ini remaja perempuan usia 15-24 tahun yang memenuhi kriteria, dengan membagi sampel ke dalam dua wilayah, yaitu perkotaan dan pedesaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kehamilan remaja di wilayah perkotaan adalah sebesar 19% sedangkan di wilayah pedesaan adalah sebesar 32,4%. Faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, meliputi usia, pendidikan, status ekonomi keluarga, status pekerjaan, pengetahuan kontrasepsi, akses media informasi, dan akses fasilitas kesehatan. Didapatkan juga faktor yang paling dominan terhadap kehamilan remaja adalah akses fasilitas kesehatan, baik di wilayah perkotaan (AOR=17,17; 95% CI: 10,65-27,68) maupun pedesaan (AOR=10,73; 95% CI: 7,02-16,38). Melihat temuan penelitian, pihak berwenang disarankan untuk meningkatkan akses fasilitas kesehatan dan memperluas pelayanan KB untuk generasi muda serta menggecarkan promosi kesehatan seksual dan reproduksi.

Indonesia is a country with an expansive population structure, namely that the majority of the population is in the young age group. The large young population in Indonesia creates challenges in overcoming various problems surrounding teenagers, such as the increase in sexual and reproductive health problems, one of which is teenage pregnancy. The problem of teenage pregnancy can have many negative impacts, one of which is mortality and morbidity in Indonesia. This research was conducted to determine the comparison of factors related to teenage pregnancy between urban and rural areas in Indonesia. The data source for this research is the results of the 2017 IDHS with a cross-sectional research design. The research sample consisted of female teenagers aged 15–24 who met the criteria by dividing the sample into two areas, namely urban and rural. The results of this study show that the proportion of teenage pregnancies in urban areas is 19%, while in rural areas it is 32,4%. Factors associated with teenage pregnancy, both in urban and rural areas, include age, education, family economic status, employment status, knowledge of contraception, access to information media, and access to health facilities. It was also found that the most dominant factor in teenage pregnancy was access to health facilities, both in urban areas (AOR=17,17; 95% CI: 10,65-27,68) and rural areas (AOR=10,73; 95% CI: 7,02-16,38). Looking at the research findings, the authorities are advised to increase access to health facilities, expand family planning services for the younger generation, and intensify the promotion of sexual and reproductive health.
Read More
S-11578
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lutviah Sari; Pembimbing: Martya Rahmaniati; Penguji: Besral; Rahmadewi
Abstrak: Penelitian ini membahas mengenai faktor yang berhubungan dengan kematian perinatal di wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kematian perinatal dan faktor apa saja yang memengaruhi kematian perinatal di perkotaan dan pedesaan di Indonesia. Desain studi yang digunakan adalah desain studi potong lintang (cross-sectional). Data dianalisis menggunakan analisis chi-square dan regresi logistik.
Read More
S-10556
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Safitri Mardiyana; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Mugia Bayu Rahardja
Abstrak:
Sejak 2012-2015, persentase BBLR tidak menunjukkan penurunan signifikan. Kejadian BBLR di Indonesia merupakan penyebab utama kematian neonatal. Masih tinggiya persentase BBLR dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kehamilan remaja. Bahkan berdasarkan SDKI 2017 menunjukkan bahwa kejadian BBLR di Indonesia lebih banyak terjadi pada ibu yang hamil di usia remaja. Sementara itu, berdasarkan hasil SDKI 2002-2017 juga menunjukkan bahwa kehamilan usia remaja lebih banyak terjadi pada pedesaan Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kehamilan usia remaja dengan kejadian BBLR yang dikhususkan di pedesaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menggunakan sumber data SDKI 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah WUS yang pernah melahirkan anak lahir hidup dan hanya memiliki 1 anak. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara BBLR dengan kehamilan remaja, kunjungan antenatal, suplementasi Fe, dan komplikasi kehamilan. Hasil analisis multivariat juga menunjukkan bahwa ibu yang hamil pada usia 15- 19 tahun memiliki risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR setelah dikendalikan oleh variabel kunjungan antenatal. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa kejadian kehamilan usia remaja berpengaruh terhadap kejadian BBLR di pedesaan Indonesia, sehingga diperlukan upaya dari pemerintah untuk dapat menekan angka kehamilan remaja.

From 2012-2015, the percentage of LBW has not shown a significant decrease. LBW in Indonesia is the main cause of neonatal death. One of the most important factors of LBW is adolescent pregnancy. Based on the 2017 IDHS, the incidence of LBW in Indonesia is more prevalent among mothers who become pregnant at the age of adolescent. Meanwhile, the results of the 2002-2017 IDHS show that adolescent pregnancy is more prevalent in rural Indonesia. Therefore, this study aimed to determine the association between adolescent pregnancy and LBW in rural Indonesia. This study used a cross-sectional study design using the 2017 IDHS data. The sample in this study is WUS who had given birth and only had 1 child. Based on the results of the analysis, there was an association between LBW and adolescent pregnancy, ANC, Fe supplementation, and pregnancy complications. The results of multivariate analysis showed that mothers who became pregnant at the age of 15-19 years had a greater risk of giving birth to LBW babies after controlling for the variable of ANC. It can be concluded that the incidence of adolescent pregnancy affects the incidence of LBW in rural Indonesia, so government efforts are required to reduce the incidence of adolescent pregnancy
Read More
S-11294
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eldora Nadellia Althoofani; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Besral, Guspianto
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan sampel wanita usia subur (15-49 Tahun) yang telah menikah /tinggal bersama dengan pasangan dan melahirkan anak terakhir secara normal dalam kurun waktu 5 tahun sebelum survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, tingkat pendidikan suami/pasangan, pengetahuan terkait tanda-tanda bahaya saat persalinan status ekonomi kepemilikan jaminan kesehatan, kelengkapan kunjungan ANC, dan persiapan persalinan berhubungan signifikan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia.
Read More
S-10640
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Puji Eka Mathofani; Pembimbing: Sutanto Priyohastono, Toha Muhaimin; Penguji: Flourisa Julian, Iswandi
Abstrak: Beberapa faktor yang mempengaruhi unmet need yaitu umur, pendidikan, jumlah anak masih hidup, usia kawin, tempat tinggal, pengetahuan tentang KB, dan status pekerjaan responden, sikap suami terhadap KB, pernah pakai KB, aktivitas ekonomi dan indeks kesejahteraan hidup. Metode penelitian cross sectional dengan menggunakan sampel PUS sejumlah 1249 jiwa. Hasil penelitian menunjukkan status unmet need KB Provinsi Banten 12,00%. Sebagian besar responden mendapatkan pelayanan yang baik terhadap KB sebesar 66,2%. Ada hubungan yang signifikan antara pelayanan KB dengan status unmet need pada kelompok alasan tidak ber-KB karena alasan non kesehatan (CI 95% 2,3-47,6). Disarankan agar lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, petugas lapangan KB, dan kader kesehatan dalam rangka penyebaran informasi melalui media sosial dan massa, serta diadakan program atau kegiatan yang sasarannya adalah pria karena memiliki peran penting dalam proses pengambilan keputusan dalam ber-KB Kata kunci: unmet need, pelayanan KB Some factors affecting unmet need are age, education, number of children still alive, age of marriage, residence, knowledge of family planning, and employment status of respondent, husband's attitude toward family planning, use family planning ever, economic activity and life welfare index. The cross sectional research method using EUS sample is 1249 people. The results showed the unmet need status of KB province of Banten 12.00%. Most of respondents get good service to KB by 66,2%. There was a significant correlation between family planning services with unmet need status for non-family planning group for nonhealth reasons (95% CI 2.3-47.6). It is suggested to increase the quality and quantity of health workers, field officers, and health cadres in order to disseminate information through social media and mass, and held programs or activities whose target is male because it has an important role in the decision-making process in family planning. Keywords: unmet need, family planning care
Read More
T-5003
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diah Safitri; Pembimbing: Sabarinah; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Teti Tejayanti
Abstrak:
Masih tingginya AKI di Indonesia mencerminkan bahwa intervensi untuk menurunkan AKI masih belum berjalan maksimal. Intervensi tersebut melalui antenatal care. Sayangnya, masih terdapat perbedaan cakupan antenatal care K6 yang cukup besar antara perkotaan dan pedesaan Indonesia. Cakupan K6 ditemukan lebih tinggi pada wilayah perkotaan (56.1%) bila dibandingkan dengan wilayah pedesaan (41.9%). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kunjungan antenatal care (K6) pada ibu hamil di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia. Sampel penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang tinggal di Indonesia serta memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah sampel 6790 responden untuk wilayah perkotaan dan 7013 responden untuk wilayah pedesaan. Penelitian ini menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda dalam analisisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa determinan kunjungan antenatal care (K6) pada wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia tahun 2017, yaitu usia, paritas, tingkat pendidikan ibu, pengetahuan terkait komplikasi kehamilan, indeks kekayaan rumah tangga, dukungan suami/pasangan, dan pengambil keputusan terkait perawatan kesehatan ibu. Paparan dengan media massa hanya berhubungan dengan kunjungan antenatal care (K6) pada wilayah perkotaan saja. Sementara, tempat/fasilitas pelayanan kesehatan hanya berhubungan dengan kunjungan antenatal care (K6) pada wilayah pedesaan saja. Tingkat pendidikan ibu menjadi variabel yang berhubungan paling dominan dengan kunjungan antenatal care (K6) pada wanita hamil di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia.

The still high MMR in Indonesia reflects that interventions to reduce MMR have not run optimally. The intervention is through antenatal care. Unfortunately, there are still quite large differences in coverage of K6 antenatal care between urban and rural Indonesia. K6 coverage was found to be higher in urban areas (56.1%) when compared to rural areas (41.9%). This study aims to identify the determinants of antenatal care (K6) visits to pregnant women in urban and rural areas of Indonesia. The sample for this study were all women of childbearing age living in Indonesia and meeting the inclusion criteria with a sample size of 6790 respondents for urban areas and 7013 respondents for rural areas. This study uses the chi square test and multiple logistic regression in its analysis. The results of this study indicate that the determinants of antenatal care visits (K6) in urban and rural areas of Indonesia in 2017, namely age, parity, education level of the mother, knowledge related to pregnancy complications, household wealth index, husband/spousal support, and decision makers regarding care mother's health. Exposure to the mass media is only related to antenatal care (K6) visits in urban areas. Meanwhile, health service places/facilities are only related to antenatal care (K6) visits in rural areas. Maternal education level is the most dominant variable related to antenatal care (K6) visits to pregnant women in urban and rural areas of Indonesia.
Read More
S-11352
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive