Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39024 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nur Sholikah Putri Suni; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Renti Mahkota, Sudarto Ronoatmodjo, Flourisa Juliaan
Abstrak: Cakupan penggunaan kontrasepsi modern di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun.Akan tetapi, cakupan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) masihjauh dari target yang diharapkan. Berdasarkan penelitian sebelumnya ditemukanbahwa kelompok berisiko tinggi akan cenderung untuk menggunakan kontrasepsimodern. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kelahiran berisiko tinggidengan penggunaan kontrasepsi modern khususnya metode kontrasepsi jangkapanjang (MKJP) dan mengetahui faktor lain yang mempunyai peran terhadappenggunaan kontrasepsi modern setelah mengalami kelahiran yang berisiko tinggi.Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis data SDKI 2007dan 2012. Sampel pada penelitian ini adalah wanita usia subur (15-49 th) yang pernahmelahirkan maksimal 5 tahun sebelum survei dilakukan. Hasil penelitian menunjukanbahwa prevalensi risiko tinggi 30,45%, risiko tinggi ganda 10,96% dan risiko tinggitunggal 19,49%. Prevalensi penggunaan kontrasepsi modern sebesar 68% dan palingbanyak menggunakan metode suntik. Sedangkan prevalensi penggunaan MKJP adalah8,73% dan yang paling banyak digunakan adalah metode IUD. Riwayat kelahiranberisiko tinggi tidak meningkatkan peluang penggunaan kontrasepsi modern secarakeseluruhan [PR 0,84; 95%CI: 0,817-0,861]. Terdapat peluang yang cukup besaruntuk menggunakan MKJP bagi mereka yang memiliki riwayat kelahiran risiko tinggiganda baik pada seluruh populasi [PR: 1,90 ;95%CI: 1,65-2,13] maupun pada populasipengguna kontrasepsi modern [PR: 1,46 ;95%CI: 1,29-1,64]. Populasi yangmenggunakan kontrasepsi modern, peluang terbesar untuk menggunakan MKJP bilaibu yang berisiko tinggi melakukan ANC di klinik bidan dan melakukan persalinan dirumah bersalin (RB) setingkat puskesmas. Oleh karena itu, disarankan untukmeningkatkan edukasi, promosi dan konseling terutama kepada wanita usia suburyang sudah memiliki riwayat melahirkan dengan risiko tinggi supaya dapat mencegahkelahiran berisiko.Kata kunci: Wanita Usia Subur (WUS), Kelahiran Berisiko Tinggi, KontrasepsiModern, MKJP, SDKI 2007 dan 2012
Coverage of modern contraceptive use in Indonesia increased from year to year.However, the scope of the use of long acting contraceptive system (LACS) is still farfrom the expected target. Based on previous study found that high-risk groups arelikely to use modern contraception. This study aimed to analyze the effect of high-riskbirths with the use of modern contraceptives, especially long acting contraceptivesystem (LACS) and determine other factors that have a value of interventions towardshigh-risk births variable relationship with the use of modern contraceptives. This studyused cross sectional design with IDHS 2007 and 2012. The sample in this study werewomen of reproductive age (15-49 years) who had delivered a maximum of 5 yearsprior to the survey. The results showed that the prevalence of high risk of 30.45%,10.96% double high risk and 19,49 single high risk. The prevalence of moderncontraceptive use by 68% and the most widely used injection method. While theprevalence of the use of LACS was 8.73% and the most widely used method of IUD.A history of high-risk births do not increase the probability of modern contraceptiveuse overall [PR 0.84; 95% CI: 0.817 - 0.861]. There are considerable opportunities touse the LACS for those who have a history of high-risk multiple births either in thewhole population [PR: 1.90; 95% CI: 1.65 - 2.13] and in a population of moderncontraceptive users [PR: 1,46; 95% CI: 1.29 to 1.64]. Population using moderncontraceptives, the biggest opportunity to use the LACS when high-risk mothers doANC at clinic midwife and deliver at the maternity hospital (RB) level health centers.Therefore, it is advisable to increase the education, promotion and counselingespecially to women of reproductive age who already have a history of delivering witha high risk in order to prevent the risk births.Keywords: Women of Reproductive Age, High-risk births, modern contraceptive,LACS, IDHS 2007 and 2012
Read More
T-4767
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Sholikah Putri Suni; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Renti Mahkota, Sudarto Ronoatmodjo, Flourisa Juliaan
Abstrak: Cakupan penggunaan kontrasepsi modern di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun.Akan tetapi, cakupan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) masihjauh dari target yang diharapkan. Berdasarkan penelitian sebelumnya ditemukanbahwa kelompok berisiko tinggi akan cenderung untuk menggunakan kontrasepsimodern. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kelahiran berisiko tinggidengan penggunaan kontrasepsi modern khususnya metode kontrasepsi jangkapanjang (MKJP) dan mengetahui faktor lain yang mempunyai peran terhadappenggunaan kontrasepsi modern setelah mengalami kelahiran yang berisiko tinggi.Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis data SDKI 2007dan 2012. Sampel pada penelitian ini adalah wanita usia subur (15-49 th) yang pernahmelahirkan maksimal 5 tahun sebelum survei dilakukan. Hasil penelitian menunjukanbahwa prevalensi risiko tinggi 30,45%, risiko tinggi ganda 10,96% dan risiko tinggitunggal 19,49%. Prevalensi penggunaan kontrasepsi modern sebesar 68% dan palingbanyak menggunakan metode suntik. Sedangkan prevalensi penggunaan MKJP adalah8,73% dan yang paling banyak digunakan adalah metode IUD. Riwayat kelahiranberisiko tinggi tidak meningkatkan peluang penggunaan kontrasepsi modern secarakeseluruhan [PR 0,84; 95%CI: 0,817-0,861]. Terdapat peluang yang cukup besaruntuk menggunakan MKJP bagi mereka yang memiliki riwayat kelahiran risiko tinggiganda baik pada seluruh populasi [PR: 1,90 ;95%CI: 1,65-2,13] maupun pada populasipengguna kontrasepsi modern [PR: 1,46 ;95%CI: 1,29-1,64]. Populasi yangmenggunakan kontrasepsi modern, peluang terbesar untuk menggunakan MKJP bilaibu yang berisiko tinggi melakukan ANC di klinik bidan dan melakukan persalinan dirumah bersalin (RB) setingkat puskesmas. Oleh karena itu, disarankan untukmeningkatkan edukasi, promosi dan konseling terutama kepada wanita usia suburyang sudah memiliki riwayat melahirkan dengan risiko tinggi supaya dapat mencegahkelahiran berisiko.Kata kunci: Wanita Usia Subur (WUS), Kelahiran Berisiko Tinggi, KontrasepsiModern, MKJP, SDKI 2007 dan 2012
Coverage of modern contraceptive use in Indonesia increased from year to year.However, the scope of the use of long acting contraceptive system (LACS) is still farfrom the expected target. Based on previous study found that high-risk groups arelikely to use modern contraception. This study aimed to analyze the effect of high-riskbirths with the use of modern contraceptives, especially long acting contraceptivesystem (LACS) and determine other factors that have a value of interventions towardshigh-risk births variable relationship with the use of modern contraceptives. This studyused cross sectional design with IDHS 2007 and 2012. The sample in this study werewomen of reproductive age (15-49 years) who had delivered a maximum of 5 yearsprior to the survey. The results showed that the prevalence of high risk of 30.45%,10.96% double high risk and 19,49 single high risk. The prevalence of moderncontraceptive use by 68% and the most widely used injection method. While theprevalence of the use of LACS was 8.73% and the most widely used method of IUD.A history of high-risk births do not increase the probability of modern contraceptiveuse overall [PR 0.84; 95% CI: 0.817 - 0.861]. There are considerable opportunities touse the LACS for those who have a history of high-risk multiple births either in thewhole population [PR: 1.90; 95% CI: 1.65 - 2.13] and in a population of moderncontraceptive users [PR: 1,46; 95% CI: 1.29 to 1.64]. Population using moderncontraceptives, the biggest opportunity to use the LACS when high-risk mothers doANC at clinic midwife and deliver at the maternity hospital (RB) level health centers.Therefore, it is advisable to increase the education, promotion and counselingespecially to women of reproductive age who already have a history of delivering witha high risk in order to prevent the risk births.Keywords: Women of Reproductive Age, High-risk births, modern contraceptive,LACS, IDHS 2007 and 2012
Read More
T-4767
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adelina Fitri; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Renti Mahkota, Melania Hidayat, Yulia Nur Izati
Abstrak: Kematian bayi didefinisikan sebagai kematian yang terjadi pada tahun pertama kehidupan. Angka kematian bayi di Indonesia dan Kamboja sendiri masih berada diatas AKB Asia Tenggara, sedangkan Filipina sudah sama dengan AKB Asia Tenggara. Jarak kelahiran merupakan salah satu faktor yang memegang peran penting pada kematian bayi terutama jarak kelahiran < 24 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak kelahiran terhadap kematian bayi di Indonesia, Filipina dan Kamboja. Penelitian menggunakan data dari Demographic Health Survey (DHS) di Indonesia (2012), Filipina (2013) dan Kamboja (2014). Desain penelitian adalah cross sectional dan sampel pada masing-masing negara berjumlah 10.162, 4.741 dan 4.330 bayi. Setelah dikontrol oleh variabel perancu, jarak kelahiran < 18 bulan memiliki risiko paling besar terhadap kematian bayi di Indonesia (OR = 2,43: 95% CI 1,26 - 4,70), Kamboja (OR = 4,39: 95% CI 1,76 - 10,94) dibandingkan jarak kelahiran 18 - 23 bulan, 24 - 35 bulan dan ≥ 36 bulan. Sedangkan di Filipina jarak kelahiran 18 - 23 bulan merupakan risiko paling besar pada kematian bayi dibandingkan jarak kelahiran < 18 bulan dan ≥ 24 bulan (OR = 2,59: 95% CI 1,13 - 5,95). Jarak kelahiran yang ideal untuk mengurangi risiko kematian bayi adalah ≥ 24 bulan. Kata Kunci : kematian bayi, jarak kelahiran
Infant mortality is defined as death that occurring in the first year of life. Infant mortality rate in Indonesia and Cambodia itself is still above the Southeast Asian IMR, while in Philippines is similar to the Southeast Asian IMR. Birth interval is one factor that plays an important role in infant mortality especially <24 months. The purpose of this study was to determine the influence of birth interval on infant mortality in Indonesia, Philippines and Cambodia. This study used data from Demographic Health Survey (DHS) in Indonesia (2012), Philippine (2013) and Cambodia (2014). The study design is cross sectional and sample in each country is 10.162, 4.741 and 4.330 infants. After controlled by confounding variables, birth interval <18 months had the greatest risk of infant mortality in Indonesia (OR = 2.43: 95% CI 1.26 - 4.70), Cambodia (OR = 4.39: 95% CI 1,76 - 10,94) compared to 18 - 23 months, 24 - 35 months and ≥ 36 months. While in Philippines 18 - 23 month birth interval is the greatest risk of infant mortality compared to birth interval <18 months and ≥ 24 months (OR = 2.59: 95% CI 1.13 - 5.95). The ideal birth interval to reduce the risk of infant mortality is ≥ 24 months. Keywords: infant mortality, birth interval.
Read More
T-4862
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rangga Pusmaika; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Flourisa Julian Sudrajat, Linda Siti Rohaeti
Abstrak: Di usia remaja dengan keterampilan hidup yang belum memadai dapat menyebabkan remaja berperilaku seksual hingga melakukan hubungan seksual. Hal ini dapat menempatkan remaja pada risiko terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), Infeksi menular seksual (IMS) dan kehamilan yang tidak diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh wilayah tempat tinggal terhadap perilaku seksual pada remaja di Indonesia dengan menganalisis data sekunder Survey Demografi Kesehatan Indonesia-Kesehatan reproduksi Remaja (SDKI-KRR) tahun 2012. Sampel sebanyak 19.868 remaja yang berusia 15-24 tahun dan belum menikah. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan multivariable (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan perilaku potensial seks berisiko pada remaja di Indonesia sebesar 19,65%, hubungan seksual pertama kali 42,67% dilakukan di rumah (rumah sendiri dan rumah pasangan), 90,27% melakukan hubungan seksual pertama kali dengan pacar. Hasil penelitian juga menunjukkan 20,94% remaja perkotaan berperilaku potensial berisiko (cOR 0,82; OR; 0,95). Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan wilayah tempat tinggal terhadap perilaku seksual remaja. Hasil analisis stratifikasi dengan status ekonomi keluarga menunjukkan bahwa Remaja di perkotaan dengan status ekonomi terbawah terdapat beda efek yang sangat kecil untuk berperilaku potensial seks berisiko dibandingkan remaja di perkotaan dengan status ekonomi teratas. Peningkatan keterlibatan pemerintah, dinas pendidikan dan kesehatan untuk dapat memberikan informasi terkait kesehatan reproduksi khusunya seksualitas yang tepat dan merata bagi remaja.
Kata kunci: Pedesaan, Perilaku Seksual Remaja, Perkotaan.
Read More
T-4969
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ira Marti Ayu; Ppembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Asri C. Adisasmita, Nani Dharmasetiawani, Erna Mulati
Abstrak: Secara Global, penurunan NMR selama 2 dekade terakhir lebih lambatdibandingkan Under Five Mortality Rate (U5MR). Kematian neonatalmenyumbang lebih dari 1/3 kematian anak dibawah 5 tahun, 2/3 pada kematianbayi, serta ¾ kematian neonatal terjadi diminggu pertama kehidupannya. Daridata SDKI, angka kematian neonatal pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000kelahiran hidup dan angka ini tidak mengalami penurunan dari SDKI 2007.Pemeriksaan pertama bayi baru lahir merupakan salah satu intervensi yang costeffective dan cost-efficient untuk meningkatkan kelangsungan hidup neonatalsehingga bisa dilakukan di negara-negara low and middle income, termasuk diIndonesia.Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek waktu pemeriksaan pertamabayi baru lahir terhadap kelangsungan hidup neonatal. Penelitian menggunakandata SDKI 2002-2003, 2007, dan 2012. Desain studi yang digunakan yaitu cohortretrospective, dengan melihat hubungan menggunakan analisis survival.Bayi baru lahir yang diperiksa >24 jam-7 hari dan tidak diperiksa ataudiperiksa >hari ke-7 tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kematianneonatal (HR:0,41 95% CI: 0,16-1,03; HR:0,73 95% CI:0,51-1,05). Untukmeningkatkan waktu pemeriksaan pertama ≤24 jam perlu ditingkatkan kunjunganANC sesuai standar, bersalin di fasilitas kesehatan, dan ditolong oleh tenagakesehatan.Kata kunci : Kelangsungan hidup, neonatal, waktu pemeriksaan pertama.
Read More
T-4578
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Sora Yullyana; pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Renti Mahkota, Rahmadewi
Abstrak: Penggunaan kontrasepsi merupakan strategi untuk menunda dan mengontrol kelahiran dengan mengurangi kemungkinan terjadinya fertilitas ovum olehspermatozoa. Namun, cakupan penggunaan kontrasepsi di Provinsi Papua masih jauh dari target yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi penggunaan kontrasepsi pada 15-49 tahun berdasarkan faktor predisposisi dan faktor pendukung di Provinsi Papua tahun 2012. Metodepenelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Sampel penelitian ini adalah wanita usia subur usia 15-49 tahun yang tercatat sebagai responden pada data SDKI 2012serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi penggunaan kontrasepsi pada WUS 15-49 tahun di Provinsi Papua adalah 14,6 persen. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara distribusi penggunaan kontrasepsi pada WUS dengan usia >35 tahun (PR: 7,823; CI 95% 3,210-19,067), pendidikan tinggi (PR: 4,751;CI 95% 2,884-7,827), bekerja (PR: 0,435; CI 95% 0,318-0,595), jumlah paritas 3-4 anak (PR: 3,254; CI 95% 2,286-4,633), tinggal di perkotaan (PR: 2,694; CI 95%1,960-3,703), ekonomi menengah (PR: 2,666; CI 95% 1,798-3,953), pengetahuan tinggi (PR: 3,970; CI 95% 2,863-5,507), dan pernah terpapar informasi KB (PR:3,091; CI 95% 2,255-4,236) dengan nilai p value <0,005. Oleh karena itu,diperlukan peningkatan upaya promosi kesehatan secara intensif dan penyebarluasan informasi oleh tenaga kesehatan mengenai manfaat akan pentingnya penggunaan kontrasepsi pada WUS, memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dalam memperoleh alat/metode KB.
Kata kunci : Keluarga Berencana, Metode Kontrasepsi, Wanita Usia Subur
The use of contraception is a strategy to delay pregnancy and to do birth control,with the possibility of reducing fertility of ovum by spermatozoa. However,coverage of the use of contraceptive in Papua is still far from the target set. Thisstudy aims to determine the distribution of contraceptive use based on WUS 15-49years predisposing factors and enabling factors in Papua Province in 2012. Thisresearch used cross sectional design method with secondary data analysis ofDemographic Health Survey of Indonesia 2012. This study sample were womenage is 15-49 years, listed as respondents in the data IDHS 2012, and meet theinclusion and exclusion criteria. The results showed that the distribution ofcontraceptive use on WUS 15-49 years in Papua province was 14.6 percent. Theresults of analysis showed there is a significant relationship between thedistribution of contraceptive use on WUS with age >35 years (PR: 7.823; 95% CI3.210 to 19.067), higher education (PR: 4.751; 95% CI 2.884 to 7.827),employment status (PR: 0.435; 95% CI 0.318 to 0.595), number of parity 3-4children (PR: 3.254; 95% CI 2.286 to 4.633), urban residence (PR: 2.694; 95% CI1.960 to 3.703), middle income (PR: 2.666; 95% CI 1.798 to 3.953), higherknowledge (PR: 3.970; 95% CI 2.863 to 5.507), and have been exposed to familyplanning information (PR: 3,091; 95% CI 2.255 to 4.236) with a p value <0.005.Therefore, an increase in the effort required of health promotion, intensivecounseling and dissemination of information by health professionals about thebenefits of the importance of contraceptive use on WUS, providing qualitycontraceptive services in obtaining the tools/methods of family planning.
Keywords: Family Planning, Methods of Contraception, Women of Reproductive Age
Read More
S-8283
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Maisaroh; Pembimbing: Nasrin Kodim; Penguji: Krisnawati Bantas, Kusharisupeni, Siti Kulsum, Abas Basuni Djahari
T-4098
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vini Fardhdiani; Pembimbing: Nurhayati; Penguji: Asri C. Adisasmita, Yovsyah; Euis Sa`adah Hermawati
T-3446
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alin Aun Adyana; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Yovsyah; Flourisa Juliaan Sudradjat
S-7016
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nipsyah Lega; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah Masjkuri; Penguji: Asri C. Adisasmita, Mohammad Baharuddin, Rusmiyati
Abstrak:

ABSTRAK

BBLR merupakan indikator multidimensi yang penting untuk mengukur masalah kesehatan di masyarakat. Di Indonesia, prevalensi BBLR mengalami penurunan yang lambat padahal BBLR memberi beban ekonomi yang tinggi bagi negara. Komplikasi kehamilan dianggap sebagai determinan penting terjadinya BBLR di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komplikasi kehamilan terhadap kejadian BBLR pada anak terakhir yang lahir hidup di Indonesia tahun 2007 setelah dikontrol seluruh confounding. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional seperti desain sumber data SDKI 2007. Populasi sumber penelitian ini diambil dari 33 provinsi yang diambil dengan metode stratified two stage cluster sampling, sehingga peneliti melakukan analisis Complex sampling. Study participants dalam penelitian ini sebanyak 9.339 responden (11.839 responden sebelum dilakukan pembobotan).

Hasil analisis

diketahui prevalensi BBLR sebesar 5,3%, prevalensi komplikasi kehamilan 11,5% (1,3% mules sebelum 9 bulan, 2,2% perdarahan, 0,6% demam tinggi, 0,1% kejang dan pingsan, 5,8% komplikasi lainnya, dan 1,2% mengalami lebih dari 1 komplikasi kehamilan), dan prevalensi BBLR pada ibu yang mengalami komplikasi kehamilan sebesar 11,5%. Analisis multivariat Logistic regression didapatkan adanya peningkatan PR komplikasi kehamilan terhadap BBLR sebesar 3,184 (CI 95% 1,058 - 4,112) setelah dikontrol variabel confounder umur ibu saat melahirkan, jarak kelahiran, status paritas, riwayat BBLR, pendidikan ibu, tempat tinggal, lahir kembar dan jumlah kunjungan ANC serta mempertimbangkan interaksi antara komplikasi kehamilan dengan status paritas. Jenis komplikasi kehamilan yang paling mempengaruhi terjadinya BBLR adalah demam yang tinggi (POR 6,098 CI 95% 0,4206 ? 7,3606), mules sebelum 9 bulan (POR 5,113 CI 95% 0,22984 ? 6,05784).


ABSTRACT

Low birth weight is an important indicator to measure multidimensional health problems in the community. In Indonesia, the prevalence of low birth weight decreased slowly while LBW become a high economic burden for the country. Complications of pregnancy considered as an important determinant of the LBW in developing countries. This study aimed to determine the effect of pregnancy complications to LBW in Indonesia on 2007 after controlling all confounders. This study use cross-sectional design as the data source IDHS 2007. The source population of this study were taken from 33 provinces which drawn with a two-stage stratified cluster sampling, so the researchers conducted an analysis Complex sampling to prevent bias. Study participants in this study were 9.339 respondents (11.839 respondents prior to weighting).

Results of analysis

show LBW prevalence was 5.6%, 11.5% prevalence of pregnancy complications (1.3% abdominal contraction before 9 months, 2.2% bleeding, 0.6% of high fever, 0.1% seizures and fainting, 5,8% other complications, and 1.2% had more than one pregnancy complication), and 11.5% LBW in women with pregnancy complications. Pregnancy complications were associated with low birth weight. Multivariate logistic regression analysis showed that pregnancy complications women were 34 times more likely to delivered LBW (POR 2,507, 95% CI 1,982-3,173). LBW also associated with maternal age, birth interval, previous abortion, maternal education, wealth index, twins and antenatal visit. Types of pregnancy complications that mostly affecting the LBW are high fever (POR 6,098 CI 95% 0,4206 ? 7,3606), abdominal contraction before 9 months (POR 5,113 CI 95% 0,22984 ? 6,05784).

Read More
T-3862
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive