Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30822 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
T-1089
Depok : FKM-UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chamelia Anggraeni Probo; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Robiana Modjo, Adang Bachtiar, Martina Hutabarat, Tri Rini Puji Lestari
Abstrak:
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dapat dijadikan indikator yang digunakan untuk memastikan seluruh warga negara mendapatkan haknya dalam pemenuhan pelayanan dasar kesehatan yang kinerjanya dapat dikontrol langsung. Salah satu pelayanan dasar pada SPM kesehatan adalah pelayanan Ibu hamil yang sesuai dengan standar kualitas dan standar kuantitas yang nantinya diharapkan dapat menurunkan AKI. Puskesmas Rawamerta tahun 2019 melaporkan angka capaian K1 77,9% dan K4 hanya 68,95% yang mana masih jauh dari kesesuaiaan target 100%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelaksanan SPM pada layanan Antenatal di Puskesmas Rawamerta. Jenis penelitian Kualitatif, informan penelitian ditentukan dengan purposive sampling dan snowballing sampling. Teknik pengambilan data dengan waancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi. Penelitian ini menggunakan teori evaluasi mutu Donabedian, pada struktur dianalisis SDM (jumlah SDM, jenis profesi, kompetensi, dan pelatihan), sarana prasarana (ketersediaan obat, vaksin, BHP, dan alat penunjang, fasilitas ruangan pelayanan, dan alur permintaan), dan pedoman (ketersediaan). Pada proses yang dianalisis adalah perencanaan (perencanaan kegiatan, pendataan sasaran, pembuatan pedoman, dan identifikasi masalah), pengorganisasiaan (penjadwalan pelatihan, penjadwalan KIA, dan sosialisasi pedoman), pelaksanaan (tatalaksana dan sistem rujukan), dan pengawasan (kepatuhan, evaluasi, pencatatan dan pelaporan). Sedangkan pada outcome dianalisis kesesuaiannya dengan SPM (standar kualitas dan kuantitas). Dengan kesimpulan bahwa Puskesmas rawamerta belum memenuhi standar kualitas dan standar kuantitas pada SPM

Minimum Standard Services (MSS) can be used as an indicator to cover citizen’s rights of essential health service. Furthermore, MSS in women’s labour is expected to be in a certain quality and quantity standards to reduce MMR. Rawamerta Public Health centre reported in 2019, 77.9% and 68.95% achievement in K1 and K4, respectively. These figures are well below the acceptance target of 100%. This study aims to analyze the quality of SPM implementation in Antenatal services at Rawamerta Public Health Center with qualitative methods in concordance with Donabedian’s quality evaluation theory. Research informants were determined by purposive and snowballing sampling. Data collection performed with in-depth interviews, observations, and document reviews. Data analysis was performed descriptively and converted to a narrative. Rawamerta’s structure, process, and outcome to achieve MSS were evaluated. It is found that Rawamerta Public Health Center quality is still below the MSS standards.

Read More
T-5897
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dessy Indriaana Hatta; Pembimbing: Ratu AYu Dewi Sartika; Penguji: Agustin Kusumayti, Dian Ayubi, Budi Rahayu
T-3355
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farista Widyastuti; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Dian Ayubi, Muhammad Rais Haru, Rizky Ramdhani
Abstrak:

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan prevalensi tinggi di Indonesia dan berisiko menimbulkan komplikasi serius jika tidak tertangani dengan baik. Di Kabupaten Belitung, capaian pelayanan hipertensi belum mencapai target 100% sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi pelayanan hipertensi berdasarkan SPM tahun 2024 menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dan model Donabedian (struktur, proses, hasil). Informan terdiri dari pengelola program, tenaga kesehatan, kepala Puskesmas, dan pemerintah desa di empat Puskesmas. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan telaah dokumen pada Februari–Mei 2025.
Hasil penelitian menunjukkan keterbatasan SDM, ketidakterpaduan regulasi, serta bervariasinya dukungan desa memengaruhi efektivitas layanan. Proses pelayanan seperti deteksi dini, terapi, edukasi, dan pencatatan di aplikasi ASIK belum berjalan sistematis. Capaian pelayanan tahun 2024 berada di kisaran 44,76–92,66% dengan rata-rata 76,10%. Kepatuhan pasien dalam minum obat rendah dan pengukuran mutu belum konsisten. Kesimpulannya, pelayanan hipertensi belum memenuhi target nasional. Diperlukan penguatan regulasi teknis, distribusi SDM yang merata, peningkatan kapasitas pelaksana, serta kolaborasi lintas sektor dengan dukungan desa dan kader untuk mewujudkan layanan hipertensi yang merata dan bermutu.

Hypertension is a prevalent non-communicable disease in Indonesia that poses a serious risk of complications if not properly managed. In Belitung Regency, hypertension service coverage has not yet reached the 100% target set by the Minimum Service Standards (SPM). This study aims to analyze the implementation of hypertension health services based on the 2024 SPM using a qualitative case study approach and the Donabedian model (structure, process, outcome). Informants included program managers, health workers, health center heads, and village government representatives from four selected health centers. Data were collected through in-depth interviews, direct observations, and document review from February to May 2025. The findings reveal that limitations in human resources, lack of integrated technical regulations, and varying levels of village support affect service effectiveness. Service processes such as early detection, therapy, education, and documentation through the ASIK application are not yet fully systematic. In 2024, service coverage ranged from 44.76% to 92.66%, with a district average of 76.10%. Patient medication adherence remains low, and quality measurement is inconsistent. It is concluded that the implementation of hypertension services in Belitung Regency has not met the national target. Strengthening operational regulations, equitable distribution of human resources, capacity building for service providers, and cross-sector collaboration with support from village governments and community health workers are needed to achieve equitable and quality hypertension care.

 

Read More
T-7343
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tika Puspa Ryanthi; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Dian Ayubi, Indra R. Dharmawan, Didik Supriyono
Abstrak:
uskesmas Tanjungsari merupakan satu-satunya puskesmas di Kabupaten Bogor yang sudah mengintegrasikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal ibu hamil (ANC) sesuai dengan standar yang ditetapkan Permenkes 89 tahun 2015. Hal ini menyebabkan cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamilnya tertinggi se-Kabupaten Bogor. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan desain studi kasus.Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2020 di Puskesmas Tanjungsari dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dengan 5 orang informan yaitu penanggung jawab yankesgilut di dinas kesehatan, kepala puskesmas, penanggungjawab poli gigi, penanggung jawab KIA, dan bidan KIA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi input puskesmas Tanjungsari memiliki tenaga kesehatan dan alat kesehatan yang cukup, tidak ada pemberian tugas tambahan kepada penanggungjawab poli gigi selain tupoksinya sebagai dokter gigi, namun ada kekurangan di bahan medis habis pakai dan belum memiliki SOP yang terintegrasi. Dari sisi proses terdapat dukungan kepala puskesmas, sudah melakukan sosialisasi dengan lintas program dan kepada masyarakat. Pelaksanaan program di dalam gedung sudah terintegrasi dengan pelayanan antenatal dan pelaksanaan program di luar gedung melalui posyandu dan kelas ibu, namun terdapat kelemahan dari sisi pengawasan dan pengendalian program. Puskesmas Tanjungsari tidak mengetahui target dari program pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil. Output cakupan pelaksanaan program semester awal 2020 puskesmas Tanjungsari sebesar 17,4 % dan jumlah bayi BBLR adalah 15 orang. Hasil penelitian menyarankan agar program ini diintegrasikan dengan ANC dengan menggunakan SOP yang terintegrasi, perlu peningkatan pengawasan dan pengendalian, serta penetapan dan sosialisasi target, dan menemukan metode yang tepat untuk dapat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tanpa melakukan tatap muka secara langsung.
Puskesmas Tanjungsari is the only puskesmas in Bogor Regency that has integrated oral and dental health services for pregnant women with antenatal examination for pregnant women (ANC) in accordance with the standards set by Permenkes 89 of 2015. This causes coverage of dental and oral health services for pregnant woman was the highest in Bogor Regency. This type of research is a qualitative study using a case study design. The study was conducted in May-June 2020 at the Tanjungsari Community Health Center and Bogor District Health Office with 5 informants, namely the person in charge of oral and dental services, the head of the puskesmas, the person in charge of dental clinic, the person in charge of MCH, and the MCH midwife.The results showed that from the input side of the Tanjungsari puskesmas had sufficient health workers and medical devices, there was no additional assignment to the person in charge of dental clinic besides their duty as a dentist, but there was a shortage in consumable medical materials and did not yet have an integrated SOP. From the aspect of the process there is support from the head of the puskesmas, has carried out socialization by cross-program and the community. Program implementation inside the building has been integrated with antenatal services and program implementation outside the building through posyandu and mother classes, but there are weaknesses in terms of program supervision and control. Puskesmas Tanjungsari does not know the targets of the dental and oral health service program for pregnant women. The output of the implementation of the program in the early semester of 2020 at the Tanjungsari Community Health Center was 17.4% and the number of LBW infants was 15 people. The results of the study suggest that this program is integrated with the ANC by using an integrated SOP, it is necessary to increase supervision and control, as well as setting and socializing targets, and finding the right methods to be able to disseminate and educate the public without direct face-to-face meetings
Read More
T-5992
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vilcka Wahidatul Wildah Asy-syifa; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Robiana Mo, djo, Wachyu Sulistiadi, H. Aceng Solahudin Ahmad, Wulan Nur Insani
Abstrak:
Latar Belakang : Pentingnya peran tenaga Kesehatan dalam peningkatan derajat Kesehatan. Salah satu Tindakan yang diambil oleh pemerintah adalah memeperluas cakupan pelyanan bidan di fasilitas Kesehatan dasar. Dalam melaksanakan tugasnya bidan harus memenuhi standar yang menjamin kualitas pelayanan yang diberikan. Tingkat efektifitas dan efesiensi layanan Kesehatan ibu dan anak dapat diukur melalui indicator cakupan K1, K4, KF3 dan pertolongan persalinan oleh tenaga Kesehatan. Peran kinerja bidan desa di Kabupaten Sumedang belum maksimal sehingga perlu dilakukan analisis hubungan kualitas kehidupan kerja dengan kinerja Bidan Desa di Kabupaten Sumedang tahun 2023 sebagai tujuan penelitian. Metode: metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional menggunakan data premier berupa kuesioner. Populasi penelitian ini yaitu seluruh Bidan Desa Kabupaten Sumedang dengan sampel penelitian sebanyak 80 responden. Variabel independent yaitu kinerja bidan desa dan variable dependennya yaitu Kualitas Kehidupan Kerja. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan metode analisis data chi square. Hasil: di dapatka bahwa kinerja bidan yang baik sebanyak (42%) dan kinerja bidan kurang baik sebanyak (58%) dilihat dari capaian 4 indikator asuhan kebidan K1,K4,KF3 dan pertolongan persalinan oleh tenaga Kesehatan. Hasil statistika diketahui tidak ada hubungan yang bermakna (p value >0,05) antara kualitas kehidupan kerja dengan kinerja bidan desa. Simpulan: tidak ada hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan kinerja bidam desa di Kabupaten Sumedang tahun 2023. Saran : Diperlukan monitoring dan evaluasi kinerja bidan desa secara periodic sehingga dapat diketahui perencanaan yang perlu disusun berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.

Background: The importance of the role of healthcare professionals in improving health status. One of the measures taken by the government is to expand the coverage of midwifery services in basic healthcare facilities. In carrying out their duties, midwives must meet standards that ensure the quality of the services provided. The effectiveness and efficiency of maternal and child health services can be measured through indicators such as coverage of K1, K4, KF3, and childbirth assistance by healthcare professionals. The performance of village midwives in Sumedang Regency has not been optimal, so an analysis of the relationship between the quality of work life and the performance of Village Midwives in Sumedang Regency in 2023 is needed as the research objective. Method: This research uses a quantitative method with a cross-sectional research design using primary data in the form of a questionnaire. The population of this study is all Village Midwives in Sumedang Regency, with a sample of 80 respondents. The independent variable is the performance of village midwives, and the dependent variable is the Quality of Work Life. This study uses a questionnaire with chi-square data analysis method. Results: It is found that good midwifery performance is 42%, and less good midwifery performance is 58%, based on the achievement of 4 midwifery care indicators (K1, K4, KF3, and childbirth assistance by healthcare professionals). Statistical results show no significant relationship (p-value > 0.05) between the quality of work life and the performance of village midwives. Conclusion: There is no relationship between the quality of work life and the performance of village midwives in Sumedang Regency in 2023. Recommendations: Periodic monitoring and evaluation of the performance of village midwives are needed to determine planning based on the evaluation results, aiming to improve the quality of midwifery services.
Read More
T-6857
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meita Nazla Adila; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dian Ayubi, Sabarinah, Irwan Panca Wariaseno, Nurul Hikmah
Abstrak:
Latar Belakang: Kepuasan ibu hamil merupakan indikator penting dalam menilai mutu pelayanan antenatal care (ANC) di fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kepuasan ibu hamil terhadap kualitas pelayanan ANC di Kabupaten Tuban. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC di puskesmas wilayah Kabupaten Tuban. Variabel yang dianalisis meliputi tingkat kepuasan ibu hamil, tingkat pendidikan, pemberian pelayanan ANC, pengalaman ibu, akses terhadap pelayanan ANC, serta manajemen dan organisasi. Data dianalisis menggunakan uji korelasi dan regresi linier berganda. Hasil: Tingkat kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan ANC adalah 81,6%. Sementara itu, tingkat pelaksanaan untuk variabel pemberian pelayanan ANC sebesar 85,3%, pengalaman ibu sebesar 88,35%, akses terhadap pelayanan ANC sebesar 75%, serta manajemen dan organisasi sebesar 77,2%. Uji korelasi yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara pemberian pelayanan ANC, pengalaman ibu, akses pelayanan, dan manajemen organisasi dengan tingkat kepuasan ibu hamil (p-value <0,001). Faktor manajemen dan organisasi merupakan determinan yang paling berpengaruh terhadap tingkat kepuasan ibu hamil (p < 0,001; B = 0,151; 95% CI = 0,085–0,217) setelah dikontrol dengan variabel tingkat pendidikan. Kesimpulan: Kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan ANC di Kabupaten Tuban tergolong tinggi. Faktor manajemen dan organisasi pelayanan menjadi aspek yang paling berpengaruh. Hasil ini menekankan pentingnya tata kelola pelayanan yang baik untuk meningkatkan pengalaman positif ibu selama kehamilan.

Background: Maternal satisfaction is an important indicator for assessing the quality of antenatal care (ANC) services in healthcare facilities. This study aimed to analyze the determinants of maternal satisfaction with the quality of ANC services in Tuban Regency, Indonesia. Methods: A quantitative study with a cross-sectional design was conducted among pregnant women who received ANC services at community health centers (puskesmas) in Tuban Regency. The analyzed variables included maternal satisfaction level, education level, ANC service delivery, maternal experience, access to ANC services, and service management and organization. Data were analyzed using correlation and multiple linear regression tests. Results: The overall satisfaction level of pregnant women with ANC services was 81.6%. The implementation levels of ANC service delivery, maternal experience, access to ANC services, and management and organization were 85.3%, 88.35%, 75%, and 77.2%, respectively. Correlation analysis revealed significant relationships between ANC service delivery, maternal experience, service access, and management and organization with maternal satisfaction (p < 0.001). Among these factors, service management and organization showed the strongest influence on maternal satisfaction (p < 0.001; B = 0.151; 95% CI = 0.085–0.217) after it was controlled by education level. Conclusion: Maternal satisfaction with ANC services in Tuban Regency was relatively high. Service management and organizational factors were the most influential determinants, highlighting the importance of effective governance in improving positive maternal experiences during pregnancy
Read More
T-7447
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yeti Sugasriani; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Anwar Hasan, Sudarti Kresno, Soepalarto
Abstrak: Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan, maka fungsi pelayanan kesehatan secara bertahap harus terus ditingkatkan. Salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah karakteristik pengantar balita dan kepatuhan petugas kesehatan terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan dalam pemeriksaan balita sakit.
 
 
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan pengantar balita, untuk mengetahui hubungan antara kepuasan dengan karakteristik pengantar balita dan pemeriksaan balita sakit serta untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan pengantar balita. Rancangan penelitian adalah cross sectional, dilakukan di poli anak puskesmas uji coba DKI Jakarta pada bulan Mei 2001. Populasi penelitian adalah seluruh pengantar balita sakit yang berkunjung ke poli anak di lima puskesmas uji coba MTBS DKI Jakarta, dan balita tersebut mendapatkan pelayanan dengan pendekatan manajemen terpadu balita sakit. Sampel penelitian sebanyak 96 responden diambil secara proporsional dari lima puskesmas uji coba dan dilakukan secara purposive.
 
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan total dengan mean 72,7% terdapat 56,3% pengantar balita menyatakan puas. Tingkat kepuasan ini terdiri dari dimensi keterjangkauan pelayanan 55,2% puas, fasilitas puskesmas 54,2% puas, peralatan pemeriksaan dan obat-obatan 53,1% puas, kemampuan pelayanan 51% puas dan hubungan interpersonal petugas kesehatan dengan pengantar balita 51% puas. Faktor yang ada hubungan bermakna dengan tingkat kepuasan adalah jenis kelamin, umur, penghasilan dan kepatuhan petugas dalam pemeriksaan balita sakit. Pemeriksaan dengan kepatuhan tinggi (80%) menunjukkan 75,5% responder menyatakan puas. Sedangkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan tingkat kepuasan adalah kepatuhan petugas dalam pemeriksaan balita sakit.
 
 
Peningkatan mutu pelayanan harus dilakukan secara terus menerus, salah satu upaya adalah dengan meningkatkan kepatuhan petugas dalam pelayanan dengan pendekatan manajemen terpadu balita sakit. Keterpaduan program terkait dalam MTBS sangat diperlukan terutama untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan pendekatan MTBS di puskesmas.
 

 
Factors related to the satisfaction of the deliverer of the childhood illness (children under five years of age) which treated by the integrated management of childhood illness approach in children division of try out public health centers of DKI Jakarta, in May 2001The increasing demand of the community to qualified health care had forced this institution to improve their quality gradually and continuously. One of indicators to judge the quality of health care is patients? satisfaction. Patients? satisfaction is influenced by many factors such as the characteristic of the childhood illness deliverer and the obedience of health provider toward standard of care in examining the childhood illness.
 
 
The purpose of this research is to describe the satisfaction of the childhood illness deliverer and their examination of childhood illness as well as the most dominant factor related to their satisfaction. The research used cross sectional design, conducted in children division of try out public health centers in May 2001. The population is all the childhood illness deliverer who visited children division in five try out public health centers by using the integrated management childhood illness approach, in DKI Jakarta. Samples are 96 respondents who had been taken purposively and proportionally in five those public health centers.
 
 
The result of this research showed that 56,3% respondents were satisfied. Satisfaction level was consist of 53,2% of care achievability, 54,2% of facility, 53,1% of examination tool and medicine, 51% of care, 51% of interpersonal relationship with health provider. The most dominant factor to the satisfaction level is the obedience of health providers in examining the childhood illness.
 
 
Considering the result of this research, I suggest to carry out this approach because it will be useful especially in planning, actuating, supervising as well as evaluating which should be focused on the obedience of health providers.
Read More
T-1162
Depok : FKM UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive