Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 40635 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Triyani; Pembimbing: Syafri Guricci
T-704
Depok : FKM UI, 1999
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sevrima Anggraini; Pembimbing: Tris Eryando, Besral; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Yoan Hotnida Naomi
Abstrak: Abstrak
Penyakit Gagal Ginjal Kronik GGK merupakan suatu keadaan dimana ginjal mengalami kelainan struktural atau gangguan fungsi yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan. Penyakit ginjal kronik bersifat progresif dan irreversible, pada tahap lanjut tidak dapat pulih kembali. Diperlukan terapi pengganti ginjal untuk mengeluarkan produk sisa metabolisme dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Terdapat beberapa risiko yang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik seperti hipertensi, diabetes mellitus, pertambahan usia, pernikahan, pekerjaan dan IMT. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan terapi hemodialis dan peritonial dialisis terhadap ketahanan hidup pasien gagal ginjal kronik di RSCM tahun 2012-2017. Desain studi dalam penelitian ini adalah kohort retrospektif. Jumlah total sampel penelitian ini adalah 110. Dari studi ini diketahui sebanyak 49 pasien yang menjalani hemodialisis meninggal dan 29 pasien yang menjalani CAPD meninggal. Pengaruh jenis terapi terhadap ketahanan hidup pasien GGK setelah dikontrol variabel kovariat didapatkan bahwa variabel umur berinteraksi dengan jenis terapi dimana pasien hemodialis yang berumur ge;60 tahun berisiko untuk lebih cepat meninggal sebesar 4 kali dibandingkan pasien yang menjalani CAPD 95 CI 1,3-13. Disarankan kepada pasien GGK yang berumur ge;60 untuk mempertimbangkan menggunakan CAPD sebagai alternatif dialisis.
 

 
Chronic Kidney Disease CKD is a condition in which the kidneys have structural abnormalities or functional disorders that have lasted more than 3 months. CKD is progressive and irreversible, in the later stages can not be recovered. Kidney replacement therapy is needed to remove metabolic waste products and regulate body fluid balance. There are several risks that can cause CKD such as hypertension, DM, age, , marriage, BMI ,work. The purpose of this study was to determine the relationship between hemodialis therapy and dialysis peritoneal on the survival of patients with CKD at RSCM 2012 2017. The study design in this study was a retrospective cohort. The total sample of this study was 110. From this study it was found that 49 of patients undergoing hemodialysis died and 29 of patients who underwent CAPD died. The effect of this type of therapy on survival of CKD patients after controlled by covariate variables found that the age variable interacted with the type of therapy where hemodialis patients aged ge 60 years are at risk for more rapid death 4 times than patients CAPD 95 CI 1.3 13 . It is recommended to patients aged ge 60 to consider using CAPD as an alternative to dialysis.
Read More
T-5388
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Minda Mulyani Irmawati; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono
S-2033
Depok : FKM UI, 2001
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yudhi Adrianto; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Ratu Ayu, Triyanti, Triyani Kresnawan, Fitri Hudayani
Abstrak: Malnutrisi merupakan permasalahan gizi pada hemodialisis dengan prevalensi berkisar antara 50 - 70 % dan penelitian tahun 2018 di RSCM menyebutkan prevalensi malnutrisi sebesar 39%. Tesis ini bertujuan mengetahui determinan penilaian Malnutrition Inflammation Score (MIS) penyakit ginjal kronis hemodialisis di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini merupakan penelitian payung Departemen Ilmu Penyakit Dalam Unit Ginjal Hipertensi RSCM menggunakan desain Cross Sectional, data primer dikumpulkan pada bulan Februari dan Mei 2018. Besar sampel menggunakan uji hipotesis populasi dengan total sampel 120 pasien. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data diperoleh melalui wawancara dan data laboratorium diperoleh melalui rekam medis, kemudian Editing, Coding, Processing dan Cleaning, dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat untuk melihat faktor determinan yang berpengaruh dengan MIS Simpulan penelitian prevalensi malnutrisi inflamasi pasien hemodialisis sebesar 55,8%, Jenis kelamin laki-laki memiliki risiko 4,1 malnutrisi, usia ≥40 tahun memiliki risiko 3,1, asupan protein kurang berisiko 2,8 kali dan kekuatan genggam kurang sebagai variabel protektif memiliki risiko lebih rendah 0,23 kali. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk proses pelayanan asuhan gizi dan program intervensi gizi pasien hemodialisis
Read More
T-6201
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fetty Ismandari; Pembimbing: Helda; Penguji: Nasrin Kodim, Yovsyah, Virna Dwi Oktariana
Abstrak: Pendahuluan, Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia, kebutaannya bersifat permanen dan seringkali gejala glaukoma tidak disadari oleh penderita. Proporsi pasien baru glaukoma yang datang ke RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam kondisi telah buta cukup tinggi sehingga perlu diteliti faktor yang berhubungan dengan kondisi tersebut.
 
Metode Penelitian, cross sectional, dengan populasi seluruh pasien glaukoma primer di poliklinik penyakit mata RSCM yang datang pada Januari 2007 - Oktober 2009 dan dilakukan analisis dengan Cox?s Proportional Hazard Model untuk mendapatkan nilai Prevalence Ratio(PR) dan mendapatkan model persamaan akhir.
 
Hasil Penelitian, Didapatkan hubungan yang bermakna antara antara kebutaan pada pasien baru glaukoma primer di RSCM dengan tekanan intraokular (PR 1,01 95% CI 1,01-1,02), jenis glaukoma, pengobatan sebelumnya dan interaksi antara jenis glaukoma dan pengobatan sebelumnya (PR 2,09 95% CI 1,36-3,22 untuk sudut terbukayang pernah mendapat pengobatan sebelumnya; PR 1,72 95% CI 1,20-2,46 untuk sudut tertutup yang belum mendapat pengobatan; PR 1,79 untuk sudut tertutup yang pernah mendapat pengobatan; dibandingkan sudut terbuka yang belum mendapat pengobatan) serta pendidikan (PR 1,49 95% CI 1,06-2,08 untuk pendidikan rendah dan 1,37 95% CI 0,97-1,92 dibandingkan dengan pendidikan tinggi).
 
Kesimpulan, Variabel yang bermakna secara statistik atau substansi dan dimasukkan dalam model akhir adalah umur, jenis kelamin, tekanan intraokular, jenis glaukoma, adanya pengobatan sebelumnya, interaksi antara jenis glaukoma dan pengobatan sebelumnya, dan tingkat pendidikan. Umur dan jenis kelamin secara statistik tidak bermakna namun dimasukkan dalam model karena secara substansi bermakna.
 

Introduction, Glaucoma is the second largest cause of blindness in Indonesia. Blindness caused by glaucoma is irreversible and most of the patients are unaware of the symptoms. The proportion of blindness in new glaucoma patients at RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) in that period was high, so that, the factors related to the blindness need to be explored.
 
Methods, cross sectional study, the population were all of new primary glaucoma patients at RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo's Eye Clinic from January 2007 to October 2009, and used Cox's Proportional Hazard Model Analysis to calculate Prevalence Ratio (PR) and find final equation model.
 
Results, variables those statistically significant associated with blindness in new patient with primary glaucoma at RSCM were intraocular pressure (PR 1,01 95% CI 1,01-1,02), glaucoma type, treated patients, interaction between glaucoma type and treated patients (PR 2,09 95% CI 1,36-3,22 for POAG-treated patients; PR 1,72 95% CI 1,20-2,46 for PACG-untreated patients; PR 1,79 for PACG-treated patiens; compared with POAG-untreated patients), and education level (PR 1,49 95% CI 1,06-2,08 for low level education and 1,37 95% CI 0,97-1,92 for no answer compared with high level education).
 
Conclusions, variables those statistically or substantively significant and included in final model were age, sex, intraocular pressure, glaucoma type, treated patients, interaction between glaucoma type and treated, and education level. Age and sex were not statistical significant and were included in the model because of substantive significance.
Read More
T-3227
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wita Rizki Amelia; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Suharyati
S-5648
Depok : FKM UI, 2009
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yanti Diastiningsih; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Yeni Dwi Lestari
Abstrak:
Latar belakang: Data global, terdapat 2,2 milyar penduduk di seluruh dunia memiliki gangguan penglihatan jauh dan dekat. Setengah dari kasus atau sekitar 1 milyar memiliki gangguan penglihatan yang dapat dicegah atau belum ditangani, dan berpotensi kejadian low vision. Seorang dengan low vision berakibat kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seperti putus sekolah, dan kehilangan pekerjaan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian low vision di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Metode: Desain studi yang digunakan adalah desain studi potong lintang (cross sectional). Data yang digunakan adalah data sekunder berasal dari rekam medis. Sampel penelitian ini adalah 281 responden pasien kontrol rawat jalan Poli Anugerah IPKMT RSCM Kirana. Hasil: Proporsi kejadian low vision di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah sebesar 16,8%. Adanya hubungan signifikan secara statistik dengan kejadian low vision pada faktor klinik yaitu katarak nilai-p=<0,001dan PR=6,03 (95%CI;2,21 ? 16,5) dan retinopati diabetik dengan nilai-p=0,005 dan PR=3,20 (95%CI;1,69 ? 6,06). Kesimpulan: Katarak dan retinopati diabetik memiliki hubungan secara signifikan dengan kejadian low vision. Meningkatkan pelayanan kesehatan mata dan deteksi dini diharapkan dapat mencegah gangguan penglihatan yang berakibat low vision.

Background: Global data reported that 2.2 billion of worldwide population suffer from far and near vision impairment. Half of the cases, or approximately 1 billion people, exhibits the visual impairment which can be prevented but has not been addressed, leading to the occurrence of low vision. A person with a low vision would be susceptible to the risk of the difficulty in performing their daily activity and affects their quality of life such as school dropout and loosing their job. Objective: This study aims to determine the factors associated of low vision incidence in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Method: This study performs a cross sectional study design, using secondary data obtained from medical records. As many as 281 respondents were collected from outpatient control in Poliklinik Anugerah IPKMT RSCM Kirana. Results: The propotion of low vision incidence in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo was estimated 16.8%. There is a statistically significant relationship with the incidence of low vision between clinical factor, i.e. cataract with p-value=<0,001 and PR=6,03(95%CI;2,21 ? 16,5) and diabetic retinopathy with p-value=0,005 and PR=3,20 (95%CI;1,69 ? 6,06). Conclusion: Cataract and diabetic retinopathy were identified to have a significant relationship with the incidence of low vision. Improving eye health services and early detection is expected to prevent visual impairment which result in low vision.
Read More
S-11185
Depok : FKMUI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mandala Noras
MJKI No.8
Jakarta : Grafiti Medika Pers, 2008
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mandala Noras; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Renti Mahkota, Yovsyah, Sumarsinah
Abstrak:

Latar Belakang Menurut WHO diseluruh dunia ada sekitar 10 jula kasus bam kanker dengan lebih dan 6 juta kematian setiap tahunnya. Angka tersebut meningkat bila dibandingkan dengan dua dekade yang sebeiumnya, dimana dilaporkan 6 juta kasus kanker baru dengan jumlah kematian 4 juta orang (WHO, 2002). Di Indonesia kecenderungan peningkatan jumlah kasus dan kematian karena kanker juga meningkat, dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 kanker merupakan penyebab kematian dengan urutan ke 9 dari 10 penyebab kematian utama yang ada dan pada hasil SKRT 2002 dilaporkan kanker menempati urutan ke 5 sebagai penyebab kematian (Depkes. 2002). Tujuan: Penelitian ini bermjuan untuk mengetahui faktor~faktor yang berhubungan dengan terjadinya kematian pasien ravwxt inap kanker payudara di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta yang meninggal pada tahun 1999 sampai dengan 2005 Metode: Rancangan penelitian ini adalah studi kasus kontrol dengan jmnlah sampel keselumhan 201, jumlah sampel kasus 67 dan kontroi 134 (perbandingan I:2). Kasus adalah pasien rawat inap kanker payudara RSPN-CM yang meninggal dari tahun 1999- 2005 dan kontrol adalah pasien rawat inap kanker payudara RSPN-CM yang tidak meninggal dari tahun 1999-2004. Variabel penelitian adalah faktor prognosis tumor yang terdiri dari stadium, ukuran tumor, residiIQ metastase, faktor kelengkapan terapi, faktor prognosis penderita yang terdiri dari usia, jenis pembayaran dan jenis pekerjaan. Hasil: Pekerjaan pasien kanker payudara berhubungan bermakna secara statistisk OR 3,52 (95%CI 1,66-7,42). Faktor tumor stadium (OR=ll,98 95%CI:4,64-30,91) dan metastase (OR:8,44 95% CI3,l8-22,4) berhubungan dengan kematian pasien kanker payudara Kelengkapan pengobatan (OR:3,82 95%CI 1,57-9,25) berhubungan dengan kematian pasien kanker payudara. Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disarankan bagi wanita yang mempunyai resiko untuk mengalami kanker payudara agar melakukan perneriksaan dini dan bagi penderita kanker payudara untuk melakukan pengobatan selengkap mungkin. Penyuluhan tentang faktor resiko kanker payudara, pengobatan yang akan dilakukan, waktu yang diperlukan untuk pengobatan kanker payudara merupakan salah satu cara mengurangi resiko untuk terjadinya kematian pasien kanker payudara.


Background: WHO (2002) state that in the world there are I0 million cancer new cases and more than 6 million death every years. This incidence was increased than two decade before where was reported 6 million cancer new cases and death 4 million people. ln Indonesia cancer cases and death caused cancer increase. Based of health household survey (SKRT) 1992, cancer is caused death at 9"' from 10 primary caused death and at health household survey (SKRT) 2002 reported that cancer is at 5°? caused death (Dcpkes. 2002). The objective: The objective of this research to know the related factors to breast cancer patient death at Dr Cipto Mangunkustuno Hospital Jakarta years] 999-2005 Method: The design of this research is case control design with 20| total samples that consist of 67 cases and 134 controls (l:2). Cases is breast cancer patient at Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta yearsl999~2005 that were death. And control is breast cancer patient at Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta yearsl999-2005 that were life. The variable of this research are patient factors consist of age, kind of payment, and job. Tumor factors are stage, the size, residual, metastasis and completing therapy factor. Result: The job of breast cancer patient related to death significant statistically, OR 3,52 (95%Cl 1,66-7,-42). Tumor factors are stage (OR=l 1,98 95%Cl:4,64»30,9l) and metastasis (OR:8,44 95% CI3,l8-22,4) related to death of breast cancer patient The completely therapy (OR:3,82 95%CI 1,57-9,25) related to death of breast cancer patient. Conclusion: In this research the job status, tumor stage, metastasis and completly therapy related to breast cancer patient death. Women with risk factors to breast cancer that is suggested to early examination and to breast cancer patient suggested to completely therapy. The campaign of risk factors breast cancer, the therapy procedure and time for therapy are some ways to decrease breast cancer patient death.

Read More
T-2742
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kustinah; Pembimbing: Krisnawati Bantas
S-3167
Depok : FKM UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive