Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34915 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Isna Aulia Fajarini; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Endang Laksminingsih Achadi, Ekowati Rahajeng
Abstrak: Obesitas pada diabetisi (penderita DM Tipe 2) berdampak pada peningkatan risiko terjadinya komplikasi berupa nefropati diabetis dan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada diabetisi dewasa. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan melibatkan 133 responden yang merupakan perserta PROLANIS. Pengukuran asupan dilakukan menggunakan food recall 1x24 jam, kebiasaan makan menggunakan FFQ, dan aktivitas fisik menggunakan GPAQ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 63,9% diabetisi mengalami obesitas (IMT ≥25 kg/m2). Obesitas pada diabetisi berhubungan signifikan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan terkait gizi, dan lama menderita DM tipe 2. Edukasi kepada diabetisi tekait diet bagi penderita DM tipe 2 penting untuk mengurangi obesitas pada diabetisi. Kata kunci: Obesitas, Diabetes Mellitus Tipe 2 Obesity among adult with type 2 diabetes heightens the risk of other comorbid diseases such as diabetic nephropathy and cardiovascular disease. The aim of this study was to determine factors associated with obesity among adult with type 2 diabetes. This study used cross-sectional design and data were collected from 133 member of PROLANIS. Food intake was assessed with 1x24 H food recall, food habit with FFQ, and physical activity with GPAQ. The result showed 63,9% of adult with type 2 diabetes were obese (BMI ≥25 kg/m2). Obesity is significantly associated with level of education, nutrition knowledge, and duration of diabetes. Health education about diet for diabetic patient is important to decrease obesity among adult with type 2 diabetes. Keywords: Obesity, Type 2 Diabetes
Read More
S-9436
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmi Nuraini; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Agus Triwanarto
Abstrak: Diabetes mellitus, penyakit degeneratif yang terjadi akibat resistensi insulin pada seltubuh, menyebabkan beberapa penyakit komordibitas dan sindrom metabolik sepertiobesitas sentral. Obesitas sentral pada diabetisi dapat dipengaruhi oleh berbagaifaktor seperti asupan, gaya hidup dan lain-lain. Skripsi ini bertujuan untuk melihatperbedaan obesitas sentral berdasarkan asupan energi dan faktor lainnya padadiabetisi. Penelitian ini dilakukan pada diabetisi di Puskesmas Jatinegara pada bulanApril 2017. Desain penelitian ini menggunakan metode Cross-sectional denganjumlah sampel 133 orang. Lingkar perut ditentukan berdasarkan pengukuran denganmenggunakan pita ukur, aktivitas fisik dan kebiasaan makan diketahui melaluikuesioner aktivitas fisik GPAQ, food recall 24 jam dan Food FrequencyQuestionnaire (FFQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengukuranlingkar perut sebanyak 85% diabetisi mengalami obesitas sentral. Uji Independent T-Test menyatakan bahwa variabel asupan lemak, kebiasaan sarapan dan tingkatpengetahuan memiliki perbedaan bermakna dengan obesitas sentral. Untukmenurunkan angka obesitas sentral pada diabetisi, disarankan untuk diberikan edukasimengenai obesitas sentral dan pola makan pada diabetisi.
Kata Kunci:Diabetes melitus, obesitas sentral, asupan.
Diabetes mellitus is a degenerative disease caused by insulin resistance in body cells,it will also causes some diseases of comordibity and metabolic syndrome such asabdominal obesity. Abdominal obesity in diabetics can be influenced by variousfactors such as food intake, lifestyles and others. This undergraduate thesis aims tosee the difference between abdominal obesity based on energy intake and otherfactors in diabetics. This study was conducted on diabetics in Puskesmas Jatinegara inApril 2017. The design of this study used Cross-sectional method over 133 people assample size. Abdominal circumference is determined by measurement usingmeasuring tape, physical activity and eating habits throughout GPAQ PhysicalActivity Questionnaire, 24-hour Food Recall and Food Frequency Questionnaire(FFQ). The results showed that based on abdominal circumference measurements asmuch as 85% of diabetics are abdominal obesity. The Independent T-Test stated thatthe variable fat intake, breakfast habits and knowledge level had significantdifferences with abdominal obesity. In order to reduce abdominal obesity rates indiabetics, it is advisable to promote the education on abdominal obesity and diet fordiabetics.
Keyword:Diabetes mellitus, abdominal obesity, food intake.
Read More
S-9535
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gillian Frances Liwarto; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Sintha Fransiske Simanungkalit
Abstrak:
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dan menjadi salah satu penyebab utama morbiditas serta mortalitas di dunia. Saat ini, prevalensi diabetes mulai meningkat secara signifikan pada kelompok usia dewasa muda (19–44 tahun). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Dengan  tujuan untuk mengetahui determinan kejadian diabetes melitus pada penduduk usia dewasa (19–44 tahun) di Indonesia dengan menganalisis data sekunder dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Analisis data ini dilakukan dengan pendekatan complex samples dan melibatkan 7.964 penduduk berusia 19–44 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia 19–44 tahun di Indonesia sebesar 5,5%. Analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara diabetes melitus dengan beberapa variabel sebagai faktor risiko yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, perilaku merokok dan obesitas sentral (p-value<0,05). Untuk analisis multivariat, ditemukan obesitas sentral sebagai faktor dominan dari kejadian diabetes melitus dengan OR = 2,34. Hal ini menunjukkan bahwa obesitas sentral merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian diabetes melitus dimana individu dengan obesitas sentral memiliki peluang 2,34 kali lebih besar untuk mengalami diabetes dibandingkan yang tidak mengalami obesitas sentral bahkan setelah dikontrol oleh faktor confounding lainnya.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease characterized by elevated blood glucose levels and one of the leading causes of morbidity and mortality worldwide. Currently, the prevalence of diabetes is increasing significantly among young adults aged 19–44 years. This study is a quantitative study with a cross-sectional design, aimed at identifying the determinants of diabetes mellitus among young adults (19–44 years) in Indonesia by analyzing secondary data from Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Data analysis was conducted using a complex samples approach and involving 7,964 individuals aged 19–44 years. The results showed that the prevalence of diabetes mellitus in this age group was 5.5%. The bivariate analysis shows a statistically significant association between diabetes mellitus and several risk factors, which are age, sex, educational level, smoking behaviour and central obesity (p-value < 0.05). Multivariate analysis identified central obesity as the dominant factor associated with diabetes mellitus, with an odds ratio (OR) of 2.34. This indicates that central obesity is the most influential factor in the occurrence of diabetes mellitus, where individuals with central obesity have a 2.34 times greater chance of developing diabetes compared to those without, even after other confounding factors were controlled.
Read More
S-11946
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Benedicta Natalia Latif; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Widjaja Lukito
Abstrak: Obesitas sentral merupakan tipe obesitas paling berbahaya karena berhubunganerat dengan penyakit kronis dan komplikasi metabolik. Penderita obesitas sentral jugalebih rentan terinfeksi COVID-19 dengan gejala lebih berat dan tingkat kematian lebihtinggi. Prevalensi obesitas sentral yang meningkat pesat pada masyarakat di seluruh duniamenjadikannya salah satu masalah kesehatan global tersulit yang dihadapi masa ini.Penelitian terdahulu menemukan prevalensi obesitas sentral yang sangat tinggi, yaitu70,6% pada pasien dewasa di Puskesmas Bojong Gede, Kabupaten Bogor tahun 2017.Penelitian ini merupakan studi sekunder lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui faktordominan kejadian obesitas sentral pada populasi tersebut. Studi ini melibatkan 85responden berusia 25-64 tahun dengan data yang dikumpulkan dari database penelitianprimer. Data dianalisis meggunakan uji bivariat chi-square dan uji multivariat regresilogistik ganda pada aplikasi IBM SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaterdapat enam variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral,diantaranya: jenis kelamin (perempuan, p-value 0,003), kolesterol darah(hiperkolesterolemia, p-value 0,025), asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat(>110% kebutuhan gizi personal, p-value 0,003; 0,001; 0,005; 0,025). Kolesterol darahditemukan sebagai faktor dominan terkait obesitas sentral pada pasien dewasa diPuskesmas Bojong Gede. Odds kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,210 kali padakelompok responden yang mengalami hiperkolesterolemia dibandingkan dengankelompok responden dengan kadar kolesterol darah total normal, setelah dilakukankontrol pada variabel lainnya. Dengan demikian, tenaga kesehatan dapat menghimbaupenderita obesitas sentral untuk memeriksakan dan memantau kadar kolesterol darahnya.Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap obesitassentral beserta bahayanya. Masyarakat dapat dibimbing untuk meningkatkanpengetahuan mengenai jumlah energi dan zat gizi makro yang sesuai dengankebutuhannya, melakukan olahraga secara teratur, menghindari perilaku yangberhubungan dengan stres, dan memantau status kesehatan secara rutin. Instansikesehatan diharapkan turut mengambil peran aktif dalam kegiatan pencegahan dankontrol atas obesitas sentral, diantaranya dengan menjalankan kegiatan edukasi dankonsultasi gizi serta kesehatan, mengadakan kegiatan kesehatan pastisipatif, dan menjalinkerja sama dengan masyarakat untuk melakukan pemantauan kesehatan.Kata kunci:Dewasa, Kabupaten Bogor, Kadar Kolesterol Darah, Obesitas Sentral.
Read More
S-10505
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Angeline; Pembimbing: Nurul Dina Rahmawati; Penguji: Triyanti, Susianto
Abstrak: Obesitas sentral atau abdominal obesity merupakan kondisi tubuh yang mengalami akumulasi lemak di bagian tengah perut (intra-abdominal fat) yang merupakan faktor utama terjadinya insidens penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik. Prevalensi obesitas sentral terus meningkat termasuk di Jakarta. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pola makan vegetarian memiliki risiko lebih rendah mengalami obesitas sentral. Adapun, penelitian mengenai obesitas sentral pada kelompok vegetarian di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi obesitas sentral dan hubungan antara jenis diet vegetarian dan faktor lainnya yang berhubungan dengan obesitas sentral pada kelompok dewasa vegetarian dan non-vegetarian usia 20-59 tahun di Pusdiklat Buddhis Maitreyawira dan Vihara Prajna Dhyana Jakarta tahun 2024. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional dengan melibatkan 139 responden. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret sampai April 2024 dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51,8% responden tergolong obesitas sentral dengan proporsi obesitas sentral pada non-vegetarian (70,0%) dibandingkan vegetarian (46,8%). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara pola makan vegetarian dan non-vegetarian (p-value 0,041), usia (p-value 0,001), status pernikahan (p-value 0,011), asupan energi (p-value 0,002), asupan protein (p-value 0,034), asupan lemak (p-value ≤0.001), aktivitas fisik (p-value ≤0,001), kebiasaan mengemil (p-value 0,004), dan durasi tidur (p-value ≤0,001) dengan obesitas sentral. Namun, tidak berhubungan dengan jenis kelamin, tingkat pendidikan, asupan karbohidrat, kebiasaan konsumsi fast food, makanan/minuman manis, dan gorengan.
Central obesity or abdominal obesity is a body condition that experiences fat accumulation in the middle of the abdomen (intra-abdominal fat) which is a major factor in the incidence of cardiovascular disease and metabolic syndrome. The prevalence of central obesity continues to increase, including in Jakarta. Various studies show that a vegetarian diet has a lower risk of central obesity. Meanwhile, research on central obesity in vegetarian groups in Indonesia is still limited. This study aims to determine the prevalence of central obesity and the relationship between the type of vegetarian diet and other factors related to central obesity in a group of vegetarian and non-vegetarian adults aged 20-59 years at the Maitreyawira Buddhist Education and Training Center and the Prajna Dhyana Vihara Jakarta in 2024. This research was conducted using a cross-sectional method involving 139 respondents. Data collection was carried out from March to April 2024 using the purposive sampling method. The results showed that 51.8% of respondents were classified as central obese with the proportion of central obesity in non-vegetarians (70.0%) compared to vegetarians (46.8%). The results of bivariate analysis showed a relationship between vegetarian and non-vegetarian diets (p-value 0.041), age (p-value 0.001), marital status (p-value 0.011), energy intake (p-value 0.002), protein intake ( p-value 0.034), fat intake (p-value ≤0.001), physical activity (p-value ≤0.001), snacking habits (p-value 0.004), and sleep duration (p-value ≤0.001) with central obesity. However, it is not related to gender, education level, carbohydrate intake, fast food consumption habits, sweet foods/drinks, and fried foods.
Read More
S-11562
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nara Citarani; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni Djokosudjono, Widjaja Lukito
Abstrak: Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) adalah salah satu metode untuk mendeteksi obesitas sentral. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu, asupan makan, gaya hidup, dan indeks massa tubuh (IMT) dengan obesitas sentral berdasarkan RLPP pada kelompok usia dewasa di wilayah urban dan rural terpilih. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dengan jumlah 195 sampel. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi kuantitatif observasional cross-sectional. Prevalensi obesitas sentral berdasarkan RLPP pada penelitian ini adalah 57,9%. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan obesitas sentral berdasarkan RLPP adalah jenis kelamin dan IMT. Kata kunci: kelompok usia dewasa, obesitas sentral, rasio lingkar pinggang panggul, rural, urban Waist-hip ratio (WHR) is a method to measure the risk of central obesity. This study is focus on finding the association between individual characteristics, dietary intake, lifestyle, and body mass index (BMI) with central obesity based on WHR among adults in selected urban and rural area. Secondary data was used in this study, with total 195 samples. The design of this study is quantitative observational cross-sectional. The prevalence of central obesity based on WHR in this study is 57,9%. Variables which are significantly related to central obesity are sex and BMI. Keywords: adults, central obesity, rural, urban, waist-hip ratio
Read More
S-9164
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Selvia Amelya; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Fathimah Sulistyowati Sigit, Kusharisupeni Djokosujono
S-11898
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ariel Javelin; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Fatmah, Ekowati Rahajeng
S-9590
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khiyarotun Nisa; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Rahmawati
S-7900
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Youvita Indamaika Simbolon; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Hera Nurlita, Ari Wijayanti
Abstrak: Tingkat kepatuhan diet di Indonesia rata-rata masih rendah. Diet dalam menjaga makanan seringkali menjadi kendala karena masih tergoda dengan segala makanan yang dapat memperburuk kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional. Sampel yang diteliti adalah seluruh penderita diabetes melitus tipe 2 dengan rentang usia 25-65 tahun yang sedang rawat jalan, sampel diambil dengan metode non-random sampling dengan teknik purposive sampling sebanyak 130 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, form food recall 1x24 jam dan semi- quantitative food frequency questionnaire (SFFQ). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 13,8% responden yang patuh diet. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2 dengan jenis kelamin (p=0,008) dan lama menderita (p=0,044). Hasil uji regresi logistik menunjukkan lama menderita merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2. Penderita diabetes melitus diharapkan untuk memperhatikan pola makan yang dianjurkan dan melaksanakannya dengan baik, mampu secara aktif untuk meningkatkan pengetahuannya terkait penyakit diabetes melitus dan faktor-faktor terkait lainnya dan tetap mempertahankan pola makan yang sudah dijalankan bagi yang sudah lama menderita diabetes melitus tipe 2.
Kata kunci: Diabetes mellitus tipe 2, kepatuhan diet, karakteristik individu, faktor psikososial

The level of dietary adherence in Indonesia is still low. Diet in maintaining food is often become an obstacles because the patient is still tempted by all food that can worsen their health. The purpose of this study is to determine the factors that associated with dietary adherence in type 2 diabetes mellitus patients. This study was using a cross-sectional design. The samples studied were all type 2 diabetes mellitus type 2 with the age range 25-65 years was outpatient, samples were taken with non-random sampling method with purposive sampling of 130 people. Data were collected through anthropometric measurements, filling-out questionnaires, 1x24 hour food recall and dan (semi- quantitative food frequency questionnaire) SFFQ form. The results showed 13.8% of respondents were diet-compliant. There were significant relationship between gender (p=0.008) and length of suffering (p=0.044) with between dietary adherence. The result of logistic regression test showed that the duration of suffering is the dominant factor associated with dietary adherence in type 2 diabetes mellitus patients. Type 2 diabetes mellitus patients were expected to pay attention to the diet recommended and carry it out well, to actively to improve the knowledge related to the disease diabetes mellitus and related to the other factors and still preserve diet that has been run for who has long been suffering from type 2 diabetes mellitus.
Keywords: Type 2 diabetes mellitus, dietary adherence, individual characteristics, psychosocial factors
Read More
T-5499
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive