Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34846 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rafif Bagoes Zikri; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Budi Hartini, Hifni Baihaqi
Abstrak: Latar Belakang: Pemajanan terhadap PM2,5 di lingkungan telah diketahui berperan terhadap efek kesehatan manusia, terutama menyebabkan penurunan fungsi paru.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara konsentrasi PM2,5 terhadap penurunan fungsi paru pada karyawan Pabrik Bogor PT. X, tahun 2017.
Metode: Studi cross-sectional dilaksanakan di area produksi Plant 1 dan Plant 2, area tambang, dan area kantor pada Pabrik Bogor PT. X. 76 karyawan tetap terpilih secara purposive sebagai sampel dalam penelitian ini. Pengukuran PM2,5 dan faktor- faktor lingkungan dilakukan secara indoor dan outdoor disesuaikan dengan area tersebut. Dilakukan pengukuran fungsi paru secara spirometri, dan pengukuran konsentrasi PM2,5 menggunakan Haz-Dust dan MiniVol Air Sampler. Data lainnya diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner. Analisis secara bivariat dengan metode chi-square, dan analisis multivariat dengan metode regresi logistik ganda.
Hasil: Secara bivariat dengan penurunan fungsi paru, hanya ditemukan hubungan signifikan antara penggunaan APD dan penurunan fungsi paru (p=0,030; OR: 4,688; CI: 1,174-18,721). PM2,5 meningkatkan risiko sebesar 3,3 kali (CI: 0,657- 16,902). Faktor lainnya yang meningkatkan risiko antara lain usia (OR: 1,8; CI: 0,207-15,687), status gizi (OR: 5,143; CI: 0,614-43,103), derajat berat merokok (OR: 1,64; CI: 0,431-6,236), dan kebiasaan berolahraga (OR: 4,2; CI: 0,499- 35,340). Ditemukan fenomena Healthy Worker Effect pada penelitian ini, dengan adanya risiko pada kelompok masa kerja 35 μg/m3 memiliki risiko sebesar 2,094 lebih tinggi untuk mengalami penurunan fungsi paru setelah dikontrol oleh variabel-variabel confouding yaitu penggunaan APD, masa kerja, usia, dan status gizi.
Saran: Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan untuk melihat estimasi risiko berdasarkan asupan.
Kata kunci: PM2,5, penurunan fungsi paru, industri semen, cross-sectional
Read More
S-9449
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadhila Beladina; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami; Penguji: Ema Hermawati, Didi Purnama
S-9495
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vivi Hali Komariah; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Budi Hartono, Lin Yuwarni
Abstrak: Sumber PM2,5 banyak dihasilkan dari kegiatan antropogenik seperti transportasi industri, dan rumah tangga. Sumber dari kegiatan industri biasanya banyak berasal dari kegiatan pertambangan, cerobong asap pabrik, hasil pembakaran dan industri semen (WHO, 2006). Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko PM2,5 dan hubungannya dengan penurunan fungsi paru. Jenis penelitian ini adalah analisis risiko dan epidemiologi dengan desain cross sectional, jumlah sample 92 responden dan teknik pengambilan sampel adalah proporsional simple random sampling. Data diperoleh dari kuisioner, pengukuran PM2,5 pengukuran antropometri dan pengukuran fungsi paru. Fungsi paru diperiksa dengan menggunakan spirometri tes untuk mendapatkan nilai FVC dan FEV1. Konsentrasi PM2,5 diukur dengan menggunakan High Volume Air Sampler. Analisis uji statistik menggunakan Chi square dan regresi linear dengan derajat kepercayaan 95%. Untuk menghitung besarnya risiko dilakukan sampling konsentrasi PM2,5 di 6 titik area. Hasil perhitungan risiko lifetime menunjukkan terdapat 5 area berisiko dengan nilai RQ > 1, yaitu storage, raw mill, kiln, finish mill dan packing. Prevalensi penurunan fungsi paru pada pekerja industri semen sebesar 60,9% di mana 50% menagalami restriktif dan 10,9% mengalami obstruktif. Hasil analisis menjukkan hubungan yang signifikan antara gangguan fungsi paru dengan konsntrasi PM2,5 (p= 0,035, OR=2,722), umur (p= 0,020, OR= 2,833), status gizi (p=0,007, OR= 3,323), kebiasaan merokok (p= 0,035, OR= 2,60), aktifitas fisik (p=0,035, OR= 2,667), lama kerja (p=0,028, OR= 3,400), masa kerja (p= 0,018, OR= 3,015). Dengan analisis multivariat, didapatkan faktor yang paling berhubungan terhadadap gangguan fungsi paru adalah, konsentrasi PM2,5, usia, sratus gizi, kebiasaan merokok dan masa kerja. Selanjutnya diperlukan upaya untuk perbaikan lingkungan area kerja dengan memperhatikan risiko yang ditimbulkan dari pajanan PM2,5 dan melakukan manajemen risiko di area kerja.
Kata Kunci : PM2,5, Analisis risiko, industri semen, pekerja industri, fungsi paru
Read More
S-9193
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mega Utami Basra; Pembimbing: R. Budi Haryanto, Laila Fitria; Penguji: Budi Hartono, Didik Supriyono
Abstrak: Pencemaran udara yang berasal dari sektor transportasi, industri, dan aktivitas domestikmenjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Pengolahan semen banyakmelepaskan partikulat di udara, ditambah dengan kegiatan transportasi untukdistribusinya. Menurut data yang diperoleh dari laporan tahunan PuskesmasKlapanunggal dari tahun 2016-2018, penyakit gangguan pernapasan terbanyak berada didesa sekitar industri semen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungankonsentrasi PM2,5 di dalam rumah dengan gangguan fungsi paru pada ibu rumah tanggadi sekitar industri semen, Kecamatan Klapanunggal. Penelitian ini menggunakan studicross-sectional yang dilaksanakan pada Bulan April-Mei 2018. Jumlah sampelsebanyak 97 orang ibu rumah tangga usia 20-55 tahun. Pengukuran konsentrasi PM2,5dilakukan dengan menggunakan alat Haz-Dust EPAM 5000 dan pengukuran fungsi parudilakukan dengan uji spirometri menggunakan alat spirometer. Hasil penelitianmenunjukkan rata-rata konsentrasi PM2,5 di udara rumah adalah 70,51 μg/m3. Semuasampel mengalami gangguan fungsi paru restriktif dan 8,2% diantaranya mengalamigangguan fungsi paru obstruktif. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak adahubungan signifikan antara konsentrasi PM2,5 dengan gangguan fungsi paru restriktifpada ibu rumah tangga di Kecamatan Klapanunggal dengan nilai p=0,199. Perludilakukan monitoring dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara menjagakualitas udara rumah sekaligus bekerja sama dengan perguruan tinggi atau lembagakesehatan lingkungan daerah setempat serta mengupayakan pemeriksaan fungsi parusecara berkala bagi masyarakat.
Kata kunci: PM2,5; gangguan fungsi paru, ibu rumah tangga
Air pollution from the transportation, industrial and domestic activities are problems forpublic health in Indonesia. Cement processing releases many particulates in the air, evenwith transport activities for its distribution. According to data obtained from the annualreport of Klapanunggal Puskesmas from 2016-2018, most respiratory diseases are in thevillages around the cement industry. This study aims to analyze the correlation of PM2.5concentration in household with impaired lung function among housewife aroundcement industry area, Klapanunggal sub-district. This study used a cross-sectional studyconducted in April-May 2018. The sample size is 97 housewives aged 20-55 years.Measurement of PM2.5 concentration was done by using Haz-Dust EPAM 5000 andpulmonary function measurement was done by spirometry test using spirometer tool.The results showed that the average concentration of PM2.5 in the house air was 70.51μg/m3. All samples had impaired restrictive lung function and 8.2% of them hadimpaired obstructive lung function. The result of bivariate analysis showed that therewas no significant correlation between PM2.5 concentration with restrictive lungfunction disorder in housewife in Kecamatan Klapanunggal with p value = 0,199.Monitoring and counseling needs to be done to the public about how to maintain thequality of house air as well as working with local universities or environmental healthagencies and seek fo regular lung function checks for the community.
Key words: PM2.5, impaired lung function, housewive.
Read More
T-5242
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Devina Lenggo Putri; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ririn Arminsih, Laila Fitria, Satria Pratama, Diah Wati
Abstrak: Gangguan fungsi paru merupakan penyakit tidak menular yang diperkirakan menjadi penyebab ketiga kematian di dunia pada Tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjanan partikulat (PM2,5) terhadap gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga di sekitar kawasan pabrik semen Desa Citeuruep, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 orang ibu rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57 orang ibu rumah tangga memiliki gangguan fungsi paru, 55% berumur lebih dari 40 tahun, 58% memiliki status gizi tidak normal, 59% memiliki ventilasi rumah tidak memenuhi syarat, 70% anggota keluarga merupakan perokok aktif, 67% menetap dirumah dengan jarak dari pabrik semen memiliki risko akan paparan debu, 100% Kelembaban rumah ibu rumah tangga tidak memenuhi syarat. Ibu rumah tangga yang terpajanan partikulat (PM2,5) tidak memenuhi syarat sebanyak 56,4% mengalami gangguan fungsi paru. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa semua varibel yang diteliti pada penelitian ini tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi kepada ibu rumah tangga untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pihak puskesmas dapat melakukan penyuluhan terkait rumah sehat, pola konsumsi gizi seimbang serta inspeksi snaitasi rumah secara berkala.
Read More
T-5837
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mifta Rahmiza; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Laila Fitria, Budi Hartono, Didik Supriyono
Abstrak: Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas. Asma termasuk penyakit dengan fatalitas yang rendah namun kasusnya cukup banyak dijumpai di masyarakat. WHO memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma dan akan terus bertambah sebesar 180.000 orang setiap tahunnya. Asma pada usia dewasa dapat disebabkan oleh polusi udara. Ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman sekitar industri semen serta menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam rumah dengan berbagai aktivitas rumah tangga berisiko terpapar polutan partikulat (PM2,5). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan konsentrasi PM2,5dalam rumah dan asma pada ibu rumah tangga di pemukiman sekitar industri semen Kecamatan Klapanunggal. Penelitian menggunakan studi cross-sectionalyang dilaksanakan pada April-Mei 2018. Jumlah sampel sebanyak 110 ibu rumah tangga dengan metode simple random sampling. Rata-rata konsentrasi PM2,5dalam rumah sebesar 50,5 μg/m3. Ditemukan sebanyak 30% ibu rumah tangga menderita asma. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5dalam rumah dan asma pada ibu rumah tangga di pemukiman sekitar industri semen Kecamatan Klapanunggal, namun terdapat satu variabel konfounding, yaitu lubang asap dapur dimana p=0,013; OR= 3,52(1,38-8,93). Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa terdapat hubungan antara konsentrasi PM2,5dalam rumah dan asma pada ibu rumah tangga yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik rumah, sumber polutan dalam rumah, serta faktor individu tertentu. Perlu dilakukan pengendalian risiko dengan pengaturan ventilasi untuk pertukaran udara, tidak merokok di dalam rumah, tidak menggunakan bahan bakar berisiko, tidak menggunakan obat nyamuk bakar, serta pengendalian status obesitas.
Kata kunci:Polusi udara dalam ruang, PM2,5, Asma

Asthma is a chronic airway inflammatory disease (inflammation). Asthma is adisease with low fatalities yet the case is quite common in the society. WHO estimates 100-150 million people of the world suffer from asthma and will continue to grow by 180,000 people every year. Asthma in adulthood can be caused by air pollution. Housewives who live in settlements around the cement industry and spend most of their time in the home with various household activities is at risk of exposure to particulate pollutants (PM2.5). This study aims to identify the relationship between PM2.5 concentrations in the home with asthma on housewives at settlement around cement industry Klapanunggal sub-District. The study used a cross-sectional study conducted in April-May 2018. The sample size is 110 housewives with simple random sampling method. The average concentration of PM2.5 in the house is 50.5 μg / m3. Found as many as 30% of housewives suffered from asthma. The result showed no significant correlation between PM2.5 concentration in house with asthma on housewife at settlement around cement industry Klapanunggal sub district, but there is still one confounding variable, that is kitchen smoke hole where p = 0.013; OR = 3.52 (1.38-8.93). This study confirms that there is a relationship between PM2.5 concentrations in the home and asthma on housewives who are affected by the physical environment of the home, the source of home pollutants, as well as certain individual factors. Risk control is required with ventilation arrangements for air exchange, non-smoking within the home, no use of risky fuels, no use of mosquito coils, and controlling the obesity status.
Keywords: Indoor air pollution, PM2.5, Asthma
Read More
T-5247
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marisa Harfiani; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami; Penguji: Budi Hartono, Susilo
Abstrak: PM2,5 merupakan indikator penting untuk mengetahui risiko kesehatan akibat partikulat. Pajanan PM2,5 di udara dalam ruang telah banyak dikaitkan dengan kejadian gangguan fungsi paru Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi PM2,5 di udara dalam ruang lingkungan kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pabrik katup baja X Kabupaten Serang Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional untuk melihat berapa tinggi atau berapa banyak exposure dan juga outcome serta melihat hubungan antara besarnya exposure dan juga outcome. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei sampai dengan juni 2016. Total sampel udara pada penelitian ini adalah sebanyak 7 titik yang mewakili keseluruhan area kerja dan total sampel pekerja pada penelitian ini adalah 60 pekerja. Konsentrasi PM2,5 diukur menggunakan alat Haz-Dust EPAM-5000 menggunakan bantuan operator balai HIPERKES Jakarta. Pengukuran fungsi paru pekerja dilakukan menggunakan spirometri chest-graph HI-101. Analisis data dilukan dengan menggunakan uji kai kuadrat untuk melihat hubungan konsentrasi PM2,5 di udara dalam ruang lingkungan kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja. Prevalensi gangguan fungsi paru pada pekerja pabrik katup baja X adalah sebesar 53.3%. Hasil analisis menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 di udara dalam ruang lingkungan kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja (OR = 2,8; p-value = 0.121).
Kata kunci : Fungsi Paru; PM2,5; Polusi Udara Dalam Ruang; Katup Baja
Read More
S-9116
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anis Fitriyani; Pemb. Budi Haryanto; Penguji: Laila Fitria, Sri Tjahjani Budi Utami, Rina Hasriana, Jajat Nugraha
T-3972
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulia Fitria Ningrum; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami, Ema Hermawati; Penguji: Umar Fahmi Achmadi, Pa Kodrat Pramudho, Carolina Rusdy Akib
Abstrak: PM2,5 dapat masuk ke alveoli dan menjadi pemicu terjadinya inflamasi sehingga menyebabkan penurunan fungsi paru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara spasial hubungan antara konsentrasi PM2,5 udara dalam rumah dengan penurunan fungsi paru pada ibu rumah tangga sekitar industri Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi tahun 2015. Desain penelitian cross sectional modifikasi geographical epidemiology pada 125 ibu rumah tangga berusia 20-45 tahun yang akan diperiksa fungsi parunya menggunakan spirometri serta 125 sampel PM2,5 udara dalam rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 58,4% ibu rumah tangga yang mengalami penurunan fungsi paru. Hasil analisis multivariat dapat disimpulkan bahwa ibu rumah tangga berusia 20-45 tahun yang tinggal di rumah dengan konsentrasi PM2,5 tidak memenuhi syarat berisiko 2,4 kali lebih besar mengalami penurunan fungsi paru dibandingkan ibu rumah tangga yang tinggal di dalam rumah dengan konsentrasi PM2,5 memenuhi syarat setelah dikontrol variabel ventilasi dan pajanan asap rokok. Analisis spasial menunjukkan RW 5 dan RW 8 Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat merupakan wilayah RW dengan zona prioritas untuk dilakukan intervensi kesehatan.
Kata Kunci: Analisis spasial, PM2,5 dalam rumah, penurunan fungsi paru
Read More
T-4417
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ariani; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Budi Hartono, Laila Fitria, Margareta Maria Sintorini Moerdjoko, Didik Supriyono
Abstrak:
Polusi udara akibat urbanisasi dan industrialisasi, termasuk industri semen, merupakan masalah signifikan. Industri semen menjadi sumber polusi industri terbesar ketiga, mengeluarkan lebih dari 500.000 ton SO2, NO2, dan CO per tahun. Nitrogen Dioksida (NO2) adalah gas reaktif yang dapat mengiritasi saluran pernapasan manusia. Di kawasan industri semen Desa Citeureup, aktivitas industri dan lalu lintas padat meningkatkan risiko emisi dan masalah kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) untuk mengukur kualitas udara di 16 titik pada tiga zona berdasarkan jarak dari sumber pencemar. Sampel udara diambil menggunakan midget impinger selama satu jam dan dianalisis dengan spektrofotometri. Hasil menunjukkan konsentrasi NO2 di bawah baku mutu menurut PP RI No. 22 Tahun 2021, dengan konsentrasi tertinggi di zona 3 (0,0346 mg/m³). Rata-rata waktu pajanan balita adalah 23,02 jam/hari, frekuensi pajanan 350,58 hari/tahun, dan durasi pajanan 2,64 tahun. Nilai tingkat risiko (RQ) real-time adalah

Air pollution due to urbanization and industrialization, including the cement industry, is a significant problem. The cement industry is the third largest source of industrial pollution, emitting more than 500,000 tons of SO2, NO2 and CO per year. Nitrogen Dioxide (NO2) is a reactive gas that can irritate the human respiratory tract. In the cement industry area of Citeureup Village, industrial activities and heavy traffic increase the risk of emissions and health problems. This study used the Environmental Health Risk Analysis (EHRA) method to measure air quality at 16 points in three zones based on distance from pollutant sources. Air samples were collected using a midget impinger for one hour and analyzed by spectrophotometry. The results showed that the NO2 concentration was below the quality standard according to PP RI No. 22 of 2021, with the highest concentration in zone 3 (0.0346 mg/m³). The average exposure time of toddlers was 23.02 hours/day, exposure frequency was 350.58 days/year, and exposure duration was 2.64 years. The real-time risk quotient (RQ) value was
Read More
T-7106
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive