Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33383 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Lisnawati Hutagalung; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Evi Martha, Mieke Savitri, Luzi Adriyanti, Indra Supradewi
Abstrak:

Nama : Lisnawati Hutagalung Program studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul                           : Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru Oleh Ibu Pasca Perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Umum Koja Jakarta Utara Tahun 2017 ABSTRAK Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan perawatan yang diberikan kepada berat bayi lahir rendah (BBLR) dengan cara melakukan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi. RSUD Koja merupakan rumah sakit pemerintah yang sudah melaksanakan PMK sejak tahun 2013. Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan perawatan metode kanguru oleh ibu pasca perawatan di rumah sakit. Penelitian menggunakan metode kualitatif desain Rapid Asessment Procedure pada bulan Mei sampai Juni. Informan adalah ibu melahirkan bayi  dengan berat lahir <2200 gram, memperoleh edukasi PMK dan sudah melaksanakan PMK di rumah sakit. Hasil penelitian pengetahuan baik tentang definisi, manfaat dan posisi PMK. Ibu mendukung mudah menggunakan PMK. Faktor yang mempengaruhi ibu menerima melaksanakan PMK adalah peran petugas kesehatan. Sebagian besar ibu tidak rutin melaksanakan PMK di rumah karena pekerjaan rumah. Sebagian ibu tidak kontrol ulang kedua sesuai jadwal yang ditentukan. Memberikan edukasi kepada ibu dan keluarga tentang peranan keluarga menggantikan ibu melaksanakan PMK. Kata Kunci: kontrol, perawatan metode kanguru, pulang


Name : Lisnawati Hutagalung Study Program : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Title                            : Implementation of Kangaroo Mother Care By Mother Post Care in RSUD Koja North Jakarta 2017 ABSTACT Kangaroo Mother Care (KMC) is a treatment which is given to low birth weight (LBW) by direct contact from mother skin to baby. RSUD Koja is one of government hospital who had implemented KMC since 2013. This aim of this study was to analyze the implementation of treatment of KMC by post-hospital treatment mother in hospital. This study used qualitative design, with Rapid Assessment Procedure approach from May to June. The informant of this study was mother who gave a birth <2200 gram, received education and practiced about KMC. The result of this study was mother’s knowledge good about definition, benefits and position of KMC. Mother favorable easy use of KMC. Most decision maker was mother. Factor affect mothers received KMC are the role of health workers. Most mothers did’t routine implemented KMC in their home because of homework. Some mothers didn’t come back for the second time medical check-up according to the schedule. Given education to mothers and families about the role of families to replace implementation KMC. Keyword: control; cangaroo mother care; discharge

Read More
T-5041
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmayanti; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Rina Artining Anggorodi, Suri Nurharjanti
S-7551
Depok : FKMUI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evita Diniawati; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Ella Nurlella Hadi, Gayatri Suryaningsih
S-6072
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Kadek Puspita Dewi; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Hadi Pratomo, Indra Supradewi
Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek pelatihan Asuhan Bayi Baru Lahir (ABBL), Manajemen Laktasi dan Perawatan Metode Kanguru pada kader posyandu di Kecamatan Sawit dan Ngemplak, Kabupaten Boyolali tahun 2014. Metode yang digunakan pra-eksperimental, variabel yang diukur pengetahuan-sikap sebelum dan sesudah pelatihan pada 40 kader. Uji statistik digunakan untuk melihat perbedaan hasil pretest dan postest. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan pada pengetahuan kader tentang ABBL, Manajemen Laktasi dan PMK (p=0,000) dan sikap PMK (p=0,0001) namun tidak terjadi perbedaan sikap yang signifikan pada ABBL (p=0,862) dan Manajemen Laktasi (p=0,065).
Kata Kunci : Efek; Pelatihan; Kader; Manajemen Laktasi; PMK

This study aims to determine the effect of training Newborn Care, Management and Treatment Lactation Kangaroo Mother Care ( FMD ) to cadre in health center district of Sawit and Ngemplak, Boyolali 2014. The research method used is preexperimental by measuring knowledge-attitude before and after the training for 40 person of cadre. The statistical test used to look at differences in pretest and posttest results. Results showed that there was significant difference in knowledge of Newborn Care, Management Lactation and FMD (p=0.000) and attitude FMD (p=0.0001) although no significant difference in attitudes occurred to Newborn Care (p = 0.862) and Lactation Management (p = 0.065).
Keywords : Effects; Training; Kader; Lactation Management; Kangaroo Mother Care
Read More
S-8605
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Eka Amalia; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Dian Ayubi, Fransiska E Mardiananingsih
Abstrak: Perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat dilakukan dengan perawatan metode kanguru (PMK). Sampai saat ini belum semua bayi dengan berat lahir rendah dilakukan dengan perawatan ini di Puskesmas Kecamatan Koja, hanya bayi yang mengalami hipotermi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterpaparan ibu dengan BBLR terhadap perawatan metode kanguru di Puskesmas Kecamatan Koja. Desain penelitian dilakukan dengan metode kualitatif yaitu rapid assessment procedure (RAP) dengan wawancara mendalam 11 informan (ibu bayi dengan berat badan lahir rendah, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan).
 
Data dikumpulkan pada bulan Oktober hingga November 2014 dan dilakukan analisis dengan matriks data kualitatif, serta analisis isi. Hasil menunjukkan bahwa sumber informasi yang dapat dipercaya oleh ibu bayi BBLR adalah tenaga kesehatan, informasi yang didapatkan oleh ibu bayi BBLR cenderung lebih banyak mengenai air susu ibu (ASI) dan inisiasi menyusu dini (IMD), dan media yang dapat dipercaya oleh ibu bayi BBLR adalah media buku. Puskesmas disarankan lebih mensosialisasikan informasi mengenai BBLR dan PMK serta membuat kebijakan mengenai PMK.
 

 
The nursing of low birth weight (LBW) can be handle using kangaroo mother care (KMC). Until today, in Puskesmas Kecamatan Koja not all babies with low birth weight are taken with this method, but only infants with hypothermia. The purpose of this study is to determine exposure to mothers with LBW against KMC in terms of aspects of communication in Puskesmas Koja. The research designs are conducted with qualitative method, Rapid Assessment Procedure (RAP). An in-depth interviews 11 informants (mothers of infants with low birth weight, family members, and health professionals).
 
Data are collected from October to November 2014. Data analysis is performed using qualitative data matrix and content analysis. The results show that the reliable source of information that can be trusted by mothers of LBW are health professionals. The information tends to be about breastfeeding and early initiation of breastfeeding. The media used to socialize the information are books. Suggestion given to Puskesmas Kecamatan Koja is to improve the way how to socialize the information regarding care of low birth weight (LBW) and kangaroo mother care (KMC). And then, make policy about Kangaroo Mother Care.
Read More
S-8573
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Findiastuti Rinaldy; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Evi Martha, Siti Romlah
Abstrak: Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia. BBLR dapat ditangani dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Untuk itu, salah satu kemampuan yang perlu ditingkatkan bidan Musi Rawas adalah penerapan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Penyebaran informasi PMK terhadap bidan dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi besar dari perkembangan media sosial (facebook, twitter, yahoo messenger/google+, whatsapp, line, dan blog). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran preferensi media sosial dan faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi media sosial tersebut sebagai sumber informasi PMK pada bidan di Musi rawas pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional dengan responden adalah anggota aktif IBI (Ikatan Bidan Indonesia) cabang Musi Rawas Sumatera sejumlah 197. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Musi Rawas, Sumatera Selatan. Hasil penelitian univariat menggambarkan anggota IBI Musi Rawas yang memiliki preferensi terhadap media sosial sebagai sumber informasi PMK sebesar 67,5%. Tiga bentuk media sosial yang paling banyak disukai adalah facebook (59,4%), yahoo messenger/google+ (20,3%), dan blog (11,28%). Hasil penelitian bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK adalah faktor kebutuhan informasi PMK (p=0,006; OR=2,441; CI=1,326-4,495), keterpaparan pelatihan PMK (p=0,039; OR=2,444; CI=1,100-5,434), dan keterpaparan informasi PMK dari media sosial (p=0,000; OR=3,921; CI=2,040-7,535). Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak IBI Musi Rawas untuk mendukung bidan dalam menggali pengetahuan lebih dalam mengenai PMK melalui media sosial yang digunakan terutama facebook. Bagi peneliti lain disarankan agar dapat meneliti ulang dengan variabel yang tidak diikutsertakan pada penelitian ini. Kata kunci: Preferensi Media Sosial, Sumber Informasi PMK, Bidan Musi Rawas Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia. BBLR dapat ditangani dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Untuk itu, salah satu kemampuan yang perlu ditingkatkan bidan Musi Rawas adalah penerapan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Penyebaran informasi PMK terhadap bidan dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi besar dari perkembangan media sosial (facebook, twitter, yahoo messenger/google+, whatsapp, line, dan blog). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran preferensi media sosial dan faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi media sosial tersebut sebagai sumber informasi PMK pada bidan di Musi rawas pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional dengan responden adalah anggota aktif IBI (Ikatan Bidan Indonesia) cabang Musi Rawas Sumatera sejumlah 197. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Musi Rawas, Sumatera Selatan. Hasil penelitian univariat menggambarkan anggota IBI Musi Rawas yang memiliki preferensi terhadap media sosial sebagai sumber informasi PMK sebesar 67,5%. Tiga bentuk media sosial yang paling banyak disukai adalah facebook (59,4%), yahoo messenger/google+ (20,3%), dan blog (11,28%). Hasil penelitian bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK adalah faktor kebutuhan informasi PMK (p=0,006; OR=2,441; CI=1,326-4,495), keterpaparan pelatihan PMK (p=0,039; OR=2,444; CI=1,100-5,434), dan keterpaparan informasi PMK dari media sosial (p=0,000; OR=3,921; CI=2,040-7,535). Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak IBI Musi Rawas untuk mendukung bidan dalam menggali pengetahuan lebih dalam mengenai PMK melalui media sosial yang digunakan terutama facebook. Bagi peneliti lain disarankan agar dapat meneliti ulang dengan variabel yang tidak diikutsertakan pada penelitian ini.
Kata kunci: Preferensi Media Sosial, Sumber Informasi PMK, Bidan Musi Rawas
Read More
S-9195
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ranto Rajadoli Pangaribuan; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Tri Krianto, Suparsih
Abstrak: Pada tahun 2015, jumlah kasus diare yang terjadi di Kota Bogor terdapat sebanyak 27.289 kasus. Kejadian diare di Kecamatan Bogor Utara sebesar 5.530 kasus. Kecamatan Bogor Utara merupakan kecamatan dengan jumlah kasus diare tertinggi se-Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi, faktor perilaku dan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Sebanyak 97 ibu yang memiliki anak balita diwawancari sebagai sampel penelitian menggunakan kuesioner. Sampel diambil pada 4 RW di Kelurahan Tanah Baru, dengan menggunakan teknik quota sampling. Analisis dilakukan untuk menilai kejadian diare, faktor sosial ekonomi,faktor perilaku dan faktor lingkungan. Ditemukan sebesar 37,1% kejadian diare di wilayah puskesmas Bogor Utara. Hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara perilaku cuci tangan, kepemilikan jamban, sarana sumber air bersih dan sarana pembuangan air limbah dengan kejadian diare.
Kata Kunci : Perilaku sehat Ibu, diare, balita

In 2015, the number of cases of diarrhea that occurred in the city of Bogor there were 27,289 cases. While the incidence of diarrhea in North Bogor District amounted to 5,530 cases. North Bogor Sub-district is the highest number of cases of diarrhea in Bogor City. Study aim is to determine the relationship between socioeconomic factors, behavioral factors and environmental factors with the incidence of diarrhea an children under five years old in the work area of Puskesmas Bogor Utara. This study used cross sectional design. A total of 97 mothers with toddlers were interviewed as research samples using a questionnaire. Samples were taken at 4 RW in Tanah Baru Urban Village, using quota sampling technique. This study used primary data taken using a questionnaire to assess the incidence of diarrhea, socioeconomic factors and behavioral factors. This and found 37.1% of chause got diarrhea in the area of Puskesmas Bogor Utara. The result show statistically significant a relationship between handwashing behavior, latrine ownership, clean water source and treatment of waste water disposal facility with diarrhea occurrence.
Keywords: Mother's healthy behavior, diarrhea, toddler
Read More
S-9562
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pudji Suryani; Pembimbing: Anwar Hassan, Besral; Penguji: Agustin Kusumayati, Farida, Indra Supradewi
Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan inisiasi menyusu dini dan faktor yang berhubungan IMD pada ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan di Kota Bogor. Desain penelitian cross sectional melalui wawancara pada responden yang berjumlah 254 orang yang dipilih secara Cluster Random Sampling. Hasil penelitian didapatkan yang melaksanakan IMD 54,7%. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD adalah persalinan di pelayanan kesehatan (OR 5,5) dukungan petugas kesehatan (OR 4,2) dukungan suami (OR 2,5) sikap (OR 1,9). Disarankan kepada ibu untuk bersalin di fasilitas kesehatan, untuk petugas kesehatan menjelaskan manfaat IMD saat ANC dan ibu bersalin. Kata kunci : Inisiasi Menyusu Dini


This study has purpose to know the implementation of early initiation of breastfeeding and the factors related to the early initiation of breastfeeding for mother delivery helped by health assistance in Bogor Regency. This study used cross sectional design method by interviewing  254 respondents selected by Cluster Random Sampling. The result of this research was taken those who implemented the initiation of  breastfeeding were 54.7%. The factors influencing the implementation of early initation of  breastfeeding were : delivery at health provider ( OR 5,5), health assistance’s support ( OR 4,2 ), husband’s support ( OR 2,5 ), attitude ( OR 1,9 ). It is suggested to mother to be delivery at health facilities, whereas health assistance to explain the advantages of early initiation of breastfeeding when antenatal care and mother delivery. Key word :  Early Initiation of Breastfeeding

Read More
T-3560
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aji Haryanto; Pembimbing: Ella Nurlella Hadi; Penguji: Hadi Pratomo, Iwan Ariawan, Lukas C. Hermawan, Anis Abdul Muis
Abstrak:

Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Garut mencapat 54,8 per l000 kelahiran hidup pada tahun 2005 dan anglca ini masih jauh diatas AKB Provinsi Jawa Barat (44 per 2000 kelahiran hidup). Rendahnya status kesehatan neonatal di Kabupaten Garut dapat dilihat dari masih banyak ditemukan kasus kematian neonatal dalam tiga tahun temkhir. Tahun 2003 ditemukan ada sebanyak 272 kasus kematian neonatal, dan meningkat pada tahun 2005 menjadi 297 kasus. Penyebab tidak langsung dari kasus kematian neonatal ini adalah karena perilaku masyarakat yang belum mendukung dalam penanganan bayi baru lahir secara adekuat. Tujuan pcnelitlan ini adalah diketahuinya determinan praktek ibu dalam perawatan neonatal di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2007. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil Survei Data Dasar Kesehatan Bayi Baru Lahir Esensial di Kabupaten Gantt Provinsi Jawa Barat Tahun 2007. Metode penelitian yang digunakan adalah Cross sectional, dengan populasi adalah ibu yang mempunyai bayi berumur 1-ll bulan yang tinggal menetap di 10 kccamatan di Kabupaten Garut. Sampel berjumlah 577 ot-ang, diambil menggunakan vmetode cluster probability proportionate size. Hasil penelitian memmjukkan dari 577 ibu, baru 48,5% yang melakukan praktek pcrawatan neonatal baik. Pengetahuan ibu lentang pemwatan neonatal berhubungan dengan praktek ibu dalam perawatan neonatal, dimana ibu bcrpengetahuan baik bepeluang 2,2 kali melakukan praktek perawatan neonatal secara baik dibanding dengan ibu yang berpengetahuan tidak baik, setelah dikontrol penyuluhan oleh tenaga kesehatan, duktmgan keluarga, pendidikan ibu dan pckerjaan ibu (OR = 2,2; 95% Cl = 1,2 ~ 3,7). Dukungan keluarga berhubungan dengan praktek ibu dalam perawatan neonatal, dimana ibu yang mcnilai dukungan keluarganya cukup, berpeluang 1,7 kali melakukan praktek perawatan neonatal sccara baik dibanding dengan ibu yang menilai dukungan kcluarganya kurang, setelah dikontrol oleh pengetahuan ibu, penyuluhan oleh tenaga kesehatan, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu (OR = l,7; 95% Cl = 1,0-3,0). Oleh karena pcngetahuan ibu merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan praktek ibu dalam perawatan neonatal maka disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut uutuk berupaya meningkatkan pengetahuan ibu mclalui pelatihan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bagi bidan di desa (BdD) dan tokoh masyarakat, sebingga bidan di desa dan tokoh masyarakat terampil dalam menyampaikan intbrmasi tentang perawatan neonatal. Biden di desa perlu meningkatkan kegiatan penyampaian informasi tentang perawatan neonatal yang benar menurut kesehatan dengan lebih memanfaatkan buku KIA dan gambar-gambar dalam lembar balik, pada saat berkunjung ke rumah maupun dilcunjungi para ibu hamil serta ibu nifas dan keluarganya. Kcgiatan pemberian informasi ini agar dilakukan bertahap dan berulang sampai ibu tersebut bcnar-bcnar memahami dan mampu mempralctekkan perawatan neonatal sesuai kesehatan. Bidan di desa juga pcrlu meningkatkan upaya motivasi kepada para ibu hamil dan ibu nifas, agar mereka dapat mengadopsi perilaku sehat untuk diri dan bayinya, melalui kegiatan penyuluhan di posyandu dan di pengajian ibu-ibu.


In Garut District Infant Mortality Rate (IMR) is still low, 54,8_/ 1000 live births in 2005. lt’s higher than Ill/ill in West .lava44 I 1000 live births). The neonatal status in Garut district was still low wich was indicated by high neonatal deaths in the last three years. 'I`he neonatal mortality rate was increased from 272 cases in 2003 to 297 cases in 2005. Indirect causes of neonatal deaths was inadequate newborn care. The objective of this research is to know the determinants of mother’s pmotico on neonatal sore in Garut district in 2007. This study using data from Baseline Survey of Neonatal Care Essential in Gantt District in 2007. Cross sectional design was used with 577 mothers with babies I-11 months as a sample. Sample design was 2 stages cluster and sample were selected using probability proportionate to size (PPS). This research showed only 48,5% of mothers practice on neonatal care well. There was a significant relationship between mother’s knowledge and practice on neonatal care after adjusted by education and conselling from health provider, family support. mothers education and motl;or’s worklrlg status. Mothers who had good knowledge about neonatal care had chance 2,2 times to practice well on neonatal care compare to mother with not good of knowledge (OR = 2,2; 95% CI = 1,2-3,7). There was a significant relationship between families support and practice on neonatal care alle: adjusted by mother’s knowledge, education and conselling from health provider, mother‘s education and mother’s working status. Mothers who had enough of families support had chance 1,7 times to practice well on neonatal care compare to mother with not enough families support (OR = l,7; 95% Cl = 1,0-3,0). Because of mothers knowledge is the most dominant factor significant relationship with practice on neonatal care, suggestions to do like communication skill training, communication, information and education process to increase village midwives’s and community leaders skill ability to give infomation about neonatal care to pregnant women and their ti-smilies, postnatal mother and their families need to be done. information about essential neonatal care, by using Mother and Child books, pictures folds, while health workers visiting mother and her family is important. These activities need to be done repeatedly until mother and her family could adopt and do neonatal care correctly based on health standard. Improve regnant and postnatal women motivation to adopt health behaviour in Posyandu and women religion meeting are very important to be done.

Read More
T-2977
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hartaty Sarma Sangkot; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Zulazmi Mamdy, Sri Supartini
s-5231
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive