Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35083 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yustikawati; Pembimbing: Toha Muhaimin, Adi Sasongko
T-2056
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Hannifah; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Evi Martha, Kartika Anggun Dimar Setio, Arif Rachman Iryawan, Dadi Suhanda
T-7093
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nitami Yunita Dewi; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Dadan Erwandi, Rahadhini Ayu Setyaningrum
Abstrak: abstrak Infeksi menular seksual (IMS) merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Pada tahun 2017 jumlah kunjungan di Poli IMS di Puskesmas Kecamatan Matraman adalah 4450 kunjungan pasien perempuan yang diobati adalah hanya 607 kasus. Diperlukan tindakan bersama untuk mencegah dan menanggulangi kejadian IMS tersebut dengan mengetahui latar belakang riwayat pencarian pengobatan IMS. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran riwayat pencarian pengobatan IMS pada pengunjung Poli IMS di Puskesmas Kecamatan Matraman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini adalah pengunjung perempuan, termasuk wanita pekerja seks (WPS) dan pengunjung laki-laki yang berobat di Puskesmas Kecamatan Matraman. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap informan dan informan kunci yaitu Pemegang program IMS (petugas kesehatan), Anggota dan Ketua LSM, dan Keluarga Informan. Selain melakukan wawancara mendalam juga dilakukan telaah dokumen dengan melihat hasil laboratorium dan register. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyaknya pengunjung yang melakukan pengobatan sendiri sebelum datang ke tempat pelayanan kesehatan di Poli IMS Puskesmas Kecamatan Matraman seperti membeli obat antibiotik di apotek, menggunakan sabun sirih, jamu, odol dan sebagainya. Kurangnya informasi, biaya pelayanan kesehatan sudah digratiskan tetapi pengguaan kondom sebagai salah satu metode pencegahan tetap berada di tangan pasangan. Saran bagi informan bahwa pelayanan kesehatan medis adalah tempat yang tepat untuk mendapatkan informasi dan pengobatan IMS. Kata Kunci : IMS, Pengunjung Klinik IMS, Riwayat Pencarian Pengobatan. Sexually transmitted infections (STIs) is one of the health issues that need attention. By 2017 the number of visits in Poly IMS at the Matraman District Health Center is 4450 visits of female patients treated is only 607 cases. Collective action is required to prevent and cope with such STI events by knowing the background of STI treatment seeking history. This study was conducted to obtain a description of STI treatment search history on IMI Polis visitors at Puskesmas Sub-district of Matraman. This research is a qualitative research using qualitative descriptive research design. Informants of this study were female visitors, including female sex workers (WPS) and male visitors who were treated at Puskesmas Kecamatan Matraman. The data were collected through in-depth interviews with key informants and informants: IMS program holders (Health workers), Members and NGO Leaders, and Family Informants. Besides conducting in-depth interviews, document review is also done by looking at laboratory results and registers. The results showed that there are still many visitors who do their own treatment before coming to health care in Poly IMS Puskesmas Matraman District like buying antibiotic drugs in pharmacies, using betel soap, herbs, toothpaste and so on. Lack of information, the cost of health services has been free but the use of condoms as one method of prevention remains in the hands of the couple. Advice for informants that medical care is the right place to get information and treatment of STIs. Keywords: STIs, IMS Clinic Visitor, Medical Search History.
Read More
S-9864
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hidayati Ahmad; Pembimbing : Milla Herdayati; Penguji: Marta Rahmaniati Makful, Harni Wijiastuti
Abstrak: ABSTRAK
Penelitian dilakukan mengenai Perilaku Pencarian Pengobatan IMS Pada WUS di Wilayah Perkotaan Indonesia berdasarkan Analisis Data SDKI 2012. Responden merupakan WUS menikah maupun pernah menikah yang memiliki gejala terkait IMS. Sumber data yang digunakan ialah data sekunder kuesioner Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Desain Studi Cross-Sectional. Analisis dilakukan secra univariat dan bivariat dengan jumlah sampel 1594 responden. Dari hasil analisis didapatkan : 68,6% responden tidak mencari pengobatan atau melakukan pengobatan non medis, dan pengobatan medis 31,4%. Karakteristik berdasarkan faktor predisposisi: responden berusia 25-49 tahun (83,2%), dengan rata-rata umur 32,48 tahun, berpendidikan menengah (60,9%), memiliki pengetahuan rendah mengenai gejala IMS (96,4%), bekerja (53,5%), status ekonomi berada pada level atas (50,6%), melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia kurang 21 tahun (54%), dan tidak
 
menggunakan kondom saat terakhir kali berhubungan seksual (94,7%). Berdasarkan faktor pemungkin menunjukan 57,5% responden tidak memiliki asuransi kesehatan. Berdasarkan faktor pendukung: responden mengambil keputusan mengenai pemeriksaan kesehatan bersama dengan pasangan 48,3%. Tidak pernah terpapar sumber informasi IMS (69,7%) sumber informasi mengenai IMS terbanyak didapatkan dari teman (30,94%). Analisis hubungan faktor predisposisi menunjukan faktor pendidikan (p-value = 0,006), status ekonomi (p-value = 0,000), penggunaan kondom (p-value = 0,000) terbukti secara statistik memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pencarian pengobatan IMS. pada faktor pemungkin terlihat bahwa
 
kepemilikan asuransi kesehatan terbukti memiliki hubungan dengan perilaku pencarian pengobatan IMS (p-value = 0,013). Sedangkan pada faktor pendukung menunjukan variabel keterpaparan sumber informasi terbukti secara statistik memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pencarian pengobatan IMS (p-value = 0,001). Peningkatan pendidikan, ekonomi, kepemilikan asuransi sangat penting untuk meningkatkan akses pengobatan IMS ke pelayanan kesehatan medis oleh WUS, Selain itu pemberian pengetahuan mengenai gejala IMS dan penggunaan kondom pada WUS dirasa penting untuk meningkatkan kewaspadaan WUS mengenai IMS.
 

 
ABSTRACT
 
Research conducted on STI treatment seeking behavior on Women in reproductive age at Indonesian Urban Areas. As per the analysis of SDKI 2012 Data, this research was conducted on Female in reproductive Age who is or was married have symptoms related to STIs. Data source used is from questionnaires in Indonesia Health Demographic Survey (SDKI) 2012, with Cross-Sectional Design Study,
 
with univariate and bivariat analycist used. The sample used is 1594 Female in reproductive Age that meets sample criteria. From the analysis result, it is found that the proportions of treatment seeking behavior of Women during reproductive age in Indonesian urban area are as: 68.6% did not seek treatment or non medical treatment and 31.4% was seeking medical treatment. Characteristics based on
 
predisposing Factor indicated that the respondents were mostly aged 25 -49 years 83,2% with an average age of 32,48 years, 60,9% respondents were mediumeducated, 99.9% respondent had low knowledge of STI symptoms, 53.5% respondent were working or had a job and 50,6% of the respondent were on the top status of economic level. 54% of the respondent had their first sexual intercourse at age less than 21 years and 94,7% did not use condom during last sexual intercourse with partner. Characteristics based on enabling Factor shows that 57,5% respondents did not have health insurance. Characteristics based on the reinforcing Factor shows that 48.3% respondents make decision about health examination with husband or partner and most of the respondents were never exposed to any source of information on STIs, whereas 30.94% of the respondent obtained the information on STIs from their friends. Analysis of the relationship between predisposing Factor and treatment seeking behavior, the relationships proved statistically are: educational Factor (p-value = 0,006), economic status (p-value = 0,000) and the use of condoms (p-value = 0,000). The result of the relationship analysis between enabling Factor shows that the ownership of health insurance has been proven statistically related to STI treatment seeking behavior (p-value = 0,013). Also based on analysis result of correlation between reinforcing factor with STI treatment seeking behavior, it is seen as the only variable of exposure to the information
 
source of STI. Statistically it is proven that the exposure source have significant relation with treatment seeking behavior of STI (p-value = 0,001). Increased education, economics, insurance ownership is essential to improve access to STI treatment to medical services. In addition, the provision of knowledge about STI symptoms and condom use in is also important to increase awareness of STIs.
Read More
S-9537
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widyastuti; Pembimbing: Toha Muhaimin, Adi Sasongko; Penguji: Farida Mutiarawati Tri Agustina, Sigit Priohutomo, Dien Emawati
T-2429
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Destin Daifa; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Sandra Fikawati, Dewi Rani, Ade Pamudji
Abstrak: Kegiatan prostitusi terutama yang dilakukan WPS merupakan salah satu hal yangmenimbulkan beberapa masalah yang dapat mempengaruhi perilaku individu danmasyarakat di berbagai tataran seperti masalah kesehatan dengan meluasnyaprevalensi IMS dan masalah sosial yang menunjukkan berkurangnya kepatuhanmasyarakat terhadap norma agama dan adat. Usaha yang telah dilakukan untukmeminimalisir adanya WPS salah satunya adalah melakukan upaya rehabilitatifterhadap para WPS yang dibina di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita UtamaSurakarta namun masih ada WPS yang pernah direhabilitasi kembali beraktifitasmenjadi WPS dan direhabilitasi ulang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuifaktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan relapse WPS di BalaiRehablitasi Sosial Wanita Utama Surakarta tahun 2016. Metode penelitian casecontrol dengan mixed method diperoleh hasil signifikan yaitu pendapatan (p=0,03;OR= 7,6; 95% CI= 3,5-16,7) dan lingkungan (p=0,02; OR= 2,5; 95% CI=4,9-12,4). Penelitian ini menyimpulkan bahwa diperlukan pemberian bantuanuntuk usaha eks WPS tidak hanya toolkit namun juga dana usaha dan perlunyadilakukan konseling, informasi dan evaluasi kepada para eks WPS denganmetode yang sesuai dengan kondisi masing-masing eks WPS sehingga dapatditelusuri akar permasalahan relapse dan ditemukan solusinya. Monitoring perludilakukan selepas masa rehabilitasi sehingga dapat mencegah eks WPSmengalami relapse.Kata kunci: perilaku, prostitusi, relapse, WPS.
Read More
T-4794
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurul Prihastita Rizyana; Pembimbing: Ella N. Hadi; Penguji: Mieke Savitri, Sudarto Ronoatmodjo, Siti Nadia Tarmizi, Arif Rachman Iryawan
T-4415
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widyaningsih; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Tri Krianto, Luknis Sabri, John Alubwaman, Prastowo Nugroho
T-3097
Depok : FKM UI, 2009
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yari Arfila Manurung; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Agustin Kusumayati, Sahiyatun Nawiyah
S-9007
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dini Dachlia; Pembimbing: Toha Muhaimin
T-797
Depok : FKM UI, 2000
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive